- Dilempar batu. Waktu SD (mungkin kelas 5), penulis dan adik penulis main bulutangkis bersama teman. Cuma gara-gara main dan saling ejek, teman penulis (sebut saja H), marah. Dia marah sambil berteriak mengusir kami. Melihat amarahnya yang meluap, kami cepat berlari pulang. Ternyata tak hanya marah, H melampiaskan amarahnya dengan melempar batu sekuat tenaga. Batunya cukup besar (mungkin sebesar mangkuk mie yang gambar ayam). Untungnya batu yang dilempar sekuat tenaga itu tidak mengenai kami tapi mengenai tiang listrik dan menimbulkan suara keras. Kalau kena kepala, dapat dipastikan bocor atau mungkin juga mati. Sekarang penulis sudah pindah kota dan tak tau kabar si H. Tapi penulis pernah tanya ke teman yang kenal juga dengan si H. Gimana kabar si H. Dia minggat dari rumah dan lama tidak pulang. Kabar terakhir, si H sudah meninggal, tewas dibunuh temannya.
- Nyaris tenggelam. Penulis bisa berenang, tapi ya cuma di kolam renang saja. Itu pun tidak pernah jarak jauh. Paling hanya selebar kolam renang, begitu sampai langsung istirahat lama. Nah ... saat KKN (Kuliah Kerja Nyata), rombongan kami ditempatkan di sebuah desa yang segala sesuatunya masih dilakukan di sungai. Mandi, BAB, mencuci pakaian, mencuci sayur dan daging yang akan dimasak, semua dilakukan di sungai. Waktu itu musim kemarau dan ternyata bagian tengah sungai dangkal sehingga di tengah sungai ada daratan. Teman-teman penulis berenang dari tepi ke tengah sungai dan bersantai di sana. Penulis pun ikutan. Eh ... pas setengah jalan penulis kehabisan tenaga dan terbawa arus. Penulis berteriak ke teman dan teman segera mendorong perahu agar penulis bisa berpegangan (teman memegang tali yang diikatkan ke perahu). Akhirnya penulis selamat. Nyaris saja ...
- Ditabrak mobil Jeep. Ini waktu penulis tinggal di Jakarta. Penulis dibonceng sepupu pakai motor. Waktu itu kami berada di jalan Grogol. Saat akan belok ke kanan, tiba-tiba saja terdengar suara mobil ngebut langsung ngerém. Bagian belakang motor tertabrak mobil Jeep, padahal tangan penulis saat itu berpegangan pada bagian belakang motor. Untung hanya luka lécét saja. Saat penulis mendengar suara rem mobil dan merasakan ada mobil persis di belakang penulis yang ngebut, dalam hati terlintas, "Wah ... mati nih."
- Jatuh dari plafon. Siang hari hujan, dan di kamar anak terdengar suara air menetes mengenai plafon. Wah ... ada genteng yang pecah atau retak, atau bisa jadi hanya hujan deras yang disertai tiupan angin kencang. Sebaiknya penulis periksa dulu. Ambil tangga, naik ke plafon. Baru langkah pertama, entah kayu penyangga tak sanggup menahan beban tubuh penulis atau memang kayunya sudah tidak kuat, penulis langsung terjatuh. Di bawah ada lemari pajangan, ada meja kaca, ada lemari buku. Untungnya (nah masih untung juga), jatuh di antara itu semua. Hanya luka gores dan memar, padahal ancaman kaca, paku, dan barang lain yang berbahaya ada di bawah sana. Timbunan karma baik masih melindungi. Tidak ada luka berarti, jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu (bukan kepala terlebih dahulu), tidak ada keseleo, patah tulang, atau hal lain yang lebih parah. Ih ... serem kalau mengingatnya.
Hidup itu tak pasti, kematian itu pasti. Semua orang pasti mati dan kapan datangnya, tidak ada yang tau secara pasti.
Penulis pernah merasakan kematian itu sudah sangat dekat. Sebenarnya mengerikan jika mengingat masa itu. Untung saja hal itu tidak terjadi dan sekarang masih bisa menuliskan saat-saat mengerikan itu.
Semoga saja tidak mengalami hal-hal "serem" yang nyaris menghilangkan nyawa lagi. Cukup 4 ini saja, makanya penulis tidak menyediakan nomor 5.
Aktris Atiqah Hasiholan bersama ibunya, Ratna Sarumpaet saat ditemui di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).(KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
Penulis Baharudin Al Farisi
Editor Andi Muttya Keteng Pangerang
JAKARTA, KOMPAS.com- Aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet mengatakan, kritiknya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama ini adalah bentuk kasih sayangnya.
"Kalau beliau tidak saya kritik, berarti saya enggak sayang sama beliau," ucap Ratna saat ditemui di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).
Sutradara film Jamila dan Sang Presiden (2009) itu tak gentar melayangkan kritikan, jika memang merasa ada yang perlu dibenahi dalam pemerintahan.
"Itu 'kan tabiat saya. Saya rasa juga nanti mudah-mudahan Pak Jokowi juga kapok penjarakan saya. Enggak ada gunanya juga, orangtua 'kan," kata Ratna,
Kata Ratna, tugasnya sebagai warga negara yang juga aktivis adalah mengkritik kinerja pemerintah sebagai bukti Indonesia merupakan negara demokrasi.
"Masa kalau saya kritik, masa saya dimarahin lagi, enggak boleh gitu dong, kita negara demokrasi. Tugas saya sebagai aktivis," kata Ratna.
Ia menambahkan, meski aktivitasnya sempat terhenti karena harus menjalani hukuman, tak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan perannya sebagai aktivis.
"Ya sebagai aktivis itu enggak bisa diubah ya, sudah tabiat saya," ujar ibunda aktris Atiqah Hasiholan itu.
"Di penjara di Polda juga banyak yang saya bantu. Artinya kualitas saya sebagai aktivis di situ enggak berhenti di mana pun saya berada," lanjutnya.
Adapun Ratna sebelumnya menyebarkan berita bohong bahwa ia telah dikeroyok sejumlah orang saat berada di Bandung, Jawa Barat.
Foto mukanya yang bengkak dan lebam juga sempat beredar di media sosial.
