Banjir, Jokowi Pilih Mangkir dari Forum Davos

Setiap keputusan yang diambil Jokowi, selalu dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menyerangnya. Seperti keputusan Jokowi tidak hadir di Forum Davos dan memilih konsentrasi mengurusi banjir di Jakarta.

Apa pun keputusan yang diambil, di mata lawan politik yang ingin menjatuhkan dan sedang mengincar posisi RI 1 atau posisi gubernur (jika nanti terpilih Jokowi jadi presiden), pergi atau tidak, tetap dimanfaatkan sebagai peluang untuk menjatuhkan Jokowi. Pergi: lebih mementingkan pencitraan daripada mengurusi rakyatnya yang kebanjiran. Tidak pergi, ya seperti ditulis dalam berita di bawah ini.

Tapi bagi penulis, pilihan tidak pergi, jauh lebih bijaksana. Jokowi tidak butuh pencitraan, yang penting bekerja untuk rakyat. Politisi (baca: lawan politik) silakan menghujat, rakyat tetap hormat dan salut dengan pilihan Jokowi. Rakyat sekarang sudah cerdas membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak. 

Mana yang hanya sangat rajin mendekati rakyat dan terlihat sangat peduli saat belum terpilih (saat akan jadi caleg, gubernur, dll.) lalu tak tersentuh dan berjarak setelah duduk di kursi empuk. Sangat berbeda dengan Jokowi yang dicintai rakyatnya. Anda tidak percaya? Silakan klik tautan (link) di akhir tulisan dan bacalah komentar pembaca berita ini. Apakah banyak yang setuju atau tidak setuju dengan pilihan Jokowi ini.

 * * * * * 

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terrnyata melewatkan kesempatan untuk hadir dalam forum dunia yang bergengsi The World Economic Forum (WEF) Annual Winter Meeting 2014 di Davos, Swiss.  Forum Davos itu  dihadiri para CEO dan pemimpin politik berpengaruh di dunia ini.

Mestinya, Jokowi berbicara di perhelatan Forum Young Global Leaders pada Rabu 22 Januari 2014 lalu. Jokowi mendapat sesi khusus untuk bicara di Forum Young Global – salah satu acara rangkaian Forum Davos yang digelar pada 22-25 Januari 2014 dengan tema "The Reshaping of the World: Consequences for Society, Politics and Business."

Forum Davos mengundang 2.500 pemimpin puncak bisnis, pemimpin politik internasional, serta intelektual dan jurnalis terpilih untuk mendiskusikan isu paling urgen yang sedang mengemuka di dunia, termasuk soal kesehatan dan lingkungan.

Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo menyayangkan ketidakhadiran Jokowi dalam perhelatan bergengsi World Economic Forum di Davos, Swiss pekan lalu. »Padahal, ini kesempatan yang baik bagi Pak Jokowi untuk menambah pengalaman internasionalnya,” kata Djoko Susilo di kantor Kedutaan RI di Bern, Ibukota Swiss, kepada Tempo via sambungan telepon. »Grade-nya naik kalau dia datang ke Davos.” (baca: Jokowi Tuai Kritik Karena Absen di Davos)

Forum Davos walau sifatnya informal tapi sangat terkenal dan dihadiri para pemimpin dunia, baik bisnis maupun politik. Presiden Iran, Perdana Menteri Jepang, Presiden Korea Selatan, dan tokoh kunci Asean muncul di antara peserta. Belum lagi para CEO raksasa bisnis dunia.(baca: Mengapa Davos Penting Bagi Jokowi?)

Ditemui terpisah, Jokowi beralasan ketidakhadirannya karena mesti menangani banjir di Jakarta. Konfirmasi ketidakhadiran disampaikannya langsung kepada panitia pada medio November 2013. »Jakarta banjir dan saya lebih mengutamakan rakyat dong,” katanya kepada MajalahTempo, pekan lalu. (baca: Alasan Jokowi Mangkir dari Forum Davos )

WDA| JOBPIE SUGIHARTO


Sumber: Yahoo News 
0 Responses

Posting Komentar

abcs