Saya tak terlalu mengikuti soal pembagian generasi. jadi ketika ditanya, saya sendiri tak tau termasuk generasi mana. Biar nggak bingung, saya catat dan simpan di sini saja.
- Pertama generasi Baby Boomer yang lahir pada tahun 1946-1964.
- Kedua, generasi X yang lahir pada tahun 1965 hingga 1980.
- Ketiga, generasi Y atau Milenial (dikenal juga dengan sebutan generasi "digital native") mereka yang lahir pada tahun 1981 hingga 1996.
- Keempat, generasi Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
- Kelima, generasi Post Gen Z atau Alpha (A) yakni mereka yang lahir pada 2013.
Karena pembagiannya tegas dari tahun sekian ke tahun sekian, lebih mudah mengenalinya. Artinya tahun awal generasi itu dimulai tanggal 1 Januari sampai tahun terakhir generasi itu pada tanggal 31 Desember. Misal generasi X dimulai 1 Januari 1965 sampai 31 Desember 1980. Pembagiannya tegas.
Sumber: RRI
Lanjut curcol:
Ada yang pembagiannya tidak tegas, contohnya perhitungan shio. Ini karena perhitungan shio berdasarkan kalender Imlek, tapi kita di Indonesia pakai kalender Masehi. Jadi mulai perhitungan shio-nya tiap tahun berbeda-beda (yakni pas tahun baru Imlek).
Sebenarnya kalau berdasarkan kalender Imlek, ya sama saja, shio itu dimulai tanggal 1 bulan 1 kalender Imlek (ibaratnya di tahun Masehi itu 1 Januari).
Sama dengan bingungnya saya menyebut tahun ajaran dalam dunia pendidikan karena ada 2 tahun dalam penulisannya: misal tahun ajaran 2003/2004 (kalau mau dibuat gampangnya mungkin dimulai:
1 Juli tahun 2003 sampai 30 Juni 2004, dan tahun ajaran baru berikutnya mulai
1 Juli 2004 sampai 30 Juni 2005.
Tapi dalam praktiknya tidak demikian (ini saya cerita soal sekolah swasta). Tutup tahun pelajarannya tidak berakhir di 30 Juni tapi sebelum itu tapi pasti masuk bulan Juni (meskipun cuma masuk beberapa hari, paling sekitar seminggu, itu pun seringnya sudah tidak ada proses belajar karena rapot sudah dibagikan), sehingga masuk sekolah ataupun tidak, sudah tidak ada pengaruhnya. Tapi mengapa dipaksakan sekolah beberapa hari di bulan Juni? Supaya orangtua siswa harus bayar uang sekolah bulan Juni (syarat ambil rapot adalah lunas uang sekolah bulan Juni).
Masuknya? Pasti bulan Juli agar orangtua siswa harus bayar uang sekolah bulan Juli, meskipun sekolah tidak dimulai tanggal 1 Juli atau awal Juli. 😁
Jadi, meski antara bulan Juni dan Juli ada libur sebulan, guru tetap gajian full di bulan Juni dan Juli.
Pegawai swasta ada THR, begitu pula ASN. Bagaimana agar guru (swasta) juga dapat THR? Tenang, orang Indonesia kreatif untuk urusan ini. Bagaimana caranya? Ada daftar ulang setiap akhir tahun ajaran. Sebelum libur sekolah, siswa harus isi formulir daftar ulang plus bayar biaya sebesar 1 bulan uang sekolah.
Setiap tahun seperti itu. Saya juga heran, apakah sepenting itu daftar ulang (isi data diri setiap tahun, padahal data diri waktu masuk sekolah tidak akan berubah: nama siswa, tempat dan tanggal lahir, nama ayah dan ibu, nomor induk siswa, golongan darah, dan data lain).
Yang berubah paling alamat (itu pun tidak setiap siswa pindah rumah setiap tahun), berat dan tinggi badan (data itu pun tak terlalu penting untuk proses belajar dan mengajar).
Takut tahun ajaran baru ada siswa yang pindah sekolah sehingga ada kursi kosong? Ah ... ini pun sama seperti pindah rumah, adakah siswa yang pindah sekolah setiap tahunnya?
Kalaupun ada siswa yang pindah sekolah, mampukah sekolah menjual kursi kosong itu di tahun ajaran baru? Untuk dapat siswa baru yang bukan siswa kelas 1 (awal SD), kelas 7 (awal SMP), atau kelas 10 (awal SMA) tidaklah mudah. Itu biasanya dari siswa pindahan (belum kelulusan tapi pindah sekolah).
Tentu tidaklah mudah dapat siswa pindahan. Kapan ada siswa pindahan? Jika ortu pindah tugas. Selain itu? Bermasalah di sekolah (tidak naik, bisa naik kelas asal pindah sekolah), atau melanggar aturan sekolah sehingga dikeluarkan. Mengapa daftar ulang dilakukan setiap tahun? Supaya ada THR untuk guru.😁
Ada lagikah trik sekolah mencari tambahan penghasilan? Banyak. dari berbagai tulisan di internet: jual seragam (biar seragamnya sama, beli di sekolah meski lebih mahal, dan tidak hanya seragam sekolah plus pakaian olahraga saja, bisa juga buku, topi, dasi, kaos kaki, entah apa lagi), jualan buku cetak (ada pihak penerbit yang datang menawarkan bonus agar buku terbitan mereka digunakan di sekolah itu), ekskul misalnya: berenang, bulu tangkis, dan lainnya, study tour, dan diakhiri dengan wisuda ala mahasiswa yang lulus jadi sarjana (yang sekarang dilarang di Jawa Barat).
Note: Ssst ... ternyata hal ini (bayar uang sekolah 1 bulan untuk daftar ulang) tidak terjadi semua sekolah swasta.
Posting Komentar