Belakangan, setelah sejumlah orang curiga dengan foto tersebut, Ratna pun mengaku telah berbohong.
Wajahnya lebam Ratna dalam foto yang beredar luas itu ternyata diambil setelah menjalani operasi plastik.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemudian menyatakan Ratna bersalah atas penyebaran berita bohong.
Dia divonis dua tahun penjara pada Kamis (11/7/2019). Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa, yakni enam tahun penjara.
Editor Andi Muttya Keteng Pangerang
JAKARTA, KOMPAS.com- Aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet mengatakan, kritiknya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama ini adalah bentuk kasih sayangnya.
"Kalau beliau tidak saya kritik, berarti saya enggak sayang sama beliau," ucap Ratna saat ditemui di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/12/2019).
Sutradara film Jamila dan Sang Presiden (2009) itu tak gentar melayangkan kritikan, jika memang merasa ada yang perlu dibenahi dalam pemerintahan.
"Itu 'kan tabiat saya. Saya rasa juga nanti mudah-mudahan Pak Jokowi juga kapok penjarakan saya. Enggak ada gunanya juga, orangtua 'kan," kata Ratna,
Kata Ratna, tugasnya sebagai warga negara yang juga aktivis adalah mengkritik kinerja pemerintah sebagai bukti Indonesia merupakan negara demokrasi.
"Masa kalau saya kritik, masa saya dimarahin lagi, enggak boleh gitu dong, kita negara demokrasi. Tugas saya sebagai aktivis," kata Ratna.
Ia menambahkan, meski aktivitasnya sempat terhenti karena harus menjalani hukuman, tak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan perannya sebagai aktivis.
"Ya sebagai aktivis itu enggak bisa diubah ya, sudah tabiat saya," ujar ibunda aktris Atiqah Hasiholan itu.
"Di penjara di Polda juga banyak yang saya bantu. Artinya kualitas saya sebagai aktivis di situ enggak berhenti di mana pun saya berada," lanjutnya.
Adapun Ratna sebelumnya menyebarkan berita bohong bahwa ia telah dikeroyok sejumlah orang saat berada di Bandung, Jawa Barat.
Foto mukanya yang bengkak dan lebam juga sempat beredar di media sosial.
Belakangan, setelah sejumlah orang curiga dengan foto tersebut, Ratna pun mengaku telah berbohong.
Wajahnya lebam Ratna dalam foto yang beredar luas itu ternyata diambil setelah menjalani operasi plastik.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemudian menyatakan Ratna bersalah atas penyebaran berita bohong.
Dia divonis dua tahun penjara pada Kamis (11/7/2019). Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa, yakni enam tahun penjara.
Sumber: Kompas
Catatan:
Apa yang menyebabkan Ratna Sarumpaet dipenjara? Apakah karena mengkritik Jokowi atau menyebarkan HOAX (mukanya bengkak karena jadi korban pengeroyokan atau habis operasi plastik)?
Kritik ≠ HOAX
Anak bungsu penulis suka sekali dengan lagu ini (Salah Apa Aku). Jadi, tiap lagu ini terdengar (entah di mal atau di radio saat naik mobil), istri selalu bilang ini lagunya Ray.
Penasaran saya cek di YouTube dan ketemu lagu ini. Membaca nama group band ini (ada kata Ilir), yang terlintas di benak penulis, group ini berasal dari Sumatera Selatan (Palembang)!
Tebakan sedikit meleset, memang group ini dari Sumatera Selatan, tetapi mereka bukan dari Palembang seperti halnya group band Armada atau penyanyi lawas Tommy J. Pisa. Ternyata group band ini dari Lubuk Linggau (kota kelahiran penulis). Wow... salut.
Waktu googling, ini fakta yang penulis temukan:
ILIR7 Band adalah grup musik berkonsep band asal Lubuk Linggau, Sumsel yang beranggotakan Ave (vokalis), Vic (pemain bass), Zinx (gitaris) dan Richie. 27 Sep 2019
Berikut video lagu dari Ilir 7 Band, dengan lagunya "Salah Apa Aku?"
Viral Cerita 'Abang None', Paru-parunya Kolaps karena Rokok
Jakarta - Seam Firdaus (31) yang akrab disapa Daus viral di media sosial setelah mengunggah foto dirinya dirawat dengan kondisi dada dilubangi, terpasang selang. Menurut pengakuannya hal ini karena kebiasaan merokok membuat paru-parunya kolaps.
Kepada detikcom pria yang pernah mengikuti kompetisi Abang None antar mal ini bercerita mulai biasa merokok sejak tahun 2006. Ia tidak pernah mengalami masalah kesehatan sampai tiba-tiba saja pada 31 Agustus 2019 lalu dadanya terasa sesak.
"Pas saya mau in charge di tempat kerja tiba-tiba napas berasa sesak dan dada berasa ditusuk. Kalau jalan saya sakit banget dadanya," kata Daus saat dihubungi Rabu (11/12/2019).
Daus sempat dibawa ke klinik namun kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk diperiksa dengan rontgen. Hasilnya dokter menyebut Daus mengalami kolaps paru-paru atau pneumotoraks sehingga harus dipasang selang untuk memperbaikinya.
Pneumotoraks adalah kondisi saat udara masuk ke ruangan di sekitar paru-paru (ruang pleura). Udara bisa masuk sendiri ke dalam ruang pleura saat ada luka terbuka, robekan, atau pecahan di jaringan paru-paru sehingga mengganggu tekanan udara yang membuat paru-paru mengembang.
"Dokter vonis pneumothorax saya ini 90 persen karena merokok," ungkap Daus.
Saat ini Daus masih dalam masa pemulihan dan sudah berhenti merokok. Ia sengaja membagikan kisahnya di FaceBook karena ingin lebih banyak orang benar-benar paham bahaya rokok.
Daus memaklumi bila ada netizen yang tidak percaya dengan kisahnya karena ia sendiri dulu juga seperti itu.
"Wajar si mereka, perokok, pada nggak percaya. Dulu pun saya sempat nggak percaya atau mengabaikan artikel-artikel atau berita-berita tentang bahaya merokok. Tapi setelah saya mengalaminya sendiri ternyata ini loh bahayanya," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, spesialis paru dr. Rezki Tantular, SpP, membenarkan bahwa memang kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko pneumotoraks.
"Rokok sendiri secara jangka pendek dapat meningkatkan risiko pecahnya bleb yang ada di dalam paru, dan jangka lama dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis yang berisiko juga mengalami pneumothorax," kata dr. Rezki.
Sumber: Detik
Baca juga:
Kepada detikcom pria yang pernah mengikuti kompetisi Abang None antar mal ini bercerita mulai biasa merokok sejak tahun 2006. Ia tidak pernah mengalami masalah kesehatan sampai tiba-tiba saja pada 31 Agustus 2019 lalu dadanya terasa sesak.
"Pas saya mau in charge di tempat kerja tiba-tiba napas berasa sesak dan dada berasa ditusuk. Kalau jalan saya sakit banget dadanya," kata Daus saat dihubungi Rabu (11/12/2019).
Daus sempat dibawa ke klinik namun kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk diperiksa dengan rontgen. Hasilnya dokter menyebut Daus mengalami kolaps paru-paru atau pneumotoraks sehingga harus dipasang selang untuk memperbaikinya.
Pneumotoraks adalah kondisi saat udara masuk ke ruangan di sekitar paru-paru (ruang pleura). Udara bisa masuk sendiri ke dalam ruang pleura saat ada luka terbuka, robekan, atau pecahan di jaringan paru-paru sehingga mengganggu tekanan udara yang membuat paru-paru mengembang.
"Dokter vonis pneumothorax saya ini 90 persen karena merokok," ungkap Daus.
Saat ini Daus masih dalam masa pemulihan dan sudah berhenti merokok. Ia sengaja membagikan kisahnya di FaceBook karena ingin lebih banyak orang benar-benar paham bahaya rokok.
Daus memaklumi bila ada netizen yang tidak percaya dengan kisahnya karena ia sendiri dulu juga seperti itu.
"Wajar si mereka, perokok, pada nggak percaya. Dulu pun saya sempat nggak percaya atau mengabaikan artikel-artikel atau berita-berita tentang bahaya merokok. Tapi setelah saya mengalaminya sendiri ternyata ini loh bahayanya," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, spesialis paru dr. Rezki Tantular, SpP, membenarkan bahwa memang kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko pneumotoraks.
"Rokok sendiri secara jangka pendek dapat meningkatkan risiko pecahnya bleb yang ada di dalam paru, dan jangka lama dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis yang berisiko juga mengalami pneumothorax," kata dr. Rezki.
Sumber: Detik
Baca juga:
- Dulu Tak Percaya Bahaya Rokok, Daus Akhirnya Harus Rasakan Dada Dilubangi
- Pengakuan 'Abang None' yang Viral Paru-parunya Kolaps karena Rokok
- Mau lihat paru-paru kotor akibat merokok? Klik ini: Video, lalu lihat video di bagian bawah berita tersebut.
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Mengapa perokok merugikan dan dirugikan? Iya, jelaslah merugikan. Perokok merugikan orang di sekelilingnya.
Kasus kebakaran akibat sembarangan membuang puntung rokok (salah satunya kebakaran pom bensin), kaki luka bakar akibat menginjak puntung rokok (bagi yang tak memakai sandal), abu rokok yang mengenai mata (penulis pernah kelilipan abu rokok yang dijentikkan perokok dari mobil, saat itu penulis sedang mengendarai motor), pakaian yang bolong-bolong akibat api rokok kretek yang terbang (sekarang sudah agak jarang karena sebagian besar sudah rokok filter, bukan rokok kretek). Meja, kursi, dan banyak tempat lain yang rusak akibat terbakar rokok (perokok meletakkan rokoknya yang menyala di sembarang tempat).
Kerja juga jadi lebih lambat. Seorang pekerja bangunan misalnya. Biasanya tangan kiri pegang kaleng cat, tangan kanan pegang kuas. Kalau perokok? Penulis pernah lihat tukang bangunan yang perokok. Tangan kiri pegang rokok, tangan kanan pegang kuas. Kaleng cat ditaruh di lantai. Mengapa kaleng cat tidak dipegang di tangan kiri? Kalau mereka lupa, cat bisa tumpah saat akan merokok.
Jadi proses mengecatnya: jongkok, celupkan kuas ke kaleng cat, berdiri, mengecat, kuas kering, jongkok, celup kuas ke kaleng cat, berdiri, dan seterusnya. Itu juga masih ditambah jeda mengisap rokok. Hmmm ...
Jika perhitungan upah sistem upah harian, jelas merugikan pemberi kerja.
Dirugikan? Iya, mereka juga dirugikan. Bukan karena diskriminasi tapi akibat ulah sendiri (merokok). Banyak tempat umum yang tidak membolehkan orang merokok, bahkan untuk negara Singapura misalnya, Anda akan terkena denda jika merokok di area terlarang. Ada juga perusahaan yang ogah menerima perokok sebagai karyawannya.
So ... mengapa masih terus memutuskan terus merokok???
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Semasa kecil dulu, penulis sering mendengar lagu Ibu Pertiwi yang di video YouTube ditulis ciptaan Ismail Marzuki, sedang di Quora ditulis ciptaan Kamsidi Samsuddin pada tahun 1908. Entah mengapa, pas dengar atau menyanyikan lagu ini, rasanya sedih. Apakah Anda merasakan hal yang sama???
Kalau Anda tidak mengenal lagu ini, berikut penggalan lirik awal lagu ini:
Kalau Anda tidak mengenal lagu ini, berikut penggalan lirik awal lagu ini:
Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati
air matanya berlinang, mas intan yang kau kenang (versi lain "terkenang")
hutan gunung sawah lautan, simpanan kekayaan, dan seterusnya.
versi "kau kenang" plus chord gitarnya lihat: Tribun
versi "kau kenang" plus chord gitarnya lihat: Tribun
Saat menjelajah dunia maya, baru sekarang ini penulis tau, ternyata lagu ini jiplakan (melodinya sama, hanya liriknya berbeda, bukan terjemahan dari lagu aslinya).
