Perhatian, ini bukan situs resmi Muri, hanya sekedar berbagi pengalaman kepada Anda yang ingin tahu banyak tentang Muri dan rekor-rekor Indonesia. Semua yang ditampilkan di sini hanya berdasarkan pengalaman dan informasi yang diperolehnya selama berhubungan dengan Muri. Meskipun telah berusaha menampilkan dengan secermat mungkin, bisa saja terjadi kekeliruan. Demi menghindari kekeliruan informasi, apa yang diketahui akan diceritakan dan apa yang belum diketahui, tetap ditulis tidak tahu atau belum tahu.
Selain untuk memberikan info tentang Muri, rencana ke depan adalah untuk menjadikan situs ini sebagai wadah komunikasi para rekoris Muri. Tapi karena berbagai keterbatasan, entah kapan hal ini baru akan terealisasi. Salam rekoris!
Berikut segala sesuatu tentang Muri yang disajikan dalam bentuk tanya jawab. Bila ada yang kurang jelas, harap hubungi Muri (alamat ada di bawah ini).
Tulisan nama berwarna orange yang ada dalam tanya jawab di kolom "Cara Menjadi Rekoris Muri" ini menandakan mereka adalah rekoris. Ada kemungkinan rekor mereka sudah terpecahkan, tapi kalau itu terjadi, setidaknya mereka pernah jadi rekoris.
TOLONG CERITAKAN TENTANG MURI.
Muri (Museum Rekor Indonesia) adalah tempat menyimpan atau mencatat prestasi-prestasi super/ rekor yang dicapai putra-putri Indonesia.
Menurut info dari Muri, Minggu (14-08-2005) telah dibuka secara resmi gallery Muri di kawasan wisata Candi Borobudur kabupaten Magelang. Pada kesempatan itu, juga diumumkan perubahan kepanjangan Muri, semula Museum Rekor Indonesia menjadi Museum Rekor Dunia Indonesia. Perubahan ini karena pada dasarnya banyak sekali rekor yang dicatat Muri merupakan rekor baru yang belum pernah ada di dunia, atau rekor yang dicapai putra-putri Indonesia telah melampaui rekor dunia.
Jadi bila dalam situs ini Anda masih menemukan tulisan "Muri (Museum Rekor Indonesia)" harap Anda baca: "Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia)"
KALAU BEGITU, PRESTASI YANG DICAPAI PUTRA-PUTRI INDONESIA DI LUAR NEGERI (BAIK YANG SEDANG STUDY MAUPUN BEKERJA) BISA DICATAT DI MURI JUGA DONG?
Wah... pertanyaan Anda belum terpikirkan oleh saya. Menurut saya sih... bisa. Lha wong mereka masih tercatat sebagai putra-putri Indonesia (WNI) kok. Terus terang saya belum pernah mendengar pihak Muri memberikan piagam Muri di luar negeri. Mungkin karena banyak kendala (seperti soal biaya transportasi, akomodasi, visa, paspor, dll. untuk dewan juri).
Tapi kalau prestasi putra-putri Indonesia di luar negeri dan Muri menyerahkan piagamnya di Indonesia sudah ada. Misalnya Susi Susanti dan Alan Budikusuma tercatat sebagai rekoris pada kategori orang Indonesia pertama yang mendapat medali emas di Olimpiade. Sebenarnya peluang putra-putri Indonesia di luar negeri untuk mencetak rekor terbuka lebar. Misalnya saja pihak kedutaan atau perkumpulan mahasiswa Indonesia menyelenggaraan lomba panjat pinang pertama di Amerika Serikat.
KAPAN MURI BERDIRI?
Muri berdiri 27 Januari 1990, sama dengan Dr. Jaya Suprana, pendiri Muri, yang juga lahir 27 Januari. Lokasinya di Semarang (berada dalam kompleks pabrik Jamu Jago).
APA SAJA KRITERIA AGAR SAYA BISA TERCATAT SEBAGAI REKORIS DI MURI?
Kriterianya PPUL: Paling, Pertama, Unik, dan Langka. Rekor paling atau ter misalnya: orang paling berat, joget paling lama, tahu terbesar, dan lain-lain. Pertama, misalnya wanita pertama yang menjadi wasit sepak bola. Para penemu, perintis/ pelopor mungkin termasuk kriteria ini. Yang saya kenal, Canggra Hwiriyanto, penemu alat pengukur kemiringan yang mendapat piagam rekor Muri atas temuannya, Waryadi, perintis teknik melukis kolase debog (pelepah pisang) di Indonesia. Unik, misalnya Hendry Filcozwei Jan & Linda, pasangan yang membuat undangan pernikahan berbentuk unik (kubus) dengan 6 bahasa berbeda di ke-6 sisinya. Langka, misalnya Ryan Widarias Toyo, yang berhasil mengawinsilangkan 2 ikan berbeda jenis (Red Devil & Manaqueen).
ITU SAJA?
Ada peraturan tidak tertulis yaitu harus bersifat mendidik. Misalnya Anda ingin mencatatkan rekor sebagai orang pertama yang mampu melompati sekian puluh mobil dengan motor, besar kemungkinan tidak akan dicatat Muri.
MENGAPA?
Karena hal itu tidak mendidik. Kalau hal ini tercatat, bukan mustahil banyak calon rekoris yang mendaftar untuk menumbangkan rekor tersebut. Dan tidak jarang hal ini berakibat fatal/ kematian. Juga hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat (hal-hal porno misalnya). Jadi Anda jangan berpikir untuk mencatatkan rekor sebagai laki-laki dengan (maaf) alat kelamin terpanjang atau terkuat, atau perempuan dengan (maaf) payudara terbesar.
Saya pernah mengusulkan rubrik T-REX (TOREHAN REKOR XAVERIUS) di majalah Gita (majalah SMA Xaverius 1, Palembang, sekolah saya dulu). Anda bisa mengunjungi www.hfj-texas.blogspot.com Rubrik ini mirip Guinness Book atau catatan Muri versi sekolah. Rubrik ini mencatat rekor siswa, guru, termasuk karyawan sekolah SMA Xaverius 1, Palembang. Pada tahap awal, yang dicatat hanya rekor yang ada (terserah bila kelak sekolah justru sengaja mengadakan ajang pemecahan rekor). Saya contohkan rekor yang sudah ada (hanya saja tidak terdata dan terpublikasi): siswa termuda saat masuk SMA, siswa yang badannya paling tinggi, siswa dengan NEM SMP tertinggi (yang baru masuk), siswa dengan NEM SMA tertinggi (yang baru lulus), siswa dengan IQ paling tinggi, juga dari catatan guru olah raga (siswa dengan lompatan terjauh, tertinggi, dan lari sprint tercepat, dll.), guru yang terlama mengabdi di sekolah, guru termuda, dan lain-lain. Majalah yang memuat rubrik T-REX juga dikirim ke Muri. Siapa tahu di antara sekian rekoris SMA Xaverius 1, Palembang, ada yang layak tercatat sebagai rekoris Muri?
Saya menjelaskan, tujuan rubrik T-REX ini untuk dokumentasi sekaligus memacu prestasi siswa. Misalnya dicatat siswa H lulus dari SMA dengan NEM tertinggi dan mendapat piagam rekor dari sekolah. Bukankah ini memacu siswa lain untuk memecahkan rekor ini tahun berikutnya karena namanya tercatat dengan tinta emas di sekolah yang ditinggalkannya? Tapi saya juga menekankan agar T-REX hanya mencatat rekor yang mendidik. Kalau ada siswa dengan NEM tertinggi (jangan catat siswa dengan NEM terendah), ada IQ tertinggi (IQ terendah tidak perlu dicatat), ada siswa termuda saat masuk SMA (siswa tertua tak perlu dicatat). Kehadiran T-REX dimaksudkan untuk memacu prestasi, bukan membuat minder.
KALAU BERHASIL JADI REKORIS MURI, SAYA AKAN DAPAT UANG BERAPA?
Muri adalah lembaga nonprofit (tidak mencari keuntungan). Kalau Anda berkunjung ke hall Muri di daerah Jl. Perintis Kemerdekaan, daerah Srondol, Semarang tidak dipungut biaya. Jadi Muri tidak memberikan hadiah berupa uang, Anda hanya mendapat selembar piagam.
TAPI SAYA LIHAT DI TV, REKORIS MENERIMA PIAGAM YANG TELAH DIBINGKAI. DAPAT BINGKAI GRATIS JUGA DONG...?
Untuk bingkai saya masih kurang jelas. Beberapa kali saya menerima piagam rekor (baik yang dikirim ke rumah maupun saya terima langsung di Muri), hanya piagam plus map. Tak ada bingkainya. Menurut info dari 2 orang rekoris, bila ingin menerima piagam yang telah berbingkai (kita dikenakan biaya Rp 100.000).
Satu kali saya terima piagam rekor plus bingkai saat memecahkan rekor (baca: memperbaiki rekor sendiri) pada acara launching majalah SeRu! Selain dapat piagam rekor Muri, saya juga mendapat Rp 1.500.000 sebagai pemenang lomba, plus Rp 1.000.000 bonus pemecahan rekor, dan piala dari SeRu!
Tapi kalau saya perhatikan, bingkai piagam yang saya terima ini berwarna merah marun, bukan bingkai warna emas seperti yang biasa dibagikan Muri. Kesimpulan saya, bingkai ini dari penyelenggara lomba, bukan dari Muri.
Satu kali lagi terima piagam rekor yang sudah dibingkai saat ulang tahun ke-15 Muri, di hotel Grasia Semarang. Kali ini bingkai warna emas (bingkai resmi Muri), seperti yang biasa kita saksikan dalam tayangan berita di TV. Tidak ada biaya apa pun. Mungkin karena pada HUT Muri ini banyak sponsornya?
Oh ya, ada yang terlupa. Terkadang selain dapat piagam rekor, rekoris juga mendapat bingkisan berupa produk jamu. Begitu juga, ketika saya mendapat pengakuan sebagai kelirumolog bidang bahasa dari Pusat Studi Kelirumologi (mohon nama lembaga ini jangan disingkat ya?) yang juga diketuai Dr. Jaya Suprana, berupa piagam Kelirumologi plus produk jamu.
APA SIH BEDANYA MENANG (JADI REKORIS) DI ACARA PEMECAHAN REKOR DAN MENANG (JADI JUARA) DI LOMBA YANG LAIN?
Tentu berbeda. Saya pernah ikut acara pemecahan rekor. Di ajang ini, yang menang dan dapat hadiah hanya juara pertama (yang jadi rekoris). Tapi kalau di lomba lain pemenang lebih dari 1 orang (ada juara I, II, III, bahkan harapan I, II, III, dan terkadang ada tambahan juara favorit penonton). Di acara pemecahan rekor, hanya juara I yang dapat hadiah dan namanya dicatat di Muri. Meskipun prestasi kita hanya selisih sedikit sekali dengan sang rekoris, nama kita tetap tidak tercatat di Muri.
CERITA DONG TENTANG PIAGAM REKOR MURI...
Piagam Rekor. Salah satu koleksi piagam rekor Muri Hendry F.Jan
Ukuran piagam rekor Muri: lebarnya 21,7 cm, tingginya 33 cm. Warna dasarnya putih. Bagian paling atas bertulisan REKOR INDONESIA dengan warna emas (background-nya hitam). Di bawahnya ada pita (merah putih) dan seolah tergantung medali berbentuk lingkaran berwarna emas. Di tengah lingkaran ada gambar ayam jago.Jangan tanya kenapa logo/ maskot yang dipilih ayam jago. Harus tanya ke pihak Muri. Tapi secara bergurau, saya pernah mendengar guyonan ala Muri begini. Karena ayam jago itu hewan yang paling kuat. Nggak percaya? Dia (baca: ayam jago) berdiri sejak 1918, sampai tahun 2005 ini masih berdiri (itu berarti sudah 87 tahun berdiri). he... he... he...
Kemudian ada 3 baris kata. Pertama: PIAGAM PENGHARGAAN, kedua MUSEUM, ketiga REKOR INDONESIA. Di bawahnya ada DIANUGERAHKAN KEPADA (ada ruang kosong untuk menuliskan nama rekoris), lalu di bawahnya lagi ATAS PRESTASI (ada ruang kosong untuk menuliskan kategori rekornya), lalu Semarang, .......... (nantinya diisi tanggal, bulan, dan tahun), dan paling bawah (JAYA SUPRANA). Nanti setelah ditandatangani, distempel Muri.
Ukuran bingkai resmi Muri yang berwarna emas (bagian terluar) adalah 39,1 cm (lebar), dan 49,1 cm (tinggi)
DI PIAGAM REKOR MURI TAK ADA NOMOR REKORNYA?
