Ini saat menjelang pilpres 2014. Pak Anies Baswedan menggerakkan pemuda untuk dukung Jokowi dengan gerakan "Turun Tangan".
"Jokowi orang baru, Prabowo juga baru (orang Orde Baru)" kata Pak Anies. Pak Anies Baswedan juga menyinggung soal "Bocor...bocor..." yang pernah diucapkan Prabowo saat kampanye pilpres.
"Tidak terlalu sulit untuk menentukan pilihan, ketika kita punya pilihan Prabowo dan Jokowi. Tidak sedikit pun punya beban moral untuk bilang saya pilih Jokowi,..." kata Pak Anies Baswedan.
Sungguh pidato yang sangat menggetarkan siapa pun yang mendengarnya. Jelas, tegas, jernih, dan sangat logis. Penulis rasa, siapa pun yang mendengar, akan sepakat dengan ucapan beliau.
Penulis menemukan kembali video ini saat berselancar di dunia maya. Waktu berlalu. Sekarang (tahun 2016), Pak Anies justru diusung sebagai cagub DKI oleh Partai Gerindra yang didirikan dan dipimpin oleh Pak Prabowo, yang dalam video ini adalah "lawan politik" Pak Anies Baswedan.
Bukan tidak mungkin tahun 2019, Pak Anies Baswedan akan melakukan pidato serupa untuk dukung Pak Prabowo Subianto untuk jadi capres. Atau... Pak Anies Baswedan sendiri yang jadi capres dari Partai Gerindra atau jadi cawapres Pak Prabowo Subianto. Wow... Inilah dunia, penuh kejutan, dan memang tidak ada yang abadi di dunia ini.
Marwah Daud Ibrahim, meraih master di American University, Washington DC, Amerika Serikat, jurusan Komunikasi Internasional (seorang doktor lulusan Amerika, bergelar Ph.D), mantan anggota dewan selama 3 periode, anggota ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), asisten peneliti UNESCO dan Bank Dunia, Ketua Yayasan Dimas Kanjeng (Taat Pribadi), percaya bahwa Kanjeng Dimas bisa mengeluarkan uang. Biodata Marwah Daud Ibrahim bisa dibaca di sini (klik saja): Wikipedia dan Tribun.
Apa pun namanya, bisa mengeluarkan uang, menggandakan uang (intinya dari tidak ada, tiba-tiba bisa ada uang).
Logikanya: jika yang dimunculkan uang palsu, bisa dipidanakan sebagai pemalsu uang. Jika uang asli, dari mana datangnya uang ini? Tentu saja ambil uang yang bukan miliknya. Kalau uang miliknya sendiri (dari usaha legal), tentu klaimnya bukan menggandakan uang atau mengeluarkan uang, tapi hanya membagikan uangnya yang sudah terlalu banyak kepada yang membutuhkan. Kalau bisa mengeluarkan uang baru (uang asli dan bukan ambil punya orang lain), artinya pelanggaran hukum juga (yang boleh mengeluarkan uang hanya Bank Indonesia, dicetak oleh Perum Peruri).
Kalau bisa menggandakan uang, kok banyak yang lapor ditipu? Kalau bisa menggandakan uang, kenapa orang perlu menyetor uang? Dari uang pribadi yang ada saja digandakan, digandakan, digandakan,... Kalau bisa menggandakan, kok tidak bisa mengembalikan uang yang telah disetor? Tinggal gandakan saja dan kembalikan uang pengikutnya.
Ah... sungguh membingungkan jika dibahas secara logika.
Penulis termasuk satu dari banyak orang yang mengagumi beliau. Tokoh dengan banyak prestasi, termasuk tokoh intelektual muda dengan pemikiran yang mengagumkan. Salah satunya, beliau penggagas Indonesia Mengajar.
