Putra  penulis mendapat tugas untuk menghafal dan menyanyikan lagu daerah  Tapanuli: Rambadia. Waktu Dhika mulai latihan menyanyi, barulah penulis  teringat, inilah lagu yang selama ini penulis maksudkan.
Waktu  kami mendengar lagu "Teman Biasa" Janji Band, penulis merasa lagu  tersebut (reffrain-nya) mirip dengan lagu daerah. Penulis tak bisa  mengingat judul maupun syair lagu daerah tersebut, hanya mendendangkan  melodi atau bersiul nada lagu daerah tersebut. Tanya sana-sini, juga tak  ada yang tahu.
Nah... sekarang baru ketemu. Silakan Anda dengarkan: "Teman Biasa" Janji Band dengan lagu Rambadia. Ternyata, lagu Salam Rindu-nya Tipe-X pun sama. Hanya kebetulan mirip, terinspirasi, atau memang menjiplak/ plagiat, silakan Anda atau pakar musik yang menilai. Penulis hanya mengemukakan pendapat.
Sekalian  melengkapi posting ini, penulis googling, wah... ternyata banyak sekali  lagu Indonesia yang diduga menjiplak lagu asing. Ini daftarnya yang  penulis dapatkan dari situs Lautan Indonesia (hanya lagu plagiat tingkat  parah yang penulis tampilkan di sini). Daftar ini baru sebagian, kalau  mau lengkapnya, silakan klik: Lautan Indonesia. Silakan dilihat deh...
 
- Agnes Monica - Hanya Menunggu >> plagiat Justin T - Lovestonned    *
 
-  Andra & The Backbone - Jalanmu Bukan Jalanku >> plagiat Vertikal Horizon - Everything You Want
 
-  Andra  & The Backbone - Sempurna >> plagiat Keane - Eveybody's  Changing, Kansas - Dust in the Wind, W - Shiroi iro wa Koibito no iro     *
 
-  Angkasa - Datang dan Hilang (Seperti Hantu) >> plagiat The Cranberries - Promises    *
 
-  Aura Kasih - Mari Bercinta >> plagiat Eve feat.Sean Paul - Give It To Me
 
-  BCL - Karena Kucinta Kau >> plagiat Celine Dion - Goodbye's (The Saddest Word)
 
-  Bondan - Bunga >> plagiat Mel C - Never Be The Same Again
 
-  Caffein - Demi Cintaku >> plagiat U2 - Stuck In A Moment You Can't Get Out Of
 
-  Caffein - Tiara  >> plagiat U2 - Stay
 
-  Dewa - Arjuna Mencari Cinta >> plagiat The Police - Roxanne
 
-  Dewa - Pangeran Cinta >> plagiat Led Zeppelin - Immigrant Song
 
-  Dewa 19 - Cintaku tertinggal di Malaysia >> plagiat Queen - Ruthless
 
-  Dewa & Chrisye - Jika Surga Dan Neraka >> plagiat Stephen Simmonds - Tears Never Dry, Portishead - Glorybox
 
-  Dewi sandra - I Love You >> plagiat Anna Tsuchiya - Lovin' You 
 
-  D’Masiv - Cinta Ini Membunuhku >> plagiat MCR - I Don’t Love You 
 
-  D’Masiv - Cinta Sampai di Sini >> plagiat Lifehouse - Into The Sun
 
-  D’Masiv - Dan Kamu >> plagiat Switchfoot - High Over Heels
 
-  D’Masiv - Jangan Menyerah >> plagiat Muse - Falling Away With You 
 
-  D’Masiv - Lukaku >> plagiat Incubus - Drive
 
-  Domino - Siapa Yang Pantas >> plagiat Muse - Starlight
 
-  Drive - Kita Hanya Berteman >> plagiat The Killers - Mr. Brightside
 
-  Erren (Kangen Band) - Takkan Pisah >> plagiat Steelheart - She’s Gone,, Nike Ardilla - Bintang Kehidupan    *
 