Pada piagam rekor yang pertama saya terima (Oktober 1998) memang belum tercantum nomor rekornya. Data nomor rekornya hanya ada di Muri. Tapi di piagam rekor yang saya terima Oktober 2002 sudah ada nomor rekornya (nomor 700an). Tak tahu sejak kapan di piagam rekor Muri ada nomor rekornya. Tulisan nomor rekor terletak antara tulisan REKOR INDONESIA dan DIANUGERAHKAN KEPADA.
Piagam rekor yang saya terima ada yang tulisan tangan, ada pula yang print komputer. Semua tulisan sampai tanda tangan dan stempel Muri berada di dalam lis/ 2 garis hitam (seolah membingkai tulisan). Ukuran garis hitam yang bentuknya sama dengan piagam ini berukuran lebar 18,2 cm, dan tingginya 28,3 cm.
APAKAH DARI PIAGAM REKOR KITA BISA TAHU SANG REKORIS TERMASUK KRITERIA YANG MANA?
Untuk hal ini saya kurang jelas (saya belum melihat banyak piagam rekor). Tapi terkadang kita bisa tahu dari kalimat rekornya. Biasanya untuk rekor kategori yang pertama atau yang ter/ paling lebih mudah dikenali. Misalnya tertulis: Mr. F tercatat di Muri atas prestasi sebagai orang yang paling tinggi (jelas ini masuk kriteria paling/ ter). Untuk kategori unik dan langka, mungkin agak sulit membedakannya.
Saya pernah mengusulkan ke Muri agar pada nomor rekor ditambahkan 1 huruf setelah nomor rekor. Misalnya saja ditambah huruf A, B, C, D, E, F dst. (A= kategori Paling/ Ter…, B = Pertama, C = Unik, D = Langka, E = Maestro, F = Penghargaan khusus seperti yang dibagikan kepada relawan yang ke Aceh pada HUT ke-15 Muri). Jadi dengan melihat nomor rekor, orang bisa tahu sang rekoris termasuk kriteria yang mana. Tapi hingga kini email saya belum dibalas.
SAYA PERNAH MEMBACA NAMA LEMBAGA LAIN YANG MENCATAT REKOR DI INDONESIA SELAIN MURI. BENAR NGGAK SIH?
Anda benar. Saya juga pernah membaca nama Indonesian Book of Records (IBoR). Uniknya lagi, bila di Muri kita berhubungan dengan Pak Paulus Pangka, SH (Manajer Muri), di IBoR juga akan berhubungan dengan Pak Paulus (Paulus Winarko, kalau saya tak salah ingat). Bila ada lembaga pencatat rekor yang ketiga, mungkin data ini juga bisa dicatat dalam kategori unik "Dua lembaga pencatat rekor dengan manajer bernama depan sama" (he... he... he...).
Tidak banyak kegiatan IBoR yang pernah saya baca. Ada pentas musik nonstop (kalau nggak salah 29 jam), dan lomba cium motor ("adiknya" Touch The Car). Setelah itu kiprahnya "Nyaris tak terdengar..." (kayak iklan mobil saja nih...) .
KEMBALI KE SOAL MURI, RUANG PAMER MURI HANYA ADA DI SEMARANG?
Yang saya tahu, selain di Semarang, juga ada di kompleks wisata Candi Borobudur, Magelang. Dulu saat ikut Konvensi Muri (tahun 2000) di Istana Negara, ada info ruang pamer Muri akan dibangun juga di Taman Impian Jaya Ancol. Saya belum mendapat kabar, apakah jadi atau tidak.
KALAU SAYA PERNAH MELAKUKAN SESUATU YANG LUAR BIASA DAN PERNAH DISAKSIKAN TEMAN-TEMAN, ADA FOTONYA, BISAKAH DIAKUI SEBAGAI REKOR MURI?
Sepengetahuan saya, rekor harus diuji di hadapan dewan juri Muri (minimal 2 orang juri dari Muri).
TAPI KALAU PERNAH DILIPUT MEDIA CETAK ATAU ELEKTRONIK?
Semua rekor saya diuji di depan dewan juri Muri, jadi saya kurang tahu apakah prestasi tersebut bisa diakui oleh Muri. Silakan tanya langsung ke Muri.
Saya pernah menanyakan hal yang sama kepada pihak Muri, namun hingga kini belum mendapat jawaban. Menurut saya, seharusnya (baca: sebaiknya) Muri memberikan kriteria, kegiatan rekor bagaimana yang tetap bisa diusulkan dan diuji pihak Muri, meski tanpa kehadiran dewan juri Muri. Misalnya saja: kegiatan rekor dihadiri/ disaksikan minimal 50 orang, ada saksi pejabat daerah (minimal lurah setempat), ada dokumentasi berupa foto dan video.
Ini untuk antisipasi ada kegiatan rekor yang tidak bisa dihadiri dewan juri karena keterbatasan jumlah dewan juri Muri. Misalnya saja saat 17 Agustus, perayaan Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, dan lain-lain. Bisa saja terjadi, pada hari yang sama dan jam yang sama (tapi beda kota bahkan beda pulau), ada 5 tempat yang mengadakan acara yang layak dicatat Muri. Sayang bila kegiatan ini tidak tercatat di Muri hanya karena keterbatasan jumlah dewan juri Muri yang jadi saksi.
KALAU REKORNYA BERUPA BENDA? MISALNYA SAYA MEMBUAT SERULING TERKECIL. APAKAH SAYA CUKUP MENGIRIM FOTONYA?
Boleh saja pengajuan rekornya dengan mengirimkan foto, tapi saat pengujian rekor, dewan juri harus melihat langsung benda tersebut.
SAYA YANG HARUS KE SEMARANG ATAU BISA JUGA DEWAN JURI MURI YANG KE KOTA SAYA?
Keduanya bisa. Kalau Anda ke Semarang, semua biaya Anda tanggung sendiri. Kalau mengundang dewan juri Muri, silakan tanya langsung ke Muri. Soalnya saya belum pernah mengundang dewan juri Muri.
BILA DIAKUI SEBAGAI REKOR MURI, APAKAH KARYA SAYA TERSEBUT HARUS DISERAHKAN KE MURI?
Tidak ada ketentuan yang mengharuskan karya Anda diserahkan ke Muri. Kalau harus diserahkan ke Muri, mungkin banyak yang tidak jadi mencatatkan rekornya. Misalnya: Anda punya koleksi barang yang berumur sangat tua (diakui sebagai yang tertua), Anda tentu tak mau ditukar dengan piagam rekor. Ya 'kan?
Sebaliknya, bila karya Anda berupa benda terbesar, bisa jadi malah Muri yang tidak siap menerimanya karena keterbatasan tempat untuk menyimpan dan merawatnya. Juga hewan-hewan langka, kalau semua diserahkan kepada Muri, wah... bisa-bisa Muri terpaksa mendirikan kebun binatang yang berisi binatang-binatang aneh. Tapi bila Anda punya duplikat, atau Anda memang ingin menyerahkan kepada Muri, itu terserah Anda. Data rekor di Muri, bisa berupa foto, foto copy berkas (KTP, akte kelahiran,...), bisa juga berupa sebagian koleksi.
KALAU SAYA INGIN MEMBUAT BENDA YANG SANGAT BESAR ATAU AKSI YANG MEMERLUKAN TEMPAT ATAU PERALATAN YANG SANGAT BESAR, SEBAIKNYA DILAKSANAKAN DI MANA?
Bila Anda membuat meja terbesar, repot kalau Anda harus membawanya dari kota Anda ke Semarang. Juga aksi yang memerlukan tempat yang besar, tentu tidak bisa dilakukan di hall Muri. Silakan konfirmasi ke Muri.
SAYA PERNAH DIWAWANCARA WARTAWAN (BERITANYA DIMUAT DI KORAN), JUGA PERNAH MASUK ACARA TV YANG MENAMPILKAN ORANG-ORANG YANG PUNYA KEMAMPUAN UNIK. TAPI SAYA BELUM TERCATAT DI MURI, PADAHAL SAYA YAKIN, SAYA BISA TERCATAT DI MURI. MUNGKINKAH PIHAK MURI AKAN MENGHUBUNGI SAYA SETELAH MELIHAT TAYANGAN DI TV?
Pertanyaan yang bagus. Rekan saya yang seorang reporter tayangan hal-hal unik, juga sering memberi info tentang hal-hal unik yang ia liput ke Muri. Tapi jarang sekali Muri mendatangi calon rekoris.
MENGAPA?
Saya kurang tahu. Tapi setahu saya, data usulan rekor yang masuk ke Muri setiap harinya saja sangat banyak. Mungkin karena keterbatasan tenaga, mereka hampir pasti tidak akan mengunjungi Anda. Yang masuk daftar tunggu untuk dipanggil (baca: diuji rekornya) saja sudah banyak. Mungkin di awal Muri berdiri, Muri-lah yang aktif keliling Indonesia. Kalau sekarang, Anda-lah yang harus aktif mengusulkan kemampuan Anda untuk dicatat di Muri.
Bila Anda mengirim surat (bertanya atau mengajukan usulan rekor), harap bersabar. Karena jumlah dewan juri Muri minim (bahkan beberapa dari mereka memegang jabatan rangkap, di Muri & perusahaan jamu). Saya yang sering kirim surat ke sana, juga sering menunggu lamaaa untuk mendapat jawaban. Jadi... harap bersabar.
TAPI KALAU SAYA NUMPANG PADA ACARA REKOR PIHAK LAIN YANG KEBETULAN SEDANG DILAKSANAKAN DI KOTA SAYA?
Ide cemerlang! Sering kali perusahaan besar mengundang Muri untuk men-sahkan rekor yang mereka buat (biasanya rekor spektakuler/ rekor terbesar, terpanjang, terberat,…). Misalnya: hotel A membuat kue terbesar, supermarket B membuat lemper terpanjang, rumah sakit C mengadakan donor darah dengan peserta terbanyak, pemda kota D mengadakan acara senam dengan peserta terbanyak. Tentu mereka (pihak perusahaan/ pemda) yang menanggung semua transportasi & akomodasi untuk dewan juri Muri.
Saya kurang tahu, boleh tidaknya kita ikut numpang pengujian rekor. Ini paket hemat (hemat waktu, hemat biaya). Terutama bagi calon rekoris yang bukan berasal dari kalangan yang mampu. Untuk lebih jelasnya, silakan tanya ke Muri.
APAKAH SEBELUM MELAKUKAN PEMECAHAN REKOR, SAYA HARUS KONSULTASI DULU KE MURI?
Memang sebaiknya begitu. Mungkin saja apa yang akan Anda buat, sudah pernah tercatat di Muri dan lebih daripada yang akan Anda buat. Kalau Anda langsung buat (misalnya kemeja terbesar), setelah jadi lalu ajukan usulan rekor ke Muri, ternyata kemeja terbesar karya Anda lebih kecil daripada yang telah tercatat di Muri, itu artinya usaha Anda sia-sia.
APAKAH MURI HANYA MENCATAT REKOR MANUSIA?
Tidak juga. Ada rekor tanaman, rekor hewan. Di hall Muri saya pernah melihat foto pohon pisang yang masih kecil (sekitar 50 cm tapi sudah mengeluarkan jantung), atau ada burung beo yang bisa menyanyikan banyak lagu. Kalau Anda memiliki tanaman, atau hewan yang unik, koleksi barang yang sangat banyak, benda yang sudah berumur sangat tua, bisa mengajukan usulan rekor ke Muri.
UNTUK REKOR BENDA TERBESAR, APA HARUS DIBUAT DALAM KEADAAN UTUH?
Ada yang benar-benar utuh (satu kesatuan). Misalnya kemeja terbesar, memang sebuah kemeja utuh. Tapi ada pula barang terbesar/ terpanjang itu merupakan rangkaian beberapa benda. Misalnya rekor pizza terpanjang. Saya lupa ukurannya. Andai panjangnya 10 meter, itu bukan utuh 10 meter tanpa sambungan. Tapi tersusun dari beberapa pizza ukuran besar. Kalau harus utuh (satu kesatuan), untuk membuat pizza sepanjang 10 meter, tentu harus buat dulu tempat pemanggangan/ penggorengan sepanjang 10 meter lebih. Rekor dodol tertinggi di Bogor juga merupakan susunan/ rangkaian dari dodol-dodol ukuran biasa.
APA BEDA REKOR MINIATUR/ REPLIKA DENGAN REKOR BENDA TERKECIL?