Tapi entahlah... beberapa hari setelah Pak Anies Baswedan jadi cagub dari Gerindra dan PKS, kok rasanya Pak Anies Baswedan berubah jauh dari yang selama ini penulis kenal (kenal dari media). Di media online juga banyak yang mengemukakan pendapat yang sama. Salah satunya Dewi Hapsari
Penulis sependapat. Hanya berpendapat saja, sangat mungkin penulis salah. Tapi, apa pun pilihan Pak Anies Baswedan, itu hak pribadi beliau. Hidup memang penuh pilihan, apa pun yang kita pilih, kita-lah yang akan menerima semua konsekuensi atas pilihan tersebut.
Pertama adalah tidak disangka beliau jadi cagub dari Partai Gerindra dan PKS. Dan puncaknya saat baca berita dan lihat video ini:
Viral di Facebook, Foto Wajah Masam Anies Baswedan Saat Fadli Zon Baca Puisi
TRIBUNJATENG.COM
- Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan Indonesia ini bergabung
dengan kubu Prabowo dalam Pilkada DKI 2017.
Mencengangkan!
Bagaimana tidak?
Anies
menjadi anggota tim sukses Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) pada
Pemilihan Presiden Indonesia 2014 melawan pasangan Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa.
Anies diketahui sering mengkritik Prabowo, namun sekarang ia justru ada di kubu Prabowo bersama kelompoknya.
Momen ini ditangkap dengan jeli oleh mata netizen.
Mereka dapat merasakan ketidaknyamanan Anies berada di antara kubu Prabowo.
Seperti unggahan status seorang pengguna Facebook, Birgaldo Sinaga.
Ia
mendeskripsikan bagaimana wajah Anies saat berdiri tepat di samping
Prabowo dan harus mendengarkan puisi karya seorang pentolan Partai
Gerindra, Fadli Zon.
Puisi yang berjudul Tukang Gusur itu bisa dibilang menyindir Gubernur Jakarta saat ini, Ahok.
Wajah Anies yang tampak tak bersemangat seperti orang-orang di sekitarnya itu menarik simpati netizen.
"Jakarta
malam itu diguyur hujan. Dingin. Angin kencang melanda sebagian
Jakarta. Cuaca dingin itu menambah dinginnya perasaan Anies yang tidak
nyaman berada di sekumpulan orang-orang yang berbeda pikiran dan watak
dengannya. Berbeda habitat. Berbeda siulan," tulisnya.
"Sungguh
saya melihat tontonan menyedihkan, miris. Saat Anies Baswedan dengan
wajah tertekuk terdiam seribu bahasa ada goncangan batin terasa. Senyum
getir menyungging di bibirnya. Gesture wajahnya seperti tidak sanggup
menolak semua nada sinisme nyinyiran ala Fadli Zon. Sesuatu yang aneh di
matanya. Musuh yang dulu dilawannya kini mengitarinya. Mengepungnya."
"Malam itu, Anies seperti tampak bukanlah Anies yang kita kenal dulu saat sama-sama berjuang memenangkan orang baik, Jokowi."
"Malam
itu Anies serasa seperti patung Socrates yang mulutnya terkunci dengan
tangan menutup mulut. Anies tertegun diam tidak berani untuk sekedar
menghentikan sajak murahan itu agar dihentikan. Anies melawan hati
kecilnya."
"Wajahnya
tegang dan tertekuk menggambarkan konflik batin berada di tengah tengah
orang orang yang dulu ditentangnya. Berkali kali tangannya menutup
mulutnya seakan menutupi kegalauan perasaannya saat mendengarkan puisi
sampah itu. Perang batin berkecamuk di dadanya."
Netizen pun ingat kata-kata inspiratif Anies Baswedan yang sering ia ucapkan dulu.
"Malam
itu, Anies si orang baik diam dan mendiamkan sajak penghinaan dari
mulut Fadli Zon. Anies diam dan mendiamkan pesan pesan tak bermoral
meluncur deras dari mulut penghasut."
"Anies
persis seperti perawan di sarang penyamun. Diam, membisu ketakutan atas
gerombolan bergigi taring yang siap menerkam Anies jika berani melawan
tindakan mereka."
