12 Apa Saja yang Harus Dipersiapkan? - Barang

Kalau di posting sebelumnya (11 Apa Saja yang Harus Dipersiapkan? - Dokumen) membahas tentang dokumen untuk beasiswa. Pada posting kali ini saya akan menulis barang apa saja yang kami siapkan untuk dibawa ke India.

Sebenarnya agak bingung juga apa saja yang harus dibawa. Langsung dapat beasiswa di tahun pertama ini (tak perlu gap year)  memang sebuah kejutan manis. Jauh-jauh hari istri sudah mulai membeli apa-apa saja yang harus dibawa (dicicil sedikit demi sedikit). Begitu ingat, oh barang ini belum ada, maka catat di kertas, dan saat belanja ke swalayan barang-barang yang ada di catatan kami beli dan masukkan ke dalam koper.

Langsung saja deh:

  1. Cairan Pembersih. Deterjen, sabun cuci piring, sabun cuci tangan, cairan pel, sabun cair, shampo, gel pembersih muka, dan lain-lain. Kami siapkan yang ukuran kecil saja. Ini untuk stok awal karena kami pikir, begitu sampai ke hostel, ia masih capek dan belum tau harus belanja ke mana.
  2. Makanan. Makanan instan untuk stok kalau tak sempat beli makanan ke luar karena hujan, malas, dan sibuk mengerjakan tugas. Mie instan, sambal botol, kecap manis botol, penyedap rasa, garam, kopi sachet, permen, dan lain-lain (sesuai kesukaan si anak).
  3. Obat-obatan. Obat sakit kepala, obat demam, obat panas dalam, vitamin C, obat luka, plester luka, obat batuk, obat masuk angin, dan lain-lain. 
  4. Pakaian. Pakaian untuk kuliah, pakaian jalan, kemeja batik (ini wajib sebagai orang Indonesia), pakaian tidur, jaket, selimut, bed cover, sarung bantal, handuk, sandal, sepatu (untuk kuliah dan bepergian), serbet, dan lain-lain.
  5. Peralatan. Beli koper baru, tas ransel untuk dibawa ke kabin, tas kecil/tas pinggang untuk isi paspor, uang kecil, laptop, smart phone dan charger, kompor listrik, setrika, kipas angin mini, alat cukur, masker 2 boks, dan lampu mini/senter. Juga perlengkapan makan seperti: piring, mangkok, mug, sendok, garpu, dan lain-lain.
  6. Paket Roaming. Waktu akan berangkat, aktifkan paket roaming. Karena menggunakan kartu dari operator Indosat, tekan *122# nanti muncul pilihan. Kalau tak salah Rp150.000 untuk 7 hari. Ini wajib dilakukan.karena saat tiba di negara tujuan, Anda belum punya nomor negara tersebut, Anda harus menghubungi keluarga di Indonesia untuk mengabarkan Anda sudah tiba dengan selamat dan menghubungi orang yang akan menjemput Anda.
  7. Uang. Siapkan uang dalam mata uang negara tujuan dan negara transit. Anak kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, transit di Kuala Lumpur, lalu melanjutkan penerbangan ke Mumbai. Saat transit mungkin perlu uang untuk beli makanan dan minuman (kami siapkan Ringgit Malaysia). Waktu tiba di India juga perlu uang untuk beli makanan dan minuman atau naik kendaraan menuju hostel (kami juga siapkan uang  Rupee). Atau boleh juga siapkan dolar Amerika (yang relatif mudah diterima di mana pun).
  8.  

Saat akan berangkat, koper ditimbang. Ternyata melebihi berat batas yang bagasi yang disediakan. Akhirnya ada barang-barang yang harus dikeluarkan, walaupun akhirnya masih kelebihan berat. Biarkan saja karena barang-barang tersebut memang diperlukan, tinggal bayar kelebihan bagasi saja.

 

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe


11 Apa Saja yang Harus Dipersiapkan? - Dokumen

Saya akan menulis seingat saya saja, dan posting ini akan terus di-update (kalau ingat ada hal yang terlewat). Saya suka kalau judul-judulnya (yang saya cetak tebal) diurutkan sesuai abjad. Saya tidak akan menjelaskan panjang, hanya singkat saja setiap poinnya. Yang saya tuliskan ini keperluan (dokumen) untuk mengajukan beasiswa sampai berangkat ke negara tujuan.

Putra kami mengajukan beasiswa ke beberapa negara (umumnya memang orang mengajukan beasiswa ke banyak negara). Secara teori, semakin banyak mengajukan beasiswa, semakin besar peluang untuk mendapatkan beasiswa.

Persyaratan pengajuan beasiswa berbeda-beda, tergantung negara atau universitasnya. Berikut ini dokumen yang diperlukan saat mengajukan beasiswa kuliah ke luar negeri:

