Ketika Uang di Atas Segalanya (bagian 2)

Dhika, putra sulung penulis ikut les bahasa Inggris di sebuah tempat kursus rumahan di dekat sekolahnya. Selain menerima murid les bahasa Inggris, ternyata guru tersebut juga menerima les bahasa Mandarin.

"Waktu les, buku bahasa Inggris dari sekolah juga dibawa ya?" kata Ibu guru les. "Nanti akan dilihat pelajaran bahasa Inggris-nya sudah sejauh mana?" Kalau ada PR akan kita bahas" lanjutnya saat penulis mendaftarkan Dhika dan diwajibkan membayar uang pangkal Rp 50.000.

Suatu hari, Dhika dapat tugas menghafalkan puisi bahasa Mandarin. Yang jadi problem, buku cetak sekolah ini menggunakan buku yang biasa digunakan sekolah di Singapore. Jadi di bawah puisi yang bertulisan kanji tersebut, tak ada tulisan latin cara membacanya. Kalau ada huruf latinnya, penulis bisa mereka-reka bagaimana lafalnya. Meski nyaris buta aksara Tionghua, penulis masih mengerti sedikit percakapan bahasa Mandarin.

Tugas Dhika adalah menghafal puisi tentang rumah yang terdiri dari 4 baris tersebut dan mendeklamasikannya di depan kelas.

Ketika Dhika pulang, penulis menanyakan, "PR-nya sudah selesai?" Ternyata Dhika menggelengkan kepalanya. "Lho... kok belum selesai? Lupa tanya ke Miss?" tanya penulis. "Sudah, kata Miss tidak boleh tanya PR bahasa Mandarin karena Dhika les Inggris" kata Dhika.

Busyet.... baru kali ini penulis menemukan guru yang setega itu. Anak kecil (kelas 2 SD) menanyakan PR bahasa Mandarin kepada guru les bahasa Inggris-nya, dijawab seperti itu. Apa salahnya sekali ini dijawab lalu bilang lain kali tidak boleh tanya PR bahasa Mandarin kalau les bahasa Inggris.

Kalau penulis tanya pada teman di milis bahasa Mandarin, tetangga atau bahkan bertemu orang tak dikenal di jalan (yang mengerti bahasa Mandarin pun) rasanya mereka akan dengan senang hati menjawab. Ini bukan menerjemahkan akte kelahiran, surat kontrak kerja, atau dokumen negara lainnya. Juga bukan menerjemahkan novel untuk diterbitkan dan dijual secara komersial.

Hanya 4 baris kalimat puisi anak kelas 2 SD (yang tentu saja kosa katanya belum rumit). Entah karena memang tak cocok dengan cara guru itu mengajar, Dhika hanya les 1 bulan dan tak melanjutkannya lagi.

Akhirnya penulis minta bantuan Papa penulis (kakek Dhika) menerjemahannya. Berikut hasil terjemahannya (meski Anda, para pembaca blog ini bukan murid les penulis, penulis beritahukan isi puisi tersebut dalam lafal Mandarin dan artinya dalam bahasa Indonesia, GRATIS). Silakan disimak...



Su lin li, chau ti sang
(Di dalam hutan, di atas tanah/ rumput)

Yiu ce fang ce, cen phiau liang
(Ada sebuah rumah, yang sangat indah)

Hung de chiang, li te chuang
(Berdinding merah, berjendela hijau)

Cin se de ta men, san cin kuang
(Berpintu warna emas dan memantulkan cahaya keemasan)



NB:
Waktu mendaftarkan Dhika les di sana, penulis tidak sempat menanyakan nama Miss tersebut, apalagi nama Tionghuanya (karena selain tidak penting, penulis juga tidak siap kalau untuk tahu nama Mandarin-nya pun penulis tidak akan diberitahu karena tidak les Mandarin padanya). Sukses selalu Miss dan pertahankan prinsip hidup Anda. Salut!!!

Bagian pertama silakan klik: Ketika Uang di Atas Segalanya

Kasus Darsem, Siapa yang Salah?

Anda pernah mendengar nama Darsem? Ya, Darsem adalah TKI asal Subang yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi beberapa waktu lalu. Nasibnya lebih baik dibanding Ruyati yang akhirnya terlanjur dipancung. Pemberitaan media menarik simpati banyak orang. Akhirnya banyak yang rela menyisihkan uangnya untuk menebus/ membayar diyat (pengganti nyawa) sebesar Rp 4,7 miliar.

Rakyat Indonesia bersatu menggalang dana. Kalau pemerintah tak sanggup membayar, rakyat sanggup. Penggalangan dana sepert ini sudah beberapa kali dilakukan seperti koin untuk Bilqis. Stasiun TV swasta menggalang dana, dan cukup banyak uang yang terkumpul.

Tapi akhirnya uang Rp 4,7 milyar itu dibayar oleh pemerintah dan Darsem selamat dari hukuman pancung. Menurut pemberitaan, Darsem menerima sumbangan dari masyarakat Indonesia sebesar Rp 1,2 miliar.

Dari sinilah masalah timbul. Menurut pemberitaan, Darsem hanya menyumbang Rp 20 juta untuk keluarga Ruyati. Sisanya? Beli rumah yang termasuk kategori mewah untuk lingkungannya, beli banyak perhiasan emas yang oleh warga sekitar Darsem dijuluki "Toko Emas Berjalan." Bahkan acara sunatan anak semata wayangnya berlangsung dua hari dua malam dengan menyiapkan anggaran Rp 50 juta!

Para donatur pun geram. Selayaknya uang sumbangan itu juga digunakan untuk membantu TKI (banyak TKI yang mengalami musibah, sakit/ cacat seumur hidup sepulang dari luar negeri, dll.). Warga sekitar jadi benci karena Darsem tidak lagi ramah dan senang foya-foya. Bahkan ada surat ancaman yang mengatasnamakan ratusan ribu masyarakat penyumbang bahwa mereka akan menarik dana sumbangan yang telah diterima Darsem.

Di bawah berita tentang Darsem tersebut banyak sekali komentar pembaca, ada yang positif (membela), ada yang netral, dan tentu yang paling banyak berupa sekali caci maki. Ini kutipan komentarnya:

Positif: Buat Saudara-saudaraku semuanya, baik liputan6 SCTV dan pemirsa tidak usah saling menyalahkan siapa yang salah, adalah sudah hak Darsem uang 1,2 M, digunakan untuk apa adalah hak Darsem juga.

Netral:
Yang menyumbang harus iklas, yang menerima sumbangan harus amanah.
Negatif: Sem Darsem... mending kamu dipancung aja di Saudi... Kelakuanmu... Memang kamu gak tau diri...
Dalam kasus ini, salah siapa? Donatur, penerima sumbangan, atau yang menggalang dana? Penulis tidak akan berkomentar, silakan Anda renungkan sendiri.


Berikut beberapa links ke berita tentang Darsem:
Yahoo News: Dinilai Foya-foya Darsem Diancam Donatur
Liputan6: Darsem Bangun Rumah Baru
Liputan6: Darsem Dianggap Lupa Daratan

Coba klik juga ini: 345 TKI Terancam Hukuman Mati

Links ke Info Pengobatan Alternatif Gagal Ginjal

Posting ini saya buat untuk membantu teman yang membutuhkan info tentang pengobatan alternatif gagal ginjal. Saya tidak punya referensi (misalnya teman dengan penyakit sama berobat lalu sembuh), sehingga saya tidak bisa memberikan referensi.

Saya hanya mencoba googling, mencarikan situs/ blog yang menyajikan info tersebut, baca sekilas, lalu memasangnya di bawah ini.

Buat rekan-rekan yang mengalami hal sama atau butuh info yang sama, silakan klik satu persatu links di bawah ini. Semua diserahkan kepada Anda, pilih mana yang menurut Anda terbaik. Seandainya itu berisi info tanaman yang bisa dijadikan obat, mungkin Anda akan memilih tanaman mana yang mudah diperoleh di daerah Anda. Kalau ada links ke obat tertentu, semata-mata hanya info, tidak ada niatan tersembunyi mempromosikan obat tersebut. Links ini akan terus ditambah bila penulis menemukan yang baru dan dirasa bagus.

