Sebuah mobil warna putih menyerempet motor pasangan suami istri, lalu pergi begitu saja. Sang istri mengalami luka lecet di tangan dan kaki. Sang suami berusaha mengikuti mobil yang memyerempetnya. Dengan bantuan seorang teman, mereka mencari mobil itu, hingga akhirnya mereka bertemu seorang remaja laki-laki yang baru turun dari mobil (membuka garasi) dan hendak masuk ke rumahnya. Ternyata mobil itulah yang mereka cari.
Kedua tangan remaja itu dipegang, mulutnya dibekap. Ia akan ditangkap dan akan diminta pertanggungjawaban oleh dua orang orang tadi. Tapi sang pemuda sempat berteriak minta tolong dan dari dalam rumah keluar seorang polisi. "Ada apa ini...?" tanya polisi itu.
Ketika tau itu rumah polisi dan artinya pemuda itu anak seorang polisi, dengan wajah ketakutan kedua orang tadi berusaha kabur dengan motornya. Pengendara motor sempat mengeluarkan pembelaan diri, "Dia ini Pak yang tadi nyerempet motor saya" lalu keduanya kabur.
Dalam perjalanan, saat lihat kaca spion, ternyata polisi tadi mengejar mereka. Keduanya semakin ketakutan dan bingung harus bersembunyi di mana agar aman. Istri dan teman kedua orang ini pun jadi ketakutan karena temannya sedang diburu polisi.
Singkat kata, setelah tanya sana-sini, akhirnya polisi itu berhasil menemukan kedua orang yang nyaris meringkus anaknya. Keduanya ketakutan dan hanya bisa terdiam saat didekati polisi itu. "Ampun Pak, jangan tangkap kami," kedua orang itu memelas.
"Siapa yang mau menangkap kalian. Saya mencari kalian untuk meminta maaf atas kelakuan anak saya. Anak saya memang bandel. Ia belum punya SIM dan bawa mobil istri saya tanpa izin. Sekarang anak saya sudah saya hukum. Ini uang ganti rugi...." kata polisi itu sambil menyerahkan 2 lembar uang Rp 50.000-an. Kalau kurang, nanti ke rumah saya saja," kata polisi itu. Kedua orang tadi terlihat sangat lega dan sekarang bisa tersenyum.
Kisah di atas adalah adalah cerita pada sinetron seri Tukang Ojek Pengkolan (TOP) yang tayang Selasa, 26 Januari 2015.
Yang diserempet pemuda tadi adalah Ojak dan Tati (istrinya). Yang membantu mencari pemuda yang menyerempet motor Ojak adalah Salim. Yang mengantarkan polisi tadi ke rumah Ojak, hingga akhirnya bertemu Ojak dan Salim di jalan (dalam perjalanannya mencari tempat persembunyian yang aman) adalah Purno (eh... Purnomo).
Sinetron komedi situasi TOP juga sedang ramai dibicarakan karena kisahnya tentang keseharian tukang ojek yang penuh kelucuan.
Anda pasti ingat ucapan yang menjadi ciri khas tiap karakter dalam TOP:
Tisna: "Kata Bapak saya..." dan "Berangkat..."
Purnomo dengan ucapan kata "Gue..." dan cara memanggil nama "Ineke..." yang khas dan sewot kalau dipanggil "Purno..."
Jono penjual "Es dawet seger buger": "Update status, cupu itu, dua tukang ojek.... " dan diakhiri dengan "ckckck... cekakak" dan menyapa tukang ojek dengan sapaan "Cuy..."
Amin yang colek dagu lawan bicara akan ngomong "Bisa meureun..."
Dedi yang berbadan subur dengan ucapan "Burrr... cang ijo..."
Bunga dengan aksi bibirnya yang khas
Ani: "Ihhh... apaan sih..."
Obet dengan sapaan "Kakak.."-nya yang khas orang Ambon.
Harun dan Isa istrinya yang saling menyapa "Bun-bun" (dari kata bunda) dan "Ay-ay" dari kata (ayah)
Haji Murod yang sering berpantun
Cimot yang sering membawa ayam atau papan catur
Teriakan tukang kue ape dan ketoprak yang khas menyaingi "Burrr...cang ijo"
Bang Udin, preman penjaga parkiran yang bicaranya tersendat-sendat, sangat pemalu, dan tak berkutik di depan cewek
Anak buah Bang Udin yang suka memakai kemeja lengan panjang warna pink yang bergambar bunga dan sering mengatakan "Baiklah Boss..."
Bagi Anda yang mampir ke blog ini lewat mesin pencari dan merasa "tertipu" dengan judul tulisan ini (ternyata hanya kisah sinetron, bukan kisah nyata), jangan marah. Penulis hanya menuliskan sesuatu yang sedang jadi pembicaraan orang banyak.
Sekali lagi, jika Anda protes atau marah, penulis hanya bisa mengutip ucapan khas May (ibu-nya Tati atau mertuanya Ojak):
"Ohhh... seperti itu..."
Posting Komentar