Banjir, Jokowi Pilih Mangkir dari Forum Davos

Setiap keputusan yang diambil Jokowi, selalu dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menyerangnya. Seperti keputusan Jokowi tidak hadir di Forum Davos dan memilih konsentrasi mengurusi banjir di Jakarta.

Apa pun keputusan yang diambil, di mata lawan politik yang ingin menjatuhkan dan sedang mengincar posisi RI 1 atau posisi gubernur (jika nanti terpilih Jokowi jadi presiden), pergi atau tidak, tetap dimanfaatkan sebagai peluang untuk menjatuhkan Jokowi. Pergi: lebih mementingkan pencitraan daripada mengurusi rakyatnya yang kebanjiran. Tidak pergi, ya seperti ditulis dalam berita di bawah ini.

Tapi bagi penulis, pilihan tidak pergi, jauh lebih bijaksana. Jokowi tidak butuh pencitraan, yang penting bekerja untuk rakyat. Politisi (baca: lawan politik) silakan menghujat, rakyat tetap hormat dan salut dengan pilihan Jokowi. Rakyat sekarang sudah cerdas membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak. 

Mana yang hanya sangat rajin mendekati rakyat dan terlihat sangat peduli saat belum terpilih (saat akan jadi caleg, gubernur, dll.) lalu tak tersentuh dan berjarak setelah duduk di kursi empuk. Sangat berbeda dengan Jokowi yang dicintai rakyatnya. Anda tidak percaya? Silakan klik tautan (link) di akhir tulisan dan bacalah komentar pembaca berita ini. Apakah banyak yang setuju atau tidak setuju dengan pilihan Jokowi ini.

 * * * * * 

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terrnyata melewatkan kesempatan untuk hadir dalam forum dunia yang bergengsi The World Economic Forum (WEF) Annual Winter Meeting 2014 di Davos, Swiss.  Forum Davos itu  dihadiri para CEO dan pemimpin politik berpengaruh di dunia ini.

Mestinya, Jokowi berbicara di perhelatan Forum Young Global Leaders pada Rabu 22 Januari 2014 lalu. Jokowi mendapat sesi khusus untuk bicara di Forum Young Global – salah satu acara rangkaian Forum Davos yang digelar pada 22-25 Januari 2014 dengan tema "The Reshaping of the World: Consequences for Society, Politics and Business."

Forum Davos mengundang 2.500 pemimpin puncak bisnis, pemimpin politik internasional, serta intelektual dan jurnalis terpilih untuk mendiskusikan isu paling urgen yang sedang mengemuka di dunia, termasuk soal kesehatan dan lingkungan.

Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo menyayangkan ketidakhadiran Jokowi dalam perhelatan bergengsi World Economic Forum di Davos, Swiss pekan lalu. »Padahal, ini kesempatan yang baik bagi Pak Jokowi untuk menambah pengalaman internasionalnya,” kata Djoko Susilo di kantor Kedutaan RI di Bern, Ibukota Swiss, kepada Tempo via sambungan telepon. »Grade-nya naik kalau dia datang ke Davos.” (baca: Jokowi Tuai Kritik Karena Absen di Davos)

Forum Davos walau sifatnya informal tapi sangat terkenal dan dihadiri para pemimpin dunia, baik bisnis maupun politik. Presiden Iran, Perdana Menteri Jepang, Presiden Korea Selatan, dan tokoh kunci Asean muncul di antara peserta. Belum lagi para CEO raksasa bisnis dunia.(baca: Mengapa Davos Penting Bagi Jokowi?)

Ditemui terpisah, Jokowi beralasan ketidakhadirannya karena mesti menangani banjir di Jakarta. Konfirmasi ketidakhadiran disampaikannya langsung kepada panitia pada medio November 2013. »Jakarta banjir dan saya lebih mengutamakan rakyat dong,” katanya kepada MajalahTempo, pekan lalu. (baca: Alasan Jokowi Mangkir dari Forum Davos )

WDA| JOBPIE SUGIHARTO


Sumber: Yahoo News 

Mengapa Tidak Tuntas Sampai ke Akarnya???

Banyak permasalahan (korupsi) yang terjadi, tidak diselesaikan hingga tuntas sampai ke akarnya. Entah karena keterlibatan banyak oknum (dari bawah sampai ke atas) atau karena hal lain.

Contoh soal pembongkaran vila di wilayah Puncak. Lahan di Puncak yang digunakan untuk resapan air dan mencegah banjir, ini bukan "berita baru." Tapi nyatanya, vila yang ada tidak dibongkar. Lucunya juga, mengapa di daerah itu bisa ada vila yang dibangun.

Bagaimana sebuah bangunan sebesar vila bisa dibangun tanpa ada yang tahu itu melanggar peraturan? Siapa yang memberikan izin? Fasilitas pun lengkap, bisa ada listrik, sambungan telepon, dan mungkin bayar pajak. 

Apakah pemberi izin IMB tidak tahu lahan itu tidak boleh untuk mendirikan vila? Apakah aparat desa juga tidak tahu?

Mengapa pembongkaran vila hanya sebatas wacana? Apakah karena pemiliknya orang kaya dan banyak memberikan uang kepada oknum dari berbagai instansi? Ataukah justru pemilik vila adalah pejabat tinggi?

Jika sebuah pelanggaran terjadi (seperti kasus pendirian vila di daerah terlarang), tentu banyak oknum pejabat yang terlibat. Seharusnya dari level terendah hingga level tertinggi dikenakan sanksi sehingga kelak tidak ada yang berani lagi. Jangan hanya level bawah yang ditindak, sementara yang atas dibiarkan saja. Rasanya, yang bawah tidak akan berani berbuat macam-macam jika tidak didukung atasan. Main sendiri sangat beresiko.

Ketika muncul pejabat bersih seperti Jokowi-Ahok dan berani menindak tegas, pertanyaannya, mengapa yang sebelumnya tidak berani? Tidak tahu? Mungkinkah tidak tahu? Tidak berani? Kok pemegang kekuasaan tidak berani menindak yang melanggar hukum? Pelanggar lebih "tinggi" jabatannya? Memangnya hukum di negara ini hanya berlaku untuk rakyat jelata dan pejabat tinggi boleh bebas melanggar hukum? 

Penulis pikir, jika ada sebuah pelanggaran hukum dan pihak pemegang kekuasaan tidak berani berindak, tentu ada yang salah. Misalkan, ada pelanggaran lalu lintas dan polisi tidak berani menilang, tentu ada hal yang salah. 

Mungkin pelanggar itu adalah polisi dengan pangkat yang jauh lebih tinggi dan selama ini jika berani menilang orang yang berpangkat lebih tinggi, polisi yang menilang justru akan dapat "bencana." Jika ini yang terjadi, ini artinya "pejabat tinggi" yang menyalahgunakan kewenangannya.

Jika ada ormas yang melanggar dan polisi hanya diam, ini juga ada yang salah. Mungkin selama ini pihak kepolisian yang tidak tegas hingga ormas yang turun tangan. Kalau pun polisi yang "takut" pada pelanggar, tentu ada yang salah. Tentu kita harus bertanya, mengapa mereka yang diberi wewenang untuk menindak pelanggaran justru takut. Apa alasan di balik itu?

Mari Buang Sampah ke Sungai

Ehm... jangan protes dulu saat membaca judul tulisan ini. Baca sampai selesai, baru Anda berkomentar.

Jakarta, Manado, dan beberapa kota di Indonesia tergenang air, banjir. Salah satu penyebab banjir adalah sampah. Masyarakat yang buang sampah sembarangan menyumbat saluran air, menyebabkan pendangkalan sungai, dan mengakibatkan kemampuan sungai menampung debit air jadi berkurang. Akibatnya, hujan deras, sungai meluap, jalan dan rumah tergenang air, banjir.

Sejak Jokowi-Ahok memimpin Jakarta, sudah banyak cara dilakukan untuk mencegah banjir. Pembersihan sungai sampai ke pintu air (lumpur dan sampah yang isinya segala macam benda), normalisasi waduk, dan lain-lain. Tapi di Januari 2014 ini, tetap saja banjir... 

