Sebagai teman atau setidaknya sebagai sesama manusia, penulis terdorong untuk menyarankan agar perokok berhenti merokok (setidaknya dimulai dengan mengurangi dulu, atau setidaknya tidak merokok di tempat umum). Lebih peduli-lah pada orang lain jika ia tidak peduli pada diri sendiri.
Rokok membahayakan kesehatan, itu alasan utama. Terkadang dalam bahasa kasar, ada yang mengatakan "Sebatang rokok mengurangi sekian detik usia perokok".
Senjata pamungkas perokok untuk menjawab saran ini adalah: "Rezeki, jodoh, dan ajal, sudah ada yang ngatur" atau "Rezeki, jodoh, dan ajal itu tergantung Tuhan". "Kalau belum waktunya, tidak akan mati."
Kalimat ini tentu tak terbantahkan, dan sebagai orang beragama, kita percaya itu.
Tapi, ungkapan itu tidak tepat konteks. Mungkin senada dengan kalimat berikut. Anda berada di puncak gedung tinggi, di bawahnya tidak ada jaring pengaman, lalu Anda siap lompat (Anda tidak memakai parasut atau pelindung lain), Anda mengucapkan kalimat tadi. "Rezeki, jodoh, dan ajal, sudah ada yang ngatur."
Catatan:
Pada posting dengan
label "Sebatang Rokok", penulis akan menceritakan banyaknya efek
negatif rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis yakin, banyak orang
yang tidak sepakat dan akan memberikan aneka bantahan. Itu sah-sah
saja, semua orang bebas berpendapat.
Silakan
saja merokok, asalkan jangan bagi racun (baca: asap-nya) kepada orang
di sekitar Anda. Anda bebas merokok (Anda yang beli dan risiko Anda yang
tanggung sendiri), ya itu tadi, asal jangan bagi racun ke lingkungan di
sekitar Anda.
Langganan:
Postingan (Atom)