Sejak SMP Dhika sudah berkeinginan kuliah komputer. Karena itulah setamat SMP ia melanjutkan ke SMK dan memilih jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Ia ingin kuliah di bidang komputer (Computer Science atau sejenisnya).
Ketika Dhika menyebut ingin kuliah di India, inilah kalimat pertama yang terucap, "Why India? Mengapa ingin kuliah India?" Setelah Dhika cerita, penulis Googling tentang kuliah di India, ternyata untuk urusan kuliah teknologi (komputer), India termasuk yang terbaik.
Ketika memperdalam ilmu yang didapat dari sekolah, Dhika belajar dari channel YouTube, dan ia merasakan tutorial dari orang-orang India lebih mudah dimengerti.
Waktu Googling, penulis menemukan fakta ini. Ternyata pimpinan puncak beberapa perusahaan teknologi terkenal, dijabat orang India. Anda yang senang berselancar di dunia maya, suka dengan komputer, tentu tak asing dengan nama: Twitter, Google, Microsoft, IBM, dan Adobe. Ternyata di ke-5 perusahaan teknologi top tersebut, semua CEO-nya orang India! Parag Agrawal (CEO
Twitter), Sundar Pichai (CEO Google), Satya Nadella (CEO Microsoft),
Arvind Krishna (CEO dan Chairman IBM), Shantanu Narayen (CEO Adobe),
silakan klik: CEO dari India
Ada Kemauan, Selalu Ada Jalan
Sebelumnya memang tak pernah terlintas untuk kuliah di luar negeri. Mendengar kata "Luar Negeri" tentu sudah terbayang, berapa biaya yang harus disediakan? Tapi Dhika berkeinginan kuliah di luar negeri lewat jalur beasiswa penuh (fully funded scholarship). Biaya kuliah gratis, diberi uang untuk tempat tinggal, dan biaya hidup. Karena itu, yang diincar beasiswa dari pemerintah (umumnya fully funded scholarship), bukan beasiswa dari universitas.
Dari sanalah langkah awal perjuangan dimulai. Dhika giat belajar, aktif di organisasi (sekarang pun saat mulai kuliah di India, Dhika aktif di PPI = Perhimpunan Pelajar Indonesia di India dan terpilih menjadi anggota KPU = Komisi Pemilihan Umum PPI India 2022), di SMK Dhika ikut berbagai perlombaan (dan menang), klik: Ada Pengorbanan untuk Sebuah Kesuksesan.
Ingin meraih cita-cita, jalannya tidak mudah. Penulis menyaksikan sendiri perjuangan Dhika selama 3 tahun ini. Belajar untuk pelajaran di sekolah dan mempersiapkan diri untuk pengajuan beasiswa. Puncaknya sekitar 6 bulan terakhir ini, tiap hari di depan laptop-nya hingga tiap hari ia baru tidur sekitar pukul 23.00-00.00.
Seribu langkah dimulai dari langkah pertama
Banyak hal yang harus dipersiapkan. Mulailah menyiapkan segala keperluan untuk pengajuan beasiswa (transkrip nilai, menyiapkan dokumen yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah atau sworn translator, tes kesehatan, recommendation letter, financial statement atau bank reference, SKCK = Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang juga harus buat rumus sidik jari, membuat esai, dan sebagainya). Tiap negara memiliki kelengkapan dokumen pengajuan beasiswa yang berbeda-beda.
Giat belajar, berdoa, dan tidak lupa untuk terus melakukan banyak kebajikan. Rasa lelah, perasaan deg-degan menanti pengumuman beasiswa terjawab sudah di hari Selasa, 28 Juni 2022 sekitar pukul 09.15 ketika smartphone Dhika bergetar, ada panggilan masuk dari Kedutaan Besar India. Kabar baik itu datang, Dhika diterima di Punjabi University, Patiala. Ini langkah pertama. Dhika bercita-cita minimal kuliah sampai S-2 melalui jalur yang sama. Semoga langkah pertama ini memudahkan langkah selanjutnya.
Catatan ini dibuat hanya karena ingin berbagi semangat buat Anda (siswa SMA/SMK atau orangtua yang memiliki anak yang sekarang berada di SLTA atau juga SLTP). Kalau mau berusaha, pasti ada jalan. Siswa yang bersekolah di SMK umumnya ingin langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya. Tapi sekarang, jika ingin kuliah, tetap terbuka peluang untuk anak SMK. Ayo semangat, jia you.
Pertimbangan dalam memilih
Dalam berbagai kesempatan, kita diharuskan memilih. Memilih sekolah, memilih pacar, memilih pakaian yang akan dibeli, memilih makanan yang akan disantap, dan lain-lain. Kalau kita sekadar memilih, semua orang pasti akan memilih yang "Best of the Best" (terbaik di antara yang terbaik). Benar 'kan?
Cowok diminta pilih pacar? Cowok umumnya akan memilih cewek yang wajahnya cantik, pintar, berhati baik, setia, dan hal-hal baik lainnya. Sekadar memilih, tentu dong mau yang terbaik. Tapi harus sadar diri, apakah cewek yang kamu pilih mau sama kamu? Apakah modal kamu cukup? Modal ini mencakup berbagai hal, bukan hanya uang. Kalau wajah kita biasa saja, bukan orang kaya, apakah pantas jika kita berharap bisa berpacaran dengan seorang Miss Universe?
Bagaimana memilih universitas? Setiap orang punya kriteria masing-masing. Ada yang ingin universitas di negara tertentu (misalnya di Amerika atau Eropa). Ada yang pilih universitas terkenal. Berikut beberapa nama universitas top plus biayanya (untuk infonya, silakan klik nama universitasnya): Standford University (Rp730 juta), Harvard University (Rp718.174.904), Cambridge University (Rp 524.838.510), Oxford University (Rp225 juta hingga Rp438 juta). Ini baru biaya kuliah saja. Kalau dari sisi keuangan tidak ada masalah, silakan dipilih. Atau kalau merasa otak sangat encer dan siap bersaing dengan calon mahasiswa pintar dari berbagai negara di dunia, silakan ajukan beasiswa ke sana.
Pertimbangan lain? Misalnya masalah bahasa, Anda lancar bahasa Mandarin, mungkin modal bahasa ini bisa jadi nilai tambah untuk pilih universitas di Tiongkok. Ada yang pilih dari sisi biaya, kalau bisa dapat beasiswa penuh (biaya kuliah, biaya tempat tinggal, biaya hidup, dan tiket pesawat), ini salah satu alasan Dhika pilih ICCR Scholarship - Indian Council for Cultural Relations.
Ada yang berdasarkan jurusan yang akan dituju. Misal fakultas kedokteran terbaik di universitas ini, fakultas teknik di universitas itu, dan lain-lain. Kalau Dhika memilih universitas yang ada jurusan yang diminatinya.
Kendala bahasa? Anda hanya bisa berbahasa Indonesia tapi ingin dapat beasiswa kuliah di luar negeri? Bisa cari beasiswa yang jika diterima, tahun pertama Anda belajar bahasa dulu. Misalnya kuliah di Turki (1 tahun pertama Anda belajar bahasa Turki dulu, jadi dibandingkan dengan teman seangkatan, Anda lulus 1 tahun lebih lama).
Banyak pilihan yang tersedia, tapi jangan lupa, banyak juga peminatnya (lulusan SLTA dari berbagai negara di dunia). Siapkan diri Anda sebaik mungkin dari sekarang (misalnya tingkatkan kemampuan bahasa Inggris: TOEFL IBT, TOEFL ITP, IELTS, TOEIC), selamat berjuang, semoga sukses.
Selain ingin berbagi sekilas info tentang beasiswa, tulisan ini dibuat juga untuk menjawab banyak pertanyaan yang masuk via WA, "Mengapa pilih India?" Sebenarnya jika ada pertanyaan begini, "Why India?" Jawabnya sederhana, jawab dengan pertanyaan juga "Why not?"
Semua tulisan berwarna biru merupakan link, silakan di-klik untuk mendapatkan info yang lebih lengkap.
Sertifikat kemampuan berbahasa:
- TOEFL = Test of English as a Foreign Language
- IBT = Internet Based Test
- ITP = Institutional Testing Program
- IELTS = International English Language Testing System
- TOEIC = Test of English for International Communication
- HSK = Hanyu Shuiping Kaoshi (Skala Kemampuan Bahasa Mandarin Untuk Penutur Bahasa Lain), level I sampai VI.
- TÖMER (Türkçe Öğrenim, Araştırma ve Uygulama Merkezi) untuk bahasa Turki, level level A1-C1
- JLPT (Japanese Language Proficiency Test), dalam bahasa Indonesia, disebut UKBJ (Uji Kompetensi Bahasa Jepang), dalam
Bahasa Jepang disebut 日本語能力試験 (nihongo nouryoku shiken), levelnya: N1-N5
- TOPIK (Test of Proficiency in Korean), level 1-6
- ToRFL (Test of Russian as a Foreign Language) atau TRKI (Test po Russkomu yazyku Kak Inostrannomu) untuk bahasa Rusia
-