Dunia Terbolak-Balik karena Virus Corona

Keadaan sekarang ini (dunia dilanda pandemi Covid-19) adalah peristiwa yang tak akan terlupakan. 

Dulu (waktu masih SD), penulis pernah mendengar cerita dari kakek tentang keadaan zaman perang. Bila mendengar suara pesawat terbang, beliau harus bersembunyi ke ruang bawah tanah dan orang-orang mematikan lampu minyak. Takut jadi sasaran penembakan ataupun bom dari pesawat.

Bersembunyi di ruang bawah tanah adalah tindakan terbaik untuk bertahan hidup.

Sekarang (saat dunia dilanda virus Corona yang menyebabkan penyakit bernama Covid-19), meski beda situasi, kita semua disarankan #DiRumahAja @StayAtHome, itu salah satu langkah untuk menyelamatkan banyak orang. Kita tidak keluar rumah jika bukan ada keperluan penting (beli makan atau beli obat), untuk mengurangi penyebaran virus Corona.

  1. Sekarang bukan zaman perang, semua orang bebas bepergian. Covid-19 datang, semua orang disarankan #DiRumahAja @StayAtHome. Jangan keluar rumah jika bukan keperluan yang sangat penting. Work From Home (WFH), School From Home (SFH).
  2. Zaman perang diberlakukan jam malam (malam hari tak boleh keluar rumah). Zaman modern, semua bebas. Malam sampai menjelang pagi, ada banyak café, klub malam, tempat karaoke buka. Kita boleh keluar malam untuk menghilangkan kejenuhan setelah bekerja. Covid-19 datang, rumah makan boleh buka tapi hanya untuk melayani pembelian delivery (untuk dimakan di rumah atau pesan antar via ojol). Anda makan malam (termasuk juga makan siang) di rumah makan, Anda bisa ditangkap.
  3. Umumnya orang-orang lebih marah jika ada orang lain tidak sengaja (maaf) kentut dibanding orang bersin atau batuk. Covid-19 datang, justru batuk atau bersin yang lebih berbahaya. Anda batuk atau bersin, orang-orang langsung menghindar.
  4. Dulu prinsipnya: "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", Covid-19 datang, orang-orang justru lebih baik saling berjauhan, tidak duduk atau berdiri saling berdekatan.
  5. Akhir-akhir ini, kita mengenal istilah baru "Phubbing" (ada orang di dekat kita, kita justru asyik dengan gadget/gawai daripada berinteraksi dengan orang di dekat kita alias ngobrol). Kita dianjurkan berinteraksi dengan sesama manusia, jangan hanya asyik dengan gadget. Saat Covid-19 datang, kita justru lebih disarankan untuk lebih banyak diam mencegah droplet (cairan yang keluar dari mulut atau hidung saat batuk atau bersin) menyebarkan penyakit Covid-19. Silent is gold = diam itu emas.
  6. Dulu, anak yang mudik adalah anak yang berbakti, Covid-19 datang, anak yang berbakti justru anak yang tetap di perantauan saat lebaran tiba. 
  7.  

Semoga keadaan ini (pandemi Covid-19) segera berakhir.

Setidaknya, setelah pandemi Covid-19 berakhir, seharusnya ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik:
  1. Lebih jaga kesehatan (sering cuci tangan dengan sabun, tidak sembarang menyentuh benda di tempat umum, tangan yang tidak bersih tidak menyentuh mulut, hidung, mata, batuk/bersin lebih beretika). 
  2. Manfaatkan waktu luang untuk berinteraksi dengan semua anggota keluarga (family time).
  3. Lebih peduli kepada orang-orang di sekitar kita (saling berbagi).
  4. Hal paling sederhana yang dapat dilakukan sehubungan dengan kepedulian ini adalah #DiRumahAja #StayAtHome untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
  5. Harus punya tabungan untuk berjaga-jaga jika terjadi hal tak terduga. Masa depan itu tak pasti.
  6.  
0 Responses

Posting Komentar

abcs