36. Bukan Kembar
Orang hebat bukanlah orang yang tak pernah terjatuh, tapi orang yang selalu bangkit kembali setelah terjatuh.
Banyak kalimat bijak yang bisa dihasilkan dengan modifikasi dari kalimat tadi. Juga hal-hal yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Rasanya tidak ada pasangan yang sejak pacaran hingga membina rumah tangga tidak pernah bertengkar. Pasti pernah bertengkar, meski itu hanya pertengkaran kecil karena selisih paham.
Mengapa bertengkar? Karena ada perbedaan dalam memandang suatu hal. Mengapa berbeda? Ya jelas berbeda dong. Mereka berasal dari keluarga yang berbeda. Malah, kalau dicari bedanya, mungkin daftarnya akan sangat panjang: beda suku, beda tingkat pendidikan, beda status sosial, dan lain-lain.
Anda pernah punya teman kembar? Coba perhatikan, dari kesamaan mereka (wajah, bentuk tubuh, pakaian,...), apakah Anda menemukan perbedaan? Penulis yakin, jawabnya pasti: ya!
Pelajaran: Kuncinya adalah harus saling memahami (mau mengalah), suami istri bukanlah orang kembar.
***********
37. Nomor Rumah
Pernah mencari buku di perpustakaan? Anda mudah sekali menemukan karena buku tertata rapi. Biasanya disusun berdasarkan tema. Ada juga katalog nama penulis, judul buku, atau penerbit yang akan membantu Anda.
Itu pula yang penulis lakukan untuk setiap data di komputer maupun susunan data di blog penulis. Semua disusun berdasarkan abjad atau tema. Mudah dicari bila diperlukan.
Tapi itu tidak terjadi pada pe-nomor-an rumah di kompleks perumahan tempat penulis tinggal dan sebuah kompleks di dekatnya. Anda jangan salah menulis atau menyebut alamat teman Anda. Di sana ada blok 3A, ada blok A3. Juga blok 2A dan A2 Membingungkan!
Kemudian: dengarkan dengan jelas, ada blok EA, blok EB (jangan salah dengar dan salah catat, misal hanya tercatat blok E, blok A, atau blok B). Di kompleks itu ada blok A, blok B, blok E, blok EA, blok EB. Padahal jumlah blok di sana tidak sampai 26 (abjad A sampai Z pun belum habis terpakai).
Pelajaran: Kalau bisa mudah dan praktis, mengapa harus dibuat rumit?
***********
38. Pertahankan Prinsip
Satu prinsip Mama (almarhumah) yang teguh dipertahankannya adalah kesempurnaan dalam berkarya.
Mama mau pakaian yang dijahitnya benar-benar nyaman dipakai (nyaris sempurna). Waktu pelanggan datang untuk fitting, Mama akan memperhatikan dengan seksama. Meski pelanggan sudah puas, kalau di mata Mama ada yang kurang, pakaian itu akan ditahan dulu. “Masih belum selesai, besok baru bisa diambil” janji Mama.
Malam harinya beliau akan lembur memperbaiki bagian tersebut sampai sempurna, setidaknya sempurna versi Mama.
Sebagai penjahit, memang tak banyak uang yang dihasilkan. Bagi Mama: kepuasan batin menghasilkan produk sempurna, tak tergantikan dengan uang berapa pun. Pakaian karya Mama lumayan dikenal di kota kami.
Ingin menikmati pakaian buatan Mama? Anda harus sabar antri. Tapi percayalah, Anda pasti puas dengan hasilnya. Bila ada yang kurang cocok, berapa kali pun Anda komplain, pasti diperbaiki sampai Anda puas.
Pelajaran: Kepuasan pelanggan salah satu kunci kesuksesan.
***********
39. Masalah Fengshui
Bagi penulis, fengshui bukanlah sebuah mitos. Banyak sisi ilmiah di balik segala aturan fengshui. Sama halnya dengan pantangan (pamali) yang kita dengar dari orang tua, misalkan saja larangan berdiri di depan pintu. Banyak sisi positif di balik pantangan ataupun aturan fengshui.
Lantas segala sesuatu di dalam rumah atau perilaku penulis selalu ikut fengshui? Tidak juga. Penulis hanya tahu sedikit tentang fengshui. Tapi harus diingat juga, dalam Buddha Dhamma, faktor terpenting adalah tabungan karma kita. Kalau aturan fengshui sesuai dengan pemikiran ilmiah dan tidak terlalu memberatkan, jalankan saja. Misalkan pengaturan ruangan di rumah jadi lebih enak dilihat, why not?
Tapi bagaimana kalau memberatkan (dari segi biaya)? Cuekin saja fengshui-nya. Karena ada mobil, sisi kiri rumah jadi garasi, terpaksa buat 1 pintu lagi pada pagar. Pilihan terbaik adalah pintu gerbang satu garis dengan pintu rumah, ya mau apa lagi?
Pelajaran: Yang wajar-wajar sajalah menyikapi hidup ini.
***********
40. Polisi Tidur
Banyak sekali polisi tidur di kompleks perumahan tempat penulis tinggal. Dan jarak antar polisi tidur pun dekat-dekat. Sebenarnya ini hal yang menyebalkan. Selain perjalanan jadi terhambat karena selalu harus injak rem setiap ketemu polisi tidur, kemudian tarik gas, lalu injak rem lagi, tarik gas lagi, begitu terus berulang-ulang. Kondisi velg motor pun jadi cepat rusak. Ini kalau lagi terburu-buru, meski ada polisi tidur, penulis jalan saja seperti biasa. Benturan ban pada polisi tidur mengakibatkan velg motor tidak lagi bundar. Perlu biaya tambahan saat service rutin dilakukan.
Penghuni kompleks lebih suka membuat polisi tidur di depan rumahnya daripada memperbaiki jalan yang berlubang. Alasan pemilik rumah bisa dimaklumi, demi keselamatan anak dari pengendara yang suka ngebut.
Jadi sebal pada pengendara yang suka ngebut. Mereka yang berbuat, semua penghuni kompleks harus merasakan akibatnya.
Pelajaran: Disadari atau tidak, perilaku kita ternyata berimbas pada orang lain.
Posting Komentar