Video yang Menghangatkan Jiwa

 
 
 

Kesamaan Kosa Kata Jawa (Indonesia) dan Ilokano (Philipina)

 
 
 
 

Drake Milligan, The New Elvis of Country

 
 
 
 

Ada Pengorbanan untuk Sebuah Kesuksesan

 Catatan: Semua tulisan di bawah ini yang berwarna biru merupakan link yang bisa di-klik.
 
 
Selasa, 31 Mei 2022 adalah hari spesial. Bertempat di Bikasoga (Balai Sartika dan Sarana Olahraga), Buah Batu (Bandung), Anathapindika Dravichi, putra kami diwisuda dan terpilih sebagai juara umum SMK Prakarya Internasional tahun 2022. Bersyukur dan bangga atas prestasi yang dicapai (juara kelas, juara jurusan, juara umum).
 
Korbankan Kesenangan, Tingkatkan Kemampuan
"Hasil tidak akan mengkhianati usaha," begitu ungkapan yang sering kita dengar (sering pula kita membaca kata-kata ini terbalik, "usaha tidak akan mengkhianati hasil"). Hasil yang dicapai biasanya sepadan dengan usaha yang dilakukan. Orang yang gigih berjuang, selalu bangkit setelah terjatuh, suatu saat akan berhasil.
 
Games dan mungkin nongkrong bersama teman harus dikorbankan, ini bukan paksaan, tapi memang keadaan (pandemi Covid-19 membuat kita terpaksa tidak bebas ke mana-mana jika memang tidak penting banget).  Memang ada yang harus dikorbankan. Untuk games bisa dibaca di: Skala Prioritas, Posisi Teratas. Di era yang semakin kompetitif, untuk menang atau setidaknya bertahan, mau tak mau harus meningkatkan kemampuan.
 
Aktif Berorganisasi, Belajar Mandiri
Sejak SMP Dhika sudah menaruh minat pada komputer. Ketika lulus SMP, kami (orangtua) pun berdiskusi, "Dhika akan lanjut ke mana?" Daripada SMA (yang menurut kami masih fokus belajar pelajaran umum), mengapa tidak pilih SMK jurusan komputer?

Mulailah kami mencari info, baik via internet maupun datang langsung. Akhirnya sepakat memilih SMK Prakarya Internasional (SMK PI) dengan berbagai pertimbangan. Dhika mantap memilih jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak).

Sejak awal masuk sekolah, Dhika aktif di banyak kegiatan ekskul (Ambassador, Paskibra, English Club). Dhika juga menjadi President of English Club. Beberapa kali mewakili SMK PI ikut lomba untuk bahasa Inggris dan komputer (pernah juara). Juga membuat aplikasi sederhana yang mudah-mudahan bermanfaat untuk sekolah. Asal kegiatan ekskul tidak mengganggu palajaran sekolah, kami dukung.

Pandemi Covid-19 memang memutarbalikkan semua. Belajar lebih banyak secara daring (dalam jaringan). Tidak bisa mengandalkan ilmu hanya dari sekolah, Dhika pun belajar mandiri dari internet.

Skala Prioritas, Posisi Teratas
Ada banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan seseorang. Pintar saja tidak cukup. Kemampuan harus ditunjang dengan kerja keras, terus belajar, dan supel dalam pergaulan (networking).

Seperti yang penulis sampaikan saat kami (saya dan orangtua siswa-siswa yang juara di tiap jurusan) diwawancara di Student Lounge (kampus 2), "Sebagai orangtua, kami mendukung keinginan anak, salah satunya memfasilitasi wifi (internet 24 jam) untuk memudahkan ia belajar dari sumber mana pun di internet."

Kami bangga karena Dhika bisa menentukan skala prioritas, mana yang lebih penting, mana yang kurang penting. Sejak duduk di kelas X, waktu main games-nya dikurangi dan kelas XI serta XII nyaris tidak pernah main games lagi.

Ia tahu apa yang ingin dicapainya, meraih posisi teratas. Waktu kita terbatas (sehari hanya 24 jam), tidak semua dapat kita lakukan, jadi harus bisa menentukan skala prioritas.

Masuk Beasiswa, Keluar Beasiswa
Waktu masuk ke SMK PI, Dhika mendapatkan beasiswa dari SMK PI (bisa klik ini: Beasiswa). Saat lulus dari SMK PI Dhika juga mendapat beasiswa dari BRI (klik channel: RCTI/MNC Media Group atau SMK PI atau www.tiny.cc/hore)

Pelajaran yang bisa dipetik dari sekitar 3 tahun mengamati keseharian Dhika: kesuksesan bukan jatuh dari langit. Kami sebagai orangtuanya tau bagaimana ia menghabiskan banyak waktu duduk di depan laptop-nya. Tentu tak lupa berdoa (ora et labora).
 
Bahkan beberapa bulan belakangan ini, nyaris tiap hari tidur di atas pukul 00.00. Setiap malam (dari dari sore, bahkan dari pagi) ia sudah "asyik" di depan laptop-nya untuk terus menambah kemampuannya di bidang komputer dengan mengikuti berbagai workshop gratis, termasuk yang diadakan pihak AliBaba.com.

Ia punya ambisi kuliah di perguruan tinggi terbaik. Mohon doanya agar cita-citanya bisa terwujud. Lulus dari SMK PI bukan akhir dari perjuangan. Sekarang, saat saya menulis catatan ini, ia masih "asyik" di depan laptop-nya.
 
Dari kami tak ada target, misalnya: harus jadi juara, harus dapat beasiswa. Bagi kami, "Asal kami melihat anak-anak kami belajar dengan sungguh-sungguh, itu sudah cukup. Hasil yang bagus atau prestasi, itu hanyalah bonus." 

Ada hal lain yang jadi motivasi putra kami. Mungkin ia tau bagaimana keadaan kami (bukan berasal dari keluarga berada). Ia juga tau jika bukan termasuk "orang sukses" sering tersisih dalam pergaulan. Jadi ia harus berjuang ekstra agar bisa kuliah. Konon katanya, energi semacam ini atau dikenal dengan istilah "The Power of Kepepet" akan jadi kekuatan besar. Tulisan ini tidak ada niat untuk pamer, hanya sharing, bahwa kita akan bisa jika mau berusaha. 
 
Semoga ini bisa jadi motivasi teman-teman sekolah dan teman-teman di luar sana, Anda juga bisa meraih apa yang dicita-citakan jika dibarengi dengan kerja keras dan doa. 
 
Selamat berjuang buat semua teman-teman seangkatan Dhika (di sekolah lebih akrab disapa Anatha), baik yang mau langsung berkarir atau yang ingin melanjutkan studi.

Terima kasih kepada teman seperjuangan dan para guru yang telah membimbing (ucapan terima kasih ini bisa Anda baca di kolom komentar IG SMK PI (klik saja: Komentar IG).
 
Profil guru-guru SMK PI dan
7 lulusan terbaik SMK PI Tahun 2022 (Sumber video: IG SMK PI)
 
 
Posting ini di blog bisa dilihat dari link: https://bit.ly/juara-umum

 Posting lain di FaceBook bisa dilihat dari link: https://tiny.cc/juara-umum 

abcs