  1. Apostille. Setelah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah, dilegalisir oleh notaris, ada pula dokumen yang harus melalui proses apostille di Kemenkumham.Untuk jasa ini juga ada di internet. Silakan Googling. 
  2. Essay. Anda diminta membuat essay tentang topik tertentu, yang tentu saja dalam bahasa Inggris.
  3. Financial Statement atau Bank Reference. Anda bisa mendapatkannya dari bank tempat orangtua Anda menabung (punya akun di sana).
  4. Legalisir. Dokumen Anda yang sudah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah, ada juga yang harus dilegalisir oleh notaris. Info jasa legalisir dokumen juga banyak di internet.
  5. Paspor. Belum pernah memiliki paspor? Buatlah paspor ke Kantor Imigrasi. Atau mungkin Anda sudah pernah punya paspor tapi sudah habis masa berlakunya, segeralah memperbaharui paspor Anda.
  6. Piagam. Anda pernah atau sering juara lomba nasional atau bahkan internasional atau punya piagam ikut organisasi. Ini bukan syarat utama, tapi jika Anda punya (selain nilai Anda yang bagus dan sering ranking/juara kelas atau bahkan juara umum, Anda memiliki nilai plus.
  7. Recommendation Letter atau surat rekomendasi. Ini bisa Anda dapatkan dari guru atau Kepala Sekolah. 
  8. Sertifikat Bahasa. Yang paling umum adalah TOEFL dan IELTS. Info tentang ini  sudah saya tulis di: 03 Why India? Why Not? Bagian 01 Ada pula negara yang tidak mewajibkan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris, umumnya Anda harus belajar bahasa negara tersebut 1 tahun dulu setelah Anda mendapatkan beasiswa.
  9. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Untuk mendapatkan SKCK, Anda harus ke kantor polisi.
  10. Surat Keterangan Sehat. Apa yang harus diperiksa, juga sangat bervariasi. Ada yang minta tes HIV, jantung (EKG), dan lain-lain. Anda bisa datang ke Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Biasanya ke Puskesmas biayanya lebih murah. Biasanya ada form dari pihak pemberi beasiswa, kita tinggal print, lalu bawa saat pemeriksaan kesehatan (pihak Puskesmas tinggal mengisi form tersebut). 
  11. Terjemahkan Dokumen. Dokumen kita yang berbahasa Indonesia wajib diterjemahkan oleh Penerjemah Tersumpah (Sworn Translator). Akte Kelahiran, Ijazah, SKL (Surat Keterangan Lulus), transkrip nilai, dan dokumen lain. Jasa penerjemah tersumpah bisa Anda Googling (banyak kok infonya di dunia maya). Setelah dokumen diterjemahkan, ada pula yang harus dilegalisir oleh notaris.
  12. Visa. Ini tergantung negara tujuan. Ada negara yang bebas visa (tidak harus mengurus visa, misalnya sesama negara anggota ASEAN), ada yang mengharuskan kita memiliki visa. Untuk mengurus visa, Anda harus datang ke Kedutaan Besar negara tersebut di Jakarta.
  13.  
  14.  

Untuk info lebih detail (cara mengurus paspor, visa, SKCK, dan lain-lain), Anda bisa Googling. Banyak info tersaji di dunia maya (bisa dari situs, blog, FaceBook, atau InstaGram masing-masing instansi).

Di posting berikutnya saya akan menuliskan apa saja yang kami persiapkan (barang yang akan dibawa untuk keperluan kuliah di sana). Harap sabar menunggu ...


Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

10 Apa Saja Sih Plus Minus-nya Kuliah di India???

Nyaris semua hal di dunia ini ada plus dan minus-nya. Berikut ini plus minus kuliah di India menurut saya. Yang saya tuliskan ini sangat mungkin bersifat subjektif. Inilah nilai plus yang saya dapatkan dan anak saya alami saat kuliah di sana.

  1. Info yang saya dapatkan, salah satu negara tempat terbaik untuk kuliah IT (Information and Technology) atau Teknologi Informasi (TI) adalah India.
  2. Banyak sekali beasiswa yang ditawarkan, baik dari dalam negeri (pemerintah Indonesia atau  pihak univeritas swasta) dan dari luar negeri. ICCR Scholarship - Indian Council for Cultural Relations hanya salah satunya. Ini yang jadi salah satu pilihan putra kami karena banyak fasilitas yang diberikan. Apa saja yang GRATIS dari beasiswa ICCR? Ini dia: biaya kuliah, tempat tinggal (ada asrama/hostel untuk mahasiswa internasional), biaya hidup, uang buku setiap tahun, biaya pengurusan visa, dan tiket pesawat. Ini sudah ditulis di posting: 04 Why India? Why Not? Bagian 02 Info tambahan, sama-sama penerima beasiswa ICCR pun, fasilitas yang didapat ternyata tidak sama (ada yang tidak termasuk tiket pesawat). Mengapa berbeda? Kami pun tidak tau. Apakah dari nilai, dari jurusan, atau dari apa, kami tidak tau. Untungnya putra kami dapat semua yang saya tuliskan di atas ini.
  3. Suasana belajarnya. Di India, putra kami menyaksikan bagaimana giatnya mahasiswa India belajar. Putra kami kuliah dari mulai sekitar pukul 09.00. Selesainya? Ada yang pukul 15.00, pukul 16.00, dan pukul 17.00. Selesai itu? Mereka masih belajar dan mengerjakan tugas di perpustakaan hingga malam. Masuk di lingkungan seperti itu, kemungkinan besar mahasiswa asing pun akan ikut. Kuliah Senin hingga Jumat. 
  4. Hostel di dalam kampus. Kampus menyediakan hostel untuk mahasiswa lokal (India) dan mahasiswa internasional (mahasiswa asing). Hostel (tempat tinggal mahasiswa) berada dalam lingkungan kampus. Selain aman, mahasiswa mau kuliah, ke perpustakaan, atau kantin tinggal jalan kaki saja (tidak ada biaya transportasi lagi).
  5. Wifi gratis. Selama di hostel, tidak usah khawatir tak bisa akses internet karena ada fasilitas internet (wifi) gratis.
  6. Perpustakaannya besar, buka nyaris 24 jam (hanya tutup pukul 06.00 hingga 09.00). Setahun perpustakaan buka 360 hari (hanya libur 5 hari dalam setahun). Sampai malam pun perpustakaan masih ramai. Untungnya menjelang tamat dari SMK, putra kami kerap belajar hingga larut malam sehingga saat di India ia tidak terlalu kaget. Tinggal melanjutkan rutinitasnya di Indonesia. Untungnya, jarak dari hostel (asrama untuk mahasiswa internasional) ke perpustakaan tidak terlalu jauh (masih dalam kompleks kampus). Saya angkatan lama (kuliah akhir tahun 80-an), tidak tau update info terkini seputar perkuliahan. Saya tidak tau keadaan kampus di Indonesia sekarang ini. Apakah perpustakaan di Indonesia juga buka nyaris 24 jam?
  7. Cuacanya tidak terlalu beda dari Indonesia. Putra kami yang terbiasa hidup di iklim tropis, tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan diri. Budaya-nya pun tidak terlalu jauh berbeda (masih sama-sama di Asia). Ada daerah yang juga mengalami musim salju, tapi di tempat kuliah putra kami tidak mengalami musim salju, meskipun udaranya cukup dingin. Nanti ketika melanjutkan kuliah (S-2) barulah putra kami berencana mengajukan beasiswa ke Eropa atau Australia (negara 4 musim). 
  8. Biaya kuliah dan biaya hidup relatif murah. Meski posting ini bicara soal beasiswa (artinya biaya kuliah ditanggung pemberi beasiswa), tapi sebagai orangtua, kita tentu harus keluar uang untuk hal lain. Misalkan beasiswa yang diberikan hanya biaya kuliah (tentu harus keluar uang untuk biaya hidup, tempat tinggal, dan lain-lain). Waktu searching di dunia maya untuk mencari info beasiswa, info yang kami dapatkan ada 2 negara dengan biaya kuliah dan biaya hidup relatif murah adalah India dan Turki.
  9. Air keran layak minum. Untuk negara maju, air keran bisa diminum itu bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi untuk negara India, lumayanlah. Jadi mahasiswa yang tdak perlu keluar uang untuk beli air minum kemasan botol atau galon, tinggal siapkan botol kosong, isi, siap minum.
  10.  

