Dulu, waktu merenovasi rumah keluarga, kami menggunakan jasa tukang yang sudah kami kenal baik. Dulunya hanya penulis percaya untuk hal ringan, membenahi genteng bocor, mengecat tembok, dan hal kecil lainnya. Dari ceritanya yang sangat meyakinkan, akhirnya kami percayakan renovasi kecil-kecilan kepadanya.
Tapi kepercayaan kami harus berakhir dengan kekecewaan. Mutu yang dihasilkan jauh dari yang diharapkan.
Kemampuannya jauh dari yang diceritakan. Dari mulai pembelian bahan baku. Pasir yang dibeli diantar pada malam hari agar kami tidak jelas bagaimana kualitasnya. Lebih mirip tanah daripada pasir.
Waktu kerja jauh lebih lama daripada yang diperkirakan karena "membangun" hal sederhana pun jadi harus diulang beberapa kali (habis waktu dan bahan). Pembelian bahan baku lain? Ternyata diarahkan ke toko yang memberi banyak tips kepadanya daripada toko langganan kami yang sebenarnya lebih murah. Semula penulis percaya, ikut saja sarannya. Tetapi saat penulis bertransaksi, terang-terangan si pemilik toko memberikan uang tips kepadanya. Tentu saja uang tips ini dibebankan ke harga beli bahan bangunan yang penulis beli.
Hasil renovasi mengecewakan dan berkali-kali kami harus merenovasi lagi. Bangunan yang dihasilkan tidak bagus: tembok retak-retak, bentuk bangunan tidak simetris, pemasangan ubin tidak rata, tembok miring, dan lain-lain. Selain menghabiskan biaya yang besar, juga merepotkan kami karena perbaikan harus dilakukan berkali-kali.
Penulis hanya memberikan 1 kali kesempatan. Sekali mengecewakan, jangan harap ada orderan untuk kedua kalinya. Jangankan untuk renovasi, mengecat pun tidak akan dipercaya lagi. Cukup 1 kali.
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar