Jumat, September 30, 2016
Diposting oleh
Hendry Filcozwei Jan
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus
dari Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan menang dalam pemilihan kepala
daerah DKI 2017. Meski banyak penolakan pada Ahok dan isu-isu SARA yang
dikeluarkan, hal tersebut tidak menjadi masalah.
"Siapa yang bawa SARA mengenai Ahok, pasti akan menguntungkan Ahok," kata Ruhut saat dihubungi Tempo, Selasa, 20 September 2016.
"Siapa yang bawa SARA mengenai Ahok, pasti akan menguntungkan Ahok," kata Ruhut saat dihubungi Tempo, Selasa, 20 September 2016.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat ini menuturkan langkah Ahok menuju DKI satu akan lancar. Sebab, dari hasil survei, nama dia selalu menjadi yang teratas. "Ahok sing ada lawan. Pasti menang," ucapnya.
Ruhut juga mencibir pernyataan-pernyataan tendensius beberapa tokoh kepada Ahok, seperti yang disampaikan Amien Rais.
"Pasti menang. Mau Amien Rais ngoceh kayak burung cucak rowo, ocehannya mana laku," kata dia.
Ia menambahkan, pernyataan Amien Rais cukup dianggap sebagai hiburan selepas senja. "Statement dia pasti akan menguntungkan Ahok," ujarnya.
Amien Rais menyatakan penolakannya bila Ahok menjadi gubernur lagi. Ia menganggap Ahok memiliki sifat yang arogan dan sombong. Ia bahkan menyamakan Ahok dengan sosok dajal, yakni makhluk akhir zaman yang disebutkan dalam agama Islam.
Ahmad Faiz
"Pasti menang. Mau Amien Rais ngoceh kayak burung cucak rowo, ocehannya mana laku," kata dia.
Ia menambahkan, pernyataan Amien Rais cukup dianggap sebagai hiburan selepas senja. "Statement dia pasti akan menguntungkan Ahok," ujarnya.
Amien Rais menyatakan penolakannya bila Ahok menjadi gubernur lagi. Ia menganggap Ahok memiliki sifat yang arogan dan sombong. Ia bahkan menyamakan Ahok dengan sosok dajal, yakni makhluk akhir zaman yang disebutkan dalam agama Islam.
Ahmad Faiz
Sumber: Tempo
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar optimistis
pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni menang di Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta tahun 2017.
"Kami yakin Agus-Sylviana menang," kata Muhaimin usai menerima kunjungan jajaran DPD RI yang dipimpin GKR Hemas di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu.
Menurut Muhaimin, koalisi PKB, Demokrat, PAN, dan PPP memilih mengusung putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu sebagai bakal calon gubernur setelah melalui perhitungan yang cermat dengan mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk hasil survei.
Meski demikian, Muhaimin tak mau meremehkan kekuatan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Saiful Djarot dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Oleh karena itu, kata Muhaimin, PKB akan menggerakkan seluruh kadernya di wilayah DKI serta keluarga besar NU untuk memenangkan pasangan Agus-Sylviana.
Ketika disinggung soal keberadaan Ketua PBNU yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid di tim sukses Ahok-Djarot yang kemungkinan juga akan membawa warga NU mendukung petahana, Muhaimin tidak berkomentar banyak.
"Keluarga besar NU tahulah siapa Nusron itu. Tahu dalem-nya," kata Muhaimin diplomatis.
Terkait dengan tim pemenangan Agus-Sylviana, menurut Muhaimin saat ini masih didiskusikan oleh partai-partai pengusung.
"Kami sedang menyusun konsep pemerintahan DKI ke depan dan pemenangan calon," kata dia.
"Kami yakin Agus-Sylviana menang," kata Muhaimin usai menerima kunjungan jajaran DPD RI yang dipimpin GKR Hemas di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu.
Menurut Muhaimin, koalisi PKB, Demokrat, PAN, dan PPP memilih mengusung putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu sebagai bakal calon gubernur setelah melalui perhitungan yang cermat dengan mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk hasil survei.
Meski demikian, Muhaimin tak mau meremehkan kekuatan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Saiful Djarot dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Oleh karena itu, kata Muhaimin, PKB akan menggerakkan seluruh kadernya di wilayah DKI serta keluarga besar NU untuk memenangkan pasangan Agus-Sylviana.
Ketika disinggung soal keberadaan Ketua PBNU yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid di tim sukses Ahok-Djarot yang kemungkinan juga akan membawa warga NU mendukung petahana, Muhaimin tidak berkomentar banyak.
"Keluarga besar NU tahulah siapa Nusron itu. Tahu dalem-nya," kata Muhaimin diplomatis.
Terkait dengan tim pemenangan Agus-Sylviana, menurut Muhaimin saat ini masih didiskusikan oleh partai-partai pengusung.
"Kami sedang menyusun konsep pemerintahan DKI ke depan dan pemenangan calon," kata dia.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Sumber: Antara
Banyak yang menilai, Ahok-Djarot masih susah dikalahkan dalam pilkada DKI pada Februari 2017 mendatang. Tapi tidak semua punya pendapat sama, setidaknya Ki Kusumo. Berikut hasil pilkada menurut Ki Kusumo.
Untuk mencari tahu kebenarannya, kita tidak perlu menunggu terlalu lama. Kita cukup menunggu sekitar 6 bulan lagi untuk melihat apakah ramalan ini terbukti...
JAKARTA - Paranormal kondang Ki Kusumo
datang ke KPU DKI Jakarta guna memberikan dukungan terhadap pasangan
calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Meski pasangan tersebut belum resmi mendaftar, Ki Kusumo yakin
bahwa Partai Gerindra akan mampu mengantarkan Anies dan Sandi sebagai
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta hanya dalam satu putaran di pilgub ibu kota.
"Saya sudah bilang ramalan, karena posisi saya duduknya di sini
sekarang nih (bersama kader Gerindra). Karena saya duduk di sini jadi
saya harus jawab Sandi (Sandiaga Uno) yang menang," kata Ki Kusumo di
Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat
(22/9/2016).
Ki Kusumo mengaku, kedatangannya ke KPU DKI untuk melihat
antusiasme warga DKI Jakarta dalam mendukung Anies dan Sandi. Dirinya
pun akan mengkoordinir para selebriti Ibu Kota untuk memilih salah satu
pasangan calon pada Pilkada nanti.
"Saya sedang mengkoordinir kira-kira teman-teman saya syuting mau saya bawa ke mana (hak pilihnya)," pungkasnya. (aky)
Politik memang sukar diprediksi. Tidak ada kawan abadi ataupun lawan abadi. Yang ada mungkin hanya "kepentingan abadi".
Pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI sudah ditutup. Ada banyak fakta yang mengejutkan publik. Banyak nama cagub yang beredar, banyak yang sudah dekalarasikan diri jauh-jauh hari, sudah mengunjungi banyak partai untuk pencalonan dirinya, sudah mengunjungi pasar dan pusat keramaian, tapi sampai detik-detik terakhir, namanya tidak juga muncul sebagai cagub dari salah satu parpol. Ada cagub DKI yang ditangkap KPK.
Yang paling mengejutkan publik, mungkin munculnya nama Anies Baswedan dan Agus Harimurti sebagai cagub (yang selama ini jauh dari pemberitaan). Muncul di detik-detik terakhir. Sedangkan nama-nama lain yang sudah wara-wiri di dunia nyata dan maya, malah tidak jadi cagub. Bahkan ada cagub yang sudah daftar ke KPU lewat jalur independen (perseorangan), tapi ternyata KTP yang dibutuhkan, ternyata sangat jauh dari yang disyaratkan (Ichsanuddin Noorsy).
Sandiaga Uno yang semula akan jadi cagub, akhirnya jadi cawagub. Hebatnya daya tarik pilgub DKI, 3 mantan menteri juga terjun jadi cagub: Adhyaksa Dault (mantan Menpora), Yusril Ihza Mahendra (mantan Menteri Sekretaris Negara Indonesia, Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia,
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Indonesia, yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang/ PBB),
dan Anies Baswedan (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Bahkan Yusril dan Anies pernah jadi calon presiden. Yusril diusung Partai Bulan Bintang, Anies calon presiden dari Konvensi Partai Demokrat tahun 2014.
Uniknya lagi, semua cagub bukan "orang partai" (bukan pengurus partai): Ahok, Agus Harimurti, Anies Baswedan. Entah karena kaderisasi tidak berjalan dengan baik atau pertimbangan politis untuk meraih kemenangan, atau hal lain.
Siapa pun yang menang atau terpilih? Penulis pastikan, yang menang pasti si A! Entah ia:
Ahok
Agus atau
Anies
Dan yang paling menarik perhatian adalah kutipan berita berikut ini:
Uniknya lagi, semua cagub bukan "orang partai" (bukan pengurus partai): Ahok, Agus Harimurti, Anies Baswedan. Entah karena kaderisasi tidak berjalan dengan baik atau pertimbangan politis untuk meraih kemenangan, atau hal lain.
Siapa pun yang menang atau terpilih? Penulis pastikan, yang menang pasti si A! Entah ia:
Ahok
Agus atau
Anies
Dan yang paling menarik perhatian adalah kutipan berita berikut ini:
Presiden: Perwira TNI-Polri
Jangan Bercita-cita Jadi Gubernur
Selasa, 22 Desember 2009 22:28 WIB
Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengingatkan para perwira lulusan akademi TNI dan Polri sebaiknya tidak
bercita-cita menjadi kepala daerah mulai dari tingkat gubernur, bupati,
dan walikota.
Dalam pengarahan kepada taruna, pengasuh, dan perwira TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Selasa malam, Presiden mengatakan adalah hal wajar dan benar apabila seorang prajurit berkeinginan untuk menjadi jenderal, laksamana atau marsekal, demi pengabdian yang lebih luas lagi kepada negara.
"Yang tidak benar kalau kalian memasuki akademi TNI Polisi lantas cita-citanya ingin menjadi bupati, waikota, gubernur, pengusaha, dan lain-lain. Tidak tepat," ujarnya.
Presiden mengatakan para taruna lulusan TNI dan Polri harus bercita-cita menjadi perwira yang berhasil di lingkungannya.
Namun, dalam mengejar karir menuju pucuk jabatan tertinggi, Kepala Negara mengingatkan agar mereka tidak menghalalkan segala cara atau menjatuhkan teman-teman sendiri untuk menghilangkan pesaing.
"Bisa saja dalam perjalanan kehidupan nanti ada dinamika, takdir, jalan kehidupan kalian memasuki profesi yang lain, tapi saya ingin hati dan pikiran kalian semua mulai besok saya lantik hanya satu ingin berbakti dan mengabdi di lingkungan TNI Polri dan berhasil menjadi perwira," tuturnya.
Menurut Kepala Negara, untuk itu Para taruna harus mau bekerja keras dan berjuang menjalankan tugas sebaik-baiknya.
"Hanya dengan cara itulah kalian berhasil menghadapi rintangan dan tantangan tugas yang tidak ringan," ujarnya.
Dalam pengarahannya, Presiden Yudhoyono menyampaikan tiga hal penting berdasarkan pengalamannya sendiri untuk dipegang para taruna selama perjalanan karir mereka.
Tiga hal itu adalah mengemban tugas apa pun di mana pun secara sungguh-sungguh dengan selalu memberikan yang terbaik, terus menerus belajar sendiri guna meningkatkan kemampuan, serta tidak pernah menyerah dalam mengatasi persoalan.
Bahkan sebagai seorang kepala negara pun, Presiden Yudhoyono mengatakan tiga hal itu masih ia pegang teguh hingga sekarang.
Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 akan menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, pada Rabu 23 Desember 2009 dalam upacara pelantikan yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono sebagai inspektur upacara.
Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 aruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.(*)
Dalam pengarahan kepada taruna, pengasuh, dan perwira TNI-Polri di Graha Samudra Bumi Moro, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, Selasa malam, Presiden mengatakan adalah hal wajar dan benar apabila seorang prajurit berkeinginan untuk menjadi jenderal, laksamana atau marsekal, demi pengabdian yang lebih luas lagi kepada negara.
"Yang tidak benar kalau kalian memasuki akademi TNI Polisi lantas cita-citanya ingin menjadi bupati, waikota, gubernur, pengusaha, dan lain-lain. Tidak tepat," ujarnya.
Presiden mengatakan para taruna lulusan TNI dan Polri harus bercita-cita menjadi perwira yang berhasil di lingkungannya.
Namun, dalam mengejar karir menuju pucuk jabatan tertinggi, Kepala Negara mengingatkan agar mereka tidak menghalalkan segala cara atau menjatuhkan teman-teman sendiri untuk menghilangkan pesaing.
"Bisa saja dalam perjalanan kehidupan nanti ada dinamika, takdir, jalan kehidupan kalian memasuki profesi yang lain, tapi saya ingin hati dan pikiran kalian semua mulai besok saya lantik hanya satu ingin berbakti dan mengabdi di lingkungan TNI Polri dan berhasil menjadi perwira," tuturnya.
Menurut Kepala Negara, untuk itu Para taruna harus mau bekerja keras dan berjuang menjalankan tugas sebaik-baiknya.
"Hanya dengan cara itulah kalian berhasil menghadapi rintangan dan tantangan tugas yang tidak ringan," ujarnya.
Dalam pengarahannya, Presiden Yudhoyono menyampaikan tiga hal penting berdasarkan pengalamannya sendiri untuk dipegang para taruna selama perjalanan karir mereka.
Tiga hal itu adalah mengemban tugas apa pun di mana pun secara sungguh-sungguh dengan selalu memberikan yang terbaik, terus menerus belajar sendiri guna meningkatkan kemampuan, serta tidak pernah menyerah dalam mengatasi persoalan.
Bahkan sebagai seorang kepala negara pun, Presiden Yudhoyono mengatakan tiga hal itu masih ia pegang teguh hingga sekarang.
Sebanyak 1.092 taruna akademi TNi dan Polri lulusan tahun 2009 akan menjalani pelantikan dan pengucapan sumpah atau prasetya perwira (praspa) di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada Kawasan Timur, Surabaya, pada Rabu 23 Desember 2009 dalam upacara pelantikan yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono sebagai inspektur upacara.
Taruna tersebut terdiri atas 275 taruna akademi militer, 195 taruna akademi angkatan laut, 123 aruna angkatan udara, serta 434 taruna akademi polisi dan 65 taruni akademi polisi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Sumber: Antara News
DENPASAR - Pengamanan Internal Polri
(Paminal) Mabes Polri melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap
Dir Narkoba Polda Bali Kombes Pol Franky Haryanto Parapat sekira pukul
22.00 Wita pada hari Senin 19 September 2016.
Berdasarkan informasi yang didapat, Kombes Pol Franky Haryanto
diduga terlibat dalam kasus pemotongan anggaran DIPA 2016 dengan barang
bukti uang senilai Rp50 juta di brangkas Bensat. Selain itu, dia juga
melakukan pemerasan tujuh kasus narkoba yang nilainya di bawah 0,5 gram.
Franky meminta uang Rp100 juta kepada pengedar narkoba tersebut.
Kemudian satu kasus narkoba WNA Belanda dimintai satu buah mobil Fortuner tahun 2016.
Pihak Paminal Mabes Polri juga telah mengamankan rekaman APP Dir
Res Narkoba Polda Bali pada tanggal 17 Agustus 2016 kepada anggotanya
yang berisi memerintahkan anggotanya untuk mengamankan kasus narkoba
yang barang buktinya di bawah satu gram.
Hingga saat ini pihak Mabes Polri belum bisa dikonfirmasi terkait
hal tersebut. Tim paminal Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan di
Bid Propam Polda Bali terhadap Kasubdit 2 dan 3 serta Bensat Dit Res
Narkoba Polda Bali.
"Kami belum mendapatkan informasi saya coba konfirmasi di Propam
ya," terang Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar kepada
Okezone saat dikonfirmasi.(kha)
Beberapa fakta mengejutkan Irman Gusman, Ketua DPD RI:
Status di Twitter Irman Gusman: Kamis 15 September 2016.
"Bertindaklah dengan niat muliamu itu. Sekecil
apapun tindakan kita akan sangat berarti dibandingkan hanya diam dan
menunggu.#HappyFriday." Irman Gusman @IrmanGusman_IG (ketua DPD = Dewan Perwakilan Daerah).
Jumat dini hari (16 September 2016) Irman Gusman termasuk salah satu yang terjaring dalam OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang dilakukan KPK.
Jumlah harta kekayaan Irman
yang dilaporkan ke KPK saat menjadi Ketua DPD RI untuk yang kedua
kalinya pada 3 Desember 2014 sebesar Rp 31.905.399.714 dan 40.995 dolar AS.
Saat OTT, uang yang diduga sebagai uang suap dari pasangan suami istri (pengusaha) XSS dan MMI yang berhasil disita hanya Rp 100.000.000!
Irman Gusman pernah menerima Bintang Mahaputera Adipradana berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 yang diberikan langsung oleh Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono kepada Irman pada 13 Agustus 2010.
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi
Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman
Gusman sebagai tersangka atas dugaan suap terkait dengan pengurusan
kuota gula impor. "Pemberian kepada IG terkait dengan kepengurusan kuota
gula impor," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK, Sabtu, 17
September 2016.
Selain Irman, KPK menetapkan dua orang yang diduga sebagai pemberi suap menjadi tersangka. Dua orang itu adalah XSS, Direktur Utama CV SW, dan istrinya yang berinisial MMI. Dalam operasi tangkap tangan, KPK juga menahan WS, yang merupakan adik XSS. KPK juga menyita uang Rp 100 juta sebagai barang bukti. Menurut Agus, penangkapan tersebut bermula saat XXS, MMI, dan WS mendatangi rumah Irman pada Jumat, 17 September 2016, sekitar pukul 22.15 WIB. Pada Sabtu dinihari pukul 00.30, ketiganya ke luar rumah. Saat itulah tim KPK mendekati ketiganya yang sedang berada di dekat mobil yang terparkir di halaman rumah Irman.
Tim penyidik KPK lantas meminta ketiganya masuk
kembali ke rumah Irman. Saat berada di dalam rumah, tim meminta Irman
membuka bungkusan berisi Rp 100 juta dengan lembaran Rp 100 ribu.
Setelah itu, tim pun membawa keempatnya ke gedung KPK sekitar pukul
01.00 WIB. AMIRULLAH
Selain Irman, KPK menetapkan dua orang yang diduga sebagai pemberi suap menjadi tersangka. Dua orang itu adalah XSS, Direktur Utama CV SW, dan istrinya yang berinisial MMI. Dalam operasi tangkap tangan, KPK juga menahan WS, yang merupakan adik XSS. KPK juga menyita uang Rp 100 juta sebagai barang bukti. Menurut Agus, penangkapan tersebut bermula saat XXS, MMI, dan WS mendatangi rumah Irman pada Jumat, 17 September 2016, sekitar pukul 22.15 WIB. Pada Sabtu dinihari pukul 00.30, ketiganya ke luar rumah. Saat itulah tim KPK mendekati ketiganya yang sedang berada di dekat mobil yang terparkir di halaman rumah Irman.
Sumber: Tempo
Indonesia kini tengah heboh dengan berita seorang pria berusia 30 tahun (Ario Kiswinar Teguh) melontarkan pernyataan bahwa ia anak kandung Mario Teguh (Sis Maryono Teguh) motivator ternama yang terkenal lewat acara The Golden Ways dan sapaannya yang sangat melekat di benak penonton "Sahabat super..."
Lewat tayangan Hitam Putih Trans7 yang dipandu Deddy Corbuzier, Kiswinar menyajikan bukti-bukti bahwa ia anak Mario Teguh (akte kelahiran, Kartu Keluarga, foto,...) dan Mario Teguh mengklarifikasi lewat wawancara eksklusif di Kompas TV.
Penulis tidak ingin bahas siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam sebuah perang mulut (perang pernyataan), ada 2 pihak yang menyatakan fakta yang bertolak belakang, logikanya, pasti ada pihak yang berbohong (atau pihak yang salah).
Misal dalam kasus penyuapan. Si A menyatakan ia mengantarkan sendiri uang tersebut dan menyerahkan kepada si B. Tapi si B mengatakan, ia tidak pernah menerima apa pun dari si A. Jelas pernyataan A dan B ini bertentangan (bertolak belakang). Bahkan tidak jarang ada pernyataan tambahan yang semakin memperlihatkan adanya pertentangan yang bertolak belakang ini: Si B mengatakan bahwa "Jangankan terima sesuatu dari A, kenal dan ketemu saja tidak pernah."
Banyak sekali kasus seperti ini yang terjadi pada public figure (tokoh publik) di Indonesia. Ada wanita yang konferensi pers bahwa ia hamil atau punya anak dari tokoh publik (artis, pejabat, atlet,...). Dan...yang paling sering terjadi, kasus tersebut hilang dengan sendirinya (diselesaikan secara kekeluargaan?)
Tidak jarang dalam perang di media, pihak laki-laki (tokoh publik) membantah: wanita itu cari sensasi, numpang popularitas, ingin terkenal, dan lain-lain. Atau dari yang pro pada pihak pria menyajikan fakta bahwa wanita itu memang bukan wanita baik-baik.
Dalam benak penulis, apakah jika wanita itu bukan wanita baik-baik (anggap saja ia WTS alias pelacur), apakah dengan demikian "moral" tokoh publik itu tidak cacat? Dengan kata lain: Tokoh terkenal boleh saja tidur dengan (maaf) pelacur, terlepas sang tokoh masih punya ikatan pernikahan (masih berkeluarga) atau berstatus jomblo/ duda atau masih single? Jika benar demikian, pria (entah tokoh publik atau bukan), secara moral tidak masalah tidur dengan pelacur, asal bayar sesuai kesepakatan. Jika hamil, wanita itu harus tanggung sendiri.
Boleh ribut jika bayaran tidak sesuai dan pihak pria (meski tokoh publik), tidak cacat moral sekali pun ia melakukan hubungan seks pranikah dengan pelacur. Kasus seperti ini akan jadi masalah hukum jika wanita tersebut berstatus istri orang lain atau terjadinya hubungan intim karena paksaan (perkosaan) atau jika wanita ini single dan wanita baik-baik tapi janji (diberi uang atau dinikahi) tidak ditepati. Yang begini baru jadi kasus hukum?
Kalau pria (terutama tokoh publik) berhubungan dengan WTS, wanitanya publikasikan soal hubungan ini, wanita itu bersalah dan cari sensasi, pria sama sekali tidak bersalah (tidak cacat moral)?
Balik ke kasus seperti Mario Teguh dan Kiswinar (dua pernyataan yang bertolak belakang). Satu menyatakan ditelantarkan (versi Kiswinar), satu menyatakan hal sebaliknya (sudah merawat dengan baik), tapi akhirnya "lepas tangan" karena ada pernyataan dari Ariyani Fitriani Sunarto, ibu Kiswinar (mantan istri Mario Teguh) bahwa Kiswinar bukanlah anak biologis Mario Teguh (artinya saat masih terikat pernikahan dengan Mario Teguh, Ariyani pernah berselingkuh dengan pria lain dan lahirlah Kiswinar). Bahkan menurut Mario Teguh, saat bertemu Ario, ia pernah tanya, siapa ayah Kiswinar, dan Kiswinar menjawab nama laki-laki lain (bukan Mario Teguh).
Persoalan seperti ini (juga kasus-kasus yang sering terjadi) dan punya bukti (ada anak yang diklaim sebagai hasil hubungan intim tersebut), adalah hal yang sangat sederhana untuk diselesaikan. Cukup tes DNA. Itu yang diminta Mario Teguh dan Kiswinar pun siap. Kita tunggu saja hasilnya.
Itu penyelesaian yang sangat tepat daripada saling membantah di media massa. Yang sering terjadi selama ini, pihak wanita kalah. Beritanya hilang terbawa angin.
Penulis kurang sependapat jika banyak pihak yang meragukan pihak wanita yang muncul dan mengaku punya hubungan (berhubungan intim) dengan tokoh publik, apalagi plus ada anak hasil hubungan itu. Asumsi penulis, jika wanita ini "waras" (waras di sini bukan tidak gila atau bukan pasien RSJ, tapi waras akan risikonya jika ia hanya membual tanpa bukti). Atau dengan kata lain, jika muncul kasus demikian, penulis lebih percaya ucapan wanita itu.
Penulis kurang sependapat jika banyak pihak yang meragukan pihak wanita yang muncul dan mengaku punya hubungan (berhubungan intim) dengan tokoh publik, apalagi plus ada anak hasil hubungan itu. Asumsi penulis, jika wanita ini "waras" (waras di sini bukan tidak gila atau bukan pasien RSJ, tapi waras akan risikonya jika ia hanya membual tanpa bukti). Atau dengan kata lain, jika muncul kasus demikian, penulis lebih percaya ucapan wanita itu.
Sudah jadi rahasia umum, orang biasa susah untuk menang jika melawan orang kaya atau orang berkuasa. Jadi, jika wanita ini memang tidak punya hubungan khusus, tidak pernah berhubungan intim dengan sang tokoh publik sampai akhirnya memiliki anak, GILA saja kalau ia berani membuat pengakuan pernah dekat, pernah berhubungan intim sampai punya anak dengan tokoh publik, padahal itu hanya bohong. Itu bunuh diri!
Pernah dekat, pernah berhubungan intim, tapi tidak ada anak dari hasil hubungan itu (tidak ada bukti), wanita ini pun sangat mungkin kalah.
Penulis jadi bingung dengan logika berpikir sang tokoh publik jika ditimpa kasus seperti ini hanya jawab lewat media: tidak kenal, apalagi dekat, wanita itu bukan wanita baik-baik, tidak usah didengar, ia hanya numpang beken, cari sensasi, ngapain saya tes DNA, atau menjawab "No comment", dan lain-lain.
Berita seperti ini, meski tiap hari namanya muncul di media dan jadi trending topic di dunia maya, ini bukanlah hal positif untuk karir dan nama keluarga besar sang tokoh publik. Tidakkah terpikir bagaimana perasaan orangtua (ayah dan ibu tokoh publik ini jadi pergunjingan tetangga, anak-anaknya yang di-bully di sekolah, istrinya yang tertekan, dan lain-lain)?
Lantas jawaban apa yang paling pas? Ya, seperti Mario Teguh tadi, mari tes DNA.
Jika ada wanita bicara di depan wartawan dan bilang bahwa Anda tidak bertanggung jawab, pernah berhubungan intim sampai punya anak dan tidak memberi nafkah dan tidak mau mengakui anak itu, tidak perlu capek-capek ngomong ini itu ke media atau malah menghindar (tidak mau jawab pesan di media sosial, tutup akun medsos, tidak mau angkat telepon), cukup jawab 1 kalimat saja saat konferensi pers: "Saya tunggu wanita itu bawa anaknya dan tes DNA."
Kalau perlu, tambah 1 kalimat lagi, "Jika benar itu anak saya, saya penuhi apa pun kewajiban saya sebagai ayah, jika tidak terbukti, saya tuntut lewat jalur hukum."
Sangat simpel dan tidak akan berlarut-larut. Anda pikir akan ada wanita waras yang ingin popular dengan cara gila seperti ini? Jika tanpa bukti, itu bunuh diri!
Kita tunggu episode tes DNA Mario Teguh vs Kiswinar ini. Jika benar Mario Teguh ayah biologis dari Kiswinar, tampaknya karir motivator ini akan habis. Kalau hasil tes DNA mengatakan Mario Teguh bukan ayah biologis Kiswinar, maka aib keluarga Kiswinar yang seharusnya ditutupi, terbongkar sudah. Ibu Kiswinar berselingkuh, Kiswinar anak di luar nikah.
Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar
Coba Anda baca berita selengkapnya di bawah ini atau klik sumber berita (tulisan warna biru) untuk melihat video-nya. Apa jawaban Yoyok yang mengejutkan itu???
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Ratusan warga mendesak agar Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo bersedia maju lagi dalam Pilkada 2017 mendatang. Sebab batas pendaftaran pasangan calon atau paslon, paling lambat pada tanggal 23 September 2016 ini.
Warga Dracik, Batang, Rukillah (45) akan memaksa tinggal di Rumah Dinas Bupati jika Yoyok bersikukuh tak mau maju dalam Pilkada Batang 2017. Mulai Rabu (7/9/2016) ini, warga menduduki rumah dinas hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Kegiatan ini murni dari masyarakat, jika Pak Yoyok tidak mau jadi bupati lagi. Kami akan terus menduduki di rumah dinas," ujar dia, Rabu (7/9/2016).
YOYOK TEMUI PENDEMO
Dia mendesak Yoyok untuk maju lagi karena sumbangsihnya dalam membangun Batang dinilai sangat besar. Termasuk membuat transparansi anggaran pembangunan. "Mana ada coba pemimpin yang mau transparan anggarannya. Cuma pak Yoyok yang berani, makanya tidak ada salahnya pemimpin baik kami dukung," ujar dia. (tribunjateng/Raka F Pujangga)
Video Production: Novri Eka Putra
Sumber: Tribun Jateng
Sumber: Tribun
Gagal Pimpin DKI, Ahmad Dhani Coba Keuntungan di Bekasi
Merdeka.com - Musisi Ahmad Dhani
kini tengah santer bakal maju dalam Pilkada Bekasi, Jawa Barat. Namanya
bahkan telah diusung Partai Demokrat. Tingginya popularitas Dhani
menjadi alasan utama dirinya dicalonkan.
Sebelum memeriahkan pemilihan kepala daerah Bekasi, Dhani juga pernah cawe-cawe ingin menempati posisi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki T Purnama alias Ahok. Usaha itu gagal total. Dia malah beralih menjadi sosok keras menentang kebijakan Ahok.
Dia bahkan mengaku tidak menyukai sosok Ahok sejak dua tahun silam. "Saya tidak suka Ahok itu tahun 2014 bulan Mei. Waktu itu dia masih wakil gubernur, saya orang pertama yang tidak suka sama dia," kata Dhani dalam wawancara khusus kepada merdeka.com, sekitar Juni 2016 lalu.
Sebelum memeriahkan pemilihan kepala daerah Bekasi, Dhani juga pernah cawe-cawe ingin menempati posisi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki T Purnama alias Ahok. Usaha itu gagal total. Dia malah beralih menjadi sosok keras menentang kebijakan Ahok.
Dia bahkan mengaku tidak menyukai sosok Ahok sejak dua tahun silam. "Saya tidak suka Ahok itu tahun 2014 bulan Mei. Waktu itu dia masih wakil gubernur, saya orang pertama yang tidak suka sama dia," kata Dhani dalam wawancara khusus kepada merdeka.com, sekitar Juni 2016 lalu.
Gagalnya Ahmad Dhani buat maju memimpin DKI Jakarta lantaran
kurangnya dukungan. Hanya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berminat untuk
mengusungnya. Itu pun pentolan grup musik Dewa 19 tersebut harus
bersaing dengan beberapa bakal calon lainnya.
Kini nasib Dhani berkata lain. Gagal menjegal Ahok maju dalam Pilgub DKI, Dhani justru diusung sebagai calon wakil bupati di Bekasi. Partai pengusungnya bukan sembarangan.
"DPD Partai Demokrat sudah setuju dengan hal itu, hanya tinggal disampaikan ke DPP," kata Ketua Tim Pemenangan DPC Partai Demokrat Kabupaten Bekasi, Mustakim, Selasa (6/9) kemarin.
Kini nasib Dhani berkata lain. Gagal menjegal Ahok maju dalam Pilgub DKI, Dhani justru diusung sebagai calon wakil bupati di Bekasi. Partai pengusungnya bukan sembarangan.
"DPD Partai Demokrat sudah setuju dengan hal itu, hanya tinggal disampaikan ke DPP," kata Ketua Tim Pemenangan DPC Partai Demokrat Kabupaten Bekasi, Mustakim, Selasa (6/9) kemarin.
Rencananya Ahmad Dhani bakal diduetkan dengan Sadudin, calon Bupati
Bekasi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Duet ini diharapkan mampu
menembus kursi pimpinan dalam Pilkada Bekasi nanti.
Menurut Mustakim, DPC Partai Demokrat sudah melakukan pertemuan dengan PKS, serta Ahmad Dhani beberapa waktu lalu di Kabupaten Bekasi. Dalam pertemuan itu, Ahmad Dhani membulatkan diri menjadi kader Partai Demokrat.
Menurut Mustakim, DPC Partai Demokrat sudah melakukan pertemuan dengan PKS, serta Ahmad Dhani beberapa waktu lalu di Kabupaten Bekasi. Dalam pertemuan itu, Ahmad Dhani membulatkan diri menjadi kader Partai Demokrat.
Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi, M Nuh, membenarkan rencana
'perkawinan' pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, Sadudin-Ahmad
Dhani. Menurut dia, pasangan tersebut sudah dicantumkan dalam proposal
untuk diajukan ke DPP masing-masing.
"Baik PKS maupun Demokrat sedang menyampaikan pasangan ini ke DPP masing-masing. Walaupun ini baru proposal. Bisa saja DPP punya opsi lain," terang M Nuh.
"Baik PKS maupun Demokrat sedang menyampaikan pasangan ini ke DPP masing-masing. Walaupun ini baru proposal. Bisa saja DPP punya opsi lain," terang M Nuh.
Sumber: Merdeka
Langganan:
Postingan (Atom)