Anda pernah mengalami peristiwa yang membuat Anda nyaris meninggal dunia? Anda sudah begitu dekat dengan ajal? Tapi beruntung Anda masih selamat dan tetap hidup sampai sekarang.
Penulis pernah. Kalau teringat lagi peristiwa itu, merinding jadinya. Ini beberapa kejadian itu yang masih penulis ingat.
- Waktu masih SD. Penulis bermain bulutangkis bersama teman-teman. Satu sisi lapangan itu ada sedikit genangan air. Penulis dan adik tak mau dapat tempat yang becek. Akhirnya lawan main yang menempati tempat itu. Waktu main dia terpeleset lalu marah-marah. Terjadi percekcokan. Akhirnya kami ngacir pulang, dan teman yang terjatuh itu melempar batu ke arah kami. Ukuran batu sekitar setengah dari kepala kami. Batu itu nyaris mengenai kami, lalu menghantam tiang listrik dan mengeluarkan suara keras. Belasan tahun kemudian penulis dapat kabar, dia yang melempar batu ke arah kami sudah meninggal (minggat dari rumah dan meninggal karena berkelahi dengan anak jalanan). Anak ini memang terkenal nakal.
- Waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kami (cowok-cowok) berenang dari tepi sungai ke tengah sungai. Bagian tengah sungai tanahnya memang lebih tinggi sehingga bila sampai di tengah sungai kami bisa duduk-duduk. Sedikit lagi mencapai tengah, penulis kehabisan tenaga. Penulis terbawa arus sungai, untunglah rekan penulis segera mendorong perahu ke arah penulis sehingga penulis bisa berpegangan pada perahu. Wah... nyaris saja mati!
- Waktu berboncengan motor dengan saudara sepupu penulis. Kejadiannya di daerah Grogol sekitar depan Untar (Universitas Tarumanegara). Penulis duduk di belakang, dan dari arah belakang ditabrak mobil Jeep. Suaranya tabrakan cukup keras. Tangan penulis yang saat itu berpegangan pada besi di sisi tempat duduk, terluka. Lampu belakang motor pecah. Tapi kami semua selamat, cuma shock. Waktu mendengar bunyi tabrakan itu, sekilas yang di pikiran "Wah... mati saya..."
-
Mungkin Anda pernah klik links lalu Anda dibawa ke halaman yang Anda inginkan, tapi tampilannya seperti di bawah ini: (klik pada gambar untuk memperbesar)
Penulis sering mengalami hal tersebut. Itu artinya posting yang Anda cari di blog tersebut sudah tidak ada. Ini bisa berarti posting tersebut sudah dihapus atau bisa juga tidak dihapus tapi disimpan pemilik blog dalam bentuk draft (tidak bisa dilihat oleh pengunjung blog).
Penulis beberapa kali melakukan hal ini. Posting yang ada tak sengaja dihapus, kemudian buat posting baru dengan isi sama. Tentu saja links-nya (links pertama yang terlanjur dicatat orang lain), sudah tidak berlaku lagi.
Atau terkadang penulis merasa tidak cocok dengan judul posting-nya, maka penulis hapus posting tersebut, lalu buat posting baru. Hal ini juga berakibat, links lama tidak berlaku lagi (tidak ada).
Kalau Anda mengalami hal seperti itu, coba Anda masuk ke blog tersebut (mungkin saja posting yang Anda cari ada, tapi karena pemilik blog ganti judul posting, maka links-nya berubah). Cara masuk ke blog tersebut? Lihat tulisan alamat links di address browser.
Misalkan links tadi beralamat: http://rekor.blogspot.com/2008/05/kok-tidak-ada-sih.htm Maka hapus saja karakter setelah .com sehingga tersisa http://rekor.blogspot.com lalu tekan Enter. Maka Anda akan dibawa ke halaman utama blog tersebut.
Atau bisa juga Anda tinggal klik tulisan berwarna biru: (dalam hal ini: HFJ Blog) dari kalimat tertera di gambar di atas (atau yang penulis copy ke bawah ini):
Maaf, laman yang sedang Anda cari dalam blog HFJ Blog tidak ada.
Atau bisa juga Anda klik tulisan: Ke beranda blog di sudut kanan bawah.
Maka Anda akan dibawa ke halaman utama blog tersebut. Silakan cari posting yang Anda inginkan.
Dulu, waktu merenovasi rumah keluarga, kami menggunakan jasa tukang yang sudah kami kenal baik. Dulunya hanya penulis percaya untuk hal ringan, membenahi genteng bocor, mengecat tembok, dan hal kecil lainnya. Dari ceritanya yang sangat meyakinkan, akhirnya kami percayakan renovasi kecil-kecilan kepadanya.
Tapi kepercayaan kami harus berakhir dengan kekecewaan. Mutu yang dihasilkan jauh dari yang diharapkan.
Kemampuannya jauh dari yang diceritakan. Dari mulai pembelian bahan baku. Pasir yang dibeli diantar pada malam hari agar kami tidak jelas bagaimana kualitasnya. Lebih mirip tanah daripada pasir.
Waktu kerja jauh lebih lama daripada yang diperkirakan karena "membangun" hal sederhana pun jadi harus diulang beberapa kali (habis waktu dan bahan). Pembelian bahan baku lain? Ternyata diarahkan ke toko yang memberi banyak tips kepadanya daripada toko langganan kami yang sebenarnya lebih murah. Semula penulis percaya, ikut saja sarannya. Tetapi saat penulis bertransaksi, terang-terangan si pemilik toko memberikan uang tips kepadanya. Tentu saja uang tips ini dibebankan ke harga beli bahan bangunan yang penulis beli.
Hasil renovasi mengecewakan dan berkali-kali kami harus merenovasi lagi. Bangunan yang dihasilkan tidak bagus: tembok retak-retak, bentuk bangunan tidak simetris, pemasangan ubin tidak rata, tembok miring, dan lain-lain. Selain menghabiskan biaya yang besar, juga merepotkan kami karena perbaikan harus dilakukan berkali-kali.
Penulis hanya memberikan 1 kali kesempatan. Sekali mengecewakan, jangan harap ada orderan untuk kedua kalinya. Jangankan untuk renovasi, mengecat pun tidak akan dipercaya lagi. Cukup 1 kali.