-  Fahmi Shahab - Kopi Dangdut >> plagiat Julio Iglesias - Moliendo Café
 
-  Hello - Di antara Bumi >> plagiat Maroon 5 - Wake Up Call
 
-  Hello - Nuansa Kota >> plagiat Maroon 5 - Can't Stop 
 
-  Hello - Pejuang Cinta >> plagiat Maroon 5 - Makes Me Wonder
 
-  Hello - Ular Berbisa >> plagiat Maroon 5 - Makes Me Wonder
 
-  Jikustik - Selamat Malam >> plagiat Linkin Park - Paper Cut
 
-  Joenar Arif - Rapuh >> plagiat Leona Lewis/Jesse Mc.Cartney - Bleeding Love
 
-  Kobe - Pesta Rakyat >> plagiat LP - Runaway
 
-  Maggna - Denganmu Aku Bahagia >> Mew - King Christian
 
-  Mahadewi feat.Mulan Jameela - Cinta Mati 2 >> plagiat Sergio Mendes - Real Life
 
-  Maia feat.Cinta Laura - Pengkhianat Cinta >> plagiat Jewel - Intuition 
 
-  Maliq & D'essentials - Masih Tersimpan >> plagiat Arctic Monkeys - 505    *
 
-  Marvell - Seperti Kapas >> plagiat Paramore - Crushcrushcrush
 
-  Melly Goeslaw - Dunia Milik Berdua >> plagiat Avril Lavigne - Sk8er Boi
 
-  Melly Goeslaw - Falling in Love >> plagiat I Think I Love You (OST full house)
 
-  Melly Goeslaw - Ku Bahagia >> plagiat Shades Apart - Stranger By The Day
 
-  Melly Goeslaw - Tak Tahan Lagi >> plagiat T.A.T.U - Not Gonna Get Us
 
-  Mulan Jameela - Makhluk Tuhan Paling Sexy >> plagiat Muse - Time is Running Out
 
-  Mus Mujiono - Gengsi Dong >> plagiat KC & The Sunshine Band - Baby Give It Up
 
-  Netral - Garuda Di Dadaku >> plagiat Avril Lavigne - Everything Back But You
 
-  Nidji - Biarlah >> plagiat MCR - Welcome to The Black Parade
 
-  Nidji - Heaven >> plagiat Blondie - Maria
 
-  Nidji - Shadows >> plagiat Muse- Starlight
 
-  Pangeranku - Sang Pangeran >> plagiat The Police - Every Little Thing She Does Is Magic *
 
-  Pas Band - Biarlah >> plagiat The Nixons - Sister
 
-  Peterpan - Di Atas Normal >> plagiat Muse - Jimmy Cane
 
-  Peterpan - Kisah Cintaku >> plagiat One Republic - Say All I Need
 
-  Pinkan Mambo/ Kertas Band - Kekasih Yang Tak dianggap >> plagiat v6 - Change The World (OST.Inuyasha)
 
-  Potret - Diam >> plagiat Weezer - Say It Ain’t So
 
-  Potret - Mak Comblang >> plagiat Supergrass - Alright
 
-  Radja - Bulan >> plagiat The Cure - Friday Im in Love
 
-  Radja - Tulus >> plagiat Stevie Wonder - Lately
 
-  Radja - Gak Ada Waktu >> plagiat T2 - Malu Malu Dong, Tip-X - Salam Rindu, Potret - Mawar
 
-  Rasti - Cuma Coba Coba >> plagiat Aqua - Doctor Jones
 
-  Ratu - Lelaki Buaya Darat >> plagiat Chantal Kreviazuk - Another Small Adventure
 
-  Rebecca  - Tanpamu >> plagiat Liz Phair - Why Can't I
 
-  Sahrul Gunawan - Janji >> plagiat All 4 One - Smile Like Monalisa    *
 
-  SO7 - Anugrah Terindah >> plagiat Boyzone/ Cat Steven/ Yusuf Ibrahim - Father & Son
 
-  SO7 - Karna Aku Setia >> plagiat Oasis - (What’s The Story) Morning Glory
 
-  SO7 - Percayakan Padaku >> plagiat The Beatles - Blackbird
 
-  SO7 - Saat Aku Lanjut Usia >> plagiat The Beatles - When I’m Sixty Four
 
-  The Adly’s - Hari Yang Suci >> plagiat Vanessa Carlton - A Thousand Miles    *
 
