Kisah Inspiratif: Membeli Waktu Ayah


Sumber foto: Google

Malam hari, seorang ayah pulang ke rumah dalam kondisi lelah. Anaknya yang baru berusia lima tahun ternyata belum tidur dan sedang menantikan kedatangannya di depan pintu.

Setelah ayahnya masuk ke rumah, membuka sepatu, lalu duduk di sofa, sang anak menghampiri ayahnya. Berikut percakapan ayah (yang lelah sehabis kerja seharian) dan anaknya.

"Ayah bolehkah aku bertanya sesuatu kepada Ayah," tanya sang anak.
"Tentu boleh," jawab ayahnya.
"Berapa gaji Ayah satu jam."
"Untuk apa kamu menanyakan itu," ayahnya terlihat mulai emosi.
"Aku hanya ingin tau," jawab anaknya.
"Sekitar seratus ribu rupiah," kata sang ayah.
"Ayah, bolehkah aku meminjam lima puluh ribu?"
"Untuk apa Nak? Sekarang sudah malam, minimarket sudah tutup. Tidurlah, ayah sangat lelah karena bekerja seharian."
"Tapi Yah, ..."
"Sudah. Sekarang kamu pergi tidur," suara sang ayah mulai meninggi.

Anak itu terdiam dan segera beranjak pergi ke kamaarnya.

Sang ayah tampak menyesali ucapannya yang terlalu keras kepada anaknya. Segera ia menuju kamar anaknya.
"Nak, maafkan sikap ayah. Ayah agak emosi karena kelelahan seharian bekerja. Ini uang yang kamu minta," jawab sang ayah kemudian memeluk anaknya.
"Terima kasih Ayah," jawab sang anak. Kemudian, sambil terisak sang anak membuka laci mejanya dan mengeluarkan sejumlah uang, kemudian menghitungnya.

"Ayah, ini uang seratus ribu. Bolehkah aku membeli waktu ayah satu jam saja? Aku ingin ngobrol dan bermain bersama ayah," pinta sang anak.

Sang ayah terdiam, kemudian memeluk anaknya sambil menangis.

Mencari nafkah adalah salah satu kewajiban ayah, tapi ada kewajiban lain yang tak boleh terlupa, yakni mengasuh anak. Salah satunya adalah meluangkan waktu untuk ngobrol, bermain, dan bercanda dengan si buah hati.

Sumber: Kiriman teman di group WA

0 Responses

Posting Komentar

abcs