Lagu aslinya adalah lagu rohani Kristen berjudul What A Friend We Have in Jesus ciptaan Joseph Medlicott Scriven tahun 1855 (sumber Kompasiana) dan Charles Crozat Converse tahun 1868 (sumber Quora). Melodi oleh Charles dan lirik dari puisi karya Joseph.
Lagu aslinya adalah lagu rohani Kristen berjudul What A Friend We Have in Jesus ciptaan Joseph Medlicott Scriven tahun 1855 (sumber Kompasiana) dan Charles Crozat Converse tahun 1868 (sumber Quora). Melodi oleh Charles dan lirik dari puisi karya Joseph.
Dan di kalangan gereja lagu ini, lagu ini dikenal dengan judul "Yesus Kawan yang Sejati" (KJ 453 ) yang merupakan
terjemahan dari lagu dari lagu What a Friend We Have in Jesus (diterjemahkan oleh C.Chj. Schreuder dan LJM Tumapahu pada
awal 1990). Di video lagu "Yesus Kawan yang Sejati" tertulis terjemahan Yamunger 1975.
Berikut ketiga video lagu tersebut.
Wang Shangkun (kiri) iPhone 4 dan iPad 2 (kanan) yang ditukar dengan ginjalnya
Kembali pada tahun 2011 lalu, dunia maya dihebohkan dengan aksi nekat
Wang Shangkun yang kala itu berusia 17 tahun menjual ginjalnya di pasar
gelap dan menggunakan uangnya untuk membeli iPhone 4 dan iPad 2.
Sekarang, delapan tahun kemudian, pria berusia 25 tahun itu menyesali
keputusan naifnya. Satu ginjal yang tersisa ternyata mengalami gagal
fungsi dan dia dilaporkan terus terbaring di tempat tidur sejak saat
itu.
Wang
Shangkun berasal dari Provinsi Anhui timur, yang merupakan salah satu
daerah termiskin di Tiongkok. Sebagai siswa sekolah menengah berusia 17
tahun, membeli iPhone dan memamerkannya kepada teman-temannya tentu
merupakan sesuatu yang sangat dimpi-impikannya. Namun, orang tuanya yang
kekurangan uang tidak mampu membelikannya.
Dalam keputusasaannya
menuruti gengsi, Wang kepikiran untuk menjual ginjalnya karena harganya
sangat mahal. Saat menjelajah Internet, Wang Shangkun dihubungi oleh
tiga pria yang berjanji untuk membantunya memenuhi mimpinya. Mereka
berkomunikasi melalui QQ, sebuah platform chatting online populer di
Cina.
Kesepakatan tercapai – Shangkun pun akan menjual ginjalnya
ke pasar gelap dan menerima uang untuk membeli produk-produk Apple yang
lama ia inginkan. Semuanya disimpan tersembunyi, bahkan orang tuanya pun
tidak tahu jika dengan perilakunya tersebut. Pada bulan April 2011 pada
hari operasi, Shangkun melakukan perjalanan ke kota Chenzhou, yang
terletak di provinsi Hunan selatan di Cina. Dia merahasiakan rencana
perjalanannya, dan pada saat kedatangan, para perantara membawanya ke
fasilitas medis terdekat di mana dia bertemu dua ahli bedah, satu
perawat, dan satu asisten ahli bedah.
Ginjal kiri Shangkun dibayar 22.000 RMB (sekitar $3.000)
Setelah
mencapai tempat yang ditentukan, para perantara membawa Shangkun ke
klinik yang tidak jelas dan tidak bersertifikat. Dua ahli bedah,
perawat, dan asisten bekerja di rumah sakit setempat, tetapi mereka juga
melakukan pekerjaan sampingan untuk pengambilan organ secara ilegal.
Sebuah
operasi rumit dilakukan untuk mengangkat ginjal kirinya, yang kemudian
dijual secara ilegal kepada seorang pasien yang membayar 150.000 RMB.
Namun para perantara telah mengambil sebagian besar uang yang seharusnya
milik Wang untuk diri mereka sendiri dan hanya memberikan 22.000 saja.
Uang tersebut hanya cukup untuk membeli iPad 2 dan iPhone 4 sebelum
akhirnya kembali ke kota asalnya.
Ketika berita itu telah
menyebar, Shangkun dikutip mengatakan, “Mengapa saya perlu ginjal kedua?
Karena satu saja sudah cukup”. Kala itu, dia tidak menyadari seberapa
besar dia akan menyesali kata-kata yang diucapkannya. Segera setelah
operasi, ia mengalami defisiensi ginjal. Tempat klinik operasi yang
tidak bersih, dikombinasikan dengan kurangnya perawatan pasca operasi
yang tepat menyebabkan infeksi, yang menyebabkan ginjalnya yang lain
juga mengalami gagal fungsi.
Hari ini, Wang Shangkun yang berusia
25 tahun menderita gagal ginjal permanen. Mengharuskan dirinya terbaring
di tempat tidur, tidak dapat bekerja atau bahkan mengurus dirinya
sendiri pun tidak mampu. Ia pun juga perlu melakukan cuci darah secara
teratur.
Orangtua korban melaporkannya ke polisi
Setelah
melihat putranya dengan gadget Apple yang mahal, ibu Shangkun bertanya
tentang dari mana ia mendapatkan uang itu. Secara mengejutkan, dia
terang-terangan mengatakan bahwa dia telah menjual salah satu ginjalnya.
Ibunya kemudian menelepon polisi dan melaporkan kejadian itu. Pada
bulan April 2012, total sembilan orang termasuk tiga perantara dan dua
dokter didakwa dengan perdagangan organ ilegal dan mencederai orang
secara sengaja oleh para pembela umum Kota Chenzhou.
Di
persidangan, Wang Shangkun terlalu lemah untuk ikut tampil di depan
pengadilan. Namun, ia memenangkan kasus ini dan keluarganya dianugerahi
kompensasi sebesar 1,47 juta RMB atau sekitar Rp3 miliar Rupiah. Para
perantara dijatuhi hukuman tiga hingga lima tahun penjara. Para dokter,
di sisi lain, masing-masing menerima hukuman tiga tahun.