-  The Ginans – Memujamu >> plagiat Radiohead – Nice Dream
 
-  The TitANs – Jangan kau sakiti >> plagiat Cranberries – Zombie
 
-  Titi DJ - Bahasa Kalbu >> plagiat Nikka Costa - First Love
 
-  T-Five - MIRc >> plagiat House Of Pain - Jump Around
 
-  Ungu – Yang Pertama >> Potret – Bagaikan Langit
 
-  Vagetoz - Saat Kau Pergi >> plagiat MUSE - Sing For Absolution
 
-  Vierra - Bersamamu,, Dewi Lestari - Peluk >> plagiat Westlife - Close
 
-  Vierra - Dengarkan Curhatku >> plagiat Lost Prophet - Rooftop
 
-  Vierra - No >> plagiat Blink 182 - Man Overboard
 
-  Vierra  - Perih >> plagiat Ayumi Hamasaki - Daybreak, Kelly Clarkson -  Breakaway, Steven Curtis Chapman - Remembering You (OST Narnia)
 
-  TQLA - Jangan Bilang Bilang >> plagiat Timbaland feat Nelly Furtado & Justin Timberlake - Give It To Me
 
Di dunia yang hampir tanpa batas dengan adanya teknologi internet, ditambah lagi harga HP (ponsel) yang semakin murah, dunia sudah ada dalam genggaman tiap orang. Semua kejadian di belahan dunia mana pun, dapat diketahui dalam hitungan detik. Dengan fakta ini, penulis rasa pencipta lagu yang ingin jadi plagiat, seharusnya berpikir ulang seribu kali. Tindakan tidak terpujinya pasti akan ketahuan, hanya tinggal tunggu waktu saja. Lain halnya kalau plagiat lagu ini dilakukan 30 atau 40 tahun lalu.
 
 
Penulis suka dengan segala sesuatu yang unik, tak biasa. Why? Ya, tentu saja karena hal yang tidak biasa itu menarik. Semua yang tidak biasa itu menarik? Tidak juga. Banyak juga yang tidak biasa tapi tak menarik. Yang penulis sukai adalah hal tak biasa/ unik, menarik, dan mendidik.
Banyak teman yang sering bertanya kepada penulis, bagaimana caranya agar bisa tercatat di Muri (Museum Rekor dunia Indonesia)? Saran penulis? Sebaiknya lakukan sesuatu yang unik, menarik, dan mendidik. Jangan ikut latah membuat yang terbesar. Mengapa? Kalau sekedar buat yang terbesar, terpanjang, terberat, dan sejenisnya, banyak yang bisa dan rekor Anda akan terancam setiap saat. Selain itu, tentu saja biayanya yang tidak sedikit.
Penulis mencontohkan undangan dan souvenir pernikahan penulis yang unik dan tercatat di Muri. Dana untuk mencetak keduanya tergolong standar, malah biayanya di bawah standar (tidak pakai kertas yang mewah). Hanya bermodalkan kreativitas. Atau "mas kawin" pernikahan kami yang isinya hanya Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) dan pemilihan tanggal pernikahan kami yang tidak biasa (20 Maret 2003 yang jatuh pada hari Kamis, kalau dipestakan pada malamnya jadi malam Jumat he...3x). Tapi kalau dituliskan dengan angka, tanggal pernikahann kami adalah 20-03-2003 atau biasa kami tuliskan 2003 2003 atau cukup 2003 saja. Ingat tanggal dan bulan pernikahan, pasti ingat tahunnya, begitu pula se baliknya. Silakan lihat fotonya di bawah ini atau untuk cerita selengkapnya, silakan klik links berikut: Undangan Unik.
 
Melalui tulisan ini (juga tulisan lain dengan labels "Berpikir Kreatif"), penulis mengajak Anda untuk berpikir kreatif. Memandang sesuatu dari sudut yang tak biasa, menghasilkan sesuatu yang tak biasa, unik, menarik, dan mendidik. Semoga saja tulisan-tuisan ini bisa menularkan virus kreatif. Semoga bermanfaat.
 
