Warga Muslim membangun Gereja di Desa Khalsabad, Pakistan. (Foto: Daily Pakistan)
BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Timur Tengah dan Barat diterjang isu sektarianisme agama yang sarat konflik dan perpecahan umat manusia. Seakan menjadikan agama sebagai alat untuk memperjuangkan alasan perang dan permusuhan. Provokasi dan perang urat saraf kerap dilakukan sehingga melahirkan kebencian dan asumsi negatif.
Namun
nyatanya hal tersebut tidak serta merta menutup rasa kasih manusia yang
senantiasa terselip rapi dalam nurani. Soalnya beberapa manusia memilih
untuk berpegangan tangan sekadar berdamai tanpa melihat latar belakang
agama. Untuk itu ayobandung merangkum lima kisah toleransi agama paling
menyejukkan di dunia yang pernah terjadi. Berikut rangkumannya:
1. Pria Kristen Pembangun Sahur di Israel
Lelaki itu bernama Michael Ayoub, seorang Kristen keturunan Arab
Israel yang tinggal di Kota Acre. Selayaknya relawan mesaharaty maka
kehidupan Ayoub dimulai sejak dini hari ketika sebagian manusia justru
tengah terlelap tidur. Mesaharaty adalah para sukarelawan yang bertugas
membangunkan warga untuk melakukan sahur di bulan Ramadan.
Seperti dikutip dari Daily Mail sejak 14 tahun lalu di setiap bulan
Ramadan Ayoub selalu memukul halus rebananya sembari menyusuri jalanan
Kota Acre sekedar meneriakan seruan sahur pada umat Islam Israel. Meski
tidak menjalankan ibadah puasa namun Ayoub mengaku selalu merindukan
datangnya Ramadan.
2. Penduduk Muslim Membangun Gereja di Pakistan
Terjangan banjir menghancurkan sebuah Gereja Katolik Desa Khalsabad di Kota Gojra pada tahun 2015 lalu.
Bencana yang menyeret para pemeluk Katolik di desa tersebut tidak dapat
beribadah sedari lama. Satu tahun berselang bantuan hadir sebagai upaya
membangun kembali gereja. Namun bukan berasal dari sesama Kristen
karena bantuan diberikan oleh warga Muslim Khalsabad.
Seperti dikutip dari BBC bila alasan pemberian bantuan oleh warga
Muslim tersebut karena menganggap bahwa gereja selayaknya masjid yang
sama-sama merupakan rumah Tuhan. Artinya warga Kristen memiliki hak yang
sama untuk beribadah selayaknya Muslim.
Bantuan yang diberikan bukan hanya membantu secara fisik dalam
pembangunan gereja namun juga warga Muslim setempat melakukan
penggalangan dana. Sedikitnya sebanyak 143 orang warga muslim terlibat
dalam donasi dan bersama pemeluk Kristen membangun Gerja. Padahal
pemeluk Kristen di desa tersebut hanya berjumlah 70 orang.
Sikap toleransi tersebut memecah kebuntuan karena hingga kini
Pakistan termasuk negara yang sering mengalami konflik berbasis
sektarianisme agama. Serangan teror dari kelompok militan kerap terjadi
menyasar umat minoritas termasuk Katolik.
3. Pria Kristen Mengajar Mengaji di Mesir
Usianya
sudah tidak muda lagi karena telah menginjak 80 tahun. Namun kakek
bernama lengkap Ayad Shaker Hanna asal Kota Minya telah mengabdikan
hidupnya selama beberapa dekade untuk mengajarkan anak-anak Muslim
mengaji dan memahami Alquran. Padahal Ayad Shaker merupakan penganut
agama Kristen.
Menurut Ayad Shaker seperti dikutip dari Aljazeera bila tidak ada
yang salah dari apa yang dilakukannya. Soalnya kedua kitab suci baik
Injil maupun Alquran sama-sama mengajarkan kebaikan. Hebatnya Ayad
Shaker kerap memberikan pengajaran ilmu secara gratis pada anak yang
dinilai kurang mampu.
4. Pria Muslim Meninggal Ketika Menyelematkan Misa Natal di Indonesia
Perayaan Natal di Indonesia pada tahun 2000 menjadi
hari yang penuh kewaspadaan. Soalnya kala itu ancaman bom kerap
memberikan teror terlebih pada pemeluk agama diluar Islam. Sehingga
organisasi pemuda Nahdlatul Ulama menurunkan anggota untuk menjaga
perayaan misa Natal di Gereja Eben Haezer Mojokerto.
Salah satu anggota Nahdlatul Ulama yang turut serta mengamankan
bernama Riyanto. Seorang yang tidak disangka menjadi penyelamat begitu
banyak umat Nasrani meski harus mengorbankan diri. Kala itu ditemukan
sebuah bingkisan hitam yang berada di luar gereja. Riyanto berinisiatif
untuk datang memeriksa dan nyatanya didapati sebuah bom peledak.
Seperti dikutip dari Deutsche Welle bila kala itu aparat kepolisian
lantas memerintahkan semua orang untuk mundur dan tiarap. Namun tanpa
berpikir panjang pemuda kelahiran Kediri tersebut kemudian berlari
membawa serta bom dalam dekapan untuk mengamankan. Tidak berselang lama
bom meledak dalam dekapan Riyanto. Tubuhnya seketika hancur dan terbang
melayang sejauh 100 meter dari lokasi ledakan. Riyanto adalah contoh
bila perbedaan agama bukan alasan untuk saling tidak melindungi.
5. Buka Puasa Bersama Yahudi dan Kristen di Inggris
Komunitas Yahudi di Kota London menjadi salah satu contoh toleransi
beragama di Eropa. Soalnya mereka mengundang umat Muslim London untuk
menjalankan ibadah buka puasa di rumah ibadah Yahudi pada tahun 2016.
Baik Yahudi maupun Islam memang mengenal puasa dengan praktik berbeda.
Kala itu kedua kelompok lebih gemar mencari kesamaan daripada perbedaan.
Selain itu seperti dikutip dari BBC bila gelaran buka puasa lintas
agama di London tidak hanya terjalin dengan Yahudi namun juga bersama
pemeluk Kristen di Gereja Anglikan Saint James. Lebih dari 200 orang
hadir dari berbagai agama temasuk Wali Kota London Sadiq Khan yang
seorang pemeluk Islam.
Posting Komentar