Meskipun telah menang secara hukum, kehidupan Wang Shangkun terus menurun secara signifikan sejak saat itu
Bocah
yang dulunya tinggi dan tampan itu sekarang hanya bisa berbaring di
tempat tidur hari demi hari. Dia sepenuhnya bergantung pada keluarganya
untuk merawatnya. Karena kesehatannya yang terus memburuk hari demi
hari, ia tidak dapat bekerja dan hanya hidup dari tunjangan sosial.
Karena satu keputusan yang ceroboh, seluruh hidupnya terbalik, ia
kehilangan kesempatan untuk memiliki masa depan yang normal dan mungkin
lebih sukses banyak uang.
Kisah Shangkun mungkin ekstrem, tetapi
melukiskan gambaran tentang dunia modern saat ini, di mana banyak orang
rela melakukan apa saja demi untuk membeli barang-barang mahal. Bahkan,
survei terbaru mengungkapkan bahwa orang Amerika menghabiskan hampir $39
miliar hanya untuk belanja online.
Memanfaatkan keberadaan
belanja online seharusnya tidak sampai dilebih-lebihkan. Nilai
positifnya memang dapat membantu kita menemukan yang dicari dengan
mudah. Namun sisi buruknya, belanja online juga bisa memicu kebiasaan
buruk tertentu, terutama pengeluaran yang sia-sia.
Kebanyakan
orang yang suka berbelanja memiliki kebiasaan membeli barang-barang yang
tidak mereka butuhkan atau gunakan setiap hari. Memiliki segalanya di
ujung jari dan kurang aktivitas positif pada saat itu akan memunculkan
perilaku seperti itu.
Hal utama yang dapat diambil dari cerita ini
adalah bahwa walaupun kita semua menginginkan barang-barang yang cantik
atau mahal, kita harus melakukan pertimbangan berulang kali sebelum
memutuskan untuk membeli barang tersebut. Membuat keputusan sembrono
hanya untuk memiliki beberapa barang mewah adalah hal yang tidak masuk
akal.
Sumber: Androphedia
Iklan rokok berusaha menampilkan image bahwa perokok itu macho, terkesan jantan. Benar nggak sih???
Apa sih jantan itu bagi pria? Anda lihat berbagai iklan obat kuat yang menawarkan obat yang dapat membuat pria menjadi jantan. Intinya jantan itu adalah "pria yang kuat" untuk urusan ranjang. Kalau pria yang mengalami impotensi? Itu artinya tidak kuat, tidak jantan.
Benarkah rokok membuat pria jadi jantan??? Silakan baca tulisan di kemasan rokok:
Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin.
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar di bawah ini:
Tubuh kita tidak butuh racun ini,
mengapa Anda dengan sengaja (bahkan membayar mahal)
untuk dapat memasukkan racun itu ke tubuh Anda???
Sekaligus Anda juga meracuni orang-orang di sekitar Anda.
Sumber foto: Google
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
Anda pernah sakit perut (mencret)? Penulis pernah mengalami hal itu. Meski ini kategori penyakit "sepele" dan bisa disembuhkan dengan obat warung, penulis berharap tidak mengalaminya lagi. Bagaimana caranya? Lebih menjaga kebersihan, lebih selektif saat akan beli makanan di luar, dan hal-hal lain.
Anda tahu apa saja penyakit akibat merokok? Berikut ini 9 penyakit yang diakibatkan rokok:
- Kanker
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Jantung
- Stroke
- Kulit keriput
- Hipertensi
- Diabetes
- Gangguan kehamilan dan janin
- Disfungsi ereksi
Bila ingin baca penjelasan lengkapnya, silakan klik: Kompas
Ke-9 penyakit di atas bukan "penyakit murah" (bukan penyakit biasa yang dapat diobati dengan obat yang dibeli di warung). Itu penyakit serius, harus berobat ke rumah sakit, mengunjungi dokter spesialis, butuh waktu lama untuk penyembuhannya, dan yang jelas butuh biaya sangat besar untuk pengobatannya.
Untuk penyakit perut (baca: mencret) saja, penulis sudah jera dan tak ingin terkena penyakit itu lagi.
Salut untuk keberanian Anda, para perokok. Ke-9 penyakit berbahaya itu tak membuat Anda takut (Anda tetap merokok).
Dan lebih hebat lagi, Anda mendapat penyakit itu bukan GRATIS (bukan karena jadi perokok pasif dan Anda dapat dari asap rokok orang lain), tetapi dengan penuh kesadaran Anda mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli rokok dan mengundang penyakit itu untuk datang ke tubuh Anda. Luar biasa!!! Anda memang pemberani.
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
Sebagai teman atau setidaknya sebagai sesama manusia, penulis terdorong untuk menyarankan agar perokok berhenti merokok (setidaknya dimulai dengan mengurangi dulu, atau setidaknya tidak merokok di tempat umum). Lebih peduli-lah pada orang lain jika ia tidak peduli pada diri sendiri.
Rokok membahayakan kesehatan, itu alasan utama. Terkadang dalam bahasa kasar, ada yang mengatakan "Sebatang rokok mengurangi sekian detik usia perokok".
Senjata pamungkas perokok untuk menjawab saran ini adalah: "Rezeki, jodoh, dan ajal, sudah ada yang ngatur" atau "Rezeki, jodoh, dan ajal itu tergantung Tuhan". "Kalau belum waktunya, tidak akan mati."
Kalimat ini tentu tak terbantahkan, dan sebagai orang beragama, kita percaya itu.
Tapi, ungkapan itu tidak tepat konteks. Mungkin senada dengan kalimat berikut. Anda berada di puncak gedung tinggi, di bawahnya tidak ada jaring pengaman, lalu Anda siap lompat (Anda tidak memakai parasut atau pelindung lain), Anda mengucapkan kalimat tadi. "Rezeki, jodoh, dan ajal, sudah ada yang ngatur."
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
CNN Indonesia | Selasa, 25/06/2019 18:07 WIB
Pelawak Nurul Qomar. (Detikcom/Imam Suripto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap pelawak senior Nurul Qomar dalam kasus dugaan pemalsuan ijazah. Penangkapan pentolan grup lawak Empat Sekawan itu dilakukan personel Kepolisian Resor Brebes, Selasa (25/6).
"Ya, benar ditangkap," ujar Kapolres Brebes, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aris Supriyono dikonfirmasi CNNIndonesia.com, melalui sambungan telepon.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Brebes, AKP Triagung Suryomicho mengatakan mantan anggota DPR itu ditangkap di rumahnya, Cirebon.
Qomar kini ditahan di Mapolres Brebes untuk menjalani pemeriksaan.
Menurut Tri Agung, Qomar ditangkap karena mangkir beberapa kali ketika diundang untuk diperiksa dan dimintai keterangan. "Benar kami datang pada Senin malam kemudian kita bawa ke Polres Brebes dan sementara kita tahan", ujar Tri Agung.
Qomar diduga melakukan pemalsuan ijazah S2 dan S3 untuk kepentingan pencalonan Rektor Universitas Muhadi Setiabudi (Umus) Brebes.
"Yang bersangkutan buat ijazah palsu karena mau ikut bursa calon Rektor Umus. Kita sendiri bergerak berdasarkan laporan Umus," ucap Tri Agung.
Dia menjelaskan, penyidikan kasus ijazah palsu ini telah memasuki tahap 2 di mana penyidik Polres Brebes siap melimpahkan berkas pemeriksaan berikut tersangka ke Kejaksaan.
"Sudah masuk tahap 2, dan siap dibawa ke Kejaksaan. Kami terus kordinasi ini dengan Kejaksaan," ujarnya. (dmr/dea)
Sumber: CNN Indonesia
Berita lainnya:
Seorang teman adalah perokok berat. Ada waktu luang, langsung nyalakan rokok dan merokok. Ia sendiri mengatakan ayahnya sudah menasihati agar berhenti merokok. Dulu badannya berisi, sekarang kurus dan sering batuk-batuk.
Penulis tanya, apakah ia kuat berpuasa? "Kuat dong," katanya. "Jangankan paginya sahur, tidak sempat sahur pun ia kuat berpuasa."
Saat bukan bulan Ramadan, penulis bertemu dia lagi. Seperti biasa, sebatang rokok terselip di bibirnya.
"Kamu kuat sekali merokoknya, tiap ketemu, pasti kamu sedang merokok. Kamu kuat nggak seharian tidak merokok?" tanya penulis.
"Nggak kuat," jawabnya.
"Kalau di bulan puasa, kamu kuat puasa?"
"Kuat dong..."
"Di bulan puasa kamu kuat berpuasa. Itu bukan hanya tidak merokok, kamu tidak makan, tidak minum, tidak merokok, dan juga menahan nafsu lain. Itu kamu bisa. Padahal di luar bulan puasa, kamu boleh minum, boleh makan, boleh makan permen untuk mengalihkan keinginan merokok, dan lain-lain. Kok malah kamu tidak kuat menahan untuk tidak merokok?"
#$@^&*!
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
Rabu, 29 Mei 2019 15:34 Reporter : Tim Merdeka
Romo Boni Fausius Abbas, Romo Katolik yang tuntun seorang Muslim ucapkan syahadat sebelum meninggal.
Merdeka.com - Banyak kisah toleransi antaragama yang membuat haru di Indonesia. Salah satunya yang terjadi di Purwokerto beberapa waktu lalu ini.
Saat itu, Romo Boni, seorang Rohaniwan Katolik menengok seorang tetangganya yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit Kota Purwokerto. Saat itulah, seorang tenaga medis rumah sakit tersebut bergegas mendekati romo bernama lengkap Boni Fausius Abbas ini.
Si dokter mengatakan ada seorang pasien yang tengah sekarat, atau jelang kematian. Ini adalah rumah sakit yang berafiliasi dengan organisasi yang identik dengan agama Kristen. Romo Boni ini sudah dikenal sebagai rohaniwan di sana.
Belakangan diketahui, pasien yang dimaksud adalah seorang muslim. Jiwa toleran Romo Boni diuji. Hatinya sempat gundah. "Saat itu pasien masih sadar," ucapnya.
Sebagaimana yang diketahui, ketika seorang muslim hendak meninggal dunia, maka pendamping rohani yang bisa dari kalangan keluarga atau pemuka agamanya menuntunnya untuk mengucapkan kalimat Allah dan syahadat.
Masalahnya, pikir Romo saat itu, jika ia mengucapkan syahadat, maka secara agama Katolik yang dianutnya salah. Dia pun ragu sebagai penganut Katolik menuntun seorang muslim mengucapkan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam.
Namun, dia melihat tak ada orang yang menuntun pasien muslim. Nuraninya pun bergemuruh lebih kencang untuk menolong saudara muslimnya ini. Karenanya, dia bertekad menuntun si muslim mengucapkan syahadat atas nama toleransi.
"Saya berulang-ulang mengucapkan Asyhadu Allaa Ilaahaillallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah. Saya ingin agar ia berada dalam keimanannya," ucap pastor Gereja Santa Theresia, Majenang, Kabupaten Cilacap, ini.
Usai menuntun pasien yang menghadapi kematian itu, Romo Boni kembali ke kamar perawatan tetangganya. Dua jam kemudian, dia dikabari pasien Muslim tersebut sudah meninggal dunia. Romo pun berdoa agar pasien muslim itu meninggal dunia dalam iman dan Islam.
Kisah itu diceritakan oleh Romo Beni ketika menjadi pembicara dalam Sarasehan Budaya dan Buka Bareng Kerukunan Umat Beragama bertajuk 'Wareg Bareng, Kencot Bareng' yang digelar Komunitas Kristiani dan Komunitas Muslim di Majenang, Senin sore, 27 Mei 2019.
Romo Boni yakin, apa yang dilakukannya tak salah. Sebab, dia hanya ingin menolong agar saudaranya yang berbeda agama itu kembali kepada Tuhannya dalam keimanannya.
Menurut dia, agama adalah jalan menuju Tuhan. Agama yang berbeda menyebabkan jalan menuju Tuhan berbeda. Namun tiap jalan ini punya tujuan akhir yang sama, yakni Tuhan.
Tiap agama mengajarkan kebajikan yang sama. Dan toleransi di antara agama bisa dibentuk jika ada dialog dengan keterbukaan menerima perbedaan. Perbedaan itu bukan berarti antar umat beragama saling bertarung. Agama mengajarkan untuk saling menghargai.