 

Minusnya:

  1. Untuk yang suka makan olahan daging, di India Anda relatif kesulitan (khususnya tempat anak kami kuliah). Susah mendapatkan makanan olahan dari daging karena masyarakat India banyak yang vegetarian.
  2. Aksen atau dialek seseorang agak susah diubah. Putra kami juga mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh dosen karena bahasa Inggris-nya beraksen India. Selagi mau berusaha, pasti ada jalan. Bisa belajar sendiri dari buku, tanya kepada teman, cari video tutorial dari YouTube.
  3.  
  4.  
  5.  

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

 

09 Beberapa Kemiripan Indonesia dan India

Kali ini penulis selingi dengan tulisan ringan seputar India. Posting-an ini tidak berhubungan langsung beasiswa, tapi sebenarnya masih berhubungan sih, yakni tentang negara pemberi beasiswa, dalam hal ini India). Info unik ini hanya pemikiran penulis yang didapat dari obrolan dengan putra penulis.

Kalau dipikir, ternyata ada beberapa hal yang mirip antara Indonesia dan India. Ini kemiripan itu.

  1. Nama INDONESIA dan INDIA mirip.
  2. Mata uangnya RUPIAH dan RUPEE.
  3. Bagian atas bendera India (2 lapis atasnya mirip merah putih, sebenarnya oranye putih), hanya di bagian putih ada lingkaran:Ashoka Chakra).
  4. Sama-sama merayakan kemerdekaan di bukan Agustus: Indonesia 17 Agustus, India 15 Agustus. 
  5. Indonesia dan India sama-sama memiliki banyak suku dan bahasa.
  6. Apa yang terlintas di benak Anda jika seseorang menyebut orang India? Maksudnya secara fisik, apa yang terlintas di benak Anda tentang orang India. Hidung mancung, kulit mungkin mirip orang Indonesia pada umumnya (sawo mateng). Yah seperti yang sering kita lihat di film Bollywood. Benar 'kan seperti itu? Nah, ada fakta unik yang juga baru penulis ketahui. Apa warna kulit kita (orang Indonesia)? Umumnya kita menyebut: sawo mateng. Tapi sebenarnya warna kulit sawo mateng itu berada di tengah-tengah. Kita memiliki saudara dari Indonesia bagian timur yang warna kulitnya lebih gelap (seperti Papua), ada juga yang berkulit "putih". Salah satunya seperti saudara kita dari Manado (orang sering menduga mereka adalah orang Chinese/Tionghoa, warna kulit ras mongoloid). Ternyata di India, juga ada yang kulitnya mendekati orang dari ras mongoloid. Di India bagian Timur Laut (North East), warna kulit mereka lebih mirip orang Chinese/Tionghoa (silakan lihat gambar di bawah) .
  7.  

  8.  


 

Anda percaya cewek ini orang India??? Sebelah kiri adalah YouTuber Randy Dongseu yang konten-nya menyanyi di OmeTV dan sisi kanan adalah cewek India (yang penulis yakin, banyak orang tidak percaya kalau dia orang India).

Untuk menyaksikan videonya (wanita ini dan temannya ada di menit 2:45 sampai 5:54., silakan klik: Ini videonya

 

Sumber foto: Bendera Indonesia, Bendera India


Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

08 Cerita Lucu dari India

Di India ada satu suku yang mudah dikenali dari penamplannya (khususnya pria dari suku ini, yakni suku Sikh). Mereka memakai sorban. Waktu berselancar di dunia maya, penulis menemukan cerita lucu seputar India (ada berupa foto, kelucuan yang terjadi dalam percakapan karena kata "Sikh" terdengar mirip dengan kata "sick"). Satu lagi stand up comedy seputar bahasa Inggris aksen India. Ini hanya sekadar berbagi cerita lucu, tidak ada maksud menghina atau berbicara hal-hal yang menyerempet tentang SARA (Suku Agama Ras Antargolongan).


Sumber gambar: Me.me

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

 

07 Persiapkan Diri Sejak Dini

Untuk urusan apa pun, sebaiknya persiapkan diri sejak dini. Semakin matang persiapan, umumnya hasilnya semakin baik.

Ingin dapat beasiswa kuliah ke luar negeri? Persiapkanlah diri sebaik mungkin. Salah satu yang harus dipersiapkan adalah bahasa Inggris. Banyak negara (universitas pemberi beasiswa) yang mewajibkan calon penerima beasiswa memiliki sertifikat bahasa Inggris (TOEFL, IELTS, atau TOEIC).

Langkah paling umum adalah ikut kursus bahasa Inggris. Bagaimana kalau pemburu beasiswa ke luar negeri ini bukanlah dari kalangan ekonomi mapan alias miskin? Nah, ini memang harus berusaha ekstrakeras. Kalau orang kaya, tinggal minta kepada orangtuanya agar diikutkan les di lembaga kursus bahasa Inggris (bisa anak pergi ke tempat les atau les privat, guru les yang datang ke rumah siswa). Kalau ada uang, semua bisa diatur.

Kalau kurang mampu? Bisa belajar dari buku, sering-sering ke perpustakaan, dan bisa belajar dari YouTube. Perlu pengorbanan, alihkan kuota yang semula untuk main games menjadi nonton YouTube (belajar bahasa Inggris dari video belajar bahasa Inggris, lagu, atau film berbahasa Inggris).