 
Anda pernah mendengar istilah "Benci tapi rindu"? Mulut mengucapkan benci, tapi hati merindukan orang tersebut. Atau kata benci diplesetkan jadi benar-benar cinta.
Ada juga kisah cinta yang diawali dari benci. Mula-mula Anda benci sekali terhadap orang itu, tapi akhirnya Anda malah jatuh cinta dan menikah dengan orang tersebut?
Di tangan seorang kreatif, benci = cinta, benar-benar bisa diwujudkan dalam kenyataan berupa sebuah desain. Kata benci yang dalam bahasa Inggris-nya Hate ditulis sedemikian rupa, kalau Anda lihat di cermin, kata tersebut berubah jadi cinta (Love). Luar biasa!!!
Tidak percaya? Silakan lihat foto di bawah ini. Kreatif 'kan?
Sumber foto: Hate = Love
 
 
Rabu  malam, 9 Feb 2011 saya menyaksikan acara "Mata Najwa" di MetroTV  episode "Krisis Pendekar Keadilan." Tayangan itulah yang kembali  mengingatkan saya untuk menuliskan posting ini. Sebelumnya penulis telah  berniat menuliskan posting ini ketika menyaksikan "Kick Andy" yang  menampilkan sosok Hoegeng, mantan Kapolri, namun karena kesibukan  akhirnya terlupa. Sekarang penulis tuntaskan niat tersebut.
Di  tengah gencarnya berita tentang mafia pajak dan mafia hukum, korupsi  yang merajalela di segala bidang, penulis "merinding" menyaksikan Mata  Najwa episode Krisis Pendekar Keadilan, juga saat menyaksikan tayangan  K!ck Andy episode Tribute to Hoegeng.
Penulis menuliskan sedikit  profil mereka, yang menurut penulis sangat patut jadi teladan untuk kita  semua. Tegas dalam bersikap, tak pernah takut siapa pun dalam  melaksanakan amanat, termasuk presiden sekali pun. Siapa saja sosok  teladan yang pernah ada di negeri ini, simak tulisan di bawah ini...
Hoegeng Imam Santoso (lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921 – meninggal 14 Juli 2004 pada usia 82 tahun)
Ini sedikit cuplikan tentang beliau:
- Di  Indonesia ini  hanya  ada tiga polisi jujur, yakni  polisi tidur,   patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman   Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran   karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. 
 
- Waktu  pindah tugas ke Medan, rumah dinasnya sudah dipenuhi perabotan mewah  oleh pengusaha di sana. Beliau menyuruh anak buahnya mengeluarkan semua  benda tersebut dan menaruhnya di pinggir jalan. Setelah hanya tersisa  inventaris rumah dinas saja, barulah beliau mau menempati rumah  tersebut. 
 
- Perusahaan motor  merek  Lambretta  pernah mengirimkan  dua buah  motor,  beliau segera meminta  ajudannya  untuk mengembalikan barang  pemberian  itu.
 
- Beliau  tidak mengijinkan anggota keluarganya menggunakan fasilitas negara  (fasilitas jabatan beliau). Tugas ke mana pun, beliau tidak membawa  serta istrinya.
 
- Sampai pensiun pun beliau  tidak mampu membeli rumah. Setelah pensiun, beliau hidup dengan bermain  musik Hawaiian di TVRI dan menjual lukisan karyanya.
 
Antikorupsi tanpa kompromi. 
Video tentang beliau bisa dilihat di (klik saja):
- Riwayat Hidup Pak Hoegeng Imam Santoso: Sang Polisi Teladan
 
- Sekilas Sosok Teladan: Pak Hoegeng Imam Santoso, Polisi Antikorupsi
 
Sumber: Kick Andy, Kaskus, Kaskus, Wikipedia
 
Baharuddin Lopa  (lahir di Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar, Indonesia, 27 Agustus  1935 – meninggal di Riyadh, Arab Saudi, 3 Juli 2001 pada usia 65 tahun)
Ini sedikit cuplikan tentang beliau:
- Beliau tak pernah mau menerima parsel.  Menurut putrinya, pernah ada yang mengantar parsel, ayahnya belum  pulang. Namanya anak-anak, kami curi-curi mengambil coklat dan  membungkus kembali parsel tersebut. Tapi ayahnya tahu. Menurut Abun  Sanda, sahabat beliau, beliau sampai menanyakan di supermarket mana bisa  membeli coklat itu. Setelah dapat, dimasukkan lagi, lalu dikirim  kembali kepada si pemberi.
 
