Ada Kisah Sedih di Balik Emas Pertama Indonesia di Olimpiade

Sulitnya Susi Susanti Mendapatkan SBKRI

Dalam wawancara Helmy Yahya dengan Susi Susanti, peraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade, menghadirkan fakta sulitnya untuk mendapatkan SBKRI (Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia). 

Bagi warga keturunan (misalnya suku Tionghoa), mereka harus memiliki SBKRI meskipun ia lahir dan besar di Indonesia (sekalipun ayah ibunya atau bahkan kakek neneknya sudah lahir di Indonesia). Kalau belum punya SBKRI artinya masih WNA (Warga Negara Asing) dan WNA harus bayar Pajak Bangsa Asing.

Saat Susi Susanti mewakili Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 dan meraih medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpade, dia masih belum memiliki SBKRI, artinya Susi yang mewakili Indonesia masih berstatus sebagai WNA (Warga Negara Asing)? 

Fakta mengejutkan untuk seorang atlet yang telah puluhan kali mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional, mengurus SBKRI-nya sampai 8 tahun nggak beres-beres. Bisa Anda bayangkan jika orang sekelas Susi Susanti saja mengalami kesulitan seperti itu, bagaimana dengan "orang biasa"?

Ada juga kisah Susi Susanti saat berjuang di Hong Kong (Tim Uber Cup Indonesia) untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, rumahnya di Tasikmalaya nyaris dibakar massa saat terjadinya kerusuhan Mei 1998 (bisa Anda saksikan di menit 11:07 sampai 17.10).
 
Bisa Anda bayangkan. Di Hong Kong, seorang anak bangsa (bersama atlet-atlet lain) sedang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, sementara itu "sekelompok oknum" anak bangsa sedang ingin membakar rumah anak bangsa yang sedang berjuang untuk membela dan mengharumkan nama bangsanya. Miris 'kan?
 
Itu salah satu sejarah paling kelam negara Indonesia. Sekarang sudah lebih baik dan semoga peristiwa seperti itu tidak pernah terulang lagi. Damai bangsaku, damai Indonesiaku ...
 
 
 
 
 
Catatan:
Penulis ingat masa-masa itu. Penulis pernah membaca nama pebulu tangkis pria yang sedang naik prestasinya bernama Goei Ren Fang (dalam aksara Tionghoa: 魏 仁 芳) di koran. Penulis hanya tau namanya, tak memperhatikan bagaimana wajahnya.
 
Beberapa waktu kemudian, saat baca koran lagi, nama pebulu tangkis nama Goei Ren Fang kok nggak pernah muncul lagi? Mungkinkah ia pensiun dini? 

Lama setelah itu, penulis membaca koran lagi, barulah mengetahui bahwa pebulu tangkis itu telah berganti nama. Dia adalah Alan Budikusuma, yang sekarang menjadi suami Susi Susanti (王 蓮 香 = Wang Lian-Xiang).
 
Ehm ... ngomong-ngomong saat lagu Indonesia Raya berkumandang mengiringi dikibarkannya bendera Indonesia setelah Susi Susanti meraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992, penulis adalah satu di antara sekian juta warga Indonesia yang menangis haru saat menyaksikannya secara langsung di televisi. 
 
Saat menyaksikan kembali tayangan itu di YouTube dan menyaksikan wawancara ini (Helmy Yahya mewawancarai Susi Susanti), rasa haru dan bangga itu tetap ada. Air mata otomatis keluar, atau setidaknya berkaca-kaca.   


 
 
Untuk mendapatkan status WNI (masa itu), memang tidak mudah. Taufik juga cerita Tong Sin Fu (湯 仙 虎 = Tang Xianhu), pelatih bulu tangkis Indonesia yang kesulitan mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, akhirnya pulang ke Tiongkok, melatih di sana, dan melahirkan seorang Lin Dan (coba dengar di menit: 22:34 sampai 26:35). 
 
Ini ada beberapa link berita tentang Tong Sin Fu:
  1. Tong Sin Fu: Pencetak Generasi Emas, Ditolak Negeri Kelahiran (1) (Jawa Pos)
  2. Tong Sin Fu: Pencetak Generasi Emas, Ditolak Negeri Kelahiran (2) (Jawa Pos)   
  3. Tong Sin Fu: Pencetak Generasi Emas, Ditolak Negeri Kelahiran (3) (Jawa Pos)
  4. Tong Sin Fu: Kerugian Besar Indonesia, Berkah untuk China (CNN)  
  5. Kisah Indra Wijaya dan Tong Sin Fu, Aset Bulutangkis yang Dibuang Indonesia (IndoSport)  
  6. Tong Sin Fu, Aset Bulutangkis yang Dibuang Indonesia (IndoSport). Di sini Anda akan membaca penuturan dari Tan Joe Hok (orang Indonesia pertama yang meraih medali emas Asian Games, yakni pada tahun 1962), betapa tragisnya perlakuan yang didapat Tong Sin Fu dari oknum dalam perjuangannya untuk mendapatkan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Di berbagai sumber, penulis membaca Tong Sin Fu alias Fuad Nurhadi. Penulis merasa aneh, mengapa beliau belum jadi WNI, tapi punya "nama Indonesia" Fuad Nurhadi? Penulis merasa, dari sinilah penulis baru mendapat sedikit info mengapa beliau punya "nama Indonesia".


Ini momen sejarah yang mengharukan tersebut.
 

0 Responses

Posting Komentar

abcs