Seingat penulis kalimat yang penulis jadikan judul posting ini berasal dari kata bijak berbahasa Mandarin. Maksud dari kalimat itu adalah kita umumnya selalu berpihak kepada "keluarga kita". Keluarga di sini bisa punya arti luas (keluarga dalam arti suami, istri, anak), keluarga besar di tempat kita bekerja, keluarga tempat kita bergabung dalam sebuah organisasi, dan lain-lain. Memang sudah seharusnya begitu, kalau ruas jari Anda ditekuk ke luar (pasti terasa sakit) dan kalau dipaksakan, jari Anda akan patah.
Kita, umumnya, akan membela keluarga kita (salah pun kadang kita bela, apalagi jika benar). Mungkin mirip dengan ungkapan "Right or wrong is my country".
Ehm... mungkin pembukaannya terlalu jauh. Penulis ingin membagikan cerita keseharian kami dan cerita Linda (istri penulis) dan teman-temannya di kantor.
Penulis merasakan besarnya rasa cinta Linda pada perusahaan. Bukan terlalu membesar-besarkan, tapi mungkin memang sudah seharusnya semua orang bersikap seperti itu. Ke mana pun kami pergi (berlibur atau sekedar main ke mal sehabis melaksanakan pujabakti di vihara pada hari Minggu), kalau minum, selalu produk Sosro yang kami cari. Mulai dari air minum Prim-a (biasa disebut air putih atau air minum kemasan atau dulu populer dengan sebutan air mineral), minuman dengan rasa teh dan buah (Teh botol Sosro, S-tee, Fruit tea, Joy Tea), hingga minuman karbonasi (Tebs) selalu jadi pilihan utama.
Uang gaji yang diterima dari hasil kerja, semua bersumber dari penjualan produk. Maka kalau keluarga kami minum, mengapa tidak meminum produk perusahaan itu sendiri? Setiap pembelian yang kami lakukan, jelas menambah omset penjualan, keuntungan perusahaan bertambah, perusahaan makin maju, semua pasti berimbas kepada diri sendiri. Itu tetap kami lakukan, meskipun harga jual produk Sosro lebih mahal daripada produk sejenis. Mau apa lagi, kalau kami sudah terlanjur sayang?
Juga ketika kami melakukan acara berbagi (bagi minuman) untuk yang kurang mampu. Selalu produk perusahaan yang jadi pilihan utama.
Ternyata hal ini tidak hanya di keluarga, tapi juga di lingkungan kerja. Istri dan teman-teman sekantor juga sering "jahil" kepada pemilik warung atau rumah makan. Saat mereka serombongan akan makan siang atau sekedar jajan, misalnya ke warung bakso, sebelum memesan bakso mereka tanya dulu ke penjual "Pak, ada Teh Botol Sosro?" Ketika pemilik warung menjawab "Tidak ada Neng, yang ada XXX (produk pesaing)" Serentak mereka semua tidak jadi masuk warung bakso tersebut.
Di lain waktu, mereka coba mampir lagi ke sana, ternyata sudah ada Teh Botol Sosro dan mereka makan di sana.
Menurut penulis, perusahaan telah berhasil menanamkan rasa cinta produk kepada karyawannya. Seandainya dalam skala besar, negara berhasil menanamkan rasa cinta pada produk dalam negeri (tidak sekedar slogan atau hanya dipakai pada saat pembuatan iklan atau poster/ baliho saja), tentu usaha dalam negeri akan maju pesat. Seringnya, kita melihat apa yang diucapkan pejabat kita tidak sejalan dengan kenyataan. Mereka menganjurkan penggunaan produk dalam negeri, tapi yang mereka pakai produk luar yang branded.
Penulis hanya sekedar menyentil saja. Hanya menggugah kesadaran, semua harus dimulai dari diri sendiri. Pokoknya "Apa pun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro" karena produk anak bangsa yang ber-tagline "Asli dari Sang Ahli" ini memang "Nikmatnya Tak Tergantikan..."
Sholat Ied di depan Gereja Katolik Kayutangan Malang.
Perayaan Idul Fitri bagi umat Muslim di Indonesia terasa makin lengkap,
saat kita lihat betapa kerukunan yang terjadi antara umat beragama di
Malang.
Minggu, 19 Agustus 2012, di saat umat Katholik biasanya merayakan Perjamuan Ekaristi di gereja, merelakan pelataran tempat ibadahnya untuk dipakai saudara-saudaranya umat Muslim untuk menunaikan Sholat Ied.
Betapa indahnya kebersamaan,
betapa indahnya rasa persaudaraan...
semoga selalu tercipta di bumi Indonesia.
Foto di atas diabadikan oleh Romo Michael Agung O.Carm, dalam komentarnya beliau mengatakan:
Umat Muslim di kota Malang dengan Gereja Katolik Kayutangan Malang pada saat mereka menjalankan Sholat Ied di halaman dalam Gereja Katolik sebagai tanda mereka merayakan hari besar iman mereka LEBARAN pada hari Minggu, 19 Agustus 2012. Sungguh indaaah .
Tuhan yang mencipta
Tuhan
yang menjaga kebersatuan seluruh umat ciptaan-Nya
!!
Jangan ada di
antara kita yang mengganggu keharmonisan kehendak-NYA ini.