Nah... untuk hal ini saya juga kurang jelas. Tapi berdasarkan yang pernah saya lihat dan saya baca, kira-kira begini.
Miniatur itu benda-benda yang dibuat dalam ukuran kecil (dengan skala tertentu). Biasanya miniatur ini dibuat mirip dengan aslinya. Contohnya miniatur mobil, bentuknya mirip dengan mobil sungguhan tapi ukurannya kecil. Biasanya miniatur tidak bisa berfungsi sebagaimana barang aslinya (umumnya hanya untuk pajangan). Jadi kalau ada miniatur mobil atau kereta api, mungkin saja bisa berjalan, tapi kita tidak bisa kita naiki/ kendarai. Rekan penulis ada yang tercatat sebagai rekoris pembuat miniatur kereta api. Kereta api buatannya kecil (kurang dari 2 cm), hanya sebagai pajangan, tidak bisa berjalan.
Tapi kalau benda terkecil (yang dicatat sebagai rekor, baik rekor Muri maupun rekor dunia), adalah benda dalam ukuran kecil, tapi masih bisa berfungsi. Saya pernah lihat rekor dunia sepeda terkecil. Ukurannya pedalnya kira-kira sebesar kotak korek api, tingginya paling 30 cm, tapi pembuatnya mampu naik/ mengendarai sepeda tersebut di depan dewan juri. Menurut saya, kira-kira seperti itulah beda benda terkecil dan miniatur. Ada biola terkecil, panjangnya kurang dari 2 cm. Biola ini dapat dimainkan dan mengeluarkan suara meski suaranya baru bisa terdengar bila dibantu dengan tambahan alat elektronik. Jadi tidak bisa dibandingkan antara rekor miniatur dan benda terkecil, karena memang berbeda.
Coba saja lihat rekor benda terkecil (seperti contoh sepeda terkecil tadi). Kalau Anda bandingkan dengan miniatur (misalnya dengan gantungan kunci berbentuk sepeda atau liontin berbentuk sepeda), pasti rekor sepeda terkecil itu masih kalah kecil. Ya 'kan?
Kalau sekedar benda kecil tapi tidak bisa berfungsi seperti benda aslinya diakui sebagai rekor benda terkecil, Anda bisa mengajukan banyak benda-benda yang Anda miliki sebagai rekor benda terkecil. Saya contohkan seruling terkecil, Anda ambil pipet (sedotan minuman), potong pendek, lalu beri lubang-lubang dengan jarum pentul seperti layaknya sebuah seruling. Anda mungkin bisa mengklaim sebagai pembuat seruling terkecil. Tapi tentu tidak demikian. Biar tidak penasaran, info lebih lengkap silakan tanya ke Muri.
UNTUK MENGAJUKAN USULAN REKOR BENDA TERKECIL ATAU TERBESAR, APAKAH ADA BATAS MINIMALNYA?
Setahu saya tidak ada batas minimal. Andai sebuah bola, ukuran normal/ standarnya berdiameter 10 cm. Saya belum pernah mendengar bahwa ada persyaratan usulan rekor terbesar harus 10 kali lipatnya (diameter 100 cm), dan terkecil harus sepersepuluhnya (1 cm), misalnya. Biar lebih yakin, silakan tanya ke Muri.
CERITA DONG, SIAPA SAJA YANG TERCATAT DI MURI?
Wah… banyak sekali. Yang saya tahu sudah sekitar 1.500 rekor. Meskipun ada 1 orang yang pegang lebih dari 1 rekor, tapi saya yakin sudah 1.000 orang lebih yang namanya tercatat sebagai rekoris Muri. Sekedar info tambahan: rekoris adalah sebutan untuk pemegang rekor. Kalau ia pemegang rekor Muri disebut rekoris Muri, pemegang rekor nasional (istilah ini biasanya sering dipakai di bidang olah raga) disebut rekoris nasional, dan bila tercatat sebagai rekor dunia, orangnya disebut rekoris dunia.
Biar tidak penasaran, saya cerita sedikit ya tentang siapa saja yang tercatat di Muri? Bisa dikatakan dari semua kalangan ada wakilnya yang tercatat di Muri.
Ada Ang Indra Kusuma, narapidana/ napi kasus narkoba yang sangat kreatif (memodifikasi tempat tidur hingga mempunyai tujuh fungsi: tempat tidur, kursi malas, lemari buku, meja belajar, kursi duduk/ sofa, laci buku, dan kaca rias), ada Jauhari, tukang parkir (yang otaknya yang luar biasa dalam menghafal angka), ada Sugeng, guru SD (yang membuat berbagai macam bujur sangkar ajaib), ada Ecih Sukaesih, ibu rumah tangga (dengan rambut terpanjangnya 2,40 meter), ada Drs.H. Achmad Chambali, pegawai negeri sipil (dengan segudang rekornya), ada Maria Audrey Lukito, anak yang lulus test Internasional Toefl (Bahasa Inggris) pada usia termuda (10 tahun) dengan nilai tertinggi (573), ada drg. St.K.Budiono Halim dan drg. C. Budi Yennie Wreksoatmodjo (istrinya), dokter gigi yang juga kolektor sikat gigi terbanyak (dan kolektor all about "gigi" seperti pasta gigi, tusuk gigi, tempat tusuk gigi,... sampai menciptakan lagu berjudul "Sikat Gigi" dan bernomor HP 08 XXXX 6161, serta piagam rekor bernomor 1616, yang juga akan "terbaca" gigi. Wah... jangan-jangan group musik favoritnya juga...), ada Agus Muhadi, BA., pencipta lagu "Mutiara yang Hilang" yang selama ini dikenal sebagai ciptaan Dodo & Yessy Wenas (setelah berjuang selama 40 tahun baru berhasil mendapat pengakuan sebagai pencipta lagu tersebut dan berhak atas royaltinya), ada Koes Plus atau Koes Bersaudara, group musik legendaris dengan koleksi lagu terbanyak, ada presenter: Farhan & Indi Barend, siaran radio 32 jam nonstop, ada Sugiyanto dan Mukiran, tuna netra yang lulus ujian komputer, ada Dr. Sugeng Purwanto, MBA, mahasiswa yang lulus sebagai doktor ilmu Manajemen di FE UI dalam waktu tercepat (22 bulan), ada Hendrawan Supratikno, SE dekan FE termuda (29 tahun), ada H. Lukman Halim Mustain, SH, rektor termuda (27 tahun), ada R. Bambang Soebagio, orang yang menjadi ketua RT terlama (38 tahun, lebih lama daripada masa jabatan presiden ke-2 RI), ada pesulap, drummer, perancang busana, pebulutangkis, pecatur, TNI, dokter, seniman,..... ada Helmy Yahya, games master yang menghasilkan banyak kuis & reality show spektakuler berhadiah terbesar, ada Rudy Choirudin, presenter acara masak terlama, ada Ir. Ciputra, pengusaha/ konglomerat yang tercatat sebagai orang Indonesia pertama menjadi Presiden organisasi real estate dunia, sampai presiden (Soeharto, B.J. Habibie, Gus Dur).
Duo Palembang. Hendry Filcozwei Jan & Helmy Yahya, duo wong
Pelembang, berpose bersama sebelum menerima piagam rekor Muri
pada acara ultah ke-15 Muri di Hotel Grasia, Semarang (27-01-2005).
Ada bayi yang baru lahir tercatat di Muri sebagai bayi yang terberat saat lahir. Ada balita yang prestasinya luar biasa, ada anak-anak dengan segudang piala, ada remaja, orang dewasa sampai kakek dan nenek.
Pendek kata, dari bayi sampai kakek nenek, dari rakyat jelata sampai presiden, dari desa terpencil sampai kota metropolitan, ada hewan, ada tumbuhan, ada juga alam (gunung tertinggi, laut terdalam, danau terbesar,…), ada pria, wanita bahkan juga waria (Jane Budiyanto, SH, wisuda waria pertama berpakaian wanita).
APA SAJA REKOR-REKOR YANG MENARIK MENURUT ANDA?
Bingung menyebutkan mana yang menarik. Semua menarik. Ini beberapa fakta yang mungkin jarang diketahui orang. Berapa banyak pusaran (unyeng-unyeng) di kepala yang pernah Anda lihat? Dua, tiga, empat,…? Muri mencatat Sugeng Wiyono yang punya 11 pusaran di kepalanya!
Ada Priyono Herry Darsono, seorang pemuda yang mampu menulis dengan kedua tangannya secara bersamaan dan dalam bahasa berbeda (Indonesia & Inggris). Kata yang ditulis tidak harus kata yang sama arti seperti “white” dan “putih”. Dia bisa menuliskan misalnya tangan kiri menulis kata “tiger” tangan kanan menulis kata “manis”. Anda ingin mencoba? Tak usah menulis kata, mampukah tangan kiri Anda membuat gambar lingkaran, tangan kanan membuat gambar bintang? Atau tangan kanan membuat gambar segitiga, kaki kanan membuat gambar kotak. Umumnya kita akan menghasilkan gambar ataupun kata yang sama. Tidak percaya? Silakan coba…
HARUS KERJA KERAS UNTUK JADI REKORIS ?
Sebagian besar memang didapat dengan kerja keras. Menurut saya, orang menjadi rekoris
Ada karena usaha, anugerah, musibah (mungkin bisa dianggap mukjizat), atau berawal dari hobby/ ketekunan, keisengan (tak sengaja). Karena usaha sendiri, seperti menghasilkan segala sesuatu yang paling/ ter atau juga yang unik. Ini bisa dilakukan siapa pun. terdiri dari beberapa sebab.
Karena anugerah, tidak semua orang bisa dapat rekor kategori ini. Misalnya bayi terberat, bayi kembar 5, punya 11 pusaran di kepala, dan lain-lain.
Kategori musibah misalnya orang yang punya batu kandung kemih terbesar. Karena sakit, beliau memeriksakan diri ke dokter. Kata dokter, beliau harus dioperasi. Batu yang dikeluarkan dari kandung kemih Bp. Nengah Karta (56 tahun) luar biasa besar (1,370 kg), dan beliau tercatat di Muri sebagai pemilik batu kandung kemih terbesar yang berhasil dioperasi. Ini bisa dianggap mukjizat karena meski punya batu kandung kemih terbesar, dioperasi, beliau sembuh. Saya yakin, tidak ada yang berniat memecahkan rekor ini.
Karena hobby/ ketekunan, keisengan (tak sengaja), ini biasanya rekor koleksi. Ada yang hobbyklipping berita, struk rekening listrik, dan lain-lain. Apa yang mereka lakukan, awalnya bukan dimaksudkan untuk tercatat di Muri. Hal itu mereka lakukan karena hobby, dan itu telah mereka lakukan jauh sebelum Muri berdiri. Tapi sekarang mereka tetap meneruskan hobby itu karena ingin mempertahankan rekornya. mengumpulkan kotak korek api (akhirnya tercatat di Muri sebagai pemilik koleksi terlengkap dan tertua), ada yang koleksi miniatur mobil,
KALAU MAU JADI REKORIS, ADA CARA YANG MUDAH?
Wah… ditanya begini saya susah menjawabnya. Tidak ada yang mudah (kita tercatat sebagai rekoris karena orang lain tidak mampu melakukannya). Bukankah begitu?
Tapi kalau ditanya mana yang relatif lebih mudah, antara memecahkan rekor dan membuat rekor baru, saya bisa memberikan sedikit gambaran. Menurut saya, membuat rekor baru relatif lebih mudah. Kalau memecahkan rekor, sudah ada patokan (berapa besar, berapa kecil, berapa jauh, berapa lama, berapa tinggi, dan lain-lain) yang harus kita kalahkan.
Tapi kalau membuat rekor baru, belum ada batasan itu. Tapi ini pun tidak mudah. Pertama, memikirkan apa yang akan kita buat atau kita lakukan. Tidak mudah mendapat ide yang benar-benar bagus untuk diwujudkan jadi rekor. Kedua, apakah ide itu bisa diterima oleh dewan juri Muri?
Kesimpulannya, tidaklah mudah untuk menjadi rekoris. Tapi itu bukan berarti tidak bisa. Asal mau berusaha, kesempatan itu terbuka lebar. Selamat berjuang kawan…
SOAL REKOR KOLEKSI, BILA SUDAH TERCATAT SEBAGAI PEMILIK KOLEKSI TERBANYAK, LALU SUATU SAAT KOLEKSINYA HILANG (TERBAKAR, HILANG DICURI, DIJUAL,…), APAKAH DIA MASIH TERCATAT SEBAGAI REKORIS MURI?
Pertanyaan yang menarik. Tentu saja dia tetap tercatat sebagai rekoris sampai ada klaim dari orang yang punya koleksi lebih daripada yang tercatat di Muri.
Kalau dijual? Wah… andai hal ini terjadi, mungkin bisa jadi ini kasus pertama dalam sejarah rekor Muri. Misalnya Mr. Z tercatat sebagai pemilik koleksi prangko terbanyak (sebut saja 1.000.000 prangko), lalu semua koleksinya dijual ke Mr. G. Bila Mr. G bisa menambah 1 lembar prangko saja hingga jumlahnya jadi 1.000.001 prangko, maka Mr. G bisa tercatat jadi rekoris
ANDAI ADA 2 FILATELIS (KOLEKTOR PRANGKO) YANG MENGAJUKAN USULAN REKOR. MISALNYA MR. N PUNYA 10.000 PRANGKO DARI 100 NEGARA, MR. J PUNYA 15.000 PRANGKO TAPI DARI 50 NEGARA. MANAKAH YANG TERCATAT DI MURI? SECARA JUMLAH, MR. J MEMILIKI LEBIH BANYAK PRANGKO (15.000 PRANGKO), TAPI BILA DIHITUNG DARI NEGARA ASAL, MR. N LEBIH KOMPLIT (PRANGKONYA BERASAL DARI 100 NEGARA).
Wah… unik juga pertanyaan Anda. Memang membingungkan, dan saya tidak tahu, apakah kasus seperti ini pernah terjadi. Tapi ada berita yang melegakan (Muri termasuk “baik hati”). Ini berdasarkan pengalaman saya saat mengajukan usulan rekor undangan pernikahan 6 bahasa. Ada 2 orang mengajukan usulan rekor menulis huruf terbalik/ huruf cermin (baru bisa terbaca bila meletakkan tulisan tersebut di depan cermin). Dua calon Muri yang baru. Mudah-mudahan hal ini tidak pernah terjadi, kalau pun terjadi Muri seharusnya bisa mengantisipasi “jual beli koleksi” demi selembar piagam rekor Muri.rekoris itu diuji untuk menuliskan kalimat yang dibacakan dewan juri Muri. Kecepatan menulis kedua orang tersebut tidak sama, tapi keduanya diakui sebagai rekor Muri karena keduanya berbeda. Satu orang menulis huruf sambung, satu orang lagi menulis huruf lepas (bukan huruf balok atau huruf besar semua, hanya awal kalimat yang huruf besar).
Kalau berdasarkan kasus tadi, bisa jadi kedua filatelis tadi tercatat di Muri. Hanya kalimat rekornya yang berbeda. Mungkin di piagam rekor Mr. N tertulis: “Kolektor prangko yang memiliki prangko terbanyak dari negara-negara di dunia (100 negara)” sedangkan di piagam rekor Mr. J tertulis “Kolektor prangko yang memiliki prangko terbanyak (15.000 prangko).”
Bahkan bila ada Mr. I yang fanatik pada prangko Indonesia (hanya mengumpulkan prangko Indonesia saja), dengan jumlah 14.000 prangko, bisa jadi tercatat di Muri juga. Kalau kita hitung rata-rata prangkonya: Mr. N: 10.000 prangko dari 100 negara (10.000:100 = 100, jadi dari tiap negara Mr. N punya sekitar 100 prangko), Mr. J 15.000 prangko dari 50 negara (15.000:50 = 300, jadi dari tiap negara Mr. J punya sekitar 300 prangko). Bandingkan dengan Mr. I yang punya 14.000 semuanya prangko Indonesia. Mungkin kalimat di piagam rekornya tertulis “Kolektor prangko yang memiliki prangko Indonesia terbanyak/ terlengkap.”
Ini hanya analisa saya, bisa jadi berbeda dengan keputusan dewan juri Muri. Tentu dewan juri Muri yang sudah 15 tahun berkutat dengan hal-hal serba “super” punya pertimbangan khusus untuk memutuskan layak tidaknya suatu usulan rekor menjadi rekor Muri (di samping mendengarkan aspirasi dari masyarakat, terutama klaim dari mereka yang punya barang/ koleksi/ kreasi/ kemampuan lebih daripada usulan yang sedang diuji).
ANDA SUDAH BEBERAPA KALI TERCATAT SEBAGAI REKORIS MURI, BOLEH DONG BAGI-BAGI IDE/ GAGASAN BAGI KAMI YANG INGIN MENCATATKAN NAMA KAMI DI MURI.
Boleh saja. Permintaan Anda mengingatkan saya pada “Kata Pengantar” Mas Maman Suherman (pemred majalah SeRu! saat itu) pada Buku Mini Tanda Kasih/ BMTK (souvenir pernikahan kami) yang berisi banyak pujian (membuat saya jadi malu, tidak enak hati, dan sedikit terbebani). Terutama kalimat penutupnya:
Ya, saya berharap, Hendry & Linda terus menciptakan rekor-rekor fantastis, yang bisa menjadi sumber inspirasi orang-orang biasa di sekitarnya, agar mereka juga bisa menjadi “orang luar biasa.” Amin.
Pemred Majalah SeRu!
Semua kriteria Muri, PPUL (Paling, Pertama, Unik, Langka) bisa jadi incaran Anda. Kepada Anda (selaku pribadi) yang ingin mencatatkan diri di Muri, saya menyarankan Anda mengincar rekor dengan kriteria unik ataupun langka, kalau bisa malah kategori pertama. Kalau pun ingin masuk kriteria paling/ ter, saya lebih menyarankan Anda membuat rekor yang terkecil bukan yang terbesar? Mengapa? Dari semua saran saya tadi, saya berharap Anda hanya perlu mengeluarkan dana yang minimal untuk mendapatkan hasil maksimal (rekor Muri).
Rekor terbesar, terbanyak, terberat,… (biasanya dilakukan oleh perusahaan) karena memerlukan modal yang besar. Jadi kita sebagai perorangan/ pribadi sebaiknya membuat yang terkecil saja.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pembuat rekor yang besar-besar, bagi saya rekor terkecil relatif lebih “aman” dari pemecahan rekor, dan yang pasti lebih hemat.
Rekor apa pun (baik terbesar maupun terkecil) masih mungkin dipecahkan (di atas langit, masih ada langit). Hanya saja berdasarkan pengalaman dan data yang saya ketahui, memang rekor terbesar lebih sering dan “mudah” dipecahkan.
Saya pernah membaca majalah SeRu! (almarhum) saat menjelang tahun baru Imlek, pada SeRu! edisi yang sama diberitakan ada 2 kota yang membuat kue keranjang terbesar (hanya selisih beberapa hari). Jadi rekor kue keranjang terbesar yang pertama, hanya bertahan beberapa hari.
Saya contohkan Anda seorang penjahit (atau setidaknya Anda bisa menjahit). Anda mengincar rekor bendera merah putih terbesar atau terpanjang. Cari tahu data rekor Muri, berapa rekor bendera merah putih terpanjang. Andai rekornya 100 meter. Anda tinggal membeli kain merah dan putih yang lebih panjang dari 100 meter, kemudian jahit menjadi bendera merah dan putih. Rekor baru tercipta. Tapi yang harus Anda pikirkan: berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli kain, berapa dana yang dibutuhkan untuk membawanya ke dewan juri Muri di Semarang, setelah jadi akan disimpan di mana, dan masih banyak lagi. Menjelang 17 Agustus, banyak perusahaan (hotel, kantor pemerintahan, event organizer, dll.) yang tertarik untuk menumbangkan rekor spektakuler ini.
Bagaimana kalau rekor terkecil? Saya contohkan seorang rekan saya, Prasetyo Sumedi yang membuat catur terkecil (bidak-bidak catur plus papan caturnya). Bidak catur dibuat dari batang korek api. Semua orang mampu membeli sekotak korek api dan punya peralatan seperti pisau/ cutter. Tapi tidak semua orang mampu membuat/ mengukir batang korek api jadi bidak-bidak catur. Rekor seperti ini relatif sulit dipecahkan (jadi rekor Anda lebih aman).
Kalau dana ada, tapi Anda tak mampu membuat sesuatu yang terkecil, Anda bisa mengincar rekor langka atau unik. Kasus langka biasanya anugerah dari Tuhan (seperti punya 11 pusaran/ unyeng-unyeng di kepala, Athira Salsabila Azry yang lahir pada tanggal 9 – 9 – ’99 pukul 09.09 WIB di sebuah RS di Bekasi), atau Anda punya tanaman atau hewan yang unik/ langka. Seperti yang pernah saya saksikan di TV ada kucing yang doyan makan buah (semangka dan melon). Atau seperti yang tercatat di Muri ada pohon pisang bertandan terpanjang, buahnya 220 sisir dengan panjang 2,5 meter dan berat 40 kg. Itu contoh yang langka.
Contoh rekor langka (anugerah Tuhan) lainnya: Ferry Susanto, mampu mengeluarkan asap rokok dari lubang telinga, Ardyan Angga Pramudya, lahir dengan berat 6,870 kg, Dita Dioputri Againa, pemilik lidah terpanjang (usia 7 tahun, lidah 6,5 cm), atau Anda dijuluki manusia magnet, benda-benda dari besi bisa menempel di tubuh Anda. Rekor terberat saat lahir dan lidah terpanjang (memang termasuk kriteria paling/ ter, tapi bagi saya ini juga termasuk kategori langka/ anugerah Tuhan). Kalau Anda juga tidak memiliki kemampuan langka, Anda masih bisa mengincar rekor unik.
Untuk kategori rekor unik, saya contohkan rekor saya sendiri (saya & Linda, istri saya), undangan pernikahan berbentuk unik (kubus) dengan 6 bahasa berbeda di ke-6 sisinya. Setahun sebelum menikah, saya sudah memikirkan bagaimana caranya agar dari pernikahan kami ini ada yang bisa dicatatkan di Muri.
Unik itu artinya lain daripada yang lain. Sekedar unik saja tentu mudah tapi bagi saya harus unik dan menarik. Umumya pengantin wanita memakai gaun pengantin, pria memakai jas. Kalau hanya sekedar unik (asal beda saja), bisa saja Anda dan pasangan memakai kaos oblong misalnya. Atau dan pasangan memakai sandal jepit (kiri dan kanan beda warna) plus kaos kaki sebelah. Tapi apa itu menarik, pantas dan layak tercatat di Muri?
Kalau ingin tercatat pada kategori terbesar (jumlah tamu terbesar, kue pengantin terbesar/ tertinggi, undangan pernikahan termahal), tentu “lebih mudah” bila Anda punya dana besar. Nah… di sinilah diperlukan kreativitas kita. Saya ingin dengan dana biasa/ normal, bisa hasil yang maksimal (rekor Muri).
Akhirnya kami sepakat membuat undangan tersebut (termasuk Buku Mini Tanda Kasih/ BMTK sebagai souvenir pernikahan kami, yang salah satu isinya adalah data rekor-rekor pangantin di Muri, tentu saja termasuk rekor kami). Undangan dan BMTK seperti satu pasangan (1 set), BMTK bisa dimasukkan ke dalam undangan kami yang berbentuk kubus/ kotak. Bahannya pun sama (karton untuk undangan & cover BMTK dibuat dari bahan dengan warna & motif yang sama). Jadi kalau Anda menerima undangan pernikahan kami tapi tidak hadir, koleksi Anda tidak lengkap.
Percaya atau tidak, ongkos cetak undangan pernikahan kami kurang dari Rp 2.000/ buah (untuk ukuran tahun 2003, itu harga yang biasa/ normal, banyak yang jauh lebih mahal). Yang Rp 10.000/ buah pun ada. Tapi undangan pernikahan yang lebih mahal, belum tentu tercatat di Muri. Ya 'kan? Kreativitas-lah yang menjadikan modal mini hasil maxi. Lebih lengkap, silakan klik: www.rekor-undangan-pernikahan-6-bahasa.blogspot.com Bukan hanya undangan kami yang unik, tanggal pemberkatan pernikahan kami juga unik, 20 Maret 2003 (kami tulis dengan angka 2003 2003). Jadi bila ingat tahun kami menikah, otomatis ingat tanggal dan bulannya, begitu juga sebaliknya. Waktu pemberkatan? Pada pukul 11.20.03’ atau pukul 11 lewat 20 menit, 03 detik (11 tanggal lahir saya, menit dan detiknya kalau ditulis jadi 2003 juga). Plat mobil pengantinnya: D 2003 HL (D plat kendaraan Bandung, 2003 tanggal dan bulan pemberkatan pernikahan sekaligus tahunnya, HL = Hendry & Linda). Di bawahnya, pada bagian tengah tertulis angka 01.06 (pada plat kendaraan biasa ini artinya pajak kendaraan berakhir Januari 2006, tapi bagi kami ini tanggal pesta pernikahan kami 01 Juni). Tahunnya? Ya tetap tahun 2003 seperti angka di atasnya. Kemudian ada kata Happy di kiri dan Wedding di kanan, mengapit angka 01.06 tadi. Ini plat mobil pernikahan kami:
Plat Pernikahan. Plat mobil pengantin yang kami pakai: D 2003 HL
Mas Kawin 2003. Salah satu "mas kawin" pernikahan kami.
