Coba perhatikan saat Anda mengucapkan nama negara ini, huruf awalnya E atau I? Mungkin itu bisa jadi penanda bahwa Anda angkatan lama atau angkatan baru.
* * * * *
Saat upacara bendera, yang memimpin kami untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, juga meminta kami: "Marilah kita ambil suara... Eeen... Satu... dua... tiga.... Endonesia tanah airku, tanah tumpah darahku,..."
"Wajar saja di Indonesia banyak kelirumolog, dalam kesehariannya saja, orang Indonesia sendiri keliru menyebut nama negaranya dengan: "Endonesia" bukan "Indonesia"..." begitu prolog artikel penulis (Om Jaya, kapan lagi terbit buku Kaleidoskopi Kelirumologi)?
Anda mungkin tidak percaya, coba dengar 2 lagu berikut. Memang pada masa penulis bersekolah (SD-SMA, mungkin juga sampai kuliah), kami (termasuk penulis tentunya) biasa melafalkan Endonesia sebagai nama negara. Entah sejak kapan, penyebutan nama negara ini sudah kembali seperti tulisan aslinya.
Pengucapan Endonesia memang berlaku umum (jadi bukan seperti gaya Krisyanto vokalis Jamrud yang memang mengucapkan huruf "i" menjadi "e" seperti pada syair lagu Terima Kasih: "...Terima kasihku, untuk semua waktumu..." menjadi "...Trema kasehku untuk semua waktumu..."
Pengucapan Endonesia (saat itu) memang berlaku secara umum. Simak baik-baik lagu kebangsaan Indonesia Raya (diucapkan Endonesia, generasi lama) dan Aku Anak Indonesia (diucapkan Indonesia, generasi baru).
Anda termasuk generasi lama atau baru? Penulis termasuk generasi lama (usia sudah kepala 4).
Posting Komentar