18 Memilah dan Memilih Kuliah

Setiap saat kita dihadapkan pada pilihan. Dalam tulisan berlabel "Cerita Beasiswa" penulis akan fokus menulis tentang pendidikan. Penulis bukan orang yang ahli di bidang ini, hanya sedikit punya pengetahuan tentang hal ini, suka menulis dan berbagi. Jadi, ya tulis saja.

Ada yang baca dan bermanfaat, penulis bersyukur. Tidak berminat, silakan skip saja. 

Memilih Sekolah
Balik ke soal pendidikan. Ketika akan lulus dari SMP, ada pilihan untuk melanjutkan ke SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Sekarang kita mengenal SMK, sedangkan sebelumnya kita lebih kenal SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) dan STM (Sekolah Teknik Mengengah). Di masa lalu, STM terkesan agak kurang baik (sering tawuran).

Waktu browsing mencari data tentang jurusan di SMK, penulis kaget. Ternyata sekarang ada 143 jurusan (mudah-mudahan nggak salah hitung). Info selengkapnya bisa klik: Apa Saja Jurusan di SMK?      

Apa beda SMA dengan SMK? Yang penulis tau, SMK (pendidikan vokasi) ditujukan untuk yang ingin kerja setelah tamat sekolah. SMA untuk yang ingin lanjut kuliah.

Sekarang tampaknya tidak terlalu relevan karena sekarang lulusan SMK pun banyak yang lanjut kuliah dan peluang untuk itu lebih terbuka meski jurusan yang bisa dipilih tidak banyak.

Ke mana lulusan SMK? Ada 3 opsi: kerja, wiraswasta, atau kuliah.   

Mengapa Pilih SMK?
Kedua putra penulis memilih SMK. Apa alasannya? Karena mereka sudah tau apa yang menjadi minat mereka. Misalnya sejak SMP sudah minat ke bidang komputer, mengapa tidak pilih sekolah kejuruan yang menyediakan jurusan yang diminati. 

Secara teori, ini selangkah lebih maju (sudah belajar ilmu yang akan didalami saat kuliah nanti). Jadi tidak usah belajar pelajaran biologi, kimia, ekonomi, atau pelajaran lain yang tidak terlalu berhubungan dengan jurusan yang kelak akan diambil saat kuliah. 

Putra penulis yang ingin kuliah komputer (pilih masuk SMK, ambil jurusan RPL = Rekayasa Perangkat Lunak), jadi lebih banyak belajar tentang komputer. Kini ia kuliah di Computer Science and Engineering dengan beasiswa penuh (fully funded) di India.

Masih belum tau minatnya mau ke mana (pilihan masih berubah-ubah) atau misalnya nanti ingin kuliah kedokteran, tentu lebih relevan pilih SMA.   

Memilah dan Memilih
Selesai SLTA (baik SMA maupun SMK), kini dihadapkan pada pilihan perkuliahan. Ada banyak pilihan.

Kuliah dengan: beasiswa atau biaya mandiri? Kuliah di: PTN (Perguruan Tinggi Negeri) atau PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Kuliah di: dalam negeri atau luar negeri?

Sebelum itu, terkadang dihadapkan pada pilihan: lanjut kuliah atau kerja dulu? Tidak ada jawaban benar dan jawaban salah untuk semua pilihan tadi. Sangat tergantung pada berbagai kondisi: kondisi keuangan orangtua (PTN atau PTS), prestasi sekolah siswa (bisa dapat beasiswa atau biaya mandiri), izin ortu (kuliah di luar negeri atau dalam negeri), dan lain-lain. 

Ada ortu yang tidak/belum bisa menerima seandainya anaknya ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri (terlebih untuk putra/putri tunggal). Memang banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

Memilah mana yang penting dan tidak penting untuk dijadikan bahan pertimbangan, memilih universitas dan jurusan mana yang akan dijalani, yang akan jadi bekal untuk bekerja nanti. Iya, setiap saat kita dihadapkan pada berbagai pilihan.  

Maksimalkan Peluang
Bagaimana agar peluang lolos ke universitas yang dicita-citakan? Banyak sekali pertimbangannya. Apa yang akan penulis sajikan di sini hanyalah logika sederhana penulis, bukan hasil penelitian (bisa benar, bisa juga salah).

Langkah pertama, cari info tentang kuliah (baik beasiswa maupun mandiri) sebanyak mungkin. Gunakan ponsel Anda, bertanyalah kepada Mbah Google. Anda bisa juga cari info ini di medsos.

Kalau ingin kuliah di luar negeri, bertanya di kolom komentar ke IG PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di berbagai negara mungkin bisa jadi pilihan. Penulis sudah menuliskan tentang PPI secara detail, termasuk link IG ke ratusan PPI di dunia, tepatnya ada 414 link PPI di seluruh dunia. Untuk baca info lengkapnya, silakan klik: Mengenal PPI.

Langkah kedua, kenali potensi Anda, sehingga Anda tau di mana Anda akan bertarung agar berpeluang besar untuk "memenangkan" pertarungan ini.

Percaya diri boleh, tapi tau diri (itu lebih penting). Boleh optimis, tapi harus tetap realistis.

Langkah ketiga, berdoa. Setelah berusaha maksimal, jangan lupa berdoa.

Beberapa hal tentang kuliah dan beasiswa sudah pernah dibahas di tulisan sebelumnya. Ingin beasiswa ke luar negeri tapi tak mahir bahasa Inggris? Silakan klik ini: Ingin Kuliah GRATIS??? Beasiswa Jawabnya!

Ingin tau cara cek peringkat PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan daya tampung tiap fakultas (agar dapat mengukur di PTN mana dan di jurusan apa peluang Anda lebih besar untuk diterima), Anda bisa klik ini: Mengenal Beasiswa BCA     

Optimis, Realistis, Apatis
Misalkan saja, Anda sekarang sekolah di SMK, tapi saat ditanya ingin kuliah di mana? Jawabnya kedokteran. Secara administrasi pun sudah tidak mungkin. Optimis tapi harus realistis.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengincar universitas. Kalau kemampuan secara ekonomi kurang, mari incar beasiswa (bisa kuliah plus hampir semua keperluan kuliah GRATIS, tapi sangat tergantung pemberi beasiswa).

Jangan lupa pertimbangan nilai dan prestasi. Semakin bagus "ranking" sebuah universitas, biasanya semakin banyak peminatnya. Kalaupun peminatnya tidak terlalu banyak (karena banyak yang tidak percaya diri memilih universitas tersebut), harus diingat saingan Anda tentu berat. Biasanya yang mengincar universitas top itu adalah siswa berprestasi (juara umum di sekolahnya) dari sekolah top. 

Anda akan berhadapan juara umum dari berbagai sekolah top di tanah air. Jika Anda dari sekolah top, selamat berjuang. Jika Anda bukan dari sekolah top dan prestasi Anda bukan juara umum (tidak punya prestasi non-akademik), perjuangannya agak berat.

Pilih yang Anda suka dan peluang kerjanya di masa depan bagus. Jangan asal pilih. Yang penting masuk PTN, apa pun jurusannya.

Ada lho PTN yang jumlah daya tampungnya lebih besar daripada peminatnya (artinya peluang Anda diterima sangat besar). Asyik dong? Nggak boleh apatis seperti itu. Jangan berprinsip, "Yang penting kuliah." Anda kuliah untuk bekal bekerja nanti. Jika jurusan yang Anda pilih peluang kerjanya sedikit (atau ilmu itu di masa depan sudah tidak relevan lagi), sia-sia dong Anda kuliah.

Jangan kuliah hanya untuk menunda waktu menganggur. Kalau Anda hanya lulus SLTA, memang agak susah dapat kerja (berpotensi jadi pengangguran). Anda kuliah asal-asalan, Anda kemungkinan juga akan jadi pengangguran di 4 tahun mendatang.

Begitu juga saat memilih akan mengajukan beasiswa ke mana. Semakin "bagus" beasiswanya, tentu semakin berat saingannya.

 

Baca Posting Lainnya
Ini posting ke-18 berlabel "Cerita Beasiswa" (silakan baca semua yang ada). Lihat sisi kanan paling atas, di sana ada tulisan: Menu "Cerita Beasiswa", tinggal pilih tulisan nomor berapa yang akan Anda baca, klik saja.

 

Ingin info beasiswa lebih lengkap? Silakan klik tautan berikut (group Telegram):

https://linktr.ee/schonixe

atau

@schonixe

0 Responses

Posting Komentar

abcs