Koin ini adalah koin bersejarah, koin yang saya gunakan saat pemecahan rekor menara uang. Biasanya “mas kawin” berupa uang, nilainya membentuk tanggal, bulan dan tahun pernikahan. Misalnya 20 Maret 2003 (ditulis 2003 2003 dirupiahkan jadi Rp 20.032.003 atau Rp 200.303).
Kami memang membuatnya sedikit beda. Mengapa? Karena tanggal, bulan dan tahun pernikahan secara lengkap bila dibuat angka bisa menghasilkan angka jutaan, atau setidaknya ratusan ribu rupiah. Bagi kami agak sayang uang jutaan rupiah atau ratusan ribu rupiah dipajang sampai nantinya kadaluarsa. Memang sih… apalah arti uang sekian ratus ribu rupiah atau sekian juta rupiah dibandingkan nilai sejarahnya. Tapi kami punya pertimbangan lain. Bila rumah dimasuki pencuri, bingkai berisi “mas kawin” yang bernilai jutaan rupiah atau ratusan ribu rupiah juga akan jadi incaran pencuri. Jumlahnya besar dan barangnya ringan (uang kertas yang dibingkai tidak berat). “Mas kawin” kita akan digondol maling. Bandingkan dengan “mas kawin” kami nilai nominalnya tak seberapa, tapi lumayan berat. Pencuri normal tentu akan mengincar barang lain yang mudah dibawa dan lebih bernilai. Koin juga lebih awet daripada uang kertas (tahan air, tahan jamur,...).
Hasil kreativitas kami membuat undangan pernikahan 6 bahasa tidak sia-sia. Jauh sebelum pesta dimulai, tepatnya 30 Januari 2003, undangan yang kami ajukan ke Muri sudah disetujui sebagai rekor baru Muri. Padahal pemberkatan pernikahan kami 20 Maret 2003 (2003 2003) dan pesta pernikahan 01 Juni 2003.
Kami diundang ke Muri di Semarang (diwawancara media massa). Berita tentang rekor ini dimuat di koran Suara Merdeka (Semarang), Pikiran Rakyat (Bandung), tabloid Tokoh (Bali), majalah SeRu! (majalah nasional terbitan Jakarta), diwawancara untuk Rekor Nekat (TV7), Kasat Mata (TPI), dan Luar Biasa (Antv), Bussseeet! (TV7), dan Unik (RCTI). Untuk kemunculan di media cetak dan elektronik, kami tidak perlu membayar. Bahkan selain berkesempatan tampil di TV, ada yang memberi uang saku, souvenir, & copy VCD sebagai kenang-kenangan.
Rekoris. Hendry & Linda, pasangan rekoriis Muri yang membuat undangan
pernikahan 6 bahasa. Tanggal pernikahan mereka yang
20 Maret 2003, ditulis menjadi 2003 2003.
Ingat tahun, pasti ingat tanggal & bulan, begitu juga sebaliknya.
Ada satu hal lagi yang menggembirakan. Sampai sekarang undangan pernikahan kami (termasuk souvenir-nya) masih tersimpan rapi di lemari pajangan teman yang kami undang. Betapa membanggakan! Itu artinya hasil kreativitas kami dihargai. Satu lagi keunggulan kreativitas kami. Umumnya yang tercatat sebagai rekor Muri (baik barang terbesar, terkecil, unik, ataupun langka), biasanya hanya ada 1 buah yang disimpan pemiliknya atau disimpan di Muri. Kreasi kami tersimpan di Muri, di rumah kami, di perpustakaan SMA Xaverius 1 Palembang (sekolah saya dulu), dan juga di lemari pajangan rekan-rekan yang kami undang.
Wah… panjang sekali penjelasan saya ini. Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin jadi rekoris Muri.
NGOMONG-NGOMONG SOAL REKOR MENARA UANG, SAYA TERTARIK DENGAN REKOR INI. BISA TOLONG CERITAKAN LEBIH DETAIL?
Dulu lomba menyusun menara uang diselenggarakan oleh majalah Senang (sudah tidak terbit lagi). Saya tidak ikut. Beberapa tahun kemudian terbit majalah SeRu! (sekarang juga sudah tidak terbit lagi). Majalah SeRu! ini pernah mengadakan acara Ayo Pecahkan Rekor Menara Uang. Saya ikut lomba ini dan keluar sebagai juara 1 (memecahkan rekor). Peserta diminta menumpuk uang logam setinggi mungkin. Siapa yang mampu menumpuk uang tertingi, dialah pemenangnya.
Uang yang dipakai adalah uang logam/koin Rp100 (terbitan tahun 1978). Uang logam Rp100 ada 2 jenis: tebal (terbit tahun 1973) dan tipis (terbit tahun 1978). Bisa lihat foto kedua jenis koin itu di bawah ini.
SAYA DAPAT INFO, ANDA SEORANG MAGICIAN (PESULAP –RED). ENAK DONG DENGAN ILMU SULAP ANDA, ANDA BISA MELAKUKAN PEMECAHAN REKOR.
Ehm… Anda keliru. Pertama soal Magician, saya hanya hobby sulap (baik menonton maupun bermain sulap), saya bukan pesulap profesional. Kedua soal ilmu sulap dan rekor. Keduanya memang punya kesamaan, sama-sama unik, aneh, dan terlihat mustahil atau di luar jangkauan pemikiran manusia. Tapi sebenarnya keduanya justru bertolak belakang!
Untuk lebih jelasnya saya berikan sedikit gambaran tentang sulap (Magic). Sejauh yang saya tahu (selama belajar, termasuk diskusi dengan para Magician), sulap itu murni trik. Semua bisa dipelajari. Tidak ada bantuan jin, iblis, setan, dan sejenisnya. Penampilan sulap yang menurut penonton mustahil bisa terjadi karena kecepatan tangan Magician, optical illusion (tipuan/ ilusi mata), bisa juga ditunjang peralatan khusus yang canggih, dan lain-lain.
Saya berikan contoh sederhana optical illusion. Ada sebuah gelas, setengahnya berisi air. Saya masukkan sebuah sendok. Saya minta Anda melihat dari samping gelas. Anda akan melihat sendok yang "patah." Saya ambil lagi sendoknya, lalu saya ucapkan "Sim salabim" dan memberikan sendok kepada Anda. Sendok tadi utuh/ "tidak patah" lagi. Tidak ada bantuan jin, iblis, setan, dll., tapi memang begitulah adanya. Saya pun tidak akan dicatat sebagai rekoris yang mampu mematahkan sendok dengan bantuan segelas air.
Anda pernah menyaksikan sebuah tayangan yang membongkar rahasia sulap oleh pesulap bertopeng? Nah… itu sebagian contoh bahwa sulap yang terlihat mustahil (yang sering dipersepsikan orang bahwa Magician dibantu oleh jin, iblis, setan, dll.) tidaklah benar. Kalau Anda percaya 100% bahwa pesulap mampu menciptakan sesuatu yang tadinya tidak ada, menghidupkan manusia yang telah dimutilasi (baca: dipotong-potong), itu artinya Magician = Tuhan. Padahal tidak demikian ‘kan?
Nah… di sinilah yang saya katakan sulap itu bertolak belakang dengan rekor. Saat akan mencatatkan rekor, Anda akan diuji oleh dewan juri dan diawasi oleh ahli yang mengetahui bidang yang akan diuji. Kalau ilmu sulap yang akan dicatatkan sebagai rekor, seharusnya tidak akan lolos! Jangankan sampai demo, uji alat pun tidak akan lolos!
Anda pernah melihat tayangan Guinness Primetime? Dalam tayangan itu Anda bisa melihat dewan juri dengan teliti memeriksa semua peralatan yang digunakan (pakai kaca pembesar, timbangan elektronik, alat rontgen, kamera dipasang di berbagai sudut, dll.). Juri harus yakin, semua barang yang digunakan adalah barang biasa, bukan yang dibuat khusus. Mereka juga mendatangkan ahli yang mengerti tentang rekor yang diuji. Seperti juga saat pengukuran manusia tertinggi. Pihak Guinneess Book mengukur berulang-ulang (pagi saat bangun pagi, siang, dan malam) untuk mendapatkan ketepatan ukuran. Seperti diketahui, saat bangun tidur, kita lebih tinggi sekitar 1 cm daripada saat siang atau malam.
Nah… peralatan yang akan digunakan Magician diperiksa dengan teliti, kemudian ada senior Magician yang mengawasi. Coba Anda pikir, mampukah Magician tadi menipu dewan juri dan Magician senior? Setahu saya David Copperfield pun tidak tercatat di Guinness Book sebagai satu-satunya (atau mungkin orang pertama) yang mampu terbang tanpa bantuan alat apa pun.
Mengapa pihak Guinness Book harus demikian teliti? Karena ini berhubungan dengan rekor. Kalau Anda ikut lomba lari di pelajaran olah raga di sekolah, stopwatch biasa sudah cukup. Tapi kalau untuk rekor, harus benar-benar akurat dan lebih detail. Karena selisih sepersekian detik saja (selama masih bisa tercatat) itu bisa jadi pemecahan rekor. Anda tentu pernah melihat kejuaraan dunia lari. Hampir semua sprinter masuk finish bersamaan. Panitia harus memutar ulang tayangan saat sprinter masuk finish dengan gerakan lambat untuk meneliti siapa yang juara.
Sehubungan dengan tingkat ketelitian dan detailnya data yang dicatat dalam rekor, saya ingin memberi contoh lain. Contoh rekor dekan FE termuda (29 tahun) yang dicatat Muri. Meski yang terpublikasi hanya usia 29 tahun, data yang tercatat di Muri harus lebih detail. Misalnya 29 tahun, sekian bulan, sekian hari. Usia itu dihitung dari tanggal lahir yang bersangkutan sampai saat dia dilantik sebagai dekan. Mengapa demikian? Bukan mustahil, suatu saat akan ada pemecahan rekor. Dan bisa saja pemecahan rekor ini bukan karena sang rekoris baru belum berusia 29 tahun, mereka (rekoris lama dan rekoris baru) sama-sama berusia 29 tahun, hanya rekoris baru lebih muda beberapa hari saat ia dilantik sebagai dekan!
Bila Anda ingin tahu lebih rinci, bagaimana detailnya pihak Muri mengukur, bagaimana ketatnya dewan juri menguji sebuah rekor yang diusulkan, silakan tanya langsung ke Muri.
WAH… KALAU BEGITU KASIHAN DONG PARA MAGICIAN. MEREKA TIDAK BISA TERCATAT SEBAGAI REKORIS ?
Tidak juga (rocker eh… Magician juga manusia). Setahu saya di Muri sendiri sudah tercatat beberapa nama Magician, antara lain Deddy Corbuzier, Alford, Trio “Memang Sulap Memang Sihir” (Decky, Oge, Bow), Jakob William, dan Hendry Filcozwei Jan (kalau boleh menyebut diri seorang Magician, meski amatir). Mereka bisa tercatat di Muri, tentunya dengan kemampuan mereka sebagai manusia biasa (layaknya orang lain), bukan dengan “ilmu” sulapnya.
Memang David Copperfield tidak tercatat di Guinness Book sebagai satu-satunya (atau mungkin orang pertama) yang mampu terbang tanpa bantuan alat apa pun. Tapi kalau Anda lihat Guinness Book edisi 2005, David Copperfield tercatat sebagai Magician dengan penghasilan tertinggi di dunia!
KALAU KEMAMPUAN SUPRANATURAL, PERDUKUNAN/ KLENIK, SANTET,... BISA DICATATKAN DI MURI?
Wah... saya kurang tahu. Menurut saya sih tidak. Karena selain kriteria PPUL, ada peraturan tidak tertulis yaitu harus bersifat mendidik. Dewan juri juga akan kesulitan melakukan pengujian rekor. Tapi untuk jelasnya, Anda bisa tanya ke Muri.
UNTUK REKOR NONSTOP, APA MEMANG MEREKA MELAKUKANNYA NONSTOP?
