BroJol 001: Tak Bisa Melawan Arus

Sumber gambar: Ojol vs Opang

Penulis adalah salah satu pengguna setia Ojol (Ojel Online), tapi di tiap posting dengan label "Obrol Ojol" akan diawali dengan tulisan BroJol dan angka (yang menandakan tulisan kesekian).

Keberadaan ojol seiring perkembangan teknologi informasi tak bisa dibendung. Mau tidak mau, suka tidak suka, yang bisa dilakukan hanyalah ikut (gabung ke Ojol) atau mati (jika tetap dengan cara konvensional alias opang = ojek pangkalan). Atau beralih profesi, itu pilihan lainnya.

Setiap naik ojol (penulis lebih sering naik ojol mobil), hampir pasti penulis akan mengajak sopir (driver)-nya ngobrol seputar ojol. Biasanaya, sepanjang perjalanan biasanya penulis "mewawancarai" sang sopir, yang akhirnya dijadikan serial tulisan di blog ini.

Pasti ngobrol? Nggak juga, tergantung mood pengemudi ojol. Kalau saat penulis berserta anak dan istri naik, sopir sudah mulai ngomel, jalanan macet, susah cari alamat, dan "curhat" lain, penulis biasanya diam sepanjang perjalanan. Bahkan indikasi diam seribu bahasa ini bisa dimulai saat chat via aplikasi saat order kami masuk ke smartphone pengemudi. Ada yang minta kami yang cancel dengan berbagai alasan yang "tidak masuk akal" (sudah lumrah penulis baca di media online), maka "perang dingin" akan berlangsung sepanjang perjalanan jika memang akhirnya driver itu yang mengantar kami.

Balik ke judul posting "Tak Bisa Melawan Arus". Dalam perjalanan (tentu dengan sopir yang ramah), penulis menanyakan bagaimana kabar perseteruan ojek online vs ojek konvensional (opang, taksi, dan "taksi gelap" di stasiun kereta api). Saat itu, ojol dan ojek konvensional masih "perang" dan sering ada aksi sweeping opang ke ojol. Ojol masih "malu-malu" pakai jaket atau helm dengan logo perusahaan ojol. "Yah... begitulah Pak. Kadang ada sweeping, kadang mereda. Semoga ke depannya tidak ada sweeping lagi agar kami dapat mencari nafkah dengan tenang," kata pengemudi ojol.

Di kesempatan lain, obrolan ini berlanjut (suasana sudah mereda, sudah jarang terdengar ada sweeping).. "Harusnya mereka gabung ke ojol. Dunia terus berkembang, kita harus ikut jika tak ingin mati," kata penulis.

"Iya Pak. Sekarang perusahaan taksi juga sudah ada yang gabung ke ojol," kata pengemudi ojol.

"Nah... itu memang pilihan yang bijak. Kalau tidak, perlahan tapi pasti transportasi konvensional (opang, taksi, apalagi "taksi gelap") akan mati," kata penulis.

Pelajaran: Kalau tak mampu berkompetisi, mengapa kita tidak bersinergi saja?
0 Responses

Posting Komentar

abcs