Kerugian yang diakibatkan oleh banjir tentu tidak sedikit (miliaran rupiah). Sampah memang hanya salah satu penyebab banjir. Sebagai blogger, apa yang bisa kita lakukan?

Salah satunya menulis, mengajak semua untuk menjaga lingkungan, ya salah satunya lewat membuang sampah pada tempatnya. Kita tentu sudah sangat sering melihat orang membuang sampah di jalan (melempar kemasan kosong air mineral dari mobil ke jalan), membuang sampah ke saluran air dan sungai. Peraturan tentang larangan membuang sampah sembarangan tentu sudah ada, sanksi-nya pun ada. Hanya saja, jarang kita dengar ada orang yang dihukum atau didenda karena membuang sampah sembarangan.

Kalau pun ada yang ditilang gara-gara sampah, mungkin yang ditilang lebih ngotot dan marah daripada petugas yang menilang.  

Bagaimana kalau kita (para blogger) memberikan sanksi sosial? Di Twitter, penulis pernah melihat partisipasi para pengguna media sosial memberi efek malu. Foto orang/ kendaraan yang membuang sampah sembarangan lalu ditampilkan di Twitter.

Blogger juga dapat melakukan hal sama. Foto atau videokan orang-orang yang membuang sampah sembarangan lalu pajang fotonya di blog atau unggah videonya ke YouTube. Semoga kita masih punya rasa malu dan semakin sadar menjaga lingkungan.

Mari buang sampah ke sungai jika Anda ingin foto Anda dipajang di blog atau video kegiatan Anda membuang sampah sembarangan tersebut muncul di YouTube.

Persiapan Emas Atau Perhiasan Emas?

Waktu baca berita di internet, penulis menemukan berita di Yahoo News yang mengutip berita dari Detik atau Kapanlagi.

Bukan karena Farhat Abbas penulis jadi menulis artikel ini. Tapi karena ada kesalahan ketik. Di KapanLagi terketik kata "persiapan emas" seharusnya "perhiasan emas" dan YahooNews mengutip persis (editor-nya kurang teliti). 

Sumbernya salah ketik, yang mengutip tidak teliti, ya salah ketik juga karena mengutip persis (entah tanpa edit atau editor-nya ngantuk). Berikut screenshoot-nya.


Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar


Sumber: Detik

  

Sumber: Kapan Lagi

Caleg: Kapabilitas atau Popularitas???

Semestinya partai politik melakukan seleksi terhadap para caleg-nya. Popular (popularitas) boleh-boleh saja jadi salah satu pertimbangan, tapi dengan kemampuan (kapabilitas) harus lebih diutamakan.  Dengarkanlah jawaban Angel Lelga (caleg) saat ditanya Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa dalam episode "Gengsi Berebut Kursi" yang membuat Najwa "bingung" dengan jawaban Angel. Apa yang ditanya dan apa jawaban, terasa tidak nyambung.

Baca juga komentar para pengunjung YouTube, ada pengunjung yang menyebutnya Vicky Prasetyo versi baru. 

Untuk Anda yang butuh hiburan, silakan membaca komentar pengunjung YouTube (dijamin tertawa, setidaknya tersenyum). Ayo klik tulisan biru di bawah video. 





Waspada Penipuan: Pura-Pura Transfer Tapi Gagal

Para  penipu adalah orang jenius (pintar dan kreatif) tapi di jalur yang salah. Ada saja cara terbaru para penipu untuk menipu. Tapi tidak selamanya penipu lebih pintar daripada calon korban. Di bawah ini ada video penipu yang tertipu.

Kali ini, mereka pura-pura sudah transfer uang (saldo sudah berkurang tapi penerima belum terima), sampai mereka siapkan orang yang berpura-pura sebagai orang dari Halo BCA dan Bank Mandiri. Korban dipandu untuk ke ATM agar uang transfer tersebut masuk ke rekening korban (proses transfer ada kegagalan sistem). Tapi tentu saja, ujung-ujungnya, korban malah dipandu untuk men-transfer sejumlah uang ke rekening penipu. Waspadalah... waspadalah...

Saksikan (dengarkan) video ini agar Anda tidak jadi korban...





Nyanyian Para Tersangka Korupsi

Ketika seorang menjadi tersangka kasus korupsi dan diperiksa KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), seringkali tersangka ini (sebut saja X) akan "menyanyi" dan menyebut banyak nama yang juga terlibat dalam kasus korupsi (baik kasus yang sama dengan disangkakan pada X, maupun kasus lain). 

Salah satu contoh "nyanyian" ini berasal dari Nazaruddin (tersangka kasus korupsi Hambalang). 

Ada yang berkomentar, "nyanyian" para tersangka tidak perlu-lah didengar. Logikanya seperti orang yang terjatuh ke jurang. Siapa atau apa saja yang ada di dekat mereka, semua dipegang agar ia tidak terjatuh.

Tapi fakta membuktikan, satu persatu "nyanyian" Nazaruddin terbukti dan orang-orang yang disebutnya kini jadi tersangka.

Jika ada yang menggunakan logika "nyanyian" tersangka ini seperti orang yang terjatuh ke jurang dan memegang siapa saja atau apa saja agar mereka tidak terjatuh, logika penulis berbeda.  

Bagi penulis (dengan asumsi, para tersangka ini "orang yang waras"), kemungkinan besar "nyanyian" mereka adalah fakta (jadi bukan cerita bohong, asal menyebut nama tanpa data). Mengapa? Tersangka sendiri sudah terancam hukuman karena kasusnya. Masa' sih masih ingin menambah jumlah kasus dan jumlah hukuman dengan memfitnah orang-orang di sekelilingnya? Menghadapi kasusnya saja sudah cukup memusingkan, apakah masih harus ditambah tuntutan dari orang-orang yang difitnah?

Dan perlu diingat, umumnya orang yang disebut adalah pejabat/ orang berkuasa atau mungkin pengusaha kaya. Jadi orang-orang yang disebut ini punya kekuasaan (punya power). 

Apa sebegitu "bodohnya" tersangka ini asal fitnah? Menambah musuh, dan mungkin menambah tuntutan (setidaknya pencemaran nama baik), menambah panjang daftar tuntutan, dan mungkin juga menambah masa hukuman.

Apalagi ditambah dengan kondisi lembaga peradilan Indonesia sekarang. Bukan rahasia lagi, pihak yang salah pun bisa menang jika punya banyak uang atau punya kekuasaan. Apalagi memfitnah tanpa bukti dan yang difitnah adalah orang yang berkuasa? Itu namanya bunuh diri.

Jika asal menyebut nama (memfitnah), apa sih keuntungan dari tersangka? Apakah dengan asal menyebut nama orang, KPK langsung menangkap orang yang disebut? Bukankah hal ini tentu akan diselidiki oleh KPK, apakah ada indikasi kuat bahwa orang yang disebut juga melakukan tindakan korupsi? Apakah dengan menyebut nama-nama lain, tersangka akan terbebas dari hukuman? Menurut penulis, tidak ada untungnya jika tersangka asal menyebut nama, malah menambah banyak masalah.

Penulis hanya sekedar berpendapat di era keterbukaan ini. Bukan menuduh atau memastikan bahwa "nyanyian" tersangka pasti benar. "Nyanyian" tersangka kasus korupsi bisa benar, bisa salah. Tapi logika berpikir penulis, kemungkinan besar "nyanyian" tersebut ada benarnya. Kita biarkan saja proses hukum berjalan dan yang menentukan bersalah atau tidaknya orang-orang yang disebut oleh tersangka.

Bagaimana pendapat Anda???


Catatan: 
"Orang yang waras" yang dimaksud di sini adalah orang yang berpikir dengan logika. Tahu konsekuensi apa yang dihadapi jika ia mengatakan sesuatu, terlebih berkaitan dengan hukum.