Tidak juga. Kalau rekor nonstop yang singkat (misalnya saja lho… minum nonstop) bisa jadi memang nonstop mereka minum terus. Mungkin tak sampai lima menit, perut sudah kembung dan tak sanggup lagi. Tapi kalau rekor nonstop yang berjam-jam seperti main organ 10 jam nonstop, main sulap 70 jam nonstop, ada jeda waktu istirahat. Demi alasan kemanusiaan, tiap sekian jam ada waktu istirahat sekian menit (secara rinci bisa tanya ke Muri).
KALAU SUDAH PERNAH TERCATAT SEBAGAI REKORIS, SAYA MASIH BOLEH MENGAJUKAN USULAN REKOR LAGI?
Boleh saja. Saya pernah mengetahui, ada seorang yang tercatat sekitar 30 kali di Muri. Tidak ada batasan.
HARUS REKOR BARU ATAU BOLEH SEJENIS REKOR LAMA DENGAN SEDIKIT VARIASI?
Kalau ajukan rekor yang baru, tentu saja boleh. Misalnya Anda tercatat sebagai manusia tertinggi, ingin mengajukan rekor baru sebagai pemilik koleksi prangko terbanyak. Rekor pertama dan rekor kedua tidak ada hubungan.
Nah kalau rekor baru dengan sedikit variasi atau diversifikasi, saya belum jelas. Tapi yang saya tahu, A.H. Bolang (menerima puluhan piagam rekor Muri) sebagai rekoris pembuat benda-benda terkecil seperti parang, badik, keris, rencong, pedang khas Jepang/ katana, dll. Kalau ditinjau dari kasus itu, sepertinya boleh saja ajukan rekor baru yang masih berhubungan dengan rekor lama (dalam contoh ini pembuatan senjata tajam ukuran kecil). Selain senjata tajam, beliau juga pembuatan benda-benda kecil lain dalam ukuran milimeter.
Kemudian Abdul Aziz, rekoris hand stand (berjalan dengan kedua telapak tangan) terjauh, 100 meter. Ia juga rekoris hand stand menuruni anak tangga terbanyak. Bukan tidak mungkin, ia bisa mengajukan rekor hand stand menaiki tangga terbanyak. Sekilas terlihat sama saja (sama-sama hand stand), tapi saya yakin rekor naik tangganya tak akan sebanyak turun tangga (naik tangga lebih menguras tenaga). Jadi bisa saja ajukan rekor hand stand tapi dengan variasi lain (contoh variasi lain: hand stand berjalan mundur). Info lebih jelas, hubungi Muri.
APAKAH REKOR MURI MENGENAL BATASAN USIA, JENIS KELAMIN DAN BATASAN LAIN?
Rekor yang mana? Kalau rekor termuda, misalnya presenter termuda dan terpopuler tercatat atas nama Joshua Suherman (mulai jadi presenter di usia 3 tahun). Bila ada yang jadi presenter di usia lebih muda daripada usia Joshua berarti rekor Joshua terpecahkan. Untuk kategori termuda (juga tertua), tentu usia yang jadi faktor utama.
Ada pula rekor yang mengenal batasan jenis kelamin. Abdul Aziz, rekoris hand stand terjauh (pria), sedang rekoris hand stand terjauh wanita tercatat atas nama adiknya, Nova Haryanti. Begitu juga rekor pelipat tubuh dengan variasi terbanyak, untuk pria dan wanita tercatat atas nama dua bersaudara ini.
Saya kurang jelas rekor mana saja yang ada pembedaan usia dan jenis kelamin. Andai semua rekor ada pembedaan usia dan jenis kelamin, itu artinya meski anak Anda jadi presenter di usia lebih dari 3 tahun, tapi ia berjenis kelamin perempuan, boleh jadi masih terbuka peluang sebagai presenter perempuan termuda.
Di dunia olah raga jelas ada pembedaan jenis kelamin. Lari, sepak bola, bulu tangkis, tenis, basket, sampai tinju (ada juara kelompok pria dan wanita). Bahkan di bulu tangkis dan tenis, ada ganda campuran. Jadi tidak terjadi pertandingan sepak bola antara kesebelasan pria melawan kesebelasan wanita. Pembagian umur pun ada. Seperti dalam kejuaran sepak bola dan renang, ada kejuaraan kelompok umur sekian. Batasan lain (seperti dalam cabang atletik, lari, lompat, lempar), ada kejuaraan lapangan terbuka dan lapangan tertutup. Catatan rekornya pun berbeda. Terkadang rekor yang tercipta di lapangan terbuka bisa dibatalkan bila saat perlombaan berlangsung kecepatan angin melebihi standar yang diperbolehkan.
Pertanyaan Anda ini mirip variasi/ diversifikasi rekor. Bila ada batasan jenis kelamin, prestasi/ kemampuan Anda yang berada sedikit di bawah rekoris Muri, masih ada peluang jadi rekoris untuk jenis kelamin berbeda. Misalnya Rosyid Monas tercatat sebagai rekoris manusia tertinggi, 221 cm. Tinggi Anda "hanya" 217 cm misalnya, tapi karena Anda seorang wanita, bisa jadi Anda rekoris manusia tertinggi untuk kategori wanita. Intinya adalah memaksimalkan potensi untuk jadi rekoris Muri. Untuk manusia termungil/ terkecil, Muri juga mencatat rekor pria dan wanita.
Untuk usia, juga tentu ada batasannya. Misalkan ada anak kecil (usia 5 tahun) yang mampu push up 100 kali, Anda seorang dewasa mampu push up 1.000 kali, tidak berarti Anda memecahkan rekor anak kecil tadi. Batasan tempat/ lokasi bisa juga menghasilkan rekor yang berbeda. Dulu Muri pernah mengadakan festival diam (berdiri diam), pemenangnya tercatat sebagai rekoris Muri. Bisa saja festival diam dibuat dalam versi lain (bukan berdiri tapi duduk bersila). Ruangan terbuka dan tertutup juga akan menghasilkan sesuatu yang berbeda. Ruang terbuka lebih banyak godaannya: panas matahari, angin, serangga, dll. Bahkan ruangan tertutup antara ruangan ber-AC dan tidak, juga hasilnya bisa jauh berbeda. Di ruangan ber-AC peserta lebih cepat ingin buang air kecil karena dingin.
Nah... mungkin yang ingin Anda tanyakan adalah sejauh mana batasan/ pembedaan itu bisa dicatat sebagai rekor Muri. Supaya lebih jelas, silakan tanya ke Muri. Saya yakin Muri punya catatan kriteria mana yang boleh, mana yang tidak (mereka pasti punya pertimbangan khusus).
BAGAIMANA KALAU REKOR YANG SAYA CAPAI SAMA DENGAN REKOR YANG DICATAT MURI?
Saya belum pernah mendengar kasus seperti ini. Sekedar info, berikut ini saya beri ilustrasi yang saya ketahui soal rekor dalam dunia olah raga. Misalnya rekor sprint (lari jarak dekat 100 meter). Rekor yang tercatat 10 detik atas nama Mr. X. Pada kejuaraan berikutnya, sprinter Y keluar sebagai juara dengan waktu 10 detik juga. Mr. Y memang juara (dapat medali dan hadiah uang), tapi rekor tetap atas nama Mr. X (orang yang pertama kali mencapai waktu terbaik tersebut).
Lain kasusnya bila pada kejuaraan tadi yang menang Mr. Y dan waktunya lebih baik daripada rekor lama (10 detik), misalnya 9,99 detik. Mr. Y akan tercatat sebagai rekoris baru.
Lain lagi bila pada kejuaraan itu pemenangnya ada 2 (Mr. Y dan Mr. Z), keduanya mencapai finish dengan waktu yang sama 9,99 detik. Maka rekor tercatat atas nama 2 orang (Mr. Y dan Mr. Z) karena terjadi pada waktu yang sama.
Kalau penilaian Muri sama seperti itu, bila Anda mengklaim sebagai orang tertinggi di Indonesia, setelah diukur tinggi Anda 221 cm, rekoris Muri untuk orang tertinggi juga 221 cm, maka Anda tidak tercatat sebagai rekoris Muri. Rekor tetap pada orang yang pertama kali dicatat ke Muri. Itulah pentingnya lebih dulu mencatatkan prestasi Anda ke Muri.
APAKAH HANYA REKORIS YANG MENDAPAT PIAGAM REKOR?
Tidak juga. Selain pemegang rekor, terkadang penyelenggara, mungkin juga pihak sponsor akan menerima piagam rekor.
BAGAIMANA KALAU REKORIS-NYA LEBIH DARI 1 ORANG?
Beberapa waktu lalu ada pemecahan rekor sulap 70 jam nonstop. Yang saya lihat di TV, ke-3 pesulap itu menerima piagam rekor. Tapi kalau rekor masal, saya kurang tahu. Menurut saya, kalau rekor masal, misalnya senam masal (pesertanya ratusan orang), hanya pihak penyelenggara yang mendapatkan piagam rekor. Pesertanya tidak.
BERAPA LAMA JARAK ANTARA PENGUJIAN REKOR DAN PENYERAHAN PIAGAM REKOR?
Setelah pengujian rekor, calon rekoris harus menunggu sekitar 1 bulan (biasanya lebih). Bila tak ada komplain dari masyarakat yang merasa melebihi rekor yang diajukan, baru rekoris menerima piagam rekor.
KALAU REKOR KITA TELAH TERPECAHKAN, APAKAH PIAGAM REKOR AKAN DIAMBIL KEMBALI OLEH MURI?
Tidak. Tetap milik Anda, tapi rekor Anda sudah tidak berlaku.
BERAPA LAMA SEKALI KITA BOLEH MENGAJUKAN PERBAIKAN REKOR?
Saya juga pernah mempertanyakan hal ini ke Muri, tapi belum mendapat jawaban. Misalkan seorang rekan saya kolektor kotak korek api (filumenis). Tiap hari jumlah koleksinya terus bertambah. Atau misalnya rambut terpanjang, setiap hari rambutnya yang tidak dipotong terus bertambah (meskipun susah mengukur pertambahan panjang rambut setiap hari karena sedikit sekali). Saya belum mendapat info dari Muri mengenai hal ini. Memang ada baiknya rekor-rekor sejenis di-up date terus sehingga catatan rekor Muri up to date. Contoh lagi orang berusia tertua. Misalkan saat tercatat di Muri (saat menerima piagam Muri) usianya 100 tahun. Andai ada peraturan Muri yang membolehkan perbaikan rekor 1 tahun sekali, maka tahun berikutnya bila masih hidup, sang rekoris manusia tertua di Indonesia mendapat piagam dengan catatan usia 101 tahun. Perbaikan data rekor secara kontinu, selain memperbaharui catatan rekor Muri, juga menguntungkan rekoris tersebut. Andai sang rekoris meninggal di usia 103 tahun lebih 6 bulan, setidaknya ia tercatat di Muri dengan rekor usia 103 tahun.
Kalau tidak ada perbaikan rekor secara kontinu, bisa jadi sang rekoris meninggal, data terbarunya tidak akan tercatat. Ia tetap tercatat berusia 100 tahun. Dan bila tahun berikutnya ada klaim manusia tertua berusia 101 tahun, maka rekor lama terpecahkan (padahal rekoris lama meninggal di usia 103 tahun lebih 6 bulan). Bila Anda penasaran mengenai hal ini, bisa ditanyakan langsung ke Muri.
APAKAH SAAT ADA LOMBA ATAU PENGAJUAN PEMECAHAN REKOR, SANG REKORIS AKAN DIUNDANG?
Wah… tentang hal ini saya juga kurang tahu. Silakan tanya ke Muri. Sebaiknya sih… rekoris tetap diundang untuk “diadu” dengan calon rekoris. Seperti kasus usia tertua di atas. Saya contohkan lagi pembuat bendera terbesar. Begitu tahu akan ada pemecahan rekor, sebagai rekoris tentu ia tak ingin dikalahkan. Rekoris tentu akan terpacu membuat yang lebih besar agar namanya tetap tercatat sebagai rekoris (bukan mantan rekoris). Kecuali, rekoris itu menyatakan dia sudah tidak mampu lagi, dan mengatakan: kalau ada yang lebih dari dia, catat saja orang itu sebagai rekoris baru.
APAKAH PERNAH USULAN REKOR TIDAK DIAKUI MURI, TAPI KEMUDIAN MUNCUL NAMA ORANG LAIN SEBAGAI REKORIS?