Aktif di organisasi/kegiatan ekstrakurikuler atau ikut lomba-lomba keilmuan (kalau juara, nantinya bisa menjadi nilai plus saat mengajukan beasiswa). Perdalam ilmu/pelajaran yang nanti akan dipilih saat kuliah. Misalnya ingin kuliah Computer Science, belajarlah coding atau hal lain (sekali lagi, YouTube sebagai salah satu sumber ilmu).

Sejak kapan persiapan ini dilakukan? Sedini mungkin (bisa mulai SMP). Di SMP mungkin masih belum tau mau kuliah ke mana, tapi setidaknya tingkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Tidak jadi kuliah ke luar negeri pun, kemampuan berbahasa Inggris dengan baik akan menjadi nilai plus, baik di tempat kuliah maupun di dunia kerja.

Satu lagi, lebih bijak memutuskan akan melanjutkan SLTA ke mana? SMA atau SMK. Putra kami sejak SMP sudah berkeinginan kuliah komputer, maka kami lebih memilih mendaftarkannya ke SMK (dan ia memilih jurusan RPL = Rekayasa Perangkat Lunak).

Saya dapat info ada cukup banyak anak yang salah pilih jurusan (khususnya yang melanjutkan ke SMK). Misalnya saat SMK ambil jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan), pas kuliah memilih pariwisata. Ada yang pilih jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual), pas kuliah mau pilih perhotelan. Entah karena jurusan yang dipilih saat SMK adalah pilihan orangtua atau memang baru menyadari salah pilih jurusan ketika sudah berada di SMK. Agak disayangkan kalau kuliah lintas jurusan (ilmu yang dipelajari.di SMK "tidak terpakai" saat kuliah). 

Anak kami pilih jurusan RPL. Selain dapat ilmu dari sekolah, ia rajin belajar mandiri dari YouTube, dan terbukti kemampuan ilmu komputernya. Sejak awal ia SMK hingga menjelang kelulusannya dari SMK, ia sudah memutuskan untuk kuliah komputer (Computer Science). Ia kini mendapat beasiswa penuh (fully funded scholarship) ke India. Meski dari SMP sudah mantap akan kuliah di jurusan/fakultas tertentu, tidak semua jurusan itu ada di SMK. Misalkan saja ingin kuliah kedokteran, setahu saya di SMK tidak ada jurusan yang sejalan untuk kuliah ke fakultas kedokteran. Lagi pula, lulusan SMK memang lebih diarahkan untuk bekerja. Harus diakui, peluang lulusan SMA untuk melanjiutkan kuliah jauh lebih besar daripada lulusan SMK.

Secara umum, pilih SMA biasanya untuk yang ingin melanjutkan kuliah, pilih SMK untuk yang ingin langsung bekerja. Tapi yang "telanjur" sudah masuk SMK, peluang untuk kuliah tetap terbuka kok (meski pilihannya tidak sebanyak  lulusan SMA). 

Menurut saya, jika memang belum tau mau kuliah ke mana (tapi memang ada niat untuk kuliah), lebih baik pilih SMA. 

Saran: carilah info sebanyak mungkin tentang ini dengan bertanya kepada mereka yang sudah kuliah atau info dari internet. 

 

Catatan:
Bisa kuliah dengan beasiswa tentu sangat membanggakan dan membahagiakan. Anda berkesempatan menikmati kuliah di luar negeri (menambah wawasan Anda) dan tentu sangat membantu meringankan beban orangtua Anda. Apakah saya berpeluang untuk dapat beasiswa? Jika nilai sekolah Anda (atau anak Anda, dari sisi orangtua) sudah bagus (sering juara kelas), peluang untuk itu ada.

Ingin peluang itu menjadi kenyataan? Harus rela berkorban dan fokus dari sekarang. Banyak gunakan waktumu untuk kegiatan yang lebih berguna. Kurangi main games, nngkrong bersama teman. Waktunya bisa digunakan untuk belajar, ikut lomba, atau aktif di 
organisasi yang kelak akan menjadi nilai plus Anda saat mengajukan beasiswa. Tidak ada yang "GRATIS" di dunia ini. Semua harus diperjuangkan. Ayo semangat ... 

 

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

 

06 Apa Sih yang Dijadikan Pertimbangan dalam Memilih Beasiswa?

Mutu pendidikan, mungkin itu prosentase terbesar yang jadi pertimbangan para pemburu beasiswa dalam memilih universitas yang dituju. 

Pertimbangan lainnya
Ada banyak pertimbangan dalam memilih beasiswa kuliah ke luar negeri. Dari yang serius, sampai yang tak terlalu serius.

Bukan sok tau menuliskan ini dan itu (pertimbangan dalam memilih negara dan universitas pemberi beasiswa), hanya ingin berbagi info berdasarkan pengalaman ngobrol dengan anak selama pengajuan beasiswa, sharing dari teman-temannya, juga baca dari internet.

Penulis hanya memberi sedikit info, Anda bisa browsing untuk mencari info selengkapnya.

  • Tak ada skripsi. Di luar negeri kuliah, ada universitas yang tidak mewajibkan skripsi. Skripsi adalah salah satu hal yang menakutkan bagi mahasiswa. Masa pendidikan S-1 yang biasanya 4 tahun jadi 3 tahun.
  • Ada tes. Ada beasiswa yang hanya mensyaratkan mengisi formulir secara online dan melengkapi berkas yang diperlukan. Begitu lolos seleksi, Anda ditelepon dan diberi tahu bahwa Anda terpilih sebagai penerima beasiswa. Semua seperti itu? Tidak, ada yang mensyaratkan tes setelah berkas Anda lolos diseleksi.  
  • Kuota khusus. Kuota beasiswa yang tersedia dan peminat, pasti jauuuh lebih banyak peminatnya. Miriplah dengan lowongan kerja dan calon tenaga kerja, selalu lebih banyak calon tenaga kerja. Misalnya kuota beasiswa negara A untuk S-1, S-2, S3 ada 40. Umumnya itu diperebutkan calon mahasiswa sedunia (yang tau info, yang berminat, dan memenuhi syarat). Siapa yang paling baik, mereka-lah yang terpilih (jadi mungkin saja peraih beasiswa itu semuanya dari negara-negara Eropa, misalnya). Ehm ... tapi ada info bagus nih. Ada juga beasiswa dengan kuota khusus (misalnya ada kerja sama negara A dengan B). Negara A menyediakan beasiswa. Kuotanya ada 50, tapi negara A memberi kuota warga negara B sebanyak 20. Warga negara B punya peluang lebih besar (pasti ada jatah 20 beasiswa untuk warga negara B). Sisanya yang 30 itu diperebutkan calon mahasiswa sedunia. Warga negara B hanya bersaing dengan sesama warga negara B untuk memperebutkan jatah 20 beasiswa tersebut. Misalkan saja negara B itu negara berkembang, mereka tak harus bersaing dengan warga negara maju yang tingkat pendidikannya jauh lebih maju. Kalau dapat info beasiswa seperti ini, kemungkinan peluang mendapat beasiswa jadi lebih besar.
  • Target nilai tertentu. Ada beasiswa yang mengharuskan penerima beasiswa mendapatkan nilai sekian agar tetap dapat beasiswa. Apakah Anda yakin mampu memenuhi target nilai agar tetap dapat beasiswa? Jika nilai Anda di bawah target, Anda tidak lagi dapat beasiswa.
  • Beasiswa yang diberikan. Ada beasiswa dari universitas, ada beasiswa dari negara. Ada yang menanggung semua (uang kuliah, biaya tempat tinggal, uang makan, asuransi, bahkan ada yang sampai memberi tiket pesawat). Bermacam-macam variasinya. Ada yang hanya memberikan beasiswa biaya kuliah, dan ini pun ada yang penuh (100%), tapi ada pula yang 50%, tergantung nilai Anda.
  • Negara yang dituju. Ada berbagai pertimbangan: aman tidaknya sebuah negara, kondisi cuaca (misal saja Anda sakit asma, mungkin akan menghindari negara 4 musim, apalagi pas musim dingin cuacanya ekstrem). Mungkin juga ada yang pilih negara yang tempat wisatanya bagus, makanannya enak, atau ... (siapa tau)?
  • Yang sedikit peminatnya. Kalau pilih beasiswa karena negara itu makanannya enak (sesuai lidah kita) terasa aneh, ada juga yang pilih negara atau universitas yang tahun lalu peminatnya paling sedikit. Secara persentase peluang diterima paling besar. Semasa penulis ikut UMPTN (angkatan lama nih), kami mendapatkan data tahun lalu: universitas A, jurusan ini daya tampung sekian, peminat sekian. Jurusan itu daya tampung sekian, peminat sekian. Ada teman yang memilih jurusan karena sedikit peminatnya, bukan minat/passion-nya kuliah di jurusan apa.
  • Bahasa. Yang paling umum adalah bahasa Inggris (mungkin bahasa Inggris adalah bahasa yang paling umum dikuasai oleh calon mahasiswa meski di negara asalnya itu bukan bahasa resmi atau bahasa kedua). Banyak negara (universitasnya) yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (artinya kuota beasiswanya banyak karena banyak negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar), tapi calon mahasiswa yang menguasai bahasa Inggris juga sangat banyak. Tidak hanya bisa ngobrol bahasa Inggris, Anda juga harus punya sertifikatnya (TOEFL dan sejenisnya).
  • Dekat dengan Indonesia. Ingin dekat dengan Indonesia (baik bahasa maupun lokasi), mungkin pilihannya bisa Malaysia atau Brunei Darussalam.
  • Hanya bisa bahasa Indonesia. Anda bisa memilih beasiswa yang tidak wajib punya sertifikat TOEFL, tapi setelah pengajuan beasiswa Anda diterima, Anda harus belajar bahasa dulu selama setahun. Risikonya, Anda belajar setahun lebih lama. Kalau tidak mau, dari sekarang tingkatkan kemampuan bahasa Inggris atau ikut kursus bahasa lain (sebelum tamat SLTA, saat Anda masih sekolah). Begitu lulus, Anda sudah punya sertifikat bahasa yang dibutuhkan untuk pengajuan beasiswa. Jadi tak perlu gap year (satu tahun kosong karena tidak bisa mengajukan beasiswa atau pengajuan beasiswa Anda tidak diterima).
  • Ajukan sebanyak mungkin. Besarkan peluang Anda dengan mengajukan beasiswa sebanyak mungkin (selama cukup waktu dan Anda memiliki cukup persyaratan). Rasanya tak ada yang mengajukan 1 beasiswa saja. Kalau iya, setelah diumumkan tidak lolos, Anda harus menunggu tahun depan. Ibarat mencari ikan, tebarlah jaring sebanyak mungkin (sebanyak "stok jaring" yang Anda miliki = asal waktu cukup, persyaratan lengkap).
  • Atur strategi. Tak ada taktik atau strategi baku. Intinya cari info sebanyak mungkin. Tahun lalu mungkin peminat jurusan komputer tak terlalu banyak, tahun ini bisa jadi peminatnya membludak. Ketika mengajukan beasiswa ke satu negara, kita diberi beberapa pilihan (misal bisa pilih 5 universitas), mungkin Anda bisa kombinasikan: 2 universitas peringkat atas dan 3 universitas tengah atau bawah. Atau kombinasi jurusan. Misal Anda ingin jurusan A dan B (jurusan A itu memang jurusan favorit), misal Anda bisa pilih 2 jurusan A, 3 jurusan B. Atau Anda memiliki sertifikat TOEFL, Anda mengajukan beasiswa ke negara/universitas yang tak mensyaratkan harus punya sertifikat TOEFL (ini ibarat Anda melamar kerja yang ditujukan untuk lulusan SLTA, padahal Anda memiliki ijazah sarjana S-1). Tentu peluang dapat beasiswa lebih besar.
  • Ngotot tahun ini? Yang ngotot ingin kuliah tahun ini dan agak santai, tentu strateginya berbeda. Misal Anda agak santai, kalau tahun ini dapat beasiswa, langsung kuliah. Kalau tidak dapat, tahun depan coba lagi (tahun ini kerja dulu). Atau ngotot harus kuliah tahun ini. Sehubungan dengan atur strategi, jika ngotot tahun ini ingin kuliah, mungkin Anda bisa ikut strategi pilih 2 dan 3 (peringkat dan jurusan). Jadi kalau bukan universitas peringkat atas, menengah/peringkat pun oke. Kalau tidak dapat jurusan A, jurusan B pun oke. Kalau santai, Anda ingin di universitas peringkat atas dan jurusan A, pilih semua peringkat atas dan jurusan A semua. Kalau dapat, kuliah. Tidak dapat, tahun depan coba lagi.
  • Analogi membeli kopi. Uang yang Anda miliki = modal Anda. Modal Anda: nilai rapor Anda, sertifikat bahasa asing, apakah pernah juara olimpiade tingkat nasional/internasional, pengalaman organisasi, dan lain-lain. Anggap saja uang Anda ada Rp50.000, Anda bisa santai masuk ke Starb*ck (maaf bukan endorse, penulis bukan peminum kopi karena sakit lambung/mag). Uang Anda cukup, tinggal pilih mau beli kopi yang mana. Uang Anda sedikit di bawah itu, Anda bisa pilih kopi merek lain (penulis tidak hafal tingkatan harganya, hanya menulis yang pernah penulis tau dan disusun berdasarkan urutan abjad: Dunkin D*nuts, F*re, J.c*, Janji Jiw*, Kenang*n, Kul*). Uang Anda hanya Rp5.000, mungkin bisa mampir ke warung kopi dekat rumah. Pesan untuk minum di sana. Uang Anda hanya Rp1.000/Rp2.000? Beli 1 bungkus kopi sachet di warung dekat rumah, bawa pulang, seduh sendiri. Sadar dengan kemampuan diri, pilih sesuai "modal Anda". Tapi kalau modal Anda Rp1.000/2.000 tetap nekat ingin masuk ke Starb*ck? Masuk saja, lihat menu, tanya sana sini, lalu keluar lagi. 😁😁😁
  •   