STOP KEKERASAN Pada Anak, Sebarkan Video Ini

Kekerasan pada anak dapat dilakukan oleh orangtua maupun orang-orang terdekat (paman, bibi, kakek, nenek,...) atau juga pembantu/ babysitter

Bagaimana mencegah agar peristiwa tersebut tidak menimpa buah hati Anda? Coba klik, tautan berikut (ada tips-nya di sana):  Babysitter Paling Kejam.  

Anda juga bisa melihat 3 video kekerasan wanita (ibu atau pengasuh) kepada anak kecil di tautan ini (klik saja): Wanita di Dalam Video Ini, Layakkah Disebut Manusia???

Jika Anda peduli, sebarkan video ini dengan cara meyebarkan tautan ini agar semakin banyak yang menyaksikan, semakin banyak yang peduli. Mungkin pihak kepolisian dan Komnas Perlindungan Anak dapat bertindak atau setidaknya jika kita kenal, kita bisa beri sanksi moral kepada pelakunya.



Berikut daftar video kekerasan pada anak:

  1. STOP KEKERASAN: Anak Sedang Mandi Disiksa
  2. STOP KEKERASAN: Ayah yang Biadab!!! 
  3. STOP KEKERASAN: Babysitter Paling Kejam!!!
  4. STOP KEKERASAN: Guru Menampar Murid Secara Sadis
  5. STOP KEKERASAN: Guru Sadis yang Tak Layak Disebut Manusia 
  6. STOP KEKERASAN: Hati-Hati Dengan Suster Ini (Pengasuh Anak yang Kasar)
  7. STOP KEKERASAN: Ibu Menyiksa Anaknya
  8. STOP KEKERASAN: Rekaman CCTV Suster Siksa Bayi
  9. STOP KEKERASAN: Tiga Pemuda Siksa Balita Dengan Sadis





Sewaktu melihat-lihat video YouTube, ternyata kekerasan yang terjadi, tidak hanya orang dewasa kepada anak, tapi juga kepada orang tua dan tak berdaya. Berikut ini video kekerasan pada orang tua:
  1. STOP KEKERASAN: Kekerasan Pada Orang yang Sudah Tua
  2.  





Aksi Cewek Cantik, Bersuara Bagus, dan Pandai Main Gitar

Waktu menjelajah di dunia maya (tepatnya di YouTube), penulis menemukan 4 video keren. Keempat penampil di YouTube ini (cewek-cewek ini) punya beberapa kesamaan. Sama-sama cantik, bersuara bagus, pandai main gitar, dan sama-sama peserta audisi Indonesian Idol. Wow... keren.

Peserta ajang pencarian bakat ini (Indonesian Idol) lengkap banget untuk jadi idola. Wajah mereka cantik, modal bagus untuk jadi artis. Untuk jadi penyanyi, harus bersuara bagus, tidak hanya modal tampang. Nah suara mereka ini bagus. Trus? Ternyata tidak hanya cantik dan bersuara bagus, mereka pun mahir memainkan gitar. Bahkan Riska menyanyikan lagu ciptaannya sendiri (yang menurut penulis, keren!). Inilah keempat cewek yang punya keempat kesamaan (wajah cantik, suara bagus, pandai main gitar, peserta Indonesian Idol) tersebut. Selamat menikmati aksi mereka...



Logika Berpikir Tentang Sumpah Pocong

Hmmm... Melihat seringnya Twitter Farhat Abbas (@farhatabbaslaw) melontarkan usulan Sumpah Pocong di berbagai kesempatan dan untuk penyelesaian berbagai kasus.

Penulis jadi tergelitik membahas masalah ini dari sisi logika berpikirnya.

Kita hidup di Indonesia, negara yang berdasarkan Pancasila, setiap warga negaranya harus punya agama. Dan, sebagai orang yang beragama (apa pun agama kita), menurut penulis, setiap orang percaya/ yakin akan kebenaran hal di bawah ini (silakan Anda baca dan Anda beri pendapat apakah Anda setuju dengan apa yang penulis tuliskan).


  1. Kita yakin dengan Tuhan kita. 
  2. Kita yakin dengan kebenaran agama yang kita anut.
  3. Kita percaya dengan kitab suci kita masing-masing. 
  4. Hukum di Indonesia (juga di dunia) umumnya tidak bertentangan dengan isi kitab suci.
  5. Siapa yang berani melecehkan kitab suci (baik secara fisik, ataupun isinya), ada jutaan umat agama tersebut yang akan bersiap membela.

Setiap pelantikan pejabat, pejabat disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya (saat disumpah kitab suci dipegang petugas dan berada di atas kepala yang disumpah). 

Isi kitab suci adalah kebenaran yang tak terbantahkan dan diyakini umat pemeluk agama tersebut. Inilah kebenaran tertinggi. Apa yang dilakukan di dunia ini, kita selaraskan dengan apa yang diajarkan kitab suci.

Jadi sudah sepantasnya-lah jika sumpah jabatan dilakukan dengan menggunakan kitab suci sesuai agama pejabat yang dilantik. 

Kita semua yakin, apa pun yang akan kita dapatkan (kebahagiaan) di dunia ini, kita tidak akan kita tukarkan dengan kebahagiaan di akhirat nanti. Pada intinya seperti itu (minimal ucapan), meski pada praktiknya tidak demikian.

Sampai sejauh ini, apakah Anda setuju?

Nah... jika setuju, penulis tak habis pikir jika Farhat Abbas menempatkan "Sumpah Pocong" di atas (baca: lebih tinggi) daripada sumpah menggunakan kitab suci. Selama ini sumpah jabatan sudah dilakukan secara agama (memakai kitab suci), tapi dinilai tidak cukup dan... entah ditambah sumpah pocong atau diganti dnegan sumpah pocong. 

Logika berpikir seperti itu tidak bisa penulis terima (Anda boleh sependapat, boleh juga tidak). Bebas saja, ini demokrasi.

Farhat Abbas gencar mempromosikan Sumpah Pocong untuk presiden, koruptor, dan lain-lain. Yang penulis tangkap dari ucapannya, percuma saja sumpah jabatan dengan kitab suci (orang-orang tetap korupsi kok). Kalau berani, Sumpah Pocong saja.

Tapi bagi penulis, logikanya terbalik. Sumpah jabatan yang menggunakan kitab sucinya (agama yang ia yakini dan ia anut sejak lahir pun) masih berani dilanggar, apalagi sekedar Sumpah Pocong?

Penulis yakin, banyak yang berani menghina siapa pun di dunia ini kecuali menghina Tuhan. Penulis yakin, banyak yang berani saat berdemo menghina presiden, raja, menteri, dan lain-lain. Tapi, penulis tak yakin ada yang berani berteriak di depan umum menghina Tuhan (sekali pun itu Tuhannya sendiri). Pertama ancaman hukuman neraka kelak, kedua ada jutaan umat yang merasa marah/ murka atas ucapan tersebut karena itu bukan Tuhan Anda tapi juga Tuhan mereka.

Menurut penulis, untuk membuat jera pelanggar hukum (terutama korupsi, narkoba), maksimalkan hukuman penjara, jangan beri remisi, grasi, dan sanksi kerja sosial (misalnya menyapu di jalan umum, di pusat perbelanjaan, dan lain-lain). Tapi syaratnya, para penegak hukum kita mentalnya harus diperbaiki. Kalau masih bisa disuap, sama saja... Peran pemuka agama sangat diharapkan untuk memperbaiki moral masyarakat Indonesia.


Silakan berkomentar, asal jangan bawa SARA (Suku Agama Ras Antargolongan). Dalam tulisan ini, penulis tidak menyebutkan agama apa pun, semua agama pada dasarnya baik. Jika ada yang tidak benar, itu orangnya yang salah, bukan agamanya. Ayo diskusi yang sehat, jangan pakai emosi.

Mari Berbuat Kebajikan & Menginspirasi yang Lain

Apa yang Anda lakukan di saat merayakan ulang tahun atau merayakan kesuksesan atau keberuntungan Anda? 

Umumnya, orang merayakan ulang tahunnya dengan makan-makan, mentraktir anggota keluarga dan teman-teman. Tidakkah Anda terpikir untuk melakukan hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya?

