Kembali mengenang masa lalu penulis saat masih bersekolah. Ini kenangan tentang masa SMP. Kenangan tentang seorang guru Biologi yang berasal dari Flores (tak perlu disebut ya namanya, tapi penulis masih ingat dengan jelas nama lengkap beliau). Inisialnya CK. Rambut beliau keriting halus-halus, khas orang Indonesia Timur (mirip orang Papua atau Irian Jaya sebutan dulu, sebelum akhirnya kembali menggunakan istilah Papua kembali).
Tulisan ini bukan untuk merendahkan seorang guru, hanya menceritakan kembali kenangan yang sangat berkesan di masa sekolah dulu.
Saat SMP, penulis bersama seorang teman (Hanta Halim) sedang keranjingan menulis surat ke berbagai radio asing berbahasa Indonesia. Padahal saat itu, penulis tidak pernah mendengarkan siaran radionya. Untuk apa menulis surat? Hanya ingin mendapatkan buku, buletin, dan prangko bekas untuk koleksi. Memang penulis sangat gemar berkorespondensi.
Di mana pun penulis tinggal, Pak Pos pasti kenal dengan penulis karena hampir tiap hari ada saja surat untuk penulis. Entah dari sahabat pena yang tersebar dari kota Sabang hingga Makassar (dulu Ujung Pandang) atau dari radio asing.
Beberapa radio yang pernah penulis kirimin surat antara lain: Radio Australia (ABC), Inggris (BBC), Korea (KBS), Jepang (NHK), Radio Rusia (Pадио MockBa), Radio Nederland, dan Radio Jerman (Deutsche Welle).
Dari sana penulis mendapatkan buletin, buku, sticker, prangko bekas, dan lain-lain.
Kembali ke soal guru Biologi kami. Penulis ingat, waktu itu beliau mengatakan "Kalian percaya kalau bumerang dilempar akan kembali lagi ke pelemparnya?"
Kemudian beliau mempraktikkan (sambil melempar kapur) dan mengatakan, "Mana mungkin benda yang dilempar akan kembali? Kecuali terkena tembok lalu memantul. Lain halnya kalau yang dilempar itu bola dan mengenai dinging."
Saat itu murid-murid di kelas hanya mengangguk (entah memang setuju atau memang begitulah murid masa itu). Tapi penulis dan Hanta Halim saling berpandangan dan tidak setuju. Kami pernah mendapat buku dari Radio Australia yang bercerita tentang bumerang. Waktu itu memang belum zaman internet.
Bahkan di waktu istirahat, penulis diskusi dengan Hanta Halim: Badut sirkus pun bisa melakukan atraksi melemparkan banyak topi dan topi-topi itu kembali ke arahnya (juggling, tapi topi bukan dilempar ke atas seperti halnya juggling bola).
Guru seharusnya membaca lebih banyak dan lebih tahu daripada murid. Apalagi di zaman internet seperti sekarang ini. Semua info dapat diperoleh dengan sangat mudah dengan bantuan Google. Semua ada di ujung jari, tinggal klik.
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar