Redaksi “PR” Yth.
Saya ingin menanggapi
Pertama saya ingin meralat yang Pak Etock tulis, stasiun yang mencantumkan perhitungan hari secara mundur seharusnya SCTV bukan RCTI.
Pak Etock benar, memang banyak orang terkecoh mengenai kapan kita memasuki milenium baru. Yang benar: tanggal 31-12-1999 nanti kita akan menyambut tahun terakhir dari abad ke-20, dan perayaan menyambut milenium baru seharusnya baru kita rayakan pada 31-12-2000 nanti. Perhitungan abad dimulai dari tahun 1 sampai 100, 101 sampai 200, dan seterusnya. Milenium ke-1 dari tahun 1 sampai tahun 1000, milenium ke-2 dari tahun 1001 sampai tahun 2000, milenium ke-3 dari tahun 2001 sampai tahun 3000.
Saya pernah membaca masalah anggapan orang-orang yang keliru dalam menyambut milenium baru ini di buku Kaleidoskopi Kelirumologi karya Jaya Suprana (tapi saya lupa jilid ke berapa). Saya tertawa setelah membaca buku ini, ternyata hal ini sebenarnya hanya satu di antara sekian banyak kekeliruan manusia yang terlanjur menganggap hal-hal keliru sebagai suatu hal yang benar.
Sebagai contoh, mendengar kata “samurai” mayoritas kita membayangkan pedang khas Jepang, padahal seharusnya “samurai” adalah pendekar Jepang, sedangkan pedangnya adalah “katana”.
Saya tidak menyalahkan atau pun membenarkan SCTV tentang angka yang tercantum di sudut kiri atas itu. Kalau angka itu menunjukkan sekian hari menjelang tahun 2000 (berarti SCTV benar), tapi kalau sekian hari menjelang milenium baru (SCTV salah). Seperti yang Pak Etock kemukakan, memang banyak sekali orang yang salah mengerti kapan milenium baru itu dimulai.
Bagi yang masih bingung mungkin bisa melihat tulisan di sudut kiri atas koran Kompas karena di situ tertulis sekian hari menjelang tahun 2000 dan sekian hari menjelang milenium baru.
Demikian komentar saya, semoga ada manfaatnya. Mohon maaf bila ada kata-kata yang keliru, dan terima kasih kepada “PR” atas dimuatnya
Hendry Filcozwei Jan, SE
Jl. Cisirung, Dayeuhkolot,
Dimuat di harian Pikiran Rakyat (