Nyaris semua hal di dunia ini ada plus dan minus-nya. Berikut ini plus minus kuliah di India menurut saya. Yang saya tuliskan ini sangat mungkin bersifat subjektif. Inilah nilai plus yang saya dapatkan dan anak saya alami saat kuliah di sana.
- Info yang saya dapatkan, salah satu negara tempat terbaik untuk kuliah IT (Information and Technology) atau Teknologi Informasi (TI) adalah India.
- Banyak sekali beasiswa yang ditawarkan, baik dari dalam negeri (pemerintah Indonesia atau pihak univeritas swasta) dan dari luar negeri. ICCR Scholarship - Indian Council for Cultural Relations hanya salah satunya. Ini yang jadi salah satu pilihan putra kami karena banyak fasilitas yang diberikan. Apa saja yang GRATIS dari beasiswa ICCR? Ini dia: biaya kuliah, tempat tinggal (ada asrama/hostel untuk mahasiswa internasional), biaya hidup, uang buku setiap tahun, biaya pengurusan visa, dan tiket pesawat. Ini sudah ditulis di posting: 04 Why India? Why Not? Bagian 02 Info tambahan, sama-sama penerima beasiswa ICCR pun, fasilitas yang didapat ternyata tidak sama (ada yang tidak termasuk tiket pesawat). Mengapa berbeda? Kami pun tidak tau. Apakah dari nilai, dari jurusan, atau dari apa, kami tidak tau. Untungnya putra kami dapat semua yang saya tuliskan di atas ini.
- Suasana belajarnya. Di India, putra kami menyaksikan bagaimana giatnya mahasiswa India belajar. Putra kami kuliah dari mulai sekitar pukul 09.00. Selesainya? Ada yang pukul 15.00, pukul 16.00, dan pukul 17.00. Selesai itu? Mereka masih belajar dan mengerjakan tugas di perpustakaan hingga malam. Masuk di lingkungan seperti itu, kemungkinan besar mahasiswa asing pun akan ikut. Kuliah Senin hingga Jumat.
- Hostel di dalam kampus. Kampus menyediakan hostel untuk mahasiswa lokal (India) dan mahasiswa internasional (mahasiswa asing). Hostel (tempat tinggal mahasiswa) berada dalam lingkungan kampus. Selain aman, mahasiswa mau kuliah, ke perpustakaan, atau kantin tinggal jalan kaki saja (tidak ada biaya transportasi lagi).
- Wifi gratis. Selama di hostel, tidak usah khawatir tak bisa akses internet karena ada fasilitas internet (wifi) gratis.
- Perpustakaannya besar, buka nyaris 24 jam (hanya tutup pukul 06.00 hingga 09.00). Setahun perpustakaan buka 360 hari (hanya libur 5 hari dalam setahun). Sampai malam pun perpustakaan masih ramai. Untungnya menjelang tamat dari SMK, putra kami kerap belajar hingga larut malam sehingga saat di India ia tidak terlalu kaget. Tinggal melanjutkan rutinitasnya di Indonesia. Untungnya, jarak dari hostel (asrama untuk mahasiswa internasional) ke perpustakaan tidak terlalu jauh (masih dalam kompleks kampus). Saya angkatan lama (kuliah akhir tahun 80-an), tidak tau update info terkini seputar perkuliahan. Saya tidak tau keadaan kampus di Indonesia sekarang ini. Apakah perpustakaan di Indonesia juga buka nyaris 24 jam?
- Cuacanya tidak terlalu beda dari Indonesia. Putra kami yang terbiasa hidup di iklim tropis, tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan diri. Budaya-nya pun tidak terlalu jauh berbeda (masih sama-sama di Asia). Ada daerah yang juga mengalami musim salju, tapi di tempat kuliah putra kami tidak mengalami musim salju, meskipun udaranya cukup dingin. Nanti ketika melanjutkan kuliah (S-2) barulah putra kami berencana mengajukan beasiswa ke Eropa atau Australia (negara 4 musim).
- Biaya kuliah dan biaya hidup relatif murah. Meski posting ini bicara soal beasiswa (artinya biaya kuliah ditanggung pemberi beasiswa), tapi sebagai orangtua, kita tentu harus keluar uang untuk hal lain. Misalkan beasiswa yang diberikan hanya biaya kuliah (tentu harus keluar uang untuk biaya hidup, tempat tinggal, dan lain-lain). Waktu searching di dunia maya untuk mencari info beasiswa, info yang kami dapatkan ada 2 negara dengan biaya kuliah dan biaya hidup relatif murah adalah India dan Turki.
- Air keran layak minum. Untuk negara maju, air keran bisa diminum itu bukanlah sesuatu yang aneh. Tapi untuk negara India, lumayanlah. Jadi mahasiswa yang tdak perlu keluar uang untuk beli air minum kemasan botol atau galon, tinggal siapkan botol kosong, isi, siap minum.
-
Minusnya:
- Untuk yang suka makan olahan daging, di India Anda relatif kesulitan (khususnya tempat anak kami kuliah). Susah mendapatkan makanan olahan dari daging karena masyarakat India banyak yang vegetarian.
- Aksen atau dialek seseorang agak susah diubah. Putra kami juga mengalami kesulitan memahami materi yang diajarkan oleh dosen karena bahasa Inggris-nya beraksen India. Selagi mau berusaha, pasti ada jalan. Bisa belajar sendiri dari buku, tanya kepada teman, cari video tutorial dari YouTube.
atau
Posting Komentar