Tukang gusur-tukang gusur. Menggusur orang-orang miskin. Di kampung-kampung hunian puluhan tahun. Di pinggir bantaran Kali Cilieung. Di rumah-rumah nelayan Jakarta. Di dekat apartemen mewah, mal yang gagah. Semua digusur, sampai hancur.
Tukang gusur, tukang gusur. Melebur orang-orang miskin. Melumat mimpi-mimpi masa depan. Membunuh cita-cita dan harapan. Anak-anak kehilangan sekolah, bapak-bapaknya dipaksa menganggur. Ibu-ibu kehabisan air mata.
Tukang gusur, menebar ketakutan di Ibu Kota. Gayanya pongah bagai penjajah. Caci maki kanan kiri. Mulutnya serigala penguasa. Segala kotoran muntah. Kawan-kawannya konglomerat. Centengnya oknum aparat. Menteror kehidupan rakyat.
Ibu Kota katanya semakin indah. Orang-orang miskin digusur pindah. Gedung-gedung semakin cantik menjulang. Orang miskin digusur hilang.
Tukang gusur tukang gusur. Sampai kapan kau duduk di sana. Menindas kaum dhuafa.
Tukang gusur, tukang gusur. Suatu masa kau menerima karma. Pasti digusur oleh rakyat Jakarta."
Lalu muncul jawaban puisi tersebut:
"Tukang Kabur"
Tukang kabur tukang kabur Mengaburkan fakta apa yang sebenarnya ada Bahwa rakyat miskin hanyalah alat propaganda Mereka di pelihara bahkan dibina Untuk mendulang banyak suara Tukang kabur tukang kabur Benarkah rusun rawa bebek menyedihkan ? Tentu saja jika dilihat dari kacamata orang kaya Yang hidupnya dari kaca ke kaca Bukan dari mata mereka yang tiap hari rentan terserang malaria Karena hidup berteman dengan eek yang mengambang dimana-mana Tukang kabur, wahai tukang kabur Bicaralah secara fakta Bukan karena ambisi politik semata Anda teriak ketika banjir melanda Tapi ketika ada yang mencoba memperbaiki sekuat tenaga Memperbaiki kerusakan yang selama ini dibina.. Anda teriak juga.. Tanyalah diri anda, wahai tukang kabur Anda itu teriak untuk apa ? Tukang kabur, duhai tukang kabur Sebelum menilai orang lain Lihat di dalam rumah sendiri Tidakkah anda lihat banyak kader anda yang korupsi ? Belum lagi yang keluar negeri minta fasilitasi.. Malu dong sama Mukidi.. Oh tukang kabur.. Memang sakitnya tuh disini Ketika ada kader terbaik yang terpaksa lari Karena tidak mau disetir dan dipaksa korupsi Enak dong, anda bahagia dia gigit jari.. Duhai tukang kabur Bernimpilah yang panjang Untuk bisa menguasai negeri ini Tapi fakta berbicara Alih2 jadi macan asia Ternyata hanya sibuk naik kuda Salam tukang kabur Lidahnu adalah harimaumu Berkacalah yang baik Tidak akan pernah menang Orang yang sibuk mencela orang Tapi dirinya sendiri belepotan.. Salam, 23 September 2016 MUKIDI. (*)
Belum reda kehebohan tentang sikap Pak Anies Baswedan yang serbasalah dan kikuk saat Fadli Zon baca puisi (Pak Anies sama sekali tidak menunjukkan wajah gembira seperti yang lain, juga tidak bertepuk tangan). Muncul pernyataan Anies Baswedan seperti ini yang membuat netizen bereaksi keras. Silakan klik untuk membaca beritanya:
Masih ingat bagaimana ucapan Pak Anies di video ini (saat itu Pak Anies bilang beliau sangat yakin pilih Jokowi, tak ada beban jika pilihannya Jokowi atau Prabowo).Pak Anies Baswedan mengatakan Jokowi yang terbaik dan harus didukung, sebaliknya (meski tidak secara langsung alias dengan bahasa sopan santun), Pak Anies bahkan menyinggung Pak Prabowo soal "bocor" dan Prabowo merupakan bagian dari Orde Baru dan lain-lain.