Selamat membaca, semoga menemukan info yang bermanfaat dan bisa sembuh seperti sediakala.

Ini links-nya (links disusun berdasarkan abjad judul artikel). Langsung klik tulisan berwarna (selain hitam). Jangan lupa, jari tangan kiri selalu menekan tombol Control (Ctrl) saat tangan kanan klik links:


  1. Cara Aman Mengobati Gagal Ginjal (iklan obat)
  2. Cuci Darah Bisa Dicegah (iklan obat)
  3. Daun Sukun Sembuhkan Sakit Ginjal dan Jantung
  4. Gagal Ginjal (iklan obat)
  5. Gagal Ginjal (iklan obat)
  6. Gagal Ginjal Kronik (coba lihat komentar Iskandar di Bogor)
  7. Gagal Ginjal Kronis (ada info obat herbal-nya 
  8. Herbal untuk Gagal Ginjal
  9. Khasiat Xamthone Plus untuk Gagal Ginjal (iklan obat)
  10. Kumis Kucing, Obat Gagal Ginjal
  11. Mengobati Ginjal dengan Kedelai
  12. Obat Alternatfi Gagal Ginjal (iklan obat)
  13. Obat Gagal Ginjal (iklan obat)
  14. Obat Ginjal, dari Kumis Kucing hingga Sambiloto
  15. Obat Herbal Gagal Ginjal (iklan obat)
  16. Obat Tradisional Ginjal (iklan obat)
  17. Obat Tradisional Gagal Ginjal 2 (iklan obat)
  18. Obat Tradisional Gangguan Ginjal, Batu Empedu, Kencing Nanah
  19. Obat Tradisional untuk Menyembuhkan Sakit Ginjal
  20. Pengobatan Alternatif: Pasien Gagal Ginjal Hati-hati (Sebuah Pemikiran)
  21. Pengobatan Herbal Penyakit Gagal Ginjal (iklan obat)
  22. Pengobatan Herbal Ginjal dan Liver (iklan obat)
  23. Pengobatan Tradisional Gagal Ginjal
  24. Pengobatan Tradisional untuk Gagal Ginjal
  25. Penyakit Gagal Ginjal (hanya ulasan tentang gagal ginjal)
  26. Propolis, Stop Cuci Darah Gagal Ginjal (iklan obat)
  27. Resep Obat Herbal untuk Gagal Ginjal
  28. Sugianto - Bandung, Penderita Gagal Ginjal yang Sembuh (iklan obat)
  29. Tanaman Obat Tradisional Untuk Mengobati Gangguan Fungsi Ginjal
  30. Web Rumah Sakit di Singapura

Ketika Uang di Atas Segalanya


Undangan Pernikahan Berbentuk Unik (Kubus)
dengan 6 Bahasa Berbeda di ke-6 Sisinya


Uang bukanlah segalanya, tapi kenyataannya: hampir bisa dikatakan di dunia ini segalanya butuh uang. Itulah kenyataannya. Tapi apakah lantas semua hal di dunia ini harus selalu kita kenakan tarif tanpa pandang bulu?

Sewaktu memutuskan akan menikah, penulis dan istri (dulu masih calon istri), sepakat untuk membuat undangan pernikahan yang unik agar nantinya tercatatat di Muri (Muesum Rekor dunia Indonesia). Syukur rencana kami tercapai, undangan kami tercatat di Muri, silakan klik: Undangan Pernikahan Unik 6 Bahasa.
Tautan
Kami ke sana ke mari untuk mencari bantuan menerjemahkan beberapa kata atau kalimat singkat yang akan kami pakai di undangan pernikahan tersebut. Contohnya: undangan pernikahan, mohon maaf bila ada kesalahan penulisan nama dan gelar, hormat kami, kedua mempelai, dan sejenisnya. Hanya beberapa kata atau kalimat singkat karena selebihnya tentu nama kami dan keluarga besar, tanggal, lokasi, waktu pernikahan.

Tiap sisi undangan berisi kata yang berbeda. Misalkan sisi atas undangan hanya bertulisan: Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan nama dan gelar dalam bahasa Inggris. Atau di sisi lain: Undangan Pernikahan Hendry Filcozwei Jan dan Linda (dalam bahasa Prancis). Jadi kata atau kalimat yang akan diterjemahkan sangat singkat.

Memang kata atau kalimat yang diterjemahkan sedikit, namun bantuan tersebut sangat besar artinya bagi kami. Untungnya kami bertemu dengan banyak teman yang secara sukarela membantu kami (nama-nama mereka sudah kami abadikan di "Buku Mini Tanda Kasih" souvenir pernikahan kami yang juga tercatat sebagai rekor Muri (silakan klik: "Buku Mini Tanda Kasih").

Bahasa Inggris kami dibantu Tjang Kian Long (dosen bahasa Inggris kenalan penulis), bahasa Prancis kami dibantu Pak Hendra Setiawan dari Pusat Kebudayaan Prancis, bahasa Mandarin kami dibantu Chen Liang Sin Sien Sheng (teman dari Papa penulis), bahasa Pali kami kutip dari kitab Dhammapada, bahasa Indonesia kami yang menuliskannya sendiri.

Yang seru tentu perjuangan mencari orang yang mau membantu menerjemahkan bahasa Jerman. Kami pergi ke sebuah lembaga bahasa Jerman di Bandung (tempat tinggal kami). Nama lembaga ini memang terkenal, bahkan penulis kenal nama ini dari buku cetak pelajaran bahasa Jerman (Kontakte Deutsch) saat masih SMA. Sekedar info, dalam nama penulis sendiri ada unsur bahasa Jerman: zwei (dua, penulis anak ke-2 dari 4 bersaudara).

Kami tiba di lembaga bahasa Jerman itu sore hari, lalu kami coba menemui salah satu pengajar di sana. Kali ini kami bernasib kurang beruntung. Ibu yang ingin kami temui tidak bersedia menemui kami (mungkin beliau sedang sibuk). Petugas yang berjaga di sana mengatakan ibunya sedang sibuk. Lalu kami titip pesan, "Pak tolong sampaikan, kami akan minta bantuan menerjemahkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman." Akhirnya sang ibu keluar sebentar, kami utarakan maksud kami untuk minta tolong menerjemahkan beberapa kata. "Silakan tinggalkan saja kertasnya, per halaman Rp 50.000" katanya.

Kami coba menjelaskan, kami hanya minta tolong terjemahkan beberapa kata dan berharap kami dibantu (maksudnya secara gratis). Karena kami pikir ini hanya beberapa kata. Ini bukan terjemahan untuk sebuah buku yang dicetak dan dijual secara komersial. "Ya, sama saja. Satu halaman atau sedikit, tetap sama" lanjutnya. "Busyet...." pikir kami. Semua pekerjaan selalu dihitung dengan uang???

Hari itu menjadi kenangan buruk bagi kami, apalagi saat pulang dari sana, kami yang mengendarai motor diguyur hujan. Tak apa, segala sesuatu memang butuh pengorbanan.

Untungnya di tempat lain kami diterima dengan sangat baik. Seperti di Pusat Kebudayaan Prancis misalnya. Pak Hendra Setiawan langsung menerima kami. Kami jelaskan ingin minta bantuan menerjemahkan kalimat ini ke dalam bahasa Prancis. Beliau menjelaskan, dalam kebiasaan bangsa Prancis, tak ada basa-basi menggunakan kalimat tersebut di dalam undangan. Kalimat seperti itu tidak lazim. "Tak apa Pak, kami hanya ingin undangan pernikahan kami menggunakan 6 bahasa yang berbeda. Biarlah kalau kalimat tersebut tidak lazim atau terlihat aneh atau lucu, kami tetap ingin Bapak bantu menerjemahkan kalimat ini" kata kami. Lalu beliau langsung menuliskan terjemahannya di kertas yang kami bawa.