(jujur,
ketika menulis status ini, saya mbrebes mili ketika ingat terjadi
penindasan manusia Indonesia oleh sesama Indonesia sendiri di bumi
Indonesia karena beda agama
ooo Tuhan, ampuni mereka!!).
Katur Umat
Muslim, SUGENG LEBARAN. Berkat Tuhan dalam Perayaan Idul Fitri 1433 H
senantiasa mendatangkan kekuatan, kegembiraan dan ketenangan hidup bagi
anda sekalian
. Viva Lebaran !!
Viva Umat Muslim di Indonesia !!
Foto dan keterangan dikutip dari Kaskus
Gereja Jadi Barak Pengungsian. Inilah iman tertinggi saat kemanusiaan dan nyawa saudara kita menjadi yang utama.
Seringkali pikiran kita telah terkotak-kotak. Bahasa tertentu identik dengan agama tertentu. Suku atau ras tertentu, identik dengan agama tertentu.
Misalkan saja kita sebut suku Bali, pasti yang ada di benak kita, orang tersebut beragama Hindu. Orang Thailand, pastilah beragama Buddha, orang Arab atau yang bisa berbicara bahasa Arab pastilah beragama Islam, dan seterusnya.
Dan kita akan merasa aneh sekali bila melihat orang Bali tapi bukan beragama Hindu, contohnya.
Sebenarnya tidaklah demikian. Suku atau ras tertentu memang terkadang identik (mayoritas beragama tertentu), tapi itu hanya mayoritas. Ada kok yang berbeda, dan mereka boleh berbeda karena itu pilihan pribadi.
Bahasa dan seni adalah bagian dari budaya, dan tidak identik dengan agama. Toh...kita boleh belajar bahasa apa saja, belajar seni apa saja. Kita bisa belajar dansa (asal Eropa) yang kebanyakan dari mereka beragama Kristiani tanpa harus jadi Kristiani. Anda pun bisa jadi pemain barongsai (karena barongsai itu seni budaya Tionghua) tanpa harus pegang hio dan sembahyang di kelenteng dulu.
Sebenarnya juga bukan hal yang aneh seorang mahasiswi berjilbab (yang tentunya seorang muslim) fasih berbahasa Mandarin/ Tionghua. TKI yang kerja di Hong Kong pun dengan fasihnya berbicara bahasa Kanton/ Cantonese. Tapi karena pikiran kita yang terkotak-kotak, kita merasa aneh.
Penguasaan bahasa apa pun tentu berguna. Semakin banyak bahasa yang kita kuasai, kita semakin mudah belajar, misalnya baca buku yang menggunakan huruf tertentu atau bahasa tertentu. Wisata ke negara yang menggunakan bahasa tersebut pun membuat kita jadi lebih mudah, tanpa harus menggunakan bahasa Tarzan/ isyarat.
Lantas kalau lihat orang bisa bahasa tertentu kita tidak perlu salut? Tentu tetap salut dong. Penulis yang memang keturunan Tionghua saja salut banget pada mahasiswi ini yang begitu fasih berpidato bahasa Mandarin/ Tionghua.
NB:
Waktu menjelajah situs YouTube, eh... penulis menemukan video seorang presenter Chinese dari stasiun CCTV yang membaca berita dalam bahasa Arab dengan fasih. Jadi sekalian saja dimasukkan ke sini.
Semua bisa kalau mau belajar... Mari kita simak 2 video YouTube ini
Bahasa dan seni adalah bagian dari budaya, dan tidak identik dengan agama. Toh...kita boleh belajar bahasa apa saja, belajar seni apa saja. Kita bisa belajar dansa (asal Eropa) yang kebanyakan dari mereka beragama Kristiani tanpa harus jadi Kristiani. Anda pun bisa jadi pemain barongsai (karena barongsai itu seni budaya Tionghua) tanpa harus pegang hio dan sembahyang di kelenteng dulu.
Sebenarnya juga bukan hal yang aneh seorang mahasiswi berjilbab (yang tentunya seorang muslim) fasih berbahasa Mandarin/ Tionghua. TKI yang kerja di Hong Kong pun dengan fasihnya berbicara bahasa Kanton/ Cantonese. Tapi karena pikiran kita yang terkotak-kotak, kita merasa aneh.
Penguasaan bahasa apa pun tentu berguna. Semakin banyak bahasa yang kita kuasai, kita semakin mudah belajar, misalnya baca buku yang menggunakan huruf tertentu atau bahasa tertentu. Wisata ke negara yang menggunakan bahasa tersebut pun membuat kita jadi lebih mudah, tanpa harus menggunakan bahasa Tarzan/ isyarat.
Lantas kalau lihat orang bisa bahasa tertentu kita tidak perlu salut? Tentu tetap salut dong. Penulis yang memang keturunan Tionghua saja salut banget pada mahasiswi ini yang begitu fasih berpidato bahasa Mandarin/ Tionghua.
NB:
Waktu menjelajah situs YouTube, eh... penulis menemukan video seorang presenter Chinese dari stasiun CCTV yang membaca berita dalam bahasa Arab dengan fasih. Jadi sekalian saja dimasukkan ke sini.
