Seorang tim SAR menemukannya dan berusaha menjaganya tetap sadar dengan mengajaknya berbincang.
Tim SAR: Hei Bung bertahanlah... Kamu bisa, kamu pria yang kuat.
Che Jian: Tenang saja. Aku kuat koq.
Che Jian masih dalam mood yang baik ketika itu.
Che Jian: Wow, setelah ini pasti aku akan memecahkan rekor bertahan di papan plastik paling lama.
Tim SAR: Ha3x. Benar sekali, kau bisa saja...
(sang penyelamat tak sampai hati untuk memberitahu di atasnya ada segunung reruntuhan)
Beberapa kali Che Jian berpikir untuk menyerah.
Che Jian: Aku harus kuat, istriku hamil... Aku tidak mau anakku jadi yatim.
Pada pukul 6.12 AM, operasi penyelamatan dimulai, gerakan2 yang timbul akibat proses itu makin menyiksa Che Jian.
Tim SAR : Ayolah sedikit lagi, jangan tidur, menyanyilah.
Che Jian yang merasa tidak memiliki bakat menyanyi memilih menghitung angka.
Che Jian: 1, 2, 3, 4, 5, 6,...
Tiap kali dia menyebut angka dia merasakan sakit akibat paru-parunya yang tergencet.
2 jam kemudian, para penyelamat berhasil mengeluarkannya diiringi sorak sorai.
Che Jian yang ditandu kemudian mengingat 3 hal:
"Aku terkubur selama 78 jam"
"Aku sudah menikah selama setahun"
"Istriku sedang hamil 3 bulan"
Dan kemudian hanya ada kesunyian dan isak tangis para penyelamat.
"Brengsek, jangan menyerah sekarang, kau sudah sampai sejauh ini."
80 jam dengan rasa sakit yang amat sangat, Che Jian merasa terlalu lelah. Namun perlu diingat, dia berjuang sampai akhir.
Semoga kisah ini menginspirasi kita: "Berjuang sampai batas akhir."
Berikut ini cerita dalam bentuk sketsa kartun yang diterbitkan di koran China serta foto Che Jian ketika masih terhimpit reruntuhan.
Untuk melihat sketsa maupun foto lebih jelas, silakan klik gambar/ fotonya (gambar/ foto akan jadi lebih besar).
Posting Komentar