Setelah undangan jadi, kami mengundang beliau (mengirimkan undangan tersebut kepada beliau). Dan surprise sekali bagi kami, beliau dan beberapa rekan beliau hadir di pesta pernikahan kami!

Oh ya, akhirnya kami dapat bantuan dari teman penulis bernama Yandy Sulaiman yang bantu menerjemahkan kata-kata yang kami inginkan ke dalam bahasa Jerman. Sama dengan yang lainnya, bantuan ini GRATIS!


Pengalaman meminta bantuan menerjemahkan beberapa kata ke dalam bahasa berbagai bahasa memberi kami banyak pelajaran. Di dunia ini ada banyak sekali karakter manusia. Di tengah jaman yang modern ini, masih banyak yang dengan sukarela membantu tanpa pamrih. Tapi di sisi lain, ada juga yang ekstrem, segala kerjanya harus dibayar dengan uang!

Kisah sejenis bagian ke-2, silakan klik:
Ketika Uang di Atas Segalanya (bagian 2)

Kisah Inspiratif dari Singapura

Ini sebuah kisah nyata dari Singapura tentang penghormatan kepada orangtua. Kisah nyata ini adalah kisah nyata dari negeri tetangga kita beberapa dekade lalu yang menghebohkan, hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kuan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia (lanjut usia) di Singapura.


PM Lee Kuan Yew


Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang sarjana.

Kemudian setelah anak semata wayangnya tersebut menikah. sang anak minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di apartemen ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak dan menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang di benak orangtua tersebut bahwa apartemen-nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika kelak ia mempunyai cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara ayah-anak-menantu yang membuat ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut. Tanpa sedikitpun keraguan ia menghibahkan seluruh harta kekayaan termasuk apartemen yang mereka tempati, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui notaris terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah karena apa, suatu hari mereka bertengkar hebat. Ujungnya, sang anak tega mengusir sang ayah keluar dari apartemen mereka yang ia warisi dari sang ayah.

Karena seluruh hartanya (apartemen, saham, deposito, emas dan uang tunai) sudah diberikan kepada anaknya, mulai hari itu sang ayah menjadi pengemis di Orchard Road. Bayangkan, orang kaya, mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!

Suatu hari, seorang mantan teman bisnisnya dulu melintas dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah ini malu dan menjawab: "Bukan, mungkin Anda salah orang," katanya.

Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain. Akhirnya mereka bersama-sama mendatangi si ayah.

Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal. Dan dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana. Semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak durhaka yang sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kuan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian."

Lalu PM Lee memanggil sang notaris dan saat itu juga surat hibah itu dibatalkan demi hukum! Dan surat hibah yang sudah balik nama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik sang ayah yang sudah dihibahkan tersebut kembali ke atas nama ayahnya, bahkan sejak saati itu anak dan menantu dilarang masuk ke apartemen sang ayah.

Mr. Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan kebijakan/dekrit yaitu "Orangtua dilarang menghibahkan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal."

Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat kebijakan berupa dekrit lagi, yaitu agar semua perusahaan negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya. Jadi para lansia mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke toilet di Changi Airport, mal, restoran, petugas cleaning service-nya adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, mereka juga bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak.

Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan di restoran dan sebagainya itu bukanlah pekerjaan hina, sehingga anak-anak tersebut dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya. Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri, atau mungkin sudah selamanya terbaring di atas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warga negara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua mereka-lah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, memberi pula yang memberi makan, kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, menggendong mereka kala mereka menangis meski dini hari, dan merawatnya ketika mereka sakit.



Orchad Road, Singapura


Lansia & kardus bekas (hanya ilustrasi)


Sumber: ceremende, sumber foto: curiousdn, nurdin home

1 Kali Tembak, 2 Sasaran Kena

Penulis termasuk satu dari sekian banyak orang yang suka lagu-lagu Iwan Fals. Suka akan melodinya yang enak didengar, bisa pedas dengan kritik sosialnya, tapi juga bisa romantis dengan syair/ liriknya.

Menghasilkan sebuah lagu dengan melodi yang indah plus syair yang kuat dan tepat tidaklah mudah. Kadang ada lagu yang indah melodinya tapi tak ditunjang syair yang bagus. Atau ada yang liriknya kuat tapi tak ditunjang oleh melodi yang indah.

Tak heran kalau kita jumpai sebuah lagu yang dihasilkan oleh 2 orang atau lebih, satu menghasilkan melodi, satu lagi khusus menulis lirik. Kerja sama untuk menghasilkan yang terbaik.

Balik ke Iwan Fals, penulis tertarik dengan lagu "Kereta Tiba Pukul Berapa." Uniknya di sini, melodinya enak didengar, liriknya bagus, dan lebih hebatnya lagi, meski ini lagu cinta (entah ke sahabat atau ke pacar), sekaligus juga sambil mengkritik. Tidak tanggung-tanggung, dalam 1 lagu, ada 2 lembaga yang dikritik: kepolisian (suap) dan perhubungan (kereta api yang sering tidak tepat waktu).

Yang ingin nyanyi, ini syair lagu "Kereta Tiba Pukul Berapa"


Hilang sabar di hati dan tak terbendung lagi, Waktu itu, Lama memang kutunggu kedatanganmu, Sobat karibku, Datang telegram darimu, Dua hari yang lalu, Tunggu aku (suara cewek), Di stasiun kereta itu pukul satu.

Kupacu sepeda motorku, Jarum jam tak mau menunggu, Maklum rindu. Traffic light aku lewati, Lampu merah tak peduli, Jalan terus (asyik)

Di depan ada polantas, Wajahnya begitu buas, Tangkap aku, Tawar menawar harga pas tancap gas.

Sampai stasiun kereta, Pukul setengah dua, Duduk aku menunggu, Tanya loket dan penjaga, Kereta tiba pukul berapa. Biasanya... kereta terlambat, Dua jam mungkin biasa (rusak lu...)

Tiba kabar darimu, Dua hari yang lalu, Tunggu aku, Di stasiun kereta itu pukul satu, Kupacu sepeda motorku, Jarum jam tak mau menunggu, Maklum rindu, Traffic light aku lewati, Lampu merah tak peduli, Jalan terus.

Di muka ada polantas, Wajahnya begitu buas, Tangkap aku, Tawar menawar harga pas tancap gas.

Sampai stasiun kereta, Pukul setengah dua, Duduk Tautanaku menunggu, Tanya loket dan penjaga, Kereta tiba pukul berapa, Biasanya... kereta terlambat, Dua jam cerita lama.

Sampai stasiun kereta, Pukul setengah dua, Duduk aku menunggu, Tanya loket dan penjaga, Kereta tiba pukul berapa...

* * * * *

Sambil mendendangkan lagu cinta yang indah, Iwan Fals tetap bisa meng-kritik. Kreatif banget! Salut.

Sumber foto: 88db


British Airways Menentang Rasis


 Sumber foto untuk ilustrasi: British Airways, Pramugari dan Penumpang Pesawat

Pada sebuah penerbangan British Airways dari Johannesburg, seorang wanita Afrika Selatan setengah baya berkulit putih mendapati dirinya duduk di sebelah seorang pria kulit hitam. Dia menelepon petugas awak kabin dan mengeluh tentang tempat duduknya.

"Apa yang menjadi masalah Nyonya?" tanya petugas.

"Tidak bisakah kau melihat?" dia berkata. "Kau memberiku tempat duduk bersebelahan
dengan penumpang berkulit hitam ini! Saya tidak tahan duduk bersebelahan dengan manusia menjijikkan ini, carikan saya tempat duduk yang lain!"
"Harap tenang Nyonya" jawab pramugari. "Penerbangan ini sangat penuh hari ini, tapi saya beri tahu Anda, apa yang dapat saya lakukan. Saya akan pergi dan memeriksa untuk melihat apakah kami masih memiliki kursi di klub atau kelas utama."

Wanita sombong itu
menatap sinis pada pria kulit hitam di sampingnya (tanpa peduli banyak penumpang di sekitarnya).
Beberapa menit kemudian pramugari kembali dengan kabar baik, dan menyampaikan kepada wanita berkulit putih yang sedang menatap orang di sekelilingnya dan tersenyum dengan sangat arogan itu.