Semua bisa kalau mau belajar... Mari kita simak 2 video YouTube ini
Silakan saksikan video YouTube ini:
Setelah menonton video ini, pendapat penulis:
Baca juga: Sosok Inspiratif: Wagub DKI Jakarta, Ko Ahok
Mau lihat video Jokowi - Ahok yang lainnya? Silakan klik: Video Pemprov DKI
Setelah menonton video ini, pendapat penulis:
- Salut untuk gebrakan-gebrakan Pak Jokowi. Rakyat memang butuh pemimpin seperti ini, merakyat (tanpa jarak seperti ini). Bukan pemimpin yang sulit ditemui untuk mengadu (ada pasukan berlapis yang menjaganya). Sering di lapangan daripada di belakang meja, transparan. Bukan hanya diakui di Indonesia, Jokowi pun diakui dunia dan terpilih sebagai Walikota Terbaik Dunia. Klik: Peringkat 3 Walikota Terbaik di Dunia.
- Tidak perlu gembar-gembor saat kampanye, akan mensejahterakan rakyat, membela kepentingan rakyat, dan segala program muluk-muluk. Bisa memangkas birokrasi seperti saat Jokowi di Solo (buat KTP cuma Rp 5.000 dengan waktu 1 jam) itu saja dulu. Selanjutnya memangkas birokrasi di segala bidang. Sudah saatnya: Kalau bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit? Bukan sebaliknya. Sebagai seorang pemimpin, sesulit apa sih memangkas birokrasi? Apakah hal sesederhana ini saja tak mampu??? Cukup pasang spanduk/ banner besar tentang segal peraturan untuk pengurusan dokumen, waktu maksimal, pasang nomor HP yang bisa dihubungi bila ada yang nakal langsung lapor dan akan ditindak. Jika pemimpin bersih dan tegas, adakah bawahan yang berani melanggar???
- Banyak gebrakan yang telah dilakukan. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Jakarta Timur salah satunya. Bukan di gedung ber-AC. Di tengah-tengah pemukiman rakyat, tanpa tutup lagi (kepanasan, biar bisa tahu bagaimana permasalahan yang dihadapi rakyat yang dipimpinnya), dan yang pasti hemat banyak biaya.
- Langkah Jokowi yang tidak mengambil gaji selama menjabat Walikota Solo, mungkin sudah bisa jadi cerminan seperti apa sosok beliau.
- Jadi ingat waktu akan pelantikan gubernur Jokowi dan wakilnya, Ahok. Banyak yang mencuri kesempatan mengkritik, biaya-nya terlalu besar sampai 1 miliar lebih. Padahal pasangan Jokowi-Ahok justru tidak tahu siapa yang menetapkan anggaran sebesar itu. Bukankah ini dipersiapkan untuk pelantikan gubernur Foke-Nara? Jadi berpikir: Andaikan Foke-Nara yang menang, apakah ada sekian banyak politisi, pengamat, atau siapa saja yang akan teriak bahwa biaya itu terlalu besar??? Baca: Rakyat Merdeka, Jakarta Tribun News, Ciri Cara
- Coba baca ini (tinggal klik saja): Teladan Itu Bernama Joko Widodo dan ini: Jokowi Beli Sepatu Rp 75 Ribu, Bayar Rp 100 Ribu
- Penulis rasa, inilah sosok pemimpin yang selama ini didambakan rakyat.
- Ada yang mengatakan kerja Jokowi turun ke lapangan hanya pencitraan. Memang sih... sejak di Solo beliau melakukan pencitraan dengan melakukan yang tak biasa dilakukan pejabat. Dekat dengan rakyat, tidak suka birokrasi yang menyengsarakan rakyat dan menjauhkan pemimpin dengan masyarakatnya. Sayangnya pencitraan sepanjang melaksanakan amanat ini tidak banyak ditiru pejabat lain. Yang lain hanya pencitraan menjelang pemilu atau saat kampanye saja (ramah, dekat dengan rakyat,...), setelah terpilih, kembali ke citra aslinya (galak dan mengambil jarak dengan rakyat yang dipimpinnya).
- Penulis rasa, inilah momen yang tepat bagi kebangkitan bangsa Indonesia. Jika selama ini sering dikeluhkan tak ada teladan, sekarang sudah ada. Posisinya pun di ibukota negara yang selalu disorot (tiap hari bisa disaksikan di TV atau lihat di internet seperti YouTube, atau baca di koran). Di zaman canggih seperti sekarang ini, tak perlu beranjak dari kursi Anda pun, Anda bisa tahu apa yang terjadi di dunia. Apalagi yang kurang? Tinggal keMAUan saja. Maukah pejabat lain meniru aksi Jokowi dan Ahok? Buat pembaca blog ini, berikan info dong apakah di kota Anda pemimpinnya juga begitu berani memberantas korupsi, menolak birokrasi, dekat dengan rakyatnya,...? Jika ada, tuliskan nama pejabatnya dan kota Anda. Sepak terjang mereka juga layak diapresiasi agar semakin banyak teladan di negeri ini.
- Penulis tidak bermaksud mengkultuskan atau terlalu memuja-muja seseorang termasuk sosok Ahok. Kalau ada kebijakan mereka yang kurang bagus, kita juga tetap harus mengkritisi. Tapi tentu yang logis saja. Nilai kinerja mereka, jangan menyerempet ke pribadi apalagi SARA. Disukai atau tidaknya, penulis rasa Anda bisa lihat dari pengunjung video ini di YouTube, lihatlah berapa komentar yang pro dan kontra, berapa yang kasih jempol ke atas dan jempol ke bawah.
Baca juga: Sosok Inspiratif: Wagub DKI Jakarta, Ko Ahok
Mau lihat video Jokowi - Ahok yang lainnya? Silakan klik: Video Pemprov DKI
Silakan saksikan video YouTube ini:
Setelah menonton video ini, pendapat penulis:
- Andai semua pemimpin seperti pasangan Jokowi-Ahok, Indonesia tentu jauh lebih baik. Yang lebih pintar, mungkin jauh lebih banyak. Tapi kita butuh pemimpin yang mau bekerja untuk rakyat, bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri.
- Hal seperti ini (korupsi dengan segala modusnya) sudah terjadi sejak zaman dahulu. Semua orang juga sudah tahu (sudah rahasia umum), tapi tak semua orang berani ambil resiko (termasuk resiko kehilangan nyawa) untuk membela kepentingan rakyat. Potong 25% (bahkan 40% pun bisa) pun masih bisa. Artinya setidaknya 25% nilai yang di-mark up. Ini terjadi hampir di seluruh Indonesia. Berapa banyak uang negara (uang rakyat) yang dikorup oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi.
- Banyak sekali uang rakyat yang bisa diselamatkan dan disalurkan kepada yang berhak. Semua urusan yang seremonial (pelantikan, koordinasi, pendampingan, sosialisasi, atau biaya-biaya tak penting lainnya).
- Bangun pos polisi senilai 1 miliar. Ditanya berapa luasnya dan rinciannya, tak ada yang mampu menjelaskan secara jelas. Siapa yang buat perincian biaya? Sampai pengunjung YouTube berkomentar: wah mewah sekali, karpetnya pasti impor dari Persia, pegangan pintu berlapie emas, dan lain-lain.
- Ini puncak gunung es, yang muncul di tayangan ini hanya ujung dari puncak gunung es tersebut. Rakyat pasti sakit hati sekali melihat uang rakyat selama ini dipakai sesuka hati (banyak dikorupsi). Cukup sudahlah korupsi di negeri ini. Tampilkan semua kerja Anda, perincian biaya, dan lain-lain di internet. Tranparan. Juga tender-tender... Kalau Anda bersih, apa yang ditakutkan???
- Cara upload video pertemuan seperti ini ke YouTube ini adalah cara yang efektif untuk transparansi. Tak perlu biaya, karena YouTube gratis. Rakyat bisa mengontrol. Ini bisa jadi perlawanan kepada stasiun TV yang sering memutarbalikkan fakta (memihak kepada kelompok tertentu). Ini juga sebagai pertanggungjawaban kepada rakyat.
- Di sini terlihat, bagaimana mutu sumber daya manusia yang bekerja di pemerintahan kita. Pintar buat paparan/ slide/ laporan (entah siapa yang buat), tapi begitu berhadapan langsung dengan orang yang mengerti, gelagapan tidak tahu harus ngomong apa. Mana ada yang berani membantah dengan fakta yang diutarakan Pak Wagub? Kalau Anda benar, jawab dengan perhitungan yang logis dan buktikan bahwa yang dikatakan Ko Ahok itu salah.
- Negara ini mau bersih, harus dimulai dari pemimpin yang bersih. Bapak ke luar negeri tidak perlu bawa oleh-oleh, tidak perlu kasih tas ke istri saya. Tidak perlu! Ayo yang lain, contohkan hal demikian. Jangan sekedar ucapan, tapi apa yang diucapkan = perbuatan. Kalau sekedar slogan/ ucapan, sudah terlalu banyak. Jangan urus dokumen melalui calo, tapi calo berkeliaran (bahkan oknum instansi jadi calo), tak ada tindakan.
- Penulis tidak bermaksud mengkultuskan atau terlalu memuja-muja seseorang termasuk sosok Jokowi. Kalau ada kebijakan mereka yang kurang bagus, kita juga tetap harus mengkritisi. Tapi tentu yang logis saja. Nilai kinerja mereka, jangan menyerempet ke pribadi apalagi SARA. Disukai atau tidaknya, penulis rasa Anda bisa lihat dari pengunjung video ini di YouTube, lihatlah berapa komentar yang pro dan kontra, berapa yang kasih jempol ke atas dan jempol ke bawah. Jadi ingin tertawa ketika baca opini cerdas seperti ini: Ahok
- Buat pemimpin lain di negeri ini, ini momentum untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Ayo buktikan apa yang Anda gembar-gemborkan di masa kampanye akan melakukan ini dan itu, demi rakyat. Pemimpin itu untuk melayani rakyat, bukan minta dilayani. Seringlah turun ke lapangan, jangan hanya di belakang meja (dekat dengan rakyat). Dengarlah suara rakyat, apa yang mereka butuhkan. Ayo ramai-ramai upload video rapat dan kerja Anda ke YouTube. Jika Anda mengatakan tak punya biaya, tak mengerti teknologi atau hal lain, penulis rasa blogger seluruh Indonesia bersedia bantu untuk rekam dan upload ke YouTube. Bagaimana???
Baca juga: Sosok Inspiratif: Gubernur DKI Jakarta, Pak Jokowi
Mau lihat video Jokowi - Ahok yang lainnya? Silakan klik: Video Pemprov DKI
Dalam dunia musik, penulis sering mendengar ada lagu yang banyak kemiripannya dengan lagu lain. Penulis yakin, Anda pun pernah mendengar lagu-lagu seperti itu.
Menurut penulis ada 3 kategori. Memang lagu itu terjemahan (izin dulu ke penyanyi dan pencipta lagunya), ini tentu cara yang paling benar.
Ada yang terinspirasi. Biasanya sih tidak terlalu banyak yang mirip. Sebaiknya ditulis di sampul kaset/ CD bahwa lagu dengan judul ini saat penciptaannya terinspirasi dari lagu ini. Ibarat dunia tulis menulis (seperti di blog juga), sebaiknya Anda menuliskan sumber (beri links) ke sumber tulisan Anda.
Banyak sekali penulis lihat blog di dunia maya yang isinya bagus-bagus, namun hanya bermodal copy paste tanpa menyebut sumber (seolah tulisan itu hasil karyanya). Hanya mengejar target: banyak tulisan bagus, banyak pengunjung dengan cara paling mudah. Sehari saja Anda bisa membuat banyak sekali tulisan!
Langkahnya hanya copy dari blog/ situs lain, paste ke blog Anda, publish. Beres! Tidak usah pikir dan cari ide lalu menggunakan otak Anda untuk menulis. Benar-benar hanya copy paste, edit pun tidak dilakukan sama sekali. Jadi ketika sebuah sumber salah menulis, semua tulisan (saling copy paste, kesalahan ketik atau kalimat yang lucu dan "nggak nyambung"-nya pun seragam).
Banyak sekali penulis lihat blog di dunia maya yang isinya bagus-bagus, namun hanya bermodal copy paste tanpa menyebut sumber (seolah tulisan itu hasil karyanya). Hanya mengejar target: banyak tulisan bagus, banyak pengunjung dengan cara paling mudah. Sehari saja Anda bisa membuat banyak sekali tulisan!
Langkahnya hanya copy dari blog/ situs lain, paste ke blog Anda, publish. Beres! Tidak usah pikir dan cari ide lalu menggunakan otak Anda untuk menulis. Benar-benar hanya copy paste, edit pun tidak dilakukan sama sekali. Jadi ketika sebuah sumber salah menulis, semua tulisan (saling copy paste, kesalahan ketik atau kalimat yang lucu dan "nggak nyambung"-nya pun seragam).
Balik ke lagu. Yang ketiga adalah plagiat alias menjiplak. Hanya ganti syair lalu menuliskan namanya sebagai pencipta lagu. Penulis bukanlah pakar musik, jadi tidak bisa mengatakan mana yang terinspirasi dan mana yang menjiplak/ plagiat. Yang pernah penulis baca, jika 8 bar atau lebih sama, maka dikategorikan menjiplak/ plagiat. Ada komentar yang "membela" para penjiplak dengan mengatakan: notasi hanya do re mi fa sol la si, wajar dong kalau sama. Terus terang kalau itu dalihnya, mudah sekali mencipta lagu dengan mencomot dari lagu sana-sini, lalu jadi lagu baru. Toh dengan notasi itu, banyak kok lahir lagu yang sama sekali beda.
Terinspirasi boleh saja, dan sebaiknya diakui. Lagu mirip? Bisa saja dan penulis percaya bisa saja mirip karena ada sekian juta atau mungkin miliaran lagu yang ada di dunia ini. Tapi kalau terlalu banyak yang mirip atau bahkan sama persis, kok berani mengakui lagu itu hasil ciptaannya?
Coba saja kita diminta membuat tulisan tentang kucing. Judul terserah Anda, isinya terserah Anda. Mungkin saja bisa mirip, kita sama-sama cerita tentang kucing milik kita, warnanya sama. Tapi apa mungkin semuanya mirip? Ada yang cerita ukurannya, makanan kesukaan, beli atau dapat di mana, pernah mengalami apa (kecelakaan, berantem dengan kucing lain), paling dekat sama siapa, dan berjuta cerita lain. Dan, yang paling tidak mungkin rasanya adalah: dari awal sampai akhir kalimat dan tanda bacanya, semua sama persis. Kita menulis di tempat berbeda, kita tidak saling kenal, kok bisa sama persis sampai titik komanya???
Coba saja kita diminta membuat tulisan tentang kucing. Judul terserah Anda, isinya terserah Anda. Mungkin saja bisa mirip, kita sama-sama cerita tentang kucing milik kita, warnanya sama. Tapi apa mungkin semuanya mirip? Ada yang cerita ukurannya, makanan kesukaan, beli atau dapat di mana, pernah mengalami apa (kecelakaan, berantem dengan kucing lain), paling dekat sama siapa, dan berjuta cerita lain. Dan, yang paling tidak mungkin rasanya adalah: dari awal sampai akhir kalimat dan tanda bacanya, semua sama persis. Kita menulis di tempat berbeda, kita tidak saling kenal, kok bisa sama persis sampai titik komanya???
Ketika menyusuri YouTube, penulis menemukan banyak sekali file lagu yang disebut-sebut menjiplak/ plagiat. Sekali lagi, penulis bukan pakar musik, penulis serahkan kepada Anda saja. Silakan klik saja links-nya (tulisan yang berwarna, selain warna hitam tentunya) jika ingin mendengarkannya.