Penulis menemukan video inspiratif ini di YouTube. Syed Muzamil Hasan Zaidi merayakan ulang tahun ke-22 dengan melakukan 22 kebajikan. Hal ini ia lakukan karena terinspirasi video Robyn Bomer.

Sulitkah??? Jangan berpikir melakukan kebajikan pasti memerlukan uang dalam jumlah besar, dengan uang sedikit atau bantuan tenaga pun bisa kita mulai. Zaidi membagikan es krim, air minum, apel, membersihkan mobil orang yang tak dikenalnya, membagikan tanaman, menanam pohon, menggantikan kerja petugas yang sedang istirahat makan malam, dan hal-hal lain.

Zaidi merekam kegiatannya dan mengunggahnya ke YouTube dengan harapan hal ini menginspirasi orang lain. Video Zaidi pun menginspirasi Behzad Farkhari (video berisi kebajikan ini bagaikan virus, terus menular ke orang lain). 
 



Sisi-Sisi Kemanusiaan Dalam Olahraga

Dalam pertandingan olahraga, setiap orang ingin menang. Tapi nilai olahraga yang hakiki bukanlah hanya menjadi pemenang, menjadi terkuat, terhebat, ada sisi lain yang diajarkan olehraga: sportivitas, kerendahan hati, kepedulian, rasa hormat, dan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang bisa Anda saksikan di video berikut.

Jika video tak bisa disaksikan di blog ini, silakan klik tulisan warna merah di bawah video untuk menyaksikan video langsung di situs YouTube.



Inilah NKRI (Negara Kaya Rekayasa Indonesia)

Tidak mudah meraih kesuksesan dalam hidup ini. Semua kesuksesan butuh kerja keras. Ada yang teguh dengan prinsip, yakin dengan kemampuan, dan terus berjuang mencapai kesuksesan. Tapi, di sisi lain, ada pula menempuh jalur instan untuk meraih kesuksesan.

Anda tentu sudah membaca dan menyaksikan beritanya di TV, tingkah laku para public figure (artis), yang menempuh jalur instan untuk meraih kesuksesan. Buat isu, pura-pura pacaran, pura-puran bertengkar, pura-pura selingkuh,... dan lain-lain. Buat rekayasa atau dikenal dengan istilah setting-an agar dikejar-kejar media dan tampil di media cetak dan elektronik.

Ada Pernikahan Kiwil dengan Lina Marlina, Daus Mini Selingkuh dengan Merry Amril, Kisah Cinta Adjie Pangestu dan Bella Shofie, Jessica Iskandar yang kaluar dari Pesbukers, dan masih banyak lagi.

Makin banyak yang menggunakan jalur instan. Penyanyi yang akan mengeluarkan album, digosipkan menikah dengan pengusaha, artis akan launching film layar lebar "berkelahi" dengan artis lain, tayangan TV yang rating-nya mulai turun, buat berita heboh, dan lain-lain. 

Banyaknya berita setting-an membuat kita jadi bingung, mana berita yang benar dan mana berita yang direkayasa. Kabar terbaru datang dari Farhat Abbas yang diberitakan akan menggantikan host Hitam Putih, Deddy Corbuzier. Benar atau setting-an, waktu akan menjawabnya. Begitu juga harga elpiji 12 kg yang naik lebih daripada 50% kemudian diturunkan lagi. Entah ini memang kejadian wajar atau sekedar setting-an untuk kepentingan politik? Entahlah... Inilah NKRI, Negara Kaya Rekayasa Indonesia...

Mau lihat video setting-an yang lebih heboh? Tragedi di FFI 2013. Menurut penulis, ini setting-an (seperti juga yang ramai dibicarakan di dunia maya). "Sang artis" (wajah artis yang tak dikenal, entah main di film apa)  duduk di bangku penonton, tanpa mikrofon, tapi perhatikan suaranya yang terdengar begitu jelas... 

Jadi, jangankan acara hiburan di TV, acara resmi yang dihadiri menteri pun (yang diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya) bisa disisipi dengan kejutan seperti ini...




DRAFT SAJA BOLEH DIHAPUS KOK








abcs