Ini cerita lama. Anda mungkin sudah pernah mendengar (membacanya). Kisah seorang Bapak perokok berat yang tak mempan dinasihati. Istri sudah coba menasihati agar sang suami berhenti merokok. Sang suami cuek saja. Anak-anak menasihati, tidak didengar. Orangtuanya menasihati, tak pernah dituruti. Teman-teman menasihati, sama saja.
Nah ... ada kejadian luar biasa di suatu pagi. Seperti biasa si Bapak duduk di teras, baca koran pagi sambil merokok, sesekali menyeruput kopi yang dibuatkan istri tercinta. Hari itu ia membaca sebuah artikel panjang tentang segala akibat buruk dari sebatang rokok. Tulisan di koran itu benar-benar "menamparnya" dengan fakta kesehatan yang tergerogoti oleh rokok. Artikel itu ditulis oleh seorang dokter ternama.
"Bu ... ibu ...!!!" teriaknya dari teras. Sang istri tergopoh-gopoh menghampiri.
"Ada apa Pak?" tanya sang istri.
"Itu ..." kata sang suami sambil menunjuk koran yang menampilkan judul artikel "Bahaya dari Sebatang Rokok" dengan foto paru-paru yang menghitam.
"Bapak takut kena kanker paru-paru?" tanya istri antusias.
"Mulai besok aku berhenti ..." kata suaminya.
Wajah istri tampak sumringah. "Nah gitu Pak. Itu baik bagi kesehatan Bapak. Kenapa tidak dari dulu Bapak berhenti merokok," kata istrinya.
"Siapa yang mau berhenti merokok?" tanya suaminya ketus.
"Lho ... barusan Bapak yang bilang, mulai besok Bapak akan berhenti," kata istrinya.
"Mulai besok kita berhenti langganan koran. Mulai besok aku berhenti baca koran," kata suaminya sambil berlalu meninggalkan istrinya yang bengong.
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
