Menjelang ulang tahun, apa yang terlintas di benak Anda? Kemungkinan besar yang teringat adalah merayakan ulang tahun.
Tapi ada hal yang lebih penting, memperpanjang KTP dan SIM. Untuk KTP, sejak e-KTP, KTP berlaku seumur hidup, jadi sekarang sudah tidak perlu diperpanjang lagi.
Hore... kita terbebas dari kegiatan memperpanjang KTP. Kalau dulu, hanya orang yang tua, yang punya KTP seumur hidup. Sekarang semua e-KTP berlaku seumur hidup, meski di e-KTP tercantum tanggal batas berlakunya KTP tersebut.
Bagaimana dengan SIM? Kita masih harus perpanjang SIM tiap 5 tahun sekali. Jangan sampai terlewat ya? Sehari saja terlewat, Anda harus membuat ulang SIM Anda. Ayo yang sudah dekat dengan hari ulang tahunnya, silakan lihat masa berlaku SIM Anda. Penulis pernah kelupaan, jadi trauma harus buat ulang SIM. Harus ekstra waktu dan uang.
Jauh sebelum ulang tahun, penulis cari info di mana lokasi untuk memperpanjang SIM. Lokasi yang dekat dari tempat tinggal penulis ada 2 pilihan: Kopo Square (ada kantor Samsat di sana) dan mobil Samsat yang parkir di depan Miko Mall setiap hari Rabu (08.00-12.00).
Info yang penulis dapatkan: di Miko Mall hanya ada tiap hari Rabu. Yang di Kopo Square tiap hari. Khusus yang pindah domisili (Kodya Bandung ke Kabupaten Bandung), hanya bisa dilakukan di mobil Samsat yang parkir di Miko Mall (ini hanya bicara perpanjangan SIM antara di Kopo Square dan Miko Mall).
Ehm... sebelum masuk ke proses perpanjangan SIM, penulis cerita sedikit tentang Miko Mall. Mall satu ini hobi ganti nama. Awal dibuka, namanya IITC Kopo (Indonesia Internasional Trade Center). Setelah itu berganti nama menjadi Mall IITC Kopo yang disingkat jadi Miko (Miko Mall). Lama tidak melintas di depan Miko Mall, eh pas lewat, ada tulisan: Milan Kopo Mall (singaktannya sama: Miko Mall). Entah Inter Milan atau AC Milan, hanya tertulis Milan (hehehe...).
Rabu, 2 Mei 2018 sekitar pukul 08.00 penulis ada di depan Miko Mall. Antrian orang yang mau perpanjang SIM sudah cukup banyak. Ada selembar kertas yang disediakan untuk menuliskan nama orang yang ingin memperpanjang SIM. Ups... penulis dapat nomor urut 50!
Penulis pilih perpanjang SIM di Miko Mall ini karena kebetulan istri ada keperluan (belanja) di Yogya Kopo Mas (seberang Miko Mall). Jadi, sambil menyelam, minum air.
Tak lama menunggu, mobil Samsat datang. Kami diminta berbaris (nama kami dipanggil dan kami berbaris menurut nomor antrian). Lalu petugas menginformasikan proses perpanjangan SIM.
Pertama, nama yang dipanggil menuju ke meja pemeriksaan kesehatan. Ada seorang wanita dan seorang pria yang bertugas di sana. Sekali dipanggil 5 orang. Kita menyerahkan SIM lama yang asli dan selembar foto kopi KTP kepada petugas wanita. Petugas pria (dokter) mulai memeriksa kesehatan kita. Pertama kita diminta menyebut huruf yang ditunjuk dengan pointer (jarak kertas yang berisi huruf-huruf itu sekitar 2 meter dari tempat kita berdiri). Ini tes penglihatan kita.