"Nyonya, sayang sekali, seperti yang saya prediksi semua tempat duduk di kelas ekonomi sudah penuh. Saya sudah bicara dengan direktur layanan kabin, dan klub juga penuh. Namun, kami memiliki satu kursi kosong kelas utama."

Sebelum wanita itu memiliki kesempatan untuk menjawab, pramugari melanjutkan, "Ini merupakan hal paling luar biasa yang pernah terjadi. Menaikkan kelas tempat duduk seorang penumpang. Dan untuk itu, saya harus mendapatkan izin khusus dari sang kapten.

Namun
, mengingat keadaan tidak biasa ini, kapten merasa bahwa ini keterlaluan jika seseorang dipaksa untuk duduk di samping orang yang menjijikkan."

Lalu sang pramugari
berpaling kepada pria kulit hitam duduk di sebelah wanita itu, dan berkata,

"Tolong kemasi barang-barang Anda Tuan, sebuah kursi kelas utama menanti Anda."
Seketika itu juga, orang-orang di sekitar pramugari yang mendengar perkataan pramugari itu, langsung melakukan standing ovation (memberi penghormatan dengan berdiri) dan bertepuk tangan mengiringi pria berkulit hitam yang sedang berjalan menuju kelas utama.


"Orang akan melupakan hal-hal yang kau katakan, orang akan melupakan hal-hal yang telah kau lakukan, tapi orang tidak bisa melupakan apa yang kau perbuat karena mereka merasakannya."


Catatan: Salut buat kapten dan pramugari British Airways dengan tindakan beraninya menentang tindakan rasis.


Sumber: Kaskus

Suara Mirip = Sumber Rejeki

Di posting sebelumnya, penulis membahas mereka yang kebetulan berwajah mirip orang terkenal, bisa mendapat nafkah dari kemiripan wajah tersebut (silakan klik: Wajah Mirip = Sumber Rejeki). Kali ini tentang orang yang bersuara mirip orang terkenal.

Langsung saja, ini dia wajah mereka:

Kiwil yang bernama asli Wildan Delta ini mahir menirukan suara dai sejuta umat, alm. KH Zainuddin MZ. Kiwil sering menirukan kata "Betul?" yang sering diucapkan KH Zainuddin MZ dalam dakwahnya.

Pria kelahiran 10 Agustus 1972 yang berpoligami ini, selain eksis sebagai komedian, juga sudah merambah dunia layar perak.






Butet Kertaradjasa aslinya memang seorang seniman, putra seniman tari Bagong Kusudihardjo. Beliau mahir menirukan suara beberapa tokoh terkenal, di antaranya: suara alm. Soeharto.

Pria kelahiran Yogyakarta, 21 Nov 1961 ini selain sering tampil dalam pementasan monolog, juga dikenal sebagai kolumnis.

Bersama Slamet Raharjo Djarot, Butet secara rutin tampil di MetroTV dalam acara bertajuk: Sentilan Sentilun.


Sewaktu penulis melihat pameran buku di Graha Manggala Siliwangi, Bandung, penulis pernah dikejutkan suara penyanyi yang mirip sekali dengan suara Iwan Fals. Awalnya penulis mengira perfomance live di sana adalah Iwan Fals (hanya mendengar suaranya saja). Karena penasaran, penulis bergegas menghampiri panggung. Ternyata bukan, penyanyi itu menyebut namanya: Iwan Tawes (kalau tak salah ingat). MC menyebutkan bahwa Iwan Tawes memang salah satu fans Iwan Fals dan sering mengisi acara di sebuah radio swasta di Bandung (acara yang menampilkan lagu-lagu Iwan Fals). Sayang waktu itu penulis tidak memotret beliau. Penulis googling, tapi tak menemukan fotonya. Bagi yang ingin mengadakan acara tapi dana minim, Anda mungkin bisa meminta beliau mengisi acara. Kalau hanya dengar suaranya, saya yakin Anda sepakat dengan penulis, Anda pasti akan menyangka itu suara Iwan Fals asli (persis dengan suara serak khas Iwan Fals).