- Urusan makanan  juga sangat adil, kata Abun Sanda. Waktu makan bersama, ketika  tahu  Abun mendapat 1 ikan, beliau 2 ikan, beliau membaginya sama rata. Bukan  hanya terhadap sahabatnya, terhadap sopirnya pun demikian.
 
- Tak  seperti para petinggi Republik yang tiba-tiba saja  kebanjiran “hibah”  semasa menjabat, Lopa mesti menabung sen demi sen  gajinya untuk  merenovasi rumah sederhananya di pinggiran Kota Makassar,  di Jalan  Merdeka 4. Salah satu tabungannya adalah sebuah celengan berisi  uang  receh. Abraham Samad, pengacara Ketua Komite Antikorupsi Sulawesi   Selatan, bercerita pernah melihat Lopa membuka sejumlah celengannya.   Ternyata uang itu belum cukup untuk membeli balok kayu dan batu.   “Terpaksa pembangunan rumahnya ditunda dulu,” tuturnya mengenang.   Padahal, ketika itu Lopa telah menjabat sebagai Direktur Jenderal   Lembaga Pemasyarakatan (Dirjen Lapas).
 
- Untuk  membeli sebuah mobil dengan harga termurah (yang diberi harga Rp 25  juta) saja beliau terpaksa mencicil selama 3 tahun 4 bulan. Beliau juga  menolak ketika pengusaha mobil tersebut (Jusuf Kalla) akan menjual mobil  tersebut seharga Rp 5 juta saja. Satu-satu keringanan yang dimintanya  adalah boleh mencicil dan mohon tidak ditagih karena beliau hanya bisa  mencicil semampunya.  
 
- Kisah lain dituturkan oleh sahabat dan rekan kerjanya Prof Dr. Ahmad Ali Guru besar Fakultas hukum Unhas:  Aisyah,   salah satu putrinya, juga punya pengalaman unik. Pada 1984, ia menjadi   panitia sebuah seminar di kampusnya, Fakultas Hukum Universitas   Hasanuddin. Kekurangan kursi, Aisyah datang ke kantor ayahnya untuk   meminjam kursi di aula Kejaksaan Tinggi Sul-Sel. Sebagai jawabannya,   Lopa menarik salah satu kursi lipat dan memperlihatkan tulisan di   baliknya. “Ini, baca. Barang inventaris Kejaksaan Tinggi Sul-Sel, bukan   inventaris Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. Jelas toh, ini milik   kejaksaan dan tidak bisa dipinjamkan,” kata Lopa.
 
Sumber: Antenna, Tempo, Kompasiana, Tokoh Indonesia, Wikipedia, baca juga Blog Selokartojaya
Yap Thiam Hien (lahir di Koeta Radja, Aceh, 25 Mei 1913 – meninggal di Brusel, Belgia, 25 April 1989 pada usia 75 tahun)Ini sedikit cuplikan tentang beliau:
- Menurut Adnan Buyung Nasution, Yap tegas,  jujur, dan tak takut siapa pun. Pernah kami sedang mengantri di bandara.  Antrian begitu panjang, tiba-tiba seorang  Jendral nyelonong dan  langsung ke paling depan. Yap berteriak keras "Jendral, keluar! Orang  antri sepanjang ini, Anda mau enaknya sendiri."
 
- Masih  menurut Buyung, Yap sering mengatakan: "Kalau Anda ingin menang  berperkara, jangan pilih saya jadi pengacara Anda. Tapi kalau Anda ingin  mencari keadilan, boleh pilih saya." Beliau (Yap) tidak mau  menghalalkan segala cara untuk menang. Biar yang jadi polisi, hakim, dan  jaksa adalah temannya, dia menjalankan profesinya dengan jujur.
 