"Agama tidak menyebabkan kita berkelahi. Dalam agama kita diajarkan untuk saling menghormati," kata Romo Boni.
Dalam kesempatan yang sama, budayawan Banyumas, Ahmad Tohari, menilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia mesti dibangun dari berbagai sektor. Salah satu yang menurut dia krusial adalah kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan ekonomi yang lemah lebih mudah diprovokasi.
Menurut Tohari, kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat menjadi faktor yang kerap dilupakan ketika membangun kerukunan atau toleransi. Ia pun mengkritik model pembangunan toleransi dan kerukunan umat beragama yang hanya berupa simbol belaka.
Reporter: Muhammad Ridlo
Sumber: Merdeka
Saat itu, Romo Boni, seorang Rohaniwan Katolik menengok seorang tetangganya yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit Kota Purwokerto. Saat itulah, seorang tenaga medis rumah sakit tersebut bergegas mendekati romo bernama lengkap Boni Fausius Abbas ini.
Si dokter mengatakan ada seorang pasien yang tengah sekarat, atau jelang kematian. Ini adalah rumah sakit yang berafiliasi dengan organisasi yang identik dengan agama Kristen. Romo Boni ini sudah dikenal sebagai rohaniwan di sana.
Belakangan diketahui, pasien yang dimaksud adalah seorang muslim. Jiwa toleran Romo Boni diuji. Hatinya sempat gundah. "Saat itu pasien masih sadar," ucapnya.
Sebagaimana yang diketahui, ketika seorang muslim hendak meninggal dunia, maka pendamping rohani yang bisa dari kalangan keluarga atau pemuka agamanya menuntunnya untuk mengucapkan kalimat Allah dan syahadat.
Masalahnya, pikir Romo saat itu, jika ia mengucapkan syahadat, maka secara agama Katolik yang dianutnya salah. Dia pun ragu sebagai penganut Katolik menuntun seorang muslim mengucapkan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam.
Namun, dia melihat tak ada orang yang menuntun pasien muslim. Nuraninya pun bergemuruh lebih kencang untuk menolong saudara muslimnya ini. Karenanya, dia bertekad menuntun si muslim mengucapkan syahadat atas nama toleransi.
"Saya berulang-ulang mengucapkan Asyhadu Allaa Ilaahaillallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah. Saya ingin agar ia berada dalam keimanannya," ucap pastor Gereja Santa Theresia, Majenang, Kabupaten Cilacap, ini.
Usai menuntun pasien yang menghadapi kematian itu, Romo Boni kembali ke kamar perawatan tetangganya. Dua jam kemudian, dia dikabari pasien Muslim tersebut sudah meninggal dunia. Romo pun berdoa agar pasien muslim itu meninggal dunia dalam iman dan Islam.
Kisah itu diceritakan oleh Romo Beni ketika menjadi pembicara dalam Sarasehan Budaya dan Buka Bareng Kerukunan Umat Beragama bertajuk 'Wareg Bareng, Kencot Bareng' yang digelar Komunitas Kristiani dan Komunitas Muslim di Majenang, Senin sore, 27 Mei 2019.
Romo Boni yakin, apa yang dilakukannya tak salah. Sebab, dia hanya ingin menolong agar saudaranya yang berbeda agama itu kembali kepada Tuhannya dalam keimanannya.
Menurut dia, agama adalah jalan menuju Tuhan. Agama yang berbeda menyebabkan jalan menuju Tuhan berbeda. Namun tiap jalan ini punya tujuan akhir yang sama, yakni Tuhan.
Tiap agama mengajarkan kebajikan yang sama. Dan toleransi di antara agama bisa dibentuk jika ada dialog dengan keterbukaan menerima perbedaan. Perbedaan itu bukan berarti antar umat beragama saling bertarung. Agama mengajarkan untuk saling menghargai.
"Agama tidak menyebabkan kita berkelahi. Dalam agama kita diajarkan untuk saling menghormati," kata Romo Boni.
Dalam kesempatan yang sama, budayawan Banyumas, Ahmad Tohari, menilai toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia mesti dibangun dari berbagai sektor. Salah satu yang menurut dia krusial adalah kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan ekonomi yang lemah lebih mudah diprovokasi.
Menurut Tohari, kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat menjadi faktor yang kerap dilupakan ketika membangun kerukunan atau toleransi. Ia pun mengkritik model pembangunan toleransi dan kerukunan umat beragama yang hanya berupa simbol belaka.
Reporter: Muhammad Ridlo
Sumber: Merdeka
20 Mei 2019 11:41 WIB
Sejumlah polisi mengawal juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Lieus Sungkharisma untuk diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (20/5/2019). Bareskrim Polri melimpahkan kasus dugaan penyebaran hoaks dan makar yang diduga melibatkan Lieus kepada Dit Reskrimum Polda Metro Jaya. (ANTARA NEWS/Aditya Pradana Putra)
Jakarta (ANTARA) - Pihak kepolisian menangkap Juru Kampanye Nasional Badan Pemenangan Nasional (BPN) Lieus Sungkharisma, Senin ini, atas kasus dugaan tindakan makar dan penyebaran berita bohong atau hoaks.
Penangkapan tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisiaris Besar Polisi Argo Yuwono saat dikonfirmasi.
"Ya benar ditangkap. Kasus ini merupakan limpahan dari Bareskrim Polri ke Polda Metro Jaya dan sudah dilimpahkan ke Ditreskrimum," kata Argo.
Meski demikian, Argo belum merinci lebih jauh ihwal penangkapan terhadap Lieus yang dilaporkan saat ini telah berada di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Lieus tiba di lokasi dengan tangan terborgol sekira pukul 10.10 WIB. Dengan dikawal beberapa anggota polisi, Lieus langsung masuk menuju ruang pemeriksaan.
Dirinya mengatakan, penangkapan terhadap dirinya tak dapat membuat rakyat takut untuk berjuang.
"Diborgol lagi kan tidak apa-apa buat saya sih, ini namanya perjuangan tidak pernah bisa bikin takut rakyat, rakyat akan terus berjuang bukan karena dipanggil ditangkap terus berhenti," tutur Lieus.