Catatan penulis:
Kemiripan suara hanyalah salah satu daya dukung untuk bisa meraih rejeki. Kalau pun mirip tapi kalau tak punya keahlian yang menunjang, Anda tak akan bisa eksis di dunia hiburan.


Sumber foto: kapanlagi, tempointeraktif,


Wajah Mirip = Sumber Rejeki

Peluang menghasilkan uang bisa dari mana saja. Jalur yang paling umum adalah dari pendidikan. Dengan pendidikan tinggi, Anda bisa mencari kerja yang memberikan penghasilan besar. Ada yang menghasilkan banyak uang dari hobby atau keahlian lain seperti bermusik, melukis, menyanyi, dan lain-lain.

Bagaimana kalau Anda tidak memiliki itu semua? Mungkin Anda memiliki wajah yang mirip orang terkenal. Kalau diperhatikan, lumayan banyak yang bisa hidup layak karena dianugerahi wajah yang mirip dengan orang terkenal (artis atau pejabat negara). Kalaupun tidak bisa menggantungkan hidup dari dunia hiburan dengan wajah Anda yang mirip public figure, setidaknya Anda bisa lebih dikenal orang di sekitar Anda. Coba sekarang Anda bercermin, Anda mirip siapa???

Berikut beberapa orang yang jadi populer karena wajah mereka mirip dengan orang terkenal (mirip mantan Presiden RI).




H. Burhan Muluk & Soeharto


Budi Setiawan & B.J. Habibie


Handoyo & Gus Dur


Sukarti & Megawati Soekarno Putri

Di bawah ini yang mirip selebritis (nonpolitik):










Mirip Sule (jadi bintang iklan operator telpon selular) & Sule






Tautan




Argo Aa Jimmy & Aa Gym

Tulisan penulis yang lain membahas orang yang bersuara mirip orng terkenal dan mendapat rejeki dari sana, silakan klik: Suara Mirip = Sumber Rejeki


Catatan penulis:
Kemiripan wajah hanyalah salah satu daya dukung untuk bisa meraih rejeki. Kalau pun mirip tapi kalau tak punya keahlian yang menunjang, Anda tak akan bisa eksis di dunia hiburan.


Sumber foto: 4bp, didikpurwanto, kapanlagi, kapanlagi, koranbaru,

Uniknya Bahasa Indonesia untuk Angka

Tulisan ini terinspirasi sewaktu menyaksikan tayangan kuis Siapa Lebih Berani-nya Helmy Yahya dan ditambah pesan via BBM yang masuk.

Dalam kuis SPB, Helmy mengajukan pertanyaan, apakah dalam bahasa Indonesia, ada nama bilangan yang jumlah hurufnya sama dengan angkanya. Misalkan bilangan 1 (tulisannya: SATU itu artinya 4 huruf), jadi tidak sama. Peserta harus mengeja sambil menghitung. Jawabannya: tidak ada.

Ini perinciannya:
1 = SATU = 4 huruf
2 = DUA = 3 huruf
3 = TIGA = 4 huruf
4 = EMPAT = 5 huruf
5 = LIMA = 4 huruf
6 = ENAM = 4 huruf
7 = TUJUH = 5 huruf
8 = DELAPAN = 7 huruf
9 = SEMBILAN = 8 huruf
10 = SEPULUH = 7 huruf

Kalau dalam bahasa Inggris ada, yakni 4 = FOUR = 4 huruf.

Kemudian penulis menerima pesan via BBM. Isinya menyajikan keunikan nama bilangan 1 sampai 10 dalam bahasa Indonesia. Uniknya adalah angka yang mempunya huruf awal sama, bila dijumlahkan akan menghasilkan angka 10!

Berikut penjelasannya:

SATU + SEMBILAN = 10
DUA + DELAPAN = 10
TIGA + TUJUH = 10
EMPAT + ENAM = 10
LIMA + LIMA = 10

Unik ya?



abcs