Pernah. Ada pelukis yang mengajukan usulan rekor lukisan terkecil, tapi tidak mendapatkan jawaban dari Muri. Pelukis tadi berpikir, mungkin lukisannya masih kalah (lebih besar daripada yang tercatat di Muri). Tapi tiba-tiba muncul rekor lukisan terkecil, padahal lukisan tersebut jauh lebih besar daripada lukisan terkecil yang pernah diusulkan sebelumnya. Akhirnya dia komplain ke Muri dan rekornya diakui. "Wajar" saja hal ini terjadi. Yang kerja adalah manusia, mungin saja ada usulan rekor yang terlewat/ terselip.
Saya juga pernah mengalaminya. Menjelang pernikahan, saya mengajukan usulan rekor Undangan Pernikahan Unik 6 Bahasa dan souvenir unik kami, Buku Mini Tanda Kasih (BMTK). Buku ini berisi karya kami (saya dan istri). Usulan ke-2 rekor itu kami ajukan pada akhir tahun 2002. Undangan Pernikahan 6 Bahasa diakui sebagai rekor Muri. Kami pikir, mungkin usulan rekor BMTK tidak lolos (mungkin kurang unik). Ya sudahlah, toh 1 piagam rekor untuk pernikahan kami sudah diraih. Piagam rekor ini (juga undangannya) kami pajang di gedung tempat pesta pernikahan kami berlangsung.
Eh... saat surfing internet saya menemukan data ini. Penulis yang menulis buku untuk souvenir pernikahannya (dengan judul I Love You). Pemegang rekornya: J. Arifin Wijaya & Mimi Kurniasari. Dalam rangka pernikahan J. Arifin Wijaya & Mimi Kurniasari kedua mempelai berhasil menulis buku untuk souvenir pernikahannya dengan judul I Love You. Souvenir ini dibagikan kepada tamu undangan. Adapun acara penyerahan sertifikat Muri berlangsung di Jakarta pada tanggal 07 Januari 2007.
Wow... apa tidak salah? Kami sudah mengajukan rekor yang sama sekitar 4 tahun sebelumnya. Why punya kami tidak lolos? Sebagai rekoris yang sudah beberapa kali mendapat piagam rekor Muri, saya yakin tidak diakuinya rekor kami hanya karena "terselip" atau "terlewat" saja. Saya tidak menemukan data bahwa rekor tersebut mengalahkan rekor kami. Mereka lebih awal? Tidak. Kami ajukan sekitar 4 tahun sebelumnya. Tidak sampai ke Muri? Kalau tidak sampai, kok rekor Undangan Pernikahan 6 Bahasa yang dikirim berbarengan bisa tercatat sebagai rekor Muri? Tidak ada indikasi rekor buku souvenir mereka termasuk kategori ter/ paling (buku terbesar, buku terkecil, cetakan terbanyak, dan lain-lain). Saya yakin.
Maka saya kirim surat komplain ke Muri dan Dewan Juri Muri memutuskan rekor buku souvenir pernikahan kami "Buku Mini Tanda Kasih" diakui sebagai rekor Muri. Ini adalah piagam rekor Muri ke-7 yang saya terima.
ITU ARTINYA REKOR BUKU SOUVENIR ANDA MENGALAHKAN REKOR SEBELUMNYA?
Bagi kami tidak demikian. Rekor kami 'kan lebih dulu diajukan? Hanya karena kesalahan teknis rekor kami baru dicatat kemudian. Untuk kriteria unik (ke-2 rekor ini sama). Untuk kriteria ter/ paling (kami yang lebih dulu). Ya 'kan?
Bagi kami tidak masalah kok. Kata orang, kita ambil hikmah dari setiap peristiwa. Malah karena "kesalahan teknis ini" koleksi piagam rekor saya jadi makin bervariasi. Dari yang piagam rekor tanpa tulisan nomor rekor di piagamnya, ada nomor rekor, Muri singkatan Museum Rekor Indonesia sampai berubah jadi Museum Rekor Dunia Indonesia saya punya semua. Melihat koleksi piagam rekor, sekaligus melihat perjalanan Muri.
APAKAH MURI PERNAH MENERBITKAN BUKU SEPERTI GUINNESS BOOK?
Dulu saat pengujian rekor di Semarang (1998) saya mendapat info bahwa Muri bekerja sama dengan sebuah harian di Semarang akan menerbitkan “Muri Book of Records.” Tapi tidak jadi. Sekitar tahun 2002 saya mendapat info Muri bekerja sama dengan majalah SeRu! akan menerbitkan buku rekor yang memuat rekor pertama sampai ke-1.000. Sayang, rencana ini juga gagal karena majalah SeRu! mati muda.
Info terbaru: Buku Muri akan terbit 27 Jan 2007, bertepatan dengan HUT ke-17 Muri. Ternyata batal...
SEKARANG REKOR MURI SUDAH ADA BERAPA?
Wah… saya kurang tahu angka pastinya. Setidaknya sudah lebih dari 2..700 rekor yang tercatat di Muri (per Sept 2007).
ADAKAH REKOR MURI YANG JUGA REKOR DUNIA?
Ada. Yang saya tahu, setidaknya rekor menabuh drum terlama, mie instan terbesar, dan sulap 70 jam juga tercatat sebagai rekor dunia (rekor Guinness).
SAYA INGIN TERCATAT DI GUINNESS BOOK OF RECORDS, BAGAIMANA CARANYA?
Wah… maaf saya kurang tahu prosedurnya. Anda saksikan saja acara Guinnesss Primetime yang ditayangkan beberapa stasiun TV swasta. Anda catat nomor telpon dan website-nya. Anda bisa bertanya langsung ke sana.
Tapi kalau Anda tanya soal ide, bagaimana agar bisa tercatat sebagai rekoris dunia, ini saran saya. Bila Anda ingin membuat sesuatu yang terbesar, carilah yang khas Indonesia (tidak ada di negara lain selain Indonesia). Misalnya makanan, Anda buat makanan khas daerah Anda (misalkan: pempek). Kalau pempek yang Anda buat tercatat sebagai pempek yang terbesar di Indonesia (sebagai rekor Muri), bisa dipastikan itu juga yang terbesar di dunia. Jangan Anda membuat roti terbesar, saingannya terlalu banyak. Bukan makanan saja, bisa benda lain seperti keris, rencong, angklung, kolintang, sasando, dan lain-lain. Jadi, cari yang khas dan hanya ada di Indonesia.
KALAU TERCATAT DI GUINNESS BOOK, SAYA DAPAT UANG BERAPA? LALU, APAKAH SAYA YANG HARUS KE AMERIKA ATAU PIHAK GUINNESS BOOK YANG KE INDONESIA? SAYA HARUS MEMBIAYAI SEMUA TRANSPORT & AKOMODASI MEREKA? SEANDAINYA MEREKA KE SINI, DAN SAAT DIUJI SAYA GAGAL. APAKAH SAYA AKAN KENA SANKSI/ DENDA?
Wah... kayaknya Anda kurang mengerti bahasa Indonesia. Saya tidak tahu tentang Guinness Book. Saya sendiri ingin tercatat di Guinness Book, tapi saya tak tahu harus bagaimana. Bila Anda punya informasi, gantian dong... Anda yang memberitahu saya. OK?
OK DEH... KELOMPOK KAMI BERANGGOTA RATUSAN BAHKAN RIBUAN ORANG, ANDA PUNYA SARAN SEBAIKNYA REKOR APA YANG KAMI BUAT?
Jumlah anggota yang ratusan orang adalah modal yang baik untuk membuat rekor baru ataupun memecahkan rekor yang sudah ada. Ini beberapa contoh rekor dengan jumlah orang banyak: jalan sehat dengan peserta wanita terbanyak: 4.741 orang, keramas rambut 4.100 orang dalam 1 hari, penyeberangan selat dengan Vespa scooter terbanyak: 1.000 buah, kegiatan sit up dengan peserta terbanyak: 171 orang, konfigurasi logo perusahaan terbesar: 50x50 meter dengan 2.500 karyawan, gandengan tangan terpanjang 1.000 meter dengan peserta 750 orang, pengumpulan sepeda motor Harley Davidson terbanyak: 374 motor.
Harus pecahkan rekor mereka? Tidak juga, kalau jumlah kelompok Anda jauh dari data di atas (kalah banyak), mengapa tidak membuat rekor baru? Pikirkan rekor masal yang bisa Anda buat dengan kelompok Anda. Tenang saja, banyak rekor yang bisa dibuat. Setelah dapat ide, kirim surat ke Muri, tanya apakah sudah pernah atau belum dan layakkah tercatat di Muri? OK?
APA YANG DIDAPATKAN SEORANG REKORIS ?
Apa ya? Setidaknya popularitas. Tadinya tidak dikenal jadi terkenal. Rosyid Monas, rekoris manusia tertinggi sudah sering main sinetron. Berita tentang rekoris dimuat di koran/ majalah. Sering juga diwawancara untuk acara televisi. Bagi pebisnis, dapat piagam Muri bisa menaikkan nilai jual produknya. Saya dan rekan rekoris lain berkesempatan ikut Konvensi Muri di Istana Negara dan berjabat tangan langsung dengan presiden saat itu (Gus Dur). Kebanggaan seperti ini tidak bisa dinilai dengan uang.
Hendry & Presiden. Hendry Filcozwei Jan berjabat tangan dengan
Presiden RI, Gus Dur saat ikut Konvensi Muri di Istana Negara
(26-04-2000), disaksikan Dr. Jaya Suprana, bapak kelirumologi.
Saya pernah diwawancara di acara “Jaya Suprana Show” (TPI), “Pesta” (Indosiar), Rekor Nekat (TV7) sebanyak 2 kali, Luar Biasa (antv) sebanyak 3 kali, Bussseeet! (TV7), Unik (RCTI), “Detak Pasundan” (Pro 3 RRI Bandung). Juga diberitakan di media massa saat pemecahan rekor. Lebih lengkap lihat di: www.hfj-profil.blogspot.com
KALAU DIWAWANCARA, APAKAH KITA DAPAT UANG?
Untuk hal ini berbeda-beda. Dari pengalaman saya, kalau diwawancara media cetak, kita tidak diberi uang. Kalau diwawancara untuk media elektronik (TV), ada yang memberi uang saku, ada juga yang tidak. Bahkan ada yang memberi uang saku, piagam, souvenir, plus copy VCD-nya. Ada yang memberitahu (via SMS) kapan ditayangkan, ada pula yang tidak. Tiap rumah produksi berbeda-beda kebijakan.
Saya dapat copy VCD gratis. Tapi Bong Wei Ming, rekoris pembuat replika kereta api/ lokomotif yang yang saya referensikan kepada Mas BI dari tayangan B, "terpaksa" bayar. Saat anaknya akan mengambil copy VCD di kantor PH SWC di Jakarta, ia harus bayar Rp 175.000 pada Ibu A! Jadi bukan hanya beda PH, beda kebijakan. PH yang sama pun bisa berbeda kebijakan. Saya selaku teman yang mereferensikan jadi serba salah. Saat ia akan diwawancara, ia (termasuk saya) tidak diberi "uang saku" tapi saat akan mengambil copy VCD ia harus bayar. Saya tak tahu harus bilang apa. Padahal niat saya baik, reporter kekurangan narasumber, saya mereferensikan rekan-rekan rekoris yang saya kenal (ini saya lakukan pada reporter mana pun).
Menurut rekan saya, narasumber dan PH adalah mitra, simbiosis mutualisme (kerja sama saling menguntungkan). PH dapat berita, narasumber dapat publikasi. Tapi semestinya (baca: sebaiknya) narasumber diberi copy VCD secara gratis sebagai kenang-kenangan. Saya jadi kapok mereferensikan teman untuk diwawancara. Saya hanya berpesan, kalau akan diwawancara, jangan lupa meminta agar nanti Anda dikirimi copy VCD-nya.
Tidak semua PH memberitahukan kapan (tanggal dan jam) hasil wawancara dengan Anda ditayangkan. Kalau mereka tidak memberitahu kapan wawancara dengan Anda ditayangkan, Anda harus menonton TV setiap kali acara itu ditayangkan (bila Anda bukan orang sibuk dan jam tayangnya bukan jam kerja). Ini juga yang jadi kendala andai Anda ingin berjaga-jaga (seandainya pihak PH tidak memberi copy VCD) dengan cara meminta jasa orang untuk merekamnya. Mereka tidak mau terima pesanan merekam dari TV tanpa info yang jelas kapan tayangnya. Masa' mereka harus tunggu setiap hari jam sekian, sambil melihat/ mendengar apakah betul kita yang tampil?
Kalau tanpa pemberitahuan, seringnya kita lupa dan tidak menyaksikan. Cuma dapat cerita dari teman, “Wah… hebat, kemarin kamu nongol di TV.” Itulah perlunya copy VCD dari mereka agar kapan pun kita bisa menonton kembali kalau kita mau.
