Please tolong dibaca dan disebarkan ya sahabatku...., jika dirasa bermanfaat bagi para ibu dan ayah.
Seorang anak perempuan kecil seusia SD kelas 1 sedang duduk tersimpuh 
sambil menangis di sudut ruangan, sepertinya anak ini habis dimarahi 
oleh mamanya.
Tantenya yang kebetulan sedang menginap di rumahnya dengan lembut  
menghampiri, dan bertanya, “Mengapa kamu menangis sayang ...? Memangnya  
ada apa ...?”
Mendapat pertanyaan dari tantenya, maka tangis anak itu makin tersedu .... Pipinya yang mungil basah kuyup oleh air mata kesedihan. 
Segera tantenya merundukkan badannya, lalu duduk persis di sebelahnya. Kemudian lalu dipangkunya anak itu sambil membelai-belai rambutnya .... 
Sambil tetap membelai rambutnya, sang tante berbisik lembut di  
telinganya, “Ayo sayang cerita dong sama tante, apa sih yang telah  
membuat kamu begitu bersedih...? Mumpung tante sedang ada di sini  
lho....” 
Perlahan-lahan si anak menyeka air matanya dan sambil terisak, ia 
mulai bicara .... “Barusan Mama marah sama aku Tante,  karena aku kalah 
di perlombaan kemarin siang ....” 
“Trus Mama  bilang begini, kamu ini bagaimana sih...!!! Ikut 
perlombaan kalah  terus,  di sekolah juga nggak pernah jadi juara kelas!!!  
Trus kamu ini mau  jadi apa???” 
Lalu dengan lembut tantenya bertanya, “Memangnya kalo kamu sudah besar mau jadi apa sayang?” 
Anak itu terdiam sejenak, kemudian dia berkata, ”Sebenarnya aku  
tidak ingin jadi apa-apa kok tante. Aku cuma ingin jadi mama yang baik
  seperti Tante, yang nggak pernah marah-marah dan paksa-paksa anaknya untuk 
 menang lomba dan jadi juara kelas.” 
“Tapi aku takut bilang sama Mama, aku takut Mama akan semakin marah.” Lalu kembali anak kecil itu menangis tersedu-sedu sambil memeluk tantenya erat-erat.
Keluarga Indonesia yang berbahagia, salahkah jika seorang anak hanya memiliki keinginan sederhana  seperti ini? 
Apakah ini sederhana atau sesungguhnya mulia? Bayangkan bagaimana jika  
kamu kebetulan jadi anak dari seorang mama yang merasa terpaksa jadi mama?
Salahkah anak kita jika dia tidak memiliki ambisi seperti kita para orang tuanya? Mari kita renungkan bersama.
Sumber foto: You Lose 
0 Responses
        
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Posting Komentar