Namun demikian, Lieus menilai penangkapan terhadap dirinya tidak adil karena tata cara yang dinilainya melebihi batas.
"Saya langsung ditarik, saya diangkat kaya obok-obok yakan. Tidak adil-lah inilah," ujar Lieus sambil berjalan menuju ruangan.
Diketahui, Lieus dilaporkan seorang warga bernama Eman Soleman ke Bareskrim Polri, Selasa (7/5) malam. Laporan tersebut teregister dalam nomor laporan LP/B/0441/B/2019/Bareskrim.
Dalam laporan polisi itu, Lieus disangkakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan/atau Pasal 15, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 dan/atau Pasal 163 bis jo Pasal 107.
Akan tetapi hingga saat ini belum diketahui peristiwa apa yang menjadikan Lieus harus ditangkap oleh pihak kepolisian dalam kasus dugaan makar.
Penangkapan tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisiaris Besar Polisi Argo Yuwono saat dikonfirmasi.
"Ya benar ditangkap. Kasus ini merupakan limpahan dari Bareskrim Polri ke Polda Metro Jaya dan sudah dilimpahkan ke Ditreskrimum," kata Argo.
Meski demikian, Argo belum merinci lebih jauh ihwal penangkapan terhadap Lieus yang dilaporkan saat ini telah berada di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.
Lieus tiba di lokasi dengan tangan terborgol sekira pukul 10.10 WIB. Dengan dikawal beberapa anggota polisi, Lieus langsung masuk menuju ruang pemeriksaan.
Dirinya mengatakan, penangkapan terhadap dirinya tak dapat membuat rakyat takut untuk berjuang.
"Diborgol lagi kan tidak apa-apa buat saya sih, ini namanya perjuangan tidak pernah bisa bikin takut rakyat, rakyat akan terus berjuang bukan karena dipanggil ditangkap terus berhenti," tutur Lieus.
Namun demikian, Lieus menilai penangkapan terhadap dirinya tidak adil karena tata cara yang dinilainya melebihi batas.
"Saya langsung ditarik, saya diangkat kaya obok-obok yakan. Tidak adil-lah inilah," ujar Lieus sambil berjalan menuju ruangan.
Diketahui, Lieus dilaporkan seorang warga bernama Eman Soleman ke Bareskrim Polri, Selasa (7/5) malam. Laporan tersebut teregister dalam nomor laporan LP/B/0441/B/2019/Bareskrim.
Dalam laporan polisi itu, Lieus disangkakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan/atau Pasal 15, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 dan/atau Pasal 163 bis jo Pasal 107.
Akan tetapi hingga saat ini belum diketahui peristiwa apa yang menjadikan Lieus harus ditangkap oleh pihak kepolisian dalam kasus dugaan makar.
Sumber: Antara News
Viral kisah driver ojol dapat pizza gratis dari pelanggan (Sumber: Instagram/makassar_iinfo) |
Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan selalu dinanti umat Islam di seluruh penjuru dunia. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, momen Ramadan juga bermanfaat untuk menjalin tali silaturahmi dan persaudaraan antar umat beragama. Seperti kisah driver ojek online yang satu ini.
Dikutip Liputan6.com dari akun Instagram @makassar_iinfo, Kamis (9/5/2019), driver ojol mendapatkan rezeki tak terduga saat menjalankan tugasnya membelikan pesanan pelanggan. Driver ojol yang tak diketahui identitasnya itu membagikan tangkapan layar obrolan dirinya dan si pelanggan yang memesan pizza yang berlangsung pada Rabu, (8/5/2019).
Di awal percakapan, sang driver menanyakan alamat pengantaran pesanan. Pelanggan yang diketahui bernama Agnes Claudia itu justru tidak ingin menerima pesanan pizza yang telah dibelikan. Sebaliknya, Agnes ingin pizza tersebut dinikmati oleh sang driver untuk buka puasa.
Sontak, driver ojol tersebut menanyakan apakah dia sungguh-sungguh mengatakan hal tersebut.
"Mas itu pizza nya buat Mas dan keluarga buka puasa," balas Agnes seperti yang terlihat dalam percakapan.
Ingin berbagi kebaikan di bulan Ramadan
Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar
Indahnya Toleransi, harmoni dalam perbedaan. Gadis Katolik, bagikan pizza untuk driver ojol yang berpuasa.
Tak cukup sampai di situ, Agnes bahkan mengimbuhkan bahwa ia akan memberikan bintang 5 sebagai penilaian layanan sang driver. Sebelum sempat membalas, Agnes menjelaskan alasan di balik tindakan mulianya itu.
"Cuman mau berbagi kebaikan aja Mas di bulan puasa" imbuhnya.
Merasa mendapat rezeki nomplok, sang driver mendoakan pelanggan dermawan tersebut agar rezekinya dilipat gandakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Lantas, Agnes menjawabnya dengan tulus.
Awalnya, Agnes meminta sang driver untuk menyantapnya bersama keluarga di rumah saat buka puasa. Namun, sang driver meminta izin kepadanya untuk memakan pizza tersebut bersama rekan sesama driver ojol. Agnes langsung saja meng-iyakan permintaan driver tersebut.
Kisah Agnes Claudia dan Sepotong Pizza. Sumber foto: Suara
Banjir komentar positif dari warganet
Sontak saja cerita driver ojol tersebut viral di media sosial. Beragam komentar positif membanjiri kolom komentar akun Instagram @makassar_iinfo.
Seperti yang ditulis akun @ekaaprtma, "Indahnya saling berbagi, menghargai satu sama lain, dan saling bertoleransi antar sesama anak bangsa. Indah kehidupan kalo seperti itu setiap hari,"
"Berbeda agama namun masyaallah baiknya orang itu . Smoga selalu dilimpahkan rezeki yg berlebih amin" tulis akun @_rizkaagustinha.
Serta akun @anif_widodo, "dengan berbagi kebaikan, Hidup itu terasa indah.. besar kecil rezeki yg diterima ketika kita bisa mensyukurinya pasti akan terasa nikmat yg sungguh luar biasa Barokalloh ..."
Sumber: Liputan 6
Langganan:
Postingan (Atom)