Rapat paripurna sudah terlambat 1 jam lebih pun (menunggu kehadiran anggota dewan), tetap saja masih banyak yang bolos. Jumlah anggota 560 orang, yang bolos 270 orang, yang hadir hanya 290 (itu pun banyak yang tidak serius mengikuti jalannya sidang dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing: menelepon, ngobrol,...). Target penyelesaian 455 undang-undang, sampai Februari 2014 hanya mampu selesaikan sekitar 130.
Ketika kita menginginkan sesuatu, misalkan membeli ponsel keren, kita akan berusaha keras untuk mendapatkannya (menabung, menghemat, kerja lembur cari tambahan, dan lain-lain). Saat mimpi terwujud, tentu ponsel tersebut akan kita jaga dengan baik.
Ketika akan mencalonkan diri jadi anggota dewan, mereka berusaha keras untuk mewujudkan cita-cita tersebut (yang konon akan berjuang untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyat), tak peduli ratusan juta bahkan miliaran rupiah uang habis untuk kampanye dan segala macam urusan pemilihan agar terpilih, termasuk aneka janji jika terpilih. Tapi ketika terpilih, kok kinerjanya seperti ini??? Kepentingan siapa yang Anda perjuangkan???
Penulis berharap ada media cetak dan media online yang selalu menuliskan data absensi dan aktivitas para anggota dewan agar kinerjanya semakin baik (media berfungsi sebagai pengontrol, dan ini bentuk pertanggungjawaban anggota dewan kepada rakyat yang memilihnya).
Misal:
Sidang tanggal sekian, yang izin berapa orang (apa alasan izinnya), yang sakit berapa orang (sakit apa), yang bolos berapa orang. Tuliskan nama lengkap mereka, asal partai mana, pajang foto mereka. Abadikan pula segala kegiatan yang tak berhubungan dengan sidang (tidur, main games, nonton video porno,...).
Yang terlalu sering izin untuk keperluan pribadi diberi teguran, yang sering sakit, ada baiknya mengundurkan diri (konsentrasi mengobati penyakitnya, kita doakan panjang umur agar nanti bisa mencalonkan lagi jika sudah sehat), yang sering bolos, seperti di perusahaan swasta, berhentikan saja agar digantikan dengan yang lebih rajin mengurus kepentingan rakyat. Termasuk yang sering main games, menelepon rekanan, tidur waktu sidang,... kita berikan mereka kesempatan berwiraswasta (bisa main games, menelepon, dan tidur sepuasnya).
Pemasangan foto di media cetak dan online (juga media elektronik), mudah-mudahan saja membuat mereka jera dan malu hingga mengubah kebiasaan buruk dan meningkatkan kinerjanya. Tapi... seandainya mereka tidak juga malu dengan hal ini (seperti halnya koruptor yang tertangkap, tidak menutup wajah dari sorotan kamera, bahkan tetap bisa tersenyum), ya... apa boleh buat. Kita terima saja nasib kita. Silakan klik dan baca juga: Inikah Tingkat Rasa Malu Pencuri???
Posting Komentar