- Yap  telah menjadi teladan dan guru bagi banyak advokat  terkenal  di         negeri ini. Semangat juangnya untuk menegakkan keadilan dan  hak asasi  manusia  (HAM)  diukir dalam        lambang Yap Thiam Hien  Award dengan  semboyan "Fiat  Justitia, Ruat  Caelum"        yang artinya tegakkan  keadilan, sekalipun   langit runtuh. Sejak tahun 1992, secara cara kontinu, Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia memberikan Yap Thiam  Hien Award kepada pejuang hak asasi manusia di Indonesia.
 
- Tokoh  yang memelopori        berdirinya Peradin (Persatuan Advokat   Indonesia) dan kemudian  menjadi        pimpinan asosiasi advokat ini,  pernah membela pedagang di Pasar Senen yang tempat  usahanya          tergusur oleh pemilik gedung. Saking ‘geram’-nya pria berjuluk “Singa   Pengadilan” ini         bahkan menyerang pengacara pemilik gedung itu  dalam persidangan,   dengan        mengatakan: “Bagaimana Anda bisa  membantu seorang kaya  menentang  orang        miskin?”
 
- Yap, salah seorang pendiri Lembaga   Bantuan Hukum  Indonesia itu        berani membangkitkan semangat wong   cilik tertindas dan tergusur  itu untuk        menentang kebijakan   pemerintah yang salah, demi tegaknya keadilan. Demi menegakkan hukum dan  keadilan,  anak sulung dari tiga bersaudara buah kasih Yap  Sin Eng         dan Hwan Tjing Nio ini selalu siap  berjuang  habis-habisan         tanpa mengenal rasa takut. Sering kali ia  membela klien yang   sebelumnya        telah ditolak advokat lain karena  miskin atau unsur  politik dan  mengenai        kepentingan pemerintah.  Pada era Orde Baru  itu, kerap kali para  advokat        menghindari  membela kepentingan  rakyat yang tertindas. Tetapi, Yap  tetap         teguh pada prinsip, ia  berani dengan segala konsekuensinya membeli          kepentingan para  wong cilik. Beliau juga juga tampil  teguh         memosisikan diri  membela para aktivis berhadapan dengan kekuasaan   yang        otoriter  seperti pada Peristiwa Malari (Lima Belas Januari) 1974. Ia pun ditahan  tanpa proses peradilan. Ia  dianggap  menghasut        mahasiswa  melakukan demo besar-besaran.  Begitu pula ketika terjadi          Peristiwa Tanjung Priok pada 1984,  Yap maju ke depan membela para         tersangka.
 
Sumber: Wikipedia, Univ. Muhamadiyah Aceh.
H. Mohammad Hatta  (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Fort de Kock, Sumatera Barat, 12  Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada usia 77 tahun)Ini sedikit cuplikan tentang beliau:
- Rachmawati Soekarnoputri dalam tulisannya  yang dimuat di Harian Kompas, 9  Agustus 2002, Mengenang 100 Tahun Bung  Hatta. Dalam tulisan tersebut,  putri mendiang Bung Karno tersebut  mengatakan, suri teladan yang perlu  diteladani dari Bung Hatta adalah  sifat dan perilakunya yang fair dan  jujur. “Jujur di sini, tidak hanya  terbatas pada tidak melakukan praktik  KKN selama berkuasa atau  menjabat. Namun, lebih dari itu, Bung Hatta  jujur terhadap hati  nuraninya,” kata Rachmawati. Bung Hatta yang tidak sepaham lagi dengan  Bung Karno memilih mengundurkan diri 1 Desember 1956. Kejujuran yang diperlihatkan Bung Hatta dalam hal ini justru menunjukkan  sikap ksatria seorang negarawan yang patut dihargai dan dicontoh.  Kendati demikian, hubungan pertemanan antara Bung Hatta dan Bung Karno  tidak lalu berubah menjadi permusuhan, malahan Bung Hatta melakukan  kerja sama yang kritis terhadap Bung Karno (critical cooperation).  Bahkan, adakalanya Bung Hatta memberikan masukan langsung datang ke  Istana selain menulis surat atau menelepon. Dan, Bung Karno pun tetap  menganggap Bung Hatta sebagai teman bukan musuh yang harus  “dilumpuhkan.” Ketika Bung Karno  sakit setelah terjadinya G30S/PKI tahun 1965, Bung Hatta tetap memberikan perhatian  kepada Bung Karno. Bahkan,  pada saat sakit yang diderita Bung Karno  semakin parah pada tahun 1969  dan terpaksa harus dirawat di RSPAD Gatot  Soebroto, Jakarta, Bung  Hatta bersikeras menjenguk Bung Karno di mana  tak satu pun pejabat atau  tokoh lain mau menjenguk Bung Karno.
 
