Upah yang didapat dari Anda yang menggandakan uang tentu tidak seberapa bila dibanding dengan uang yang dihasilkan dari penggandaan uang tersebut.
Berita tentang orang-orang yang tertipu dukun yang mengaku bisa menggandakan uang sudah sering kita dengar dan baca. Yang terbaru adalah dukun bernama Muhyaro, ini link beritanya:
Penulis tidak akan bicara tentang kasus penipuan yang diakhiri dengan pembunuhan, siapa saja korbannya, atau hal lain. Sesuai dengan label posting ini, penulis hanya bicara soal logika berpikir.
Sejak kecil, penulis dinasihati oleh Papa penulis dengan satu kalimat singkat menyangkut kasus sejenis ini:
"Kalau dia bisa menggandakan uang, mengapa dia mau menggandakan uang orang lain?"
Logikanya sederhana saja: jika Anda punya kemampuan menggandakan uang. Uang sejuta bisa jadi 2 juta rupiah (tidak perlu jadi miliaran rupiah), akankah Anda menggandakan uang orang lain demi mendapat upah yang tak seberapa? Mengapa Anda tidak menggandakan uang Anda sendiri? Tidak punya uang? Mengapa Anda tidak pinjam dari orang lain dulu, toh nanti Anda pasti bisa menggantinya meski uang yang Anda pinjam pakai bunga cukup tinggi?
Logika di atas saja sudah tak terbantahkan, bahwa ada motif lain di balik iming-iming membantu menggandakan uang.
Lalu logika berpikir yang lain. Seandainya uang memang bisa digandakan, yang harus Anda pikirkan, dari mana sumbernya? Yang boleh mencetak uang hanya Bank Indonesia. Kalau dukun atau paranormal atau siapalah sebutannya itu, bisa menggandakan uang, dari mana datangnya uang tersebut? Cetak sendiri? Itu artinya uang palsu. Uang ada nomor seri-nya, jika benar-benar menggandakan (meng-copy uang Anda), artinya uang tadi akan jadi lebih banyak dengan nomor seri yang sama, jelas itu uang palsu. Dari sisi dunia, urusan penggandaan uang (uang palsu) jelas melanggar hukum.
Uang yang digandakan tersebut berasal dari uang orang lain (entah pakai bantuan tuyul atau perampokan, judi, bisnis narkoba, bisnis prostitusi, hipnotis lalu ambil uang korbannya, dan lain-lain) juga melanggar hukum. Kalau pakai tuyul dan bantuan gaib lainnya, jelas menyimpang dari ajaran agama.
Jadi... jika ada yang menawarkan penggandaan uang, coba Anda tanya dia. Mengapa dia tidak menggandakan uangnya sendiri???
Upah yang didapat dari Anda yang menggandakan uang tentu tidak seberapa bila dibanding dengan uang yang dihasilkan dari penggandaan uang tersebut.
Upah yang didapat dari Anda yang menggandakan uang tentu tidak seberapa bila dibanding dengan uang yang dihasilkan dari penggandaan uang tersebut.
Misalkan saja, uang Anda Rp 1.000.000 bisa digandakan jadi Rp 2.000.000 (ada kelebihan uang sebesar Rp 1.000.000). Berapa upah yang akan diterima dukun? Pasti tidak sampai Rp 1.000.000 karena Anda juga mau untung dong. Misalkan dibagi 50%-50%, Anda dapat Rp 500.00 dan dukun dapat Rp 500.000. Mengapa sang dukun tidak terpikir untuk pinjam uang dari orang lain (jika tak punya uang) dan dapat uang Rp 1.000.000 untuk diri sendiri (paling bayar bunga sedikit kepada orang yang meminjamkan uang kepadanya).
Jika ada dukun atau apa pun sebutannya bisa menggandakan uang, mengapa ia mau menggandakan uang orang lain, bukan uang sendiri???
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar