Pakai F, bukan Pakai P

Sabtu (22 September 2012) penulis sekeluarga beribur ke Ancol (Dufan dan Atlantis). Pertama berenang di Atlantis (Rp 110.000/ orang), termasuk mencoba menikmati kolam apung. Berbaring diam saja, badan penulis bisa terapung karena kadar garam di kolam tersebut sangat tinggi. Mungkin ini gambaran kadar keasinan air di Laut Mati? 

Setelah selesai, makan siang dan dilanjut dengan menikmati aneka wahana di Dunia Fantasi (tiket Rp 265.000/ orang). Rumah Kaca, Perang Bintang, Istana Boneka, Film 3 Dimensi, Poci-Poci, Carrousel, dan lain-lain. 


 
Dhika, Revata, dan Papa di Kolam Renang Atlantis, Ancol

 
Dhika, Mama, dan Revata Saat Naik Poci-Poci

 Revata dan Dhika di Depan Maskot Dufan

 Tampak Depan Istana Boneka

 
  Salah Satu Koleksi Boneka di Dalam Istana Boneka

Penulis mengabadikan aneka momen dengan kamera (foto dan video). Nah...yang jadi catatan adalah saat menjelang pintu keluar Istana Boneka. Penulis menyaksikan tulisan salam perpisahan dalam aneka bahasa. Seingat penulis ada: Sampai jumpa, adios, sayonara, dan lain-lain. Yang menarik perhatian penulis adalah tulisan dalam bahasa Jerman.  

Di sana tertera AUP WIEDERSEHEN. Padahal setahu penulis AUF WIEDERSEHEN (pakai F, bukan pakai P). Setelah cek via Google Translate, memang seharusnya pakai F (ternyata ingatan penulis masih lumayan bagus, dapat pelajaran bahasa Jerman pada kelas 2 dan 3 SMA, lebih dari dua puluh tahun tahun yang lalu).


Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=SQKfUPuZVnk

Di beberapa daerah, penulis memang sering bingung dengan pengucapan kata yang mengandung huruf F, P, dan V. Tulisan boleh berbeda, tapi saat diucapkan nyaris sama semua. Tulisan Pipi, Fifi, Vivi, atau variasinya: Pifi, Pivi, Fipi, Fivi, Vifi, Vipi semua akan dibaca sama: PIPI.

Di Palembang, penulis pernah membaca sebuah tulisan (tampaknya sedang menertawakan ketidakmampuan membedakan ketiga huruf tersebut). Pengumuman yang terpasang di depan pagar seperti ini: 

DILARANG FARKIR DI DEFAN FINTU

Di Bandung pun penulis sering menemukan huruf F dan P sering tertukar. Misalkan pada kata minyak wangi, di toko penjual minyak wangi terpasang tulisan: FARPUM (semestinya PARFUM).

Dan permainan kata ini pula yang penulis temukan di kaos karya anak muda Bandung yang bergaya Joger (Bali) atau Dagadu (Yogya):

Siapa Bilang Orang Sunda 

Tidak Bisa Ngomong F?
 
Itu Pitnah!



Posting ini dibuat dalam rangka Bulan Bahasa (Oktober 2012). Lihat juga posting (tinggal klik): Kampung Gajah: You & Mie
0 Responses

Posting Komentar

abcs