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

 

05 Ucapan Selamat dari CBBI untuk Dhika yang Dapat Beasiswa

 

Status WA Dhika

 

Ucapan terima kasih Dhika kepada CBB Indonesia: Terima kasih

 

Ucapan dari CBBI untuk Dhika: Selamat 

 

Chat dari Dhika ke CBBI: Chat  

 

Untuk info lengkap mengenai CBBI (Club Belajar Bersama Indonesia), silakan klik: IG CBBI
 

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

 

04 Why India? Why Not? Bagian 02

Begitu mengatakan putra kami mendapat beasiswa kuliah Computer Science di India, banyak orang melontarkan pertanyaan: Mengapa pilih India?

Ini beberapa alasan kami memutuskan pilih India (kisah sebelumnya bisa dibaca di:: www.bit.ly/mengapaindia)

Dhika di Bandara Mumbai, India
 

  1. Keinginan sejak kecil. Sejak SMP putra kami bercita-cita ingin jadi ahli komputer.
  2. Sesuai jurusan di SMK. Di SMK putra kami memilih jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak), ia mantap memutuskan akan kuliah IT di India.
  3. Salah satu yang terbaik dan fully funded scholarship. Sebagai orangtua, kami mencari tau tentang India dan kualitas pendidikan (terutama soal IT) di India. Setelah Googling, kami sependapat dengan anak kami. Pertama, kuliah IT di India merupakan salah satu yang terbaik. Kedua, India menyediakan beasiswa penuh (fully funded scholarship). 
  4. Kualitas Universitas. Universitas yang akan memberikan beasiswa (mewakili sebuah negara), tentu sudah diseleksi secara ketat.
  5. Menjawab tantangan. Konon, untuk lulusan SMK lebih "sulit" untuk menembus universitas (SMK lebih diarahkan untuk langsung kerja setelah tamat sekolah). Untuk kuliah saja sulit, apalagi untuk dapat beasiswa (bersaing dengan lulusan SMA dari berbagai negara di dunia) untuk jurusan favorit. Tapi justru di situlah anak kami merasa tertantang.
  6. Tak harus belajar bahasa dulu. India salah satu negara yang tidak mengharuskan calon mahasiswanya memiliki sertifikat TOEFL atau IELTS (ini kabar baik 'kan?) Ada beberapa negara yang tidak mewajibkan sertifikat TOEFL atau IELTS (salah satunya Rusia). Tapi ini tentu saja ada konsekuensinya. Apa itu? Pertama, orang yang punya sertifikat TOEFL atau IELTS pun bisa ikutan mengajukan beasiswa ke sini (saingan berat dong). Kedua, biasanya kalau tidak butuh sertifikat TOEFL atau IELTS, begitu diterima, Anda harus kuliah bahasa negara tersebut selama 1 tahun (misal Rusia, Anda harus belajar bahasa Rusia dulu selama 1 tahun). Kuliah S-1 yang seharusnya 4 tahun, molor jadi 5 tahun. Di India tidak harus belajar bahasa India 1 tahun dulu. Oke 'kan? Cepat selesai, cepat bisa bekerja (ingat, meski tak punya sertifikat TOEFL atau IELTS, Anda wajib menguasai bahasa Inggris karena perkuliahan diberikan dalam bahasa Inggris).
  7. Fasilitas beasiswanya oke. Fasilitas beasiswa dari ICCR (Indian Council for Cultural Relations) lumayan bagus (ini yang putra kami dapatkan). Apa saja yang GRATIS dari beasiswa ICCR? Ini: biaya kuliah, tempat tinggal (ada asrama/hostel), biaya hidup, uang buku setiap tahun, biaya pengurusan visa, dan tiket pesawat.
  8. Peluang lolos 3,3%. Tahun ini (tahun 2022) dari sebuah group WA yang beranggotakan orang-orang yang mengajukan beasiswa ke India (putra kami juga gabung di sana) ada 600-an siswa yang mengajukan beasiswa ke India (S-1, S-2, dan S-3). Entah berapa lagi yang tak tergabung di group WA itu. Tahun ini hanya 20 siswa yang mendapatkan beasiswa. Yang S-1 hanya 4 orang, dan putra kami satu-satunya lulusan tahun 2022, yang lain gap year (menunda kuliah setelah lulus SMA karena berbagai alasan).
  9. Ada 20 beasiswa. Bagaimana peluang untuk mendapatkan beasiswa di India? Kalau bilang sulit, kok kesannya menakut-nakuti. Kalau bilang mudah, kok rasanya sombong. Jika Anda tahun depan ingin mengajukan beasiswa kuliah IT, bolehlah memasukkan India sebagai salah satu pilihan Anda. Peluangnya lumayan besar. Bandingkan dengan Mitsui Bussan Scholarship yang diterima Jerome Polin (tiap tahun hanya memberikan 2 beasiswa untuk mahasiswa dari Indonesia). ICCR memberikan 10 kali lipat lebih banyak.
  10. Tak terlalu jauh. Mengapa pilih India? Selain alasan-alasan di atas tadi, kami ingin putra kami tidak kuliah di tempat yang terlalu jauh dari Indonesia (kalau kangen dan ingin bertemu, biayanya relatif tidak mahal serta waktu perjalanan tidak terlalu lama).Cuaca, makanan, dan budaya tidak terlalu jauh berbeda (mungkin mengalami culture shock, tapi nggak parah). Untuk S-1, pilih kawasan Asia dulu, nanti S-2  pilih Eropa, Amerika, atau Australia.

