Saya akan menulis seingat saya saja, dan posting ini akan terus di-update (kalau ingat ada hal yang terlewat). Saya suka kalau judul-judulnya (yang saya cetak tebal) diurutkan sesuai abjad. Saya tidak akan menjelaskan panjang, hanya singkat saja setiap poinnya. Yang saya tuliskan ini keperluan (dokumen) untuk mengajukan beasiswa sampai berangkat ke negara tujuan.
Putra kami mengajukan beasiswa ke beberapa negara (umumnya memang orang mengajukan beasiswa ke banyak negara). Secara teori, semakin banyak mengajukan beasiswa, semakin besar peluang untuk mendapatkan beasiswa.
Persyaratan pengajuan beasiswa berbeda-beda, tergantung negara atau universitasnya. Berikut ini dokumen yang diperlukan saat mengajukan beasiswa kuliah ke luar negeri:
- Apostille. Setelah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah, dilegalisir oleh notaris, ada pula dokumen yang harus melalui proses apostille di Kemenkumham.Untuk jasa ini juga ada di internet. Silakan Googling.
- Essay. Anda diminta membuat essay tentang topik tertentu, yang tentu saja dalam bahasa Inggris.
- Financial Statement atau Bank Reference. Anda bisa mendapatkannya dari bank tempat orangtua Anda menabung (punya akun di sana).
- Legalisir. Dokumen Anda yang sudah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah, ada juga yang harus dilegalisir oleh notaris. Info jasa legalisir dokumen juga banyak di internet.
- Paspor. Belum pernah memiliki paspor? Buatlah paspor ke Kantor Imigrasi. Atau mungkin Anda sudah pernah punya paspor tapi sudah habis masa berlakunya, segeralah memperbaharui paspor Anda.
- Piagam. Anda pernah atau sering juara lomba nasional atau bahkan internasional atau punya piagam ikut organisasi. Ini bukan syarat utama, tapi jika Anda punya (selain nilai Anda yang bagus dan sering ranking/juara kelas atau bahkan juara umum, Anda memiliki nilai plus.
- Recommendation Letter atau surat rekomendasi. Ini bisa Anda dapatkan dari guru atau Kepala Sekolah.
- Sertifikat Bahasa. Yang paling umum adalah TOEFL dan IELTS. Info tentang ini sudah saya tulis di: 03 Why India? Why Not? Bagian 01 Ada pula negara yang tidak mewajibkan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris, umumnya Anda harus belajar bahasa negara tersebut 1 tahun dulu setelah Anda mendapatkan beasiswa.
- SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Untuk mendapatkan SKCK, Anda harus ke kantor polisi.
- Surat Keterangan Sehat. Apa yang harus diperiksa, juga sangat bervariasi. Ada yang minta tes HIV, jantung (EKG), dan lain-lain. Anda bisa datang ke Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Biasanya ke Puskesmas biayanya lebih murah. Biasanya ada form dari pihak pemberi beasiswa, kita tinggal print, lalu bawa saat pemeriksaan kesehatan (pihak Puskesmas tinggal mengisi form tersebut).
- Terjemahkan Dokumen. Dokumen kita yang berbahasa Indonesia wajib diterjemahkan oleh Penerjemah Tersumpah (Sworn Translator). Akte Kelahiran, Ijazah, SKL (Surat Keterangan Lulus), transkrip nilai, dan dokumen lain. Jasa penerjemah tersumpah bisa Anda Googling (banyak kok infonya di dunia maya). Setelah dokumen diterjemahkan, ada pula yang harus dilegalisir oleh notaris.
- Visa. Ini tergantung negara tujuan. Ada negara yang bebas visa (tidak harus mengurus visa, misalnya sesama negara anggota ASEAN), ada yang mengharuskan kita memiliki visa. Untuk mengurus visa, Anda harus datang ke Kedutaan Besar negara tersebut di Jakarta.
Untuk info lebih detail (cara mengurus paspor, visa, SKCK, dan lain-lain), Anda bisa Googling. Banyak info tersaji di dunia maya (bisa dari situs, blog, FaceBook, atau InstaGram masing-masing instansi).
Di posting berikutnya saya akan menuliskan apa saja yang kami persiapkan (barang yang akan dibawa untuk keperluan kuliah di sana). Harap sabar menunggu ...
atau
Posting Komentar