Di Desa Ini, Muslim dan Nasrani Datangi Vihara Ucapkan Waisak


Di Thekelan, warga muslim dan nasrani ucapkan selamat Waisak (Foto: Eko Susanto/detikcom)

Kabupaten Semarang - Perayaan Waisak di lereng Merbabu, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, berlangsung khidmat. Umat lainnya menyampaikan ucapan selamat Waisak dengan menyalami dan memohon maaf layaknya saat lebaran.

Umat Buddha melakukan sembahyang dalam rangkaian Waisak di Vihara Buddha Bhumika di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Untuk sembahyang dilangsungkan sejak pagi yang diikuti ratusan umat Buddha.

Selanjutnya, warga dusun setempat yang beragama Islam, Kristen dan Katolik, baik anak-anak, remaja maupun orang tua berbondong-bondong berdatangan menuju vihara tersebut. Usai umat Buddha saling bersalam-salaman dengan sesama umat di vihara selesai, kemudian keluar berjajar di jalan kampung depan vihara tersebut.

Umat Buddha yang memakai baju warga putih tersebut, kemudian berdiri berjajar di sepanjang jalan. Ini pun dibedakan antara yang laki-laki dengan yang perempuan berdirinya berbeda. Selanjutnya, umat Muslim dan Nasrani yang perempuan menyalami umat Buddha yang perempuan. Demikian sebaliknya yang laki-laki berjajar terpisah.

Untuk ucapan ini, kali pertama dilakukan Kepala Desa Batur dengan diikuti Kepala Dusun Thekelan dan dilanjutkan warga lainnya.

"Selamat Hari Waisak. Maafkan kesalahan saya selama setahun," tutur seorang ibu sambil merangkul seorang ibu umat Buddha, sambil menangis terharu.

Kepala Desa Batur, Radik Wahyu Dwi Yuniaryadi, mengatakan atas nama pemerintah desa menyampaikan ucapan selamat Waisak.

"Senantiasa tali persaudaraan, contoh teladan bagi kita semua agar hubungan toleransi, hormat-menghormati akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan," katanya saat menyampaikan sambutan perayaan Waisak di Dusun Thekelan, Selasa (29/5/2018).

Sementara itu, Ketua Vihara Sanggar Theravada Indonesia (STI) Buddha Bhumika, Sukhadhamma Sukarmin, mengatakan khusus di Thekelan telah melaksanakan toleransi beragama.

"Pada hari ini yang umat Buddha merayakan Waisak, yang non-Buddha memberikan ucapan selamat Waisak. Ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Karena ini merasa suatu kebaikan, suatu hal yang baik maka harapan itu bisa dicontoh di tempat-tempat yang lain untuk menjaga toleransi beragama," katanya.

Dikatakan pula, sesuai pesan atau tema Waisak tahun 2562 BE Sangha Theravada Indonesia yaitu bertindak, berucap, berpikir baik akan memperkokoh keutuhan bangsa.

"Semoga tema Waisak ini dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari untuk menjaga keutuhan NKRI," kata dia.
Kepala Dusun Thekelan, Supriyo, menambahkan bahwa Thekelan merupakan kampung tertinggi di lereng Merbabu di ketinggian 1650 Mdpl. Masyarakatnya majemuk, ada yang menganut Buddha, Islam, Kristen, dan Katolik.

"Perayaan semacam ini tadi (Waisak), kami semua warga masyarakat ikut menyambut dan ikut mengucapkan selamat Waisak," katanya seraya menyebutkan umat Buddha ada 50 persen, Islam ada 30 persen serta Nasrani ada 20 persen.


Untuk membaca koleksi lengkap “Kisah Inspiratif” kami, silakan klik: www.facebook.com/papadhika.revata

Saksi Hidup "Sadisnya" Akibat Merokok


Sumber foto: Data Riau

Anda pernah melihat foto tenggorokan dengan sebuah lubang pada kemasan rokok atau iklan rokok? Anda bisa menyaksikan video tentang orang tersebut (Edison Poltak Siahaan). 

Ternyata, bukan hanya Edison, istrinya pun terkena stroke karena merokok.

Untuk menyaksikan video kesaksian Pak Edison, silakan klik tautan berikut ini: Disorot Media Asing, Ini Pengidap Kanker yang Fotonya Dipajang Pada Bungkus Rokok



Baca juga:
  1. Kisah Edison, Pita Suara Hilang dan Berobat Habis-habisan Gara-gara Rokok
  2. Ternyata Inilah Pria Pemilik Tenggorokan Bolong Pada Kemasan Rokok

Pilihan ada di tangan Anda, Setop Merokok atau lanjutkan saja?

Catatan
Pada posting dengan label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah saja, semua orang bebas berpendapat.

Silakan saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di sekitar Anda.
abcs