Setelah lulus menyebut huruf dari yang terbesar sampai yang terkecil, kita diminta duduk. Lalu petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah (tensi) dan memberitahukan ke Anda (misal: 120 per 90). Lalu petugas membuka album berisi angka yang tersamar di antara titik-titik aneka warna. Setelah lulus tes buta warna ini, kita ditanya "Anda dengar suara ini?" tanya petugas sambil menggerak-gerakkan sebuah benda logam seperti pulpen. Ini tes pendengaran.
Setelah itu, petugas melempar bola kertas dan kita diminta menangkapnya (tes motorik). Lalu kedua tangan kita direntangkan ke depan dan petugas menaruh kertas di tangan kita (tes keseimbangan). Lalu kita diminta mengangkat kaki kiri dan kaki kanan bergantian.
Selesai tes kesehatan, kita kembali ke petugas wanita tadi untuk bayar biaya tes kesehatan sebedar Rp 40.000 (empat puluh ribu rupiah). Kita ditanya, apakah SIM kita nantinya mau pakai plastik antigores? Kalau mau, bayar Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah). Jadi kita bayar Rp 40.000 atau Rp 50.000 (tergantung mau pakai antigores atau tidak).
Kedua, selesai pemeriksaan kesehatan, petugas wanita tadi memberi kita berkas (SIM asli dan foto kopi KTP yang telah di-staples pada selembar kertas) untuk diserahkan ke meja berikutnya.
Kita menyerahkan berkas kita ke petugas (ada 4 petugas di sana) dan kita diberi formulir untuk diisi dengan data diri kita. Pulpen disediakan oleh petugas. Silakan isi dulu (tersedia kursi dan meja untuk mengisi formulir ini). Kita diminta membayar biaya perpanjangan SIM (penulis perpanjang SIM C), bayar Rp 125.000 (seratus dua puluh lima ribu rupiah).
Eh iya, setelah selesai isi formulir, dan sebelum menyerahkan formulir yang sudah diisi, tolong kembalikan pulpen (bagi yang meminjam pulpen yang disediakan).
Ketiga, serahkan formulir yang sudah diisi ke Pak Polisi yang berdiri di depan mobil Samsat. Formulir ini kemudian diserahkan Pak Polisi ke petugas yang ada di dalam mobil Samsat. Data kita dimasukkan ke komputer. Kita tinggal menunggu nama kita dipanggil.
Nama kita dipanggil, kita naik ke mobil Samsat lalu duduk di kursi yang disediakan untuk diambil sidik jari jempol tangan kanan kita, lalu difoto.
Sekarang tinggal menunggu untuk SIM selesai dicetak. Saat nama kita dipanggil, ambil SIM di Pak Polisi yang berdiri di depan mobil (ucapkan terima kasih), lalu penulis ke petugas wanita di meja kesehatan. Serahkan SIM untuk dilapisi dengan plastik antigores. Yang hanya bayar biaya tes kesehatan tidak usah balik ke sana.
Beres deh... Penulis selesai memperpanjang SIM, waktu menunjukkan pukul 10.10 WIB.
Catatan:
- Datanglah lebih awal jika ingin mendapat nomor antrian kecil (biar lebih dulu selesai).
- Siapkan 1 lembar foto kopi KTP (penulis bawa 1 lembar foto kopi KTP dan 1 lembar foto kopi SIM). Tapi yang terpakai hanya foto kopi KTP.
Pastikan SIM Anda belum lewat (lewat sehari saja dari tanggal ultah Anda, itu artinya buat ulang). Harus tes tertulis dan tes praktik (dan, setahu penulis, buat SIM baru bukan di sini, harus ke kantor polisi)
Sekian catatan proses perpanjangan SIM di mobil Samsat yang parkir di depan Miko Mall, Bandung setiap hari Rabu.
Posting ini hanya iseng (sudah lama tidak menulis di blog ini), sekedar mengabadikan catatan perjalanan hidup penulis dalam bentuk tulisan, semoga saja bermanfaat bagi yang membaca. Terima kasih sudah mampir dan membaca catatan ini
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak
menulis, ia akan hilang dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk
keabadian." (Pramoedya Ananta Toer)
Posting Komentar