Ada lagu yang memang terjemahan (izin dari pencipta dan penyanyinya untuk dinyanyikan dalam versi bahasa yang berbeda/ terjemahan atau liriknya berbeda arti sama sekali, hanya meminjam melodinya saja).
Ini tentu cara yang fair/ jujur. Pemilik lagu tentu mendapat kompensasi. Mungkin contoh yang paling mudah adalah Fabrizio Faniello yang menyanyikan lagu "I No Can Do" yang merupakan versi bahasa Inggris untuk lagu Cari Jodoh dari Wali.
Contoh Lagu Terjemahan (Izin Dulu)
Penulis belum menemukan contoh lagu yang menyebutkan bahwa terciptanya lagu itu terinspirasi dari lagu lain atau pencipta/ group tertentu karena memang nge-fans sama group musik/ penyanyi tertentu.
Benarkah lagu-lagu di bawah ini adalah karya plagiat??? Silakan Anda dengar dan nilai sendiri. Penulis hanya penikmat musik, dan tidak ada niat menjelekkan group musik tertentu.
Silakan cek sendiri:
- Aishiteru by Zivilia ---> Koko Ni Iru Yo by Soulja (atau ini: perbandingan Zivilia & Soulja)
- Kekasih Tak Dianggap by Pinkan Mambo ---> Kekasih Tak Dianggap by Kertas Band (berubah jadi Armada Band?) ---> Change The World, Inu Yasha Theme Song by V6 (siapa yang jiplak siapa???)
- Teman Biasa by Janji Band ---> Salam Rindu by Tip Ex ---> Rambadia lagu daerah Tapanuli (jelas lagu Rambadia sudah lama sekali ada)
- Perbandingan Iwak Peyek by Trio Macan, Take 'Em All by Cock Sparrer dengan lagu suporter Olympiakos (yang menurut pengamat musik aslinya adalah lagu kepanduan berbahasa Inggris yang sudah lama beredar di daratan Eropa)
- Perbandingan: Cinta Itu Buta by Armada ---> Video Killed the Radio Stars by The Buggles
- Perbandingan 6 Lagu d'Masiv ---> Lagu Asing
- Perbandingan Lagu-Lagu Cherrybelle ----> SNSD
- Perbandingan Adinda by Wali ---> Santorini by Yanni
- Perbandingan Nidji --> Band Asing
- Perbandingan Gak Ada Matinya by Seventeen --->Follow Through by Garvin Degraw
- Perbandingan Vierra ---> band/ penyanyi luar
- Perbandingan Lagu dan Konsep Foto: Cherrybelle, SM*SH, dll dengan Group Asing
- List Lagu-Lagu Plagiat (Banyak Sekali)
Daftar ini akan jadi sangat panjang (masih akan terus ditambah). Penulis hanya coba "menyalin" dari YouTube ke sini. Benar atau tidak, Anda yang menilai.
Terima kasih kepada Anda yang dengan kerja keras membuat video dan meng-upload-nya. Penulis tidak tahu dan tidak ingin tahu apa alasan mereka, tapi yang jelas hal seperti ini akan sangat baik untuk pembelajaran. Jika benar plagiat, penulis lagu harusnya malu dan belajar untuk membuat karya yang lebih baik. Terinspirasi boleh saja, tapi kalau mengambil nyaris 100% dan hanya membuat lirik baru, lalu menuliskan namanya sebagai pencipta lagu, itu kerterlaluan. Itu plagiat!
Mungkin seharusnya ada lembaga khusus yang menangani hal ini. Para penikmat musik yang merasa ada gejala plagiat, mengirimkan data ke lembaga tersebut. Lembaga musik yang berisi para pakar musik (dan independen) coba menganalisa. Jika termasuk plagiat, sebutkan lagu berjudul ini plagiat dari lagu berjudul itu. Bisa diberikan kepada wartawan atau ada buletin tersendiri atau ada situs/ blog tersendiri. Jika hanya terinspirasi umumkan bahwa lagu itu hanya terinspirasi, kemiripannya tidak sampai 8 bar.
Ini sebagai sanksi moral kepada pencipta lagu. dan, bukan tidak mungkin, sanksi hukum segera menyusul (tuntutan dari pencipta lagu yang dijiplak). Lembaga ini mirip KPK untuk kasus "korupsi lagu" (baca: plagiat lagu). Bagaimana???
Catatan:
Baca juga: Kebetulan Mirip, Terinspirasi, atau Plagiat???
Catatan:
Baca juga: Kebetulan Mirip, Terinspirasi, atau Plagiat???
Lagu Iwak Peyek yang terkenal setelah dilantunkan Trio Macan jadi rebutan. Lagu yang didedikasikan Trio Macan untuk suporter bola Persebaya ini diklaim sebagai ciptaan H. Imron (yang menciptakan lagu ini pada Desember 2011). Lalu muncul pula Arek Band yang mengaku sebagai penulis lirik. Akhirnya H. Imron dan Arek Band mendapat royalti. Kemudian muncul Angel yang menuntut royalti karena suaranya dipakai dalam lagu tersebut.