 

 

Awardee Beasiswa ICCR 2022/2023

Info lengkap silakan klik: IG PPI India


Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe



03 Why India? Why Not? Bagian 01

 Sebelum masuk ke posting dari penulis, ada baiknya baca beberapa berita dari link di bawah ini (mudah-mudahan dapat menambah wawasan Anda tentang dunia IT):

Alasan Mengapa India Lahirkan Programmer Handal?

Enam Sebab Keturunan India Langganan Jadi Bos Raksasa Teknologi AS

 India Sarang Insinyur dan Ilmuwan Komputer

Kenapa Ya Orang India pada Jago Coding? 

Orang India Menjelaskan Alasan Mereka Jago Bikin Tutorial di YouTube

Arham Om Talsania, Bocah 6 Tahun dari India, Programer Termuda di Dunia

Kautilya Katariya, WN Inggris Keturunan India Usia 7 Tahun, Programer Termuda di Dunia

 

Sumber foto: MauKuliah

Sejak Dhika berkeinginan untuk kuliah di luar negeri, kami sudah sering diskusi mengenai segala sesuatu tentang perkuliahan (mau kuliah di mana, mau ambil jurusan apa, dan pernak-pernik perkuliahan lainnya). 

Sejak kecil suka komputer
Sejak SMP Dhika sudah berkeinginan kuliah komputer. Karena itulah setamat SMP ia melanjutkan ke SMK dan memilih jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Ia ingin kuliah di bidang komputer (Computer Science atau sejenisnya).
 
Ketika Dhika menyebut ingin kuliah di India, inilah kalimat pertama yang terucap, "Why India? Mengapa ingin kuliah India?" Setelah Dhika cerita, penulis Googling tentang kuliah di India, ternyata untuk urusan kuliah teknologi (komputer), India termasuk yang terbaik.
 
Ketika memperdalam ilmu yang didapat dari sekolah, Dhika belajar dari channel YouTube, dan ia merasakan tutorial dari orang-orang India lebih mudah dimengerti.
 
Waktu Googling, penulis menemukan fakta ini. Ternyata pimpinan puncak beberapa perusahaan teknologi terkenal, dijabat orang India. Anda yang senang berselancar di dunia maya, suka dengan komputer, tentu tak asing dengan nama: Twitter, Google, Microsoft, IBM, dan Adobe. Ternyata di ke-5 perusahaan teknologi top tersebut, semua CEO-nya orang India! Parag Agrawal (CEO Twitter), Sundar Pichai (CEO Google), Satya Nadella (CEO Microsoft), Arvind Krishna (CEO dan Chairman IBM), Shantanu Narayen (CEO Adobe), silakan klik: CEO dari India    


Ada Kemauan, Selalu Ada Jalan
Sebelumnya memang tak pernah terlintas untuk kuliah di luar negeri. Mendengar kata "Luar Negeri" tentu sudah terbayang, berapa biaya yang harus disediakan? Tapi Dhika berkeinginan kuliah di luar negeri lewat jalur beasiswa penuh (fully funded scholarship). Biaya kuliah gratis, diberi uang untuk tempat tinggal, dan biaya hidup. Karena itu, yang diincar beasiswa dari pemerintah (umumnya fully funded scholarship), bukan beasiswa dari universitas.

Dari sanalah langkah awal perjuangan dimulai. Dhika giat belajar, aktif di organisasi (sekarang pun saat mulai kuliah di India, Dhika aktif di PPI = Perhimpunan Pelajar Indonesia di India dan terpilih menjadi anggota KPU = Komisi Pemilihan Umum PPI India 2022), di SMK Dhika ikut berbagai perlombaan (dan menang), klik: Ada Pengorbanan untuk Sebuah Kesuksesan.

Ingin meraih cita-cita, jalannya tidak mudah. Penulis menyaksikan sendiri perjuangan Dhika selama 3 tahun ini. Belajar untuk pelajaran di sekolah dan mempersiapkan diri untuk pengajuan beasiswa. Puncaknya sekitar 6 bulan terakhir ini, tiap hari di depan laptop-nya hingga tiap hari ia baru tidur sekitar pukul 23.00-00.00.

Seribu langkah dimulai dari langkah pertama
Banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulailah menyiapkan segala keperluan untuk pengajuan beasiswa (transkrip nilai, menyiapkan dokumen yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah atau sworn translator, tes kesehatan, recommendation letter, financial statement atau bank reference, SKCK = Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang juga harus buat rumus sidik jari, membuat esai, dan sebagainya). Tiap negara memiliki kelengkapan dokumen pengajuan beasiswa yang berbeda-beda.

Giat belajar, berdoa, dan tidak lupa untuk terus melakukan banyak kebajikan. Rasa lelah, perasaan deg-degan menanti pengumuman beasiswa terjawab sudah di hari Selasa, 28 Juni 2022 sekitar pukul 09.15 ketika smartphone Dhika bergetar, ada panggilan masuk dari Kedutaan Besar India. Kabar baik itu datang, Dhika diterima di Punjabi University, Patiala. Ini langkah pertama. Dhika bercita-cita minimal kuliah sampai S-2 melalui jalur yang sama. Semoga langkah pertama ini memudahkan langkah selanjutnya.