- Salah  satu kisah mengugah dari Bung Hatta yang dikenang masyakarat  adalah  kisah  tentang sepatu Bally. Pada tahun 1950-an, Bally adalah  merek  sepatu bermutu tinggi yang berharga mahal. Bung Hatta, ketika  masih  menjabat sebagai wakil presiden, berniat membelinya. Untuk itulah,  maka  dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Setelah  itu, dia pun berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman   tersebut. Namun, apa yang terjadi? Ternyata uang tabungan tidak pernah   mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Ini tak lain karena uangnya selalu   terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang   yang datang kepadanya guna meminta pertolongan.  Alhasil, keinginan  Bung  Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian  hingga  akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan,  ternyata hingga  wafat,  guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan  baik.
 
- Barang lain yang juga tak mampu  dibelinya adalah mesin jahit yang juga  sudah lama didambakan sang  istri. Wah, mengapa bisa begitu? Ya, tak lain  karena setelah  mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden, 1  Desember 1956, uang  pensiun yang diterimanya sangat kecil. Bahkan saking  kecilnya,  sampai-sampai hampir sama dengan Dali, sopirnya yang digaji  pemerintah.  Dalam kondisi seperti ini, keuangan keluarga Bung Hatta  memang sangat  kritis. Sampai-sampai, pernah suatu saat Bung Hatta kaget melihat  tagihan  listrik, gas, air, dan telepon yang harus dibayarnya, karena  mencekik  leher. Menghadapi keadaan itu, Bung Hatta tidak putus asa. Dia  semakin  rajin menulis untuk menambah penghasilannya. Baginya, biarpun  hasilnya  sedikit, yang penting diperoleh dengan cara yang halal.
 
- Itulah sebabnya,  mengapa Bung Hatta  mengembalikan sisa uang yang diberikan pemerintah  untuk berobat ke  Swedia. Di usia senja, Bung Hatta  dikirim oleh pemerintah untuk berobat  ke Swedia. Menurut penuturan  dokter Mahar Mardjono yang  mendampinginya, sebelum pulang ke Jakarta,  Bung Hatta segera  memerintahkan sekretarisnya, Pak Wangsa Widjaja, untuk  mengembalikan  uang sisa pengobatan kepada pemerintah. Itu dilakukan, karena beliau  merasa uang sisa berobat itu bukan haknya. Santun, jujur, hemat, serta  uncorruptable alias antikorupsi adalah sedikit dari banyak teladan yang  dicontohkan proklamator RI,  Wakil Presiden I RI,  Bapak Koperasi  Indonesia, negarawan, pahlawan,  diplomat, dan ekonom ini. 
 
- "Tuhan,  terlalu cepat semua, kau panggil satu-satunya yang tersisa, proklamator  tercinta. Jujur, lugu, dan bijaksana. Mengerti apa yang terlintas dalam  jiwa, rakyat Indonesia... Hujan air mata dari  pelosok negeri, saat melepas engkau pergi… Berjuta kepala tertunduk  haru. Terlintas nama seorang sahabat, yang tak lepas dari namamu…  Terbayang baktimu, terbayang jasamu. Terbayang jelas… jiwa sederhanamu.  Bernisan bangga, berkafan doa. Dari kami yang merindukan orang,  sepertimu…" itulah lirik lagu Bung Hatta karya Iwan Fals.
 