Tambah ruwet lagi, ternyata lagu Iwak Peyek ini sangat mirip dengan lagu suporter Olympiakos asal Yunani yang sudah di-upload (bukan dinyanyikan) ke YouTube sejak 02 Agustus 2006. Dan ternyata ada group musik luar yang juga punya lagu sama, yakni: Cock Sparrer dengan lagunya "Take 'Em All." Silakan dengarkan lagu-lagunya di bawah ini.
Di era internet seperti sekarang ini, jangan coba-coba jadi plagiator. Ketika hasil karya Anda di-upload ke dunia maya (YouTube), dalam sekejab orang sedunia bisa mendegarnya. Kalau itu mirip, sebentar saja Anda akan dapat komplain, bahkan tuntutan hukum! Jadi, meskipun lagu yang Anda jiplak berasal dari negara di ujung dunia sana, tinggal tunggu waktu, pasti akan ketahuan.
Menurut pengamat musik, Bens Leo: "Iwak Peyek" sejatinya menjadi lagu kepanduan
berbahasa Inggris yang sudah lama beredar di daratan Eropa. Namun, lagu
tersebut tidak diketahui penciptanya.
Apakah lagu Iwak Peyek mirip dengan lagu suporter Olympiakos dan Take 'Em All? Kalau mirip, siapa sang plagiator? Apakah hanya mengubah lirik bisa disebut pencipta lagu?
Di era internet seperti sekarang ini, jangan coba-coba jadi plagiator. Ketika hasil karya Anda di-upload ke dunia maya (YouTube), dalam sekejab orang sedunia bisa mendegarnya. Kalau itu mirip, sebentar saja Anda akan dapat komplain, bahkan tuntutan hukum! Jadi, meskipun lagu yang Anda jiplak berasal dari negara di ujung dunia sana, tinggal tunggu waktu, pasti akan ketahuan.
Lagu Suporter Olympiakos
Cock Sparrer dengan lagunya "Take 'Em All"
Perbandingan 3 Lagu: Iwak Peyek/ Take 'Em All/ Olympiakos Supporter Song
H. Imron
Cock Sparrer dengan lagunya "Take 'Em All"
Perbandingan 3 Lagu: Iwak Peyek/ Take 'Em All/ Olympiakos Supporter Song
H. Imron
Baca juga:
- Pencipta Lag "Iwak Peyek" Ancam Somasi Trio Macan
- Lia Ladysta Dukung Additional Trio Macan Tuntut Royalti
- Bens Leo: Tidak Ada yang Berhak Tuntut "Iwak Peyek"
- Pengamat: Trio Macan Beruntung Tidak Dituntut Negara
- "Iwak Peyek dari Lagu Plagiat Sampai Tuntutan Additional Trio Macan
- Trio Macan Siap Dituntut Angel
- Trio Macan Anggap Angel Hanya Cari Popularitas
- "Iwak Peyek" Mirip Dengan Lagu Suporter Olympiakos, Ini Kata Trio Macan
Praktik perploncoan (bully) banyak terjadi di berbagai sekolah dan kampus. Pelaku bisa siapa saja. Umumnya mereka yang kuat (bisa dari segi materi/ kaya, anak orang berkuasa, atau memang kuat secara fisik/ jago beladiri atau hanya berani karena didukung banyak orang/ keroyokan).
Siapa pun tak ingin jadi korban bullying. Dalam video aksi bullying yang terjadi di sebuah sekolah di Sydney Australia ini mungkin bisa jadi pelajaran buat anak sok jago.
Selalu menjadi korban kekerasan, akhirnya membuat sang anak bertubuh subur ini (Casey Heynes) tidak lagi mau mentolerir. Ia memberanikan diri melawan, menangkap jagoan tengil berbadan kecil yang sok jago itu. Tangkap, angkat, banting.... Barulah si jagoan tengil ini tahu rasa, bagaimana sakitnya dipukul tanpa bisa melawan dan jadi tontonan orang lain.
Selalu menjadi korban kekerasan, akhirnya membuat sang anak bertubuh subur ini (Casey Heynes) tidak lagi mau mentolerir. Ia memberanikan diri melawan, menangkap jagoan tengil berbadan kecil yang sok jago itu. Tangkap, angkat, banting.... Barulah si jagoan tengil ini tahu rasa, bagaimana sakitnya dipukul tanpa bisa melawan dan jadi tontonan orang lain.
Video yang dibuat teman satu gank-nya, semula mungkin bertujuan untuk dipamerkan betapa hebatnya dia yang berbadan kecil bisa menonjok muka lawan yang berbadan besar dengan sekuat tenaga dan sang lawan yang berbadan besar tak berani melawan. Tapi sekarang video ini jadi tontonan orang sedunia betapa memalukan aksi sok jagonya itu.
Yang penulis sayangkan adalah 2 cewek di sisi kiri yang menyaksikan aksi ini tidak coba melerai atau melarang.
Yang penulis sayangkan adalah 2 cewek di sisi kiri yang menyaksikan aksi ini tidak coba melerai atau melarang.
Stop aksi kekerasan di mana pun! Apalagi di sekolah/ kampus yang terkenal sebagai gudangnya orang intelektual. Adu otakmu, jangan hanya perbesar ototmu. Tunjukkan kemampuan otakmu menghasilkan karya yang membanggakan. Kalau mau pamer kekuatan ototmu, tidak perlu sekolah, silakan ikut gym untuk memperbesar ototmu, ikut lomba binaraga. Atau ikut olahraga tinju atau beladiri lainnya dan bertarunglah di kejuaraan yang akan memberimu uang, medali, dan ketenaran.
Jagoan Tengil yang Justru Dibanting Korbannya
Rabu, Desember 12, 2012
Diposting oleh
Hendry Filcozwei Jan
Olahraga
gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti: lari, sepak bola, berenang, dan lain-lain). Dari definisi kata olahraga, mungkin catur agak kurang pas bila disebut olahraga. Karena yang lebih banyak "digerakkan" adalah otak, bukan fisik/ badan/ raga.
Tapi yang akan dibahas di sini bukan dari sisi definisi kata olahraga, tapi dari sisi manfaatnya. Kita semua mengakui bahwa olahraga membawa manfaat yakni menyehatkan badan.
Nah... untuk kasus "olahraga tinju" penulis tidak sepakat. Ya, kalau dalam proses pemanasan atau latihan, seorang petinju melakukan push up, sit up, lompat tali/ skipping, dan yang lain itu memang menyehatkan. Tapi bagaimana kegiatan bertinju (bertanding tinju) itu sendiri?
Perut, dada, kepala (wajah) yang seharusnya dilindungi/ jaga dari benturan malah jadi sasaran tinju oleh lawan untuk mendapatkan nilai atau menjatuhkan agar menang. Alih-alih jadi sehat, tinju malah mendatangkan penyakit, salah satunya penyakit parkinson yang diderita Muhammad Ali. Yang meninggal di atas ring pun ada! Bukankah ini perilaku yang keliru???
Bertinju menyehatkan badan? Itu perilaku yang keliru. Kekeliruan tinju berlanjut. Ketika ada manusia mengadu ayam (sabung ayam), pasti akan ditangkap polisi. Apa alasannya? Judi? Menyiksa binatang? Bagaimana jika sabung ayam dibandingkan dengan tinju. Sabung ayam (adu hewan), tinju (adu manusia). Harusnya tinju yang dilarang, bukan sabung ayam (Anda tidak perlu curiga penulis hobby sabung ayam, ini hanya perbandingan). Penulis tidak suka sabung ayam ataupun judi. Derajat manusia lebih rendah daripada ayam? Manusia boleh diadu, ayam tidak boleh. Bukankah ini terbalik
Karena judi? Apakah hanya sabung ayam ada judinya? Bukankah dalam setiap pertandingan tinju justru skala judinya lebih besar? Bisa disiarkan secara langsung (seluruh dunia menyaksikan), bahkan kita bisa tahu di pasar taruhan yang dijagokan adalah petinju A. Jelas di "olahraga tinju" judinya lebih besar jumlah uangnya dan lebih luas peserta judinya.
Ketika ada sabung ayam, polisi akan datang menggrebek (bukan hanya yang menyabung ayam, penonton pun akan ditangkap). Lantas kalau tinju? Orang-orang diajak untuk menyaksikan (disiarkan secara langsung via TV). Jangan khawatir, Anda dapat menonton secara langsung dengan tenang tanpa takut digrebek, asal Anda beli tiket masuknya.
Bagaimana menurut Anda???
Baca juga (klik saja): Kelirumologi: Tinju dan Mengendarai Motor
Klik ini untuk melihat bagaimana "sehatnya olahraga tinju": Foto-Foto Olahraga Tinju
Bertinju menyehatkan badan? Itu perilaku yang keliru. Kekeliruan tinju berlanjut. Ketika ada manusia mengadu ayam (sabung ayam), pasti akan ditangkap polisi. Apa alasannya? Judi? Menyiksa binatang? Bagaimana jika sabung ayam dibandingkan dengan tinju. Sabung ayam (adu hewan), tinju (adu manusia). Harusnya tinju yang dilarang, bukan sabung ayam (Anda tidak perlu curiga penulis hobby sabung ayam, ini hanya perbandingan). Penulis tidak suka sabung ayam ataupun judi. Derajat manusia lebih rendah daripada ayam? Manusia boleh diadu, ayam tidak boleh. Bukankah ini terbalik
Karena judi? Apakah hanya sabung ayam ada judinya? Bukankah dalam setiap pertandingan tinju justru skala judinya lebih besar? Bisa disiarkan secara langsung (seluruh dunia menyaksikan), bahkan kita bisa tahu di pasar taruhan yang dijagokan adalah petinju A. Jelas di "olahraga tinju" judinya lebih besar jumlah uangnya dan lebih luas peserta judinya.
Ketika ada sabung ayam, polisi akan datang menggrebek (bukan hanya yang menyabung ayam, penonton pun akan ditangkap). Lantas kalau tinju? Orang-orang diajak untuk menyaksikan (disiarkan secara langsung via TV). Jangan khawatir, Anda dapat menonton secara langsung dengan tenang tanpa takut digrebek, asal Anda beli tiket masuknya.
Bagaimana menurut Anda???
Baca juga (klik saja): Kelirumologi: Tinju dan Mengendarai Motor
Klik ini untuk melihat bagaimana "sehatnya olahraga tinju": Foto-Foto Olahraga Tinju
Video YouTube:
Langganan:
Postingan (Atom)