Catatan ini dibuat hanya karena ingin berbagi semangat buat Anda (siswa SMA/SMK atau orangtua yang memiliki anak yang sekarang berada di SLTA atau juga SLTP). Kalau mau berusaha, pasti ada jalan. Siswa yang bersekolah di SMK umumnya ingin langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya. Tapi sekarang, jika ingin kuliah, tetap terbuka peluang untuk anak SMK. Ayo semangat, jia you.

Pertimbangan dalam memilih
Dalam berbagai kesempatan, kita diharuskan memilih. Memilih sekolah, memilih pacar, memilih pakaian yang akan dibeli, memilih makanan yang akan disantap, dan lain-lain. Kalau kita sekadar memilih, semua orang pasti akan memilih yang "Best of the Best" (terbaik di antara yang terbaik). Benar 'kan?

Cowok diminta pilih pacar? Cowok umumnya akan memilih cewek yang wajahnya cantik, pintar, berhati baik, setia, dan hal-hal baik lainnya. Sekadar memilih, tentu dong mau yang terbaik. Tapi harus sadar diri, apakah cewek yang kamu pilih mau sama kamu? Apakah modal kamu cukup? Modal ini mencakup berbagai hal, bukan hanya uang. Kalau wajah kita biasa saja, bukan orang kaya, apakah pantas jika kita berharap bisa berpacaran dengan seorang Miss Universe?

Bagaimana memilih universitas? Setiap orang punya kriteria masing-masing. Ada yang ingin universitas di negara tertentu (misalnya di Amerika atau Eropa). Ada yang pilih universitas terkenal. Berikut beberapa nama universitas top plus biayanya (untuk infonya, silakan klik nama universitasnya): Standford University (Rp730 juta), Harvard University (Rp718.174.904), Cambridge University (Rp 524.838.510),
Oxford University (Rp225 juta hingga Rp438 juta). Ini baru biaya kuliah saja. Kalau dari sisi keuangan tidak ada masalah, silakan dipilih. Atau kalau merasa otak sangat encer dan siap bersaing dengan calon mahasiswa pintar dari berbagai negara di dunia, silakan ajukan beasiswa ke sana.

Pertimbangan lain? Misalnya masalah bahasa, Anda lancar bahasa Mandarin, mungkin modal bahasa ini bisa jadi nilai tambah untuk pilih universitas di Tiongkok. Ada yang pilih dari sisi biaya, kalau bisa dapat beasiswa penuh (biaya kuliah, biaya tempat tinggal, biaya hidup, dan tiket pesawat), ini salah satu alasan Dhika pilih ICCR Scholarship - Indian Council for Cultural Relations.

Ada yang berdasarkan jurusan yang akan dituju. Misal fakultas kedokteran terbaik di universitas ini, fakultas teknik di universitas itu, dan lain-lain. Kalau Dhika memilih universitas yang ada jurusan yang diminatinya.

Kendala bahasa? Anda hanya bisa berbahasa Indonesia tapi ingin dapat beasiswa kuliah di luar negeri? Bisa cari beasiswa yang jika diterima, tahun pertama Anda belajar bahasa dulu. Misalnya kuliah di Turki (1 tahun pertama Anda belajar bahasa Turki dulu, jadi dibandingkan dengan teman seangkatan, Anda lulus 1 tahun lebih lama).

Banyak pilihan yang tersedia, tapi jangan lupa, banyak juga peminatnya (lulusan SLTA dari berbagai negara di dunia). Siapkan diri Anda sebaik mungkin dari sekarang (misalnya tingkatkan kemampuan bahasa Inggris: TOEFL IBT, TOEFL ITP, IELTS, TOEIC), selamat berjuang, semoga sukses. 

Selain ingin berbagi sekilas info tentang beasiswa, tulisan ini dibuat juga untuk menjawab banyak pertanyaan yang masuk via WA, "Mengapa pilih India?" Sebenarnya jika ada pertanyaan begini, "Why India?" Jawabnya sederhana, jawab dengan pertanyaan juga "Why not?"

Semua tulisan berwarna biru merupakan link, silakan di-klik untuk mendapatkan info yang lebih lengkap.
 
Sertifikat kemampuan berbahasa:
  • TOEFL = Test of English as a Foreign Language
  • IBT = Internet Based Test
  • ITP = Institutional Testing Program 
  • IELTS = International English Language Testing System 
  • TOEIC = Test of English for International Communication
  • HSK = Hanyu Shuiping Kaoshi (Skala Kemampuan Bahasa Mandarin Untuk Penutur Bahasa Lain), level I sampai VI.
  • TÖMER (Türkçe Öğrenim, Araştırma ve Uygulama Merkezi) untuk bahasa Turki, level level A1-C1 
  • JLPT (Japanese Language Proficiency Test), dalam bahasa Indonesia, disebut UKBJ (Uji Kompetensi Bahasa Jepang), dalam Bahasa Jepang disebut 日本語能力試験 (nihongo nouryoku shiken), levelnya: N1-N5
  • TOPIK (Test of Proficiency in Korean), level 1-6 
  • ToRFL (Test of Russian as a Foreign Language) atau TRKI (Test po Russkomu yazyku Kak Inostrannomu)  untuk bahasa Rusia
  •  
 

Dapat info beasiswa dari mana? Ini zaman internet, tanya Mbah Google (rajin-rajin browsing).

Saksikan video ini (klik saja) Punjabi University, Patiala (lihat menit 2:51 sampai 3:41)

Ada 3 universitas yang namanya mirip:
Punjab University, Pakistan 
Punjabi University, Patiala (India), ini foto: Gedung Ikonik Punjabi University   
Panjab University Chandigarh (India)  

 

Tautan singkat ke posting ini: www.bit.ly/mengapaindia

 

"Ajak orang lain melihat dari sudut pandangmu. Biar mereka mengerti mengapa kamu memutuskan pilih India untuk kuliah Computer Science," nasihat seorang sahabat. 

Karena suka menulis, penulis sambut baik saran itu. Silakan baca (klik saja):  www.bit.ly/mengapaindia02

Info lengkap silakan klik: IG PPI India

Ada tipo (kesalahan ketik) bukan Punjab University seharusnya Punjabi University, Patiala


Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

abcs