Catatan Penulis tentang Media (Tribun News)

Saat online, hal pertama yang penulis lakukan adalah cek email di Yahoo. Sambil cek email, penulis baca berita dari tautan yang disediakan Yahoo, biasanya tautan ke koran Tribun, Liputan 6, Tempo, dan juga yang lain. Yang paling sering (banyak) adalah tautan ke Tribun. Dari seringnya membaca berita yang disajikan Tribun, penulis membuat catatan ini. 

Media di dunia maya memang berlomba-lomba mencari traffic (kunjungan ke situsnya) sebanyak mungkin. Kalau di dunbia televisi, istilahnya rating. Tapi yang dilakukan Tribun, menurut penulis, bukan meningkatkan pagerank malah akan menurunkan kredibilitas media ini.

Judul heboh merupakan salah satu daya tarik. Tapi terkadang judul heboh ini sudah keterlaluan sehingga banyak pembaca yang terkecoh dan marah.

Misalkan saja judul berita seperti ini (silakan klik untuk membacanya): Perempuan 140 Tahun Habiskan Uang Bupati Purwakarta untuk Makan

Mari kita lihat komentar pembacanya:

Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar




Selain mengomentari penggunaan judul yang kurang tepat, pembaca juga sering menemukan wartawan menulis berita (kadang menerjemahkan berita dari media luar) seolah tanpa pikir (mengesampingkan fakta). Lolos dari penulis berita atau penerjemah berita, harusnya ada editor yang memeriksa. Dalam kasus nenek ini, usia nenek 140 tahun, usia anaknya 55 tahun, artinya nenek melahirkan anaknya saat ia berusia 85 tahun! Usia 85 tahun belum menopause (mungkin rekor dunia perempuan tertua yang melahirkan). 

Judul di atas belum terlalu heboh, penulis pernah membaca judul yang lebih heboh. Judul persisnya lupa, tapi kurang lebih seperti ini "Seorang Pemuda Tewas Usai Memancing Ikan."

Penulis penasaran ingin tahu apa penyebab pemuda itu tewas. Dalam benak penulis, mungkin ia meninggal karena tersengat listrik, jatuh ke sungai tapi tidak bisa berenang. Tahu apa isi beritanya? Sebelum memancing pemuda itu minum miras oplosan!

Ada lagi yang tak kalah heboh.  Kalimat judulnya kurang lebih seperti ini "Tim SAR Menyelamatkan, Keluarga Membunuhnya." Yang terlintas di benak penulis, "Wah... sadis sekali keluarga ini..." Setelah baca beritanya, apa sebenarnya yang terjadi. Sang anak terjatuh ke lubang, lalu diselamatkan. Setelah itu regu penyelamat ingin membawa sang anak ke rumah sakit untuk dirawat, keluarga mengatakan tidak perlu karena merasa keadaan anaknya baik-baik saja (mereka rawat sendiri). Akhirnya sang anak meninggal. 

Wuih... kalimat judulnya sadis banget. Kedua berita ini sudah penulis cari dengan bantuan Google, tapi belum ketemu (kalau ketemu akan dipasang di sini).


Berita dipecah jadi beberapa halaman (untuk menaikkan traffic). Bukan 2-3 halaman, tapi bisa sampai mendekati 10 halaman (yang mendekati 10 halaman belum penulis temukan). Tapi coba lihat deh berita yang dibuat jadi 5 halaman ini. Klik saja: Toloong. . Ada Satpam Cantik! Netizen Heboh di Instagram, Namanya Rima Efriani Melati

Sekali lagi tentang konsistensi judul dan isi. Coba klik ini: Jokowi Batal Tidur di Kamar President Suite Bertarif Rp 6,5 Juta /Semalam

Berita ini lebih condong sebagai iklan hotel. Simak komentar pembaca: 

Untuk memperbesar tampilan, silakan klik pada gambar






Berikut judul berita yang isinya sampai 8 halaman:

Ada berita yang dipecah sampai sekian halaman, halaman terakhirnya berisi 1 kalimat saja, padahal kalimat itu bisa saja digabungkan di halaman sebelumnya (buat 1 halaman lagi hanya untuk 1 kalimat). Misalnya berita ini: MUI: Tak Punya Ongkos, Berkursi Roda, Gagal Ginjal dan Hamil Tidak Wajib Haji (yang dipecah jadi 3 halaman, coba Anda klik halaman 3, isinya hanya 1 kalimat saja).
0 Responses

Posting Komentar

abcs