Bagaimana sekarang? Sekarang Pak Anies Baswedan justru jadi cagub dari Partai Gerindra (yang ketua umumnya Pak Prabowo Subianto), yang dulu disebutnya bukan pilihan yang baik.
Penulis sangat berharap Pak Anies bisa membuat pidato untuk menjelaskan alasan beliau mau dicalonkan sebagai cagub dari Partai Gerindra dengan (seperti pidato di bawah ini, saat beliau mendukung Jokowi), agar kita bisa "melihat dengan sangat jelas" apa sebenarnya alasan di balik keputusannya tersebut.
Jadi kita bisa tahu, ternyata Prabowo-lah yang baik dan benar (sehingga Pak Anies mau dicalonkan jadi cagub dari Partai Gerindra yang didirikan dan diketuai Prabowo, padahal dulu mengatakan Pak Prabowo "bukan orang baik"), dan ternyata dulu Pak Anies menjelaskan dengan sangat baik dan logis bahwa Pak Jokowi itu orang baik dan harus didukung itu adalah sebuah kesalahan besar.
Sikap bertolak belakang inilah yang membingungkan penulis. Semula mendukung Pak Jokowi, malah masuk dalam jajaran kabinet Presiden Jokowi (di luar sana ada Partai Gerindra yang jadi partai oposisi). Sekarang justru jadi cagub dari Partai Gerindra. Bukan mustahil, kelak Pak Anies jadi capres dari Partai Gerindra. Ini pasti membingungkan anak-anak muda yang hadir dan mendengarkan langsung pidato Pak Anies waktu itu (termasuk penulis yang mendengarkan dari video ini).
Atau tidak perlu-lah mencari tahu alasan di balik keputusan Pak Anies karena ada ungkapan yang mengatakan, "Dalam politik tidak ada kawan abadi atau lawan abadi, yang ada kepentingan abadi"?
Ini tautan videonya, tulisan warna merah (WAJIB ANDA KLIK).
Tiap melihat video dan mendengar apa yang diucapkan Pak Anies Baswedan ini, membuat penulis merinding!!!
Klik label yang Anda inginkan, maka akan muncul tulisan-tulisan dengan label tersebut. Angka di belakang label tulisan adalah jumlah artikel untuk kategori itu.
Baca atau telusuri tulisan-tulisan di sana. Jika sampai tulisan terakhir, Anda ingin melihat tulisan sebelumnya dengan label yang sama, klik tulisan "Postingan Lama", begitu seterusnya.
Jika ingin kembali ke menu awal, klik "Beranda", Anda akan kembali ke halaman utama blog.
Imbauan
Semua tulisan di blog penulis boleh di-copy paste & disebarluaskan untuk tujuannon-komersial dengan mencantumkan links sumber-nya. Mari saling menghargai ide dan pemikiran sesama blogger. Terima kasih...
Kami menggunakan mesin cuci LG front loading yang dibeli 25 Januari 2014. Sudah dipakai cukup lama, sekitar 4,5 tahun lebih. Semua lancar-...
Keyword Blog
1000 = 1 1001 internet alumni almamater alumni bangau alumnus artikel bahasa kelirumologi rekor berpikir kreatif (all email=g) bisnis online berpikir ker*s bukan solusi cukup sekali dari admin download gratis (twitter/x h1105@yΦ≈sar) foto bicara toleransi indahnya info rekoris (h1105@yΦ≈ email) inspirasi YouTube kisah inspiratif klipping komputer internet kontrasnya dunia logika berpikir obrol ojol ojek online pemilu 2019 profil sekolah kehidupan sosok teladan tempo doeloe tentang korupsi update terus butuh bantuan editor buku artikel cerita beasiswa (FaceBook InstaGram h2000Φ≈) (tji@.lΦ≈ email) HFJ Hendry Filcozwei Jan