Waktu kecil dulu penulis sering mendengar cerita orang tua bahwa mereka pernah mengalami masa penjajahan (Jepang dan Belanda), lalu masa kemerdekaan, masa orde lama, orde baru, sampai orde reformasi. Mereka juga sering menceritakan peralatan dan perlengkapan yang mereka gunakan (tidak sepraktis dan semodern sekarang).
Tapi kalau dipikir-pikir, penulis juga mengalami perkembangan teknologi tersebut. Anda bisa perkirakan berapa usia penulis (sudah lumayan tua he...3x).
Radio:
Dulu penulis sering mendengar sebutan radio transistor. Merek radio favorit orang tua penulis adalah Philips. Ukuran lumayan besar, sekarang? Mau dengar radio atau musik, perangkatnya kecil. Ini penulis googling lalu menampilkan gambar radio terkecil (mungkin banyak yang lebih tipis dan kecil). Dulu radio hanya berfungsi sebagai radio. Sekarang radio hanya sisipan dalam sebuah ponsel/ HP.
Tapi kalau dipikir-pikir, penulis juga mengalami perkembangan teknologi tersebut. Anda bisa perkirakan berapa usia penulis (sudah lumayan tua he...3x).
Radio:
Dulu penulis sering mendengar sebutan radio transistor. Merek radio favorit orang tua penulis adalah Philips. Ukuran lumayan besar, sekarang? Mau dengar radio atau musik, perangkatnya kecil. Ini penulis googling lalu menampilkan gambar radio terkecil (mungkin banyak yang lebih tipis dan kecil). Dulu radio hanya berfungsi sebagai radio. Sekarang radio hanya sisipan dalam sebuah ponsel/ HP.
TV:
Waktu kecil, penulis masih menikmati TV hitam putih, tapi sering ditambah kaca (plastik) warna biru. Menyalakannya harus menarik tombol di sisi kanan TV, cari channel harus putar pengatur channel-nya. Harus berdiri dari tempat duduk, maju ke TV (tidak pakai remote seperti sekarang ini). Waktu itu belum banyak pilihan, apalagi di kota kecil, hanya TVRI menunya. Itu pun awalnya hanya sore hari baru ada siaran. TV-nya masih model yang pakai kaki dan ada pintu geser yang terbuat dari tripleks (seperti pintu besi Henderson sekarang ini). Sekarang TV sudah model flat (tidak pakai tabung) sehingga tipis. Ukuran pun semakin kecil, bisa dipasang di dashboard mobil atau sandaran kepala di mobil. Waktu googling, lebih kaget lagi ukuran TV terkecil di dunia! Lihat gambarnya.
Waktu kecil, penulis masih menikmati TV hitam putih, tapi sering ditambah kaca (plastik) warna biru. Menyalakannya harus menarik tombol di sisi kanan TV, cari channel harus putar pengatur channel-nya. Harus berdiri dari tempat duduk, maju ke TV (tidak pakai remote seperti sekarang ini). Waktu itu belum banyak pilihan, apalagi di kota kecil, hanya TVRI menunya. Itu pun awalnya hanya sore hari baru ada siaran. TV-nya masih model yang pakai kaki dan ada pintu geser yang terbuat dari tripleks (seperti pintu besi Henderson sekarang ini). Sekarang TV sudah model flat (tidak pakai tabung) sehingga tipis. Ukuran pun semakin kecil, bisa dipasang di dashboard mobil atau sandaran kepala di mobil. Waktu googling, lebih kaget lagi ukuran TV terkecil di dunia! Lihat gambarnya.
TV Jaman Dulu
TV Terbaru
TV Terkecil Di Dunia.
Yang ada di depan kacamata itu TV.
(perlu bantuan lensa kacamata agar dapat menyaksikan
tayangan di TV superkecil ini)
Cerita dengan judul: "Melintasi Masa, Mengenang Semua" masih akan bersambung ke bagian 2 dan seterusnya. Masih banyak perkembangan teknologi dan hal lain yang akan diceritakan. Tunggu saja ya?
Posting Komentar