Sumber: Wikipedia, Kaskus, Blog Nadya.
Itulah  4 nama dari sedikit contoh putra bangsa ini yang jujur, (antikorupsi)  tegas, berintegritas, mengabdi tanpa pamrih pada negeri. Mungkin masih  ada yang lain. Secara kebetulan, ke-4 putra bangsa ini berasal dari  daerah yang berbeda (tanpa bermaksud membedakan suku bangsa yang menjurus ke  SARA). Hoegeng dari Jawa, Lopa dari Sulawesi, Yap yang keturunan  Tionghua, dan Bung Hatta dari Sumatera. Kita punya teladan yang luar  biasa.
Sambil menulis artikel ini, mata penulis berkaca-kaca, tenggorokan tercekat, mengetahui di negeri tercinta ini pernah ada putra terbaik seperti mereka.
Masih adakah pengganti mereka di negeri ini? 
Masih adakah teladan di negeri ini???
NB:
Beberapa tokoh teladan lainnya versi penulis: 

 
Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
(lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 –
meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun)
Bapak Pluralisme Dunia
Sumber: Perspektif, Zulfanioey. 
 
 
Munir (Munir Said Thalib)
(lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965
– meninggal di Jakarta jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004 pada usia 38 tahun)
Pejuang Hak Asasi Manusia
Sumber: Matanews, Wikipedia.
Sophan Sophiaan
(Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 26 April 1944
-  meninggal di Ngawi, Jawa Timur, 17 Mei 2008)
Aktor, sutradara, politisi
Sumber: Inilah, Kompas, Wikipedia  
 
 
Banyak orang menanyakan, bolehkah kita berbohong? Secara umum, jawabnya tentulah tidak boleh. Semua agama mengajarkan kita untuk jujur alias tidak berbohong.
Tapi sering kali kita berada di posisi yang dilematis. Jujur ada perasaan tidak enak, berbohong merasa bersalah.
Kejadian dilematis ini pernah penulis alami saat aktif di kegiatan kampus. Penulis lupa kejadian itu tepatnya pada acara apa. Kalau tak salah ingat, itu saat kami mengadakan seminar. Teman penulis jadi panitia dan bertugas sebagai fotografer. Saat itu kamera digital belum trend seperti sekarang ini. Jadi masih pakai kamera konvensional dengan isi film. Tugasnya tentu memotret momen penting di seminar.
Tapi seperti biasa, teman-teman banyak yang narsis kalau lihat kamera. Minta foto bersama dengan jaket almamater, dan lain-lain. Tak dilayani rasanya tak enak. Tanpa disadari akhirnya film di dalam kamera habis (termasuk bonusnya, biasanya film yang isi 36 ada bonus sekitar 3 kali jepretan).
Pas acara selesai, ketua panitia mengumpulkan semua panitia (termasuk penulis) dan mengatakan kita akan foto bareng dengan dosen, dekan dan pembicara. Dosen, dekan, dan pembicara sudah siap foto bersama kami, para panitia seminar. Tinggal atur posisi, fotografer memberi kode pada ketua panitia, film sudah habis. Harus bagaimana? Mau ngomong jujur ke dosen, dekan, dan pembicara bahwa film di kamera sudah habis, tidak berani. Apalagi pembicara adalah tamu (bukan dari kalangan kampus). Beli film lagi bisa saja, tapi apakah mereka mau menunggu?
Maka kami sepakat berbohong. Fotografer pura-pura mengatur posisi yang akan difoto, setelah rapi, cukup mainkan blitz-nya saja. Ada anggota panitia yang tidak mau masuk ke barisan untuk difoto karena jelas-jelas tahu tidak ada film-nya, tapi yang lain justru ada yang sangat "antusias" untuk difoto.
Hasilnya? Jelas tak ada hasilnya, cuma mainkan blitz-nya kok. Untungnya dosen, dekan, dan pembicara tak ada yang minta dicetakkan foto tersebut. Kalau ada? Harus bohong sekali lagi, foto bersama tidak jadi.
Posting ini tak bermaksud mengatakan bahwa bohong itu tindakan yang benar. Bagi penulis, kalau penulis berada pada dilema antara bohong atau jujur, penulis pilih mana yang lebih banyak sisi baiknya atau yang mana akibat buruknya lebih kecil. Biar bagaimana pun, bohong tetap salah.
Bagaimana menurut Anda???