Perjuangan berat bukan hanya saat akan mencatatkan diri di Muri. Anda pun harus berjuang keras untuk mendapatkan copy VCD yang dijanjikan. Saya pernah berjuang 1 tahun lebih baru mendapatkan copy VCD yang dijanjikan. Selama itu, saya terus kirim SMS, fax, juga email tanpa bosan meski sering kali tidak dibalas. Bahkan pernah tidak dibalas lagi, saya masih terus menghubungi, sampai akhirnya dapat kiriman copy VCD yang dijanjikan. Sekarang pun saya masih terus berjuang (SMS & email) karena ada copy VCD yang dijanjikan belum saya terima hingga kini (lihat kalender hari ini) meski sudah 1 tahun lebih menunggu.
Saya terus menghubungi karena saya selalu mengumpulkan klipping berita menyangkut saya dari koran/ majalah, kaset wawancara di radio, VCD penampilan di TV untuk dokumentasi. Untuk cerita kepada anak cucu saya nanti. Beberapa rekan saya yang tidak rajin menghubungi, tidak dapat copy VCD penampilan mereka di TV. Mungkin memang harus "cerewet" bertanya terus kapan copy VCD yang dijanjikan akan dikirim? Entahlah... tapi itu resep sukses saya.
Saat diwawancara, ada baiknya Anda minta kartu nama {untuk tahu nama, nomor HP yang bersangkutan, serta alamat PH (Productions House), baik alamat biasa maupun alamat email}, sehingga Anda tahu ke mana harus menghubungi bila perlu.
Saya pernah dihubungi untuk diwawancara. Seperti biasa saya tanya, tidak soal apakah saya dapat "uang tampil" atau tidak, yang penting saya dapat copy VCD-nya. Dari jawaban Ibu tersebut, saya dapat kabar yang diwawancara tidak akan dapat apa-apa. Apakah saya akan dapat copy VCD-nya? Apa jawabannya? Ini kutipan SMS dari Ibu yang menghubungi saya (diketik sesuai aslinya & hingga kini SMS ini tetap saya simpan di HP sebagai kenang-kenangan):
"Begini Pak, kebijakan kantor kami untuk copy-an CD, tentu Bapak bisa dapatkan, tapi setelah liputannya tayang dan dikenakan biaya sebesar 500 ribu rupiah"
Sender:
+62818911XXX
29-Dec-2006
20:30:27
Saat dihubungi, saya sudah bersedia diwawancara, besok mereka akan datang untuk wawancara. Bahkan saya merekomendasikan teman-teman sesama rekoris yang tinggal di Bandung. Tapi mendapat jawaban demikian, saya membatalkan wawancara. "Saya maklum dengan kebijakan kantor Ibu, tapi harap maklum juga, saya tidak bersedia diwawancara", jawab saya.
Kalau boleh memberi penilaian, dari sekian PH yang pernah mewawancarai saya, menurut saya Prisma Entertaintment yang paling menghargai narasumber. Narasumber diberi “uang tampil”, piagam Rekor Nekat, dan copy VCD.
ACARA APA SAJA YANG AKAN MENAMPILKAN KITA, PARA REKORIS ?
Wah… banyak sekali. Kalau jaman dulu (TVRI) ada Langka Tapi Nyata, Dian Rana. Rekan saya Dardjat Sukapradja, pernah diwawancara di Salam Canda-nya Ebet Kadarusman di RCTI. Ada Bumbata (Buka Mata, Buka Telinga) RCTI, Rekor Nekatz (kemudian ganti nama jadi Rekor Nekat, tanpa huruf “z”) di TV7, Pasti SeRu! di TV7, Kasat Mata di TPI, Alamak di Indosiar. Saya pernah diwawancara di Gaya Crystal (TV swasta stasiun lokal di Sulawesi, sayang saya tak dapat copy VCD-nya karena yang mewawancarai saya keburu pindah kerja ke tempat lain). Yang sekarang masih ada: Luar Biasa di antv, Bussseeet! di TV7, Kaki Langit di Lativi, dan terbaru reality quiz Meja Hidup Mati di antv. Dulu Pesta (Pentas Sejuta Aksi) di Indosiar juga ada segmen yang menampilkan hal-hal unik. Rekan saya, Mohammad Khojin, rekoris manusia terberat (177 kg saat dicatat di Muri tahun 1999), tampil dan diwawancara di Dorce Show (15-06-2005) di Trans TV, ada pula yang menampilkan kemahirannya dengan ikut audisi "30 Detik jadi Bintang" di Gloval TV. Sekarang ada "Gong Show" di Trans TV setiap Senin (18.00 WIB). Lalu mulai Agustus 2006 ada acara "Rekor Muri" setiap Minggu, 16.30 WIB di TV7. Kalau saat pemecahan rekor, terkadang juga muncul di berita. Dulu saat saya ikut pengujian rekor, beritanya muncul di Buletin Siang di RCTI. Itu saja yang saya tahu.
ANDA TAHU BANYAK TENTANG MURI, TAHU DARI MANA SAJA SIH? KALAU MURI DIIBARATKAN KORAN, ANDA MUNGKIN KORESPONDENNYA?
Ha... ha... ha... Anda bisa saja. Pada dasarnya saya suka mengamati hal-hal unik (sifat alamiah setiap manusia). Kita tentu lebih tertarik dengan hal yang unik daripada yang biasa saja. Jadi kalau membaca/ melihat berita atau tayangan unik (termasuk Ripley's) banyak data yang saya ingat. Kebetulan saya gemar menulis, maka saya tuangkan di situs ini.
Dan serba kebetulan, saya memiliki hobby yang sama dengan Oom Jaya Suprana (Bapak Kelirumologi), yang juga pendiri Muri. Beliau memperkenalkan kelirumologi, saya pun ikut mengirimkan belasan kajian tentang kelirumologi. Salah satunya sudah dimuat dan saya mendapat pengakuan sebagai kelirumolog bidang bahasa (lihat www.kelirumologi-dan-kirologi.blogspot.com).
Saya beberapa kali menulis surat kepada beliau (bicara soal Muri dan kelirumologi). Karena penasaran, dalam satu surat, saya bertanya: benar nggak sih saya adalah satu-satunya rekoris yang juga kelirumolog di Indonesia (atau mungkin di dunia)?
Dalam balasan suratnya tertanggal 27 Agustus 1998, Oom Jaya mengatakan: "Anda benar. Anda memang satu-satunya rekoris yang juga kelirumolog..."
Dan satu lagi serba kebetulan yang lain (selain gemar hal unik, dan mencari-cari kekeliruan yang terjadi dalam kerangka kelirumologi). Saya tidak tahan panas, jadi rambut saya selalu selalu dipotong pendek (nyaris gundul), yang kebetulan juga jadi trademark-nya Oom Jaya. Tinggi badan kami (saya dan Oom Jaya) tidak beda jauh, hanya saja tubuh saya memang kalah subur dari Oom Jaya (he... he... he...). Soal julukan, saya juga masih kalah jauh (saya baru: rekoris, cerpenis, penulis, kelirumolog), sementara Oom Jaya (yang saya tahu saja: rekoris, kartunis, pianis, komponis, kolumnis, seminaris, humoris sekaligus humorolog, jamulog, bapak kelirumologi). Masih banyak yang belum tercantum ya Oom???
EH... JANGAN-JANGAN SITUS ANDA INI BISA DAPAT JUGA PENGHARGAAN DARI MURI.
Ah... Anda bisa saja. Saya tidak berpikir sampai ke sana. Alasan saya buat situs ini ada 2. Pertama: saya memang gemar menulis (entah cerpen, artikel, berita atau apa saja, termasuk menuangkan ide dan apa yang saya ketahui tentang Muri agar orang lebih mudah mendapatkan info tentang Muri). Sepulang dari acara Muri, saya juga menuliskan laporan ke koran/ majalah. Honor bukan tujuan utama, tapi melatih kemampuan menulis saya. Kalau dimuat dan dibaca banyak orang, rasanya senang sekali. Syukur kalau dapat honor. Saya juga jadi penulis tetap untuk majalah intern organisasi. Tidak pernah dapat honor, tapi saya puas. Kedua, saya ingin pemegang rekor punya sebutan tersendiri. Semoga dengan adanya situs ini, istilah rekoris lebih memasyarakat. Kalau dapat penghargaan? Yah... bersyukur, kalau tidak juga tidak masalah karena bukan itu tujuan saya membuat situs ini. Biar bagaimana pun saya berharap situs ini tetap ada, bisa memberikan informasi tentang Muri sebanyak mungkin buat masyarakat.
BAGUSLAH KALAU BEGITU. NAH, KALAU SAYA INGIN MENGAJUKAN USULAN REKOR, DIALAMATKAN KE MANA?
Anda bisa menghubungi Muri (bisa telpon, kirim surat, atau fax) ke sana. Alamatnya:
Muri (Museum Rekor Indonesia)
Jl. Perintis Kemerdekaan 275, Srondol
Telp. (024) 7475 172 Fax (024) 7475 173
Semarang 50132.
KALAU SAYA MENULIS SURAT, DITUJUKAN KEPADA SIAPA?
Tujukan saja kepada Dewan Juri Muri.
MAKSUD SAYA NAMA DEWAN JURI MURI.
Oh… Yang saya kenal Oom Jaya Suprana (Direktur/ Ketua Umum Muri), Pak Ocke Rubino (Wakil Ketua Umum, sudah meninggal: ”Selamat jalan Pak Ocke”), Pak Paulus Pangka, SH (Manajer Muri), Sri Widayati, saya biasa menyapanya Mbak Wida (Sekretaris).
TERIMA KASIH ATAS PENJELASAN ANDA YANG PANJANG LEBAR.
Sama-sama. Saya senang kalau ilmu yang saya miliki bisa bermanfaat bagi banyak orang. Kalau Anda tidak keberatan, tolong sebutkan "Saya mendapat informasi tentang Muri dari situs www.hfj-rekoris.com" Sekedar untuk cross check, siapa tahu info yang saya sampaikan ada yang keliru/ salah sehingga pihak Muri bisa memberi koreksi kepada saya.
Jangan lupa, beritahukan keberadaan situs ini kepada rekan Anda yang lain. Anda mungkin kesulitan menghafal nama situs ini. Ada cara lebih mudah, masuk dulu ke www.rekor.blogspot.com (lebih singkat & mudah dihafal).
Ingat Rekor, ingat Hendry Filcozwei Jan (eh... kayak iklan). Dari sana Anda bisa mengunjungi situs ini dan situs saya yang lain. Sekali lagi terima kasih...
Terimakasih untuk informasi tentang MURI, saya pengagum Bapak Jaya Suprana. Saya berharap beliau tetap mengembangkan jamu JAGO, karena besar manfaatnya.
Tato Sugiarto.
Tato Sugiarto, terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Saya juga salah satu pengagum beliau (Bapak Kelirumologi) dengan segudang julukan dan keahlian.
Hendry Filcozwei Jan
www.rekor.blogspot.com
Selamat pagi, dalam waktu dekat...saya akan menjalani ujian promosi Doktor bidang Hubungan Internasional,,,dan saat ini usia saya 18 Tahun...apakah saya bisa masuk kriteria Doktor Bidang Ilmu HI termuda menurut rekor MURI ?? Terima kasih
Maksud saya 28 Tahun...heee,,maaf
Yovie, terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Saya hanya salah seorang rekoris Muri dan kebetulan suka menulis, makanya pengalaman saya, saya tuangkan ke blog ini.
Untuk info lebih lanjut, silakan hubungi Muri. Saya rasa peluang Anda tercatat sebagai rekoris Muri ada. Silakan tanya apakah rekor tersebut sudah ada, kalau ada, apakah rekor Anda lebih baik daripada yang sudah tercatat.
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
Rinci sekali penjelasannya pak..
Tapi saya mau tanya, kami dari pecinta alam ingin mengajukan ke MURI tapi hanya ada bukti foto dan video aja, sedangkan sebelumnya belum konfirmasi ke MURI nya..dan kami yaqin belum ada yang mencapai rekor ini..
terus saat pengajuan, dimintai biaya 2.000.000
itu knapa ya?
dan bagaimana cara nya supaya kami dipermudah dan ga harus mengeluarkan uang ?
Wah... kalau harus keluar biaya Rp 2.000.000 saya kurang tahu. Coba saja tanya itu biaya apa?
Atau mungkin peraturan baru? Saya kurang begitu tahu (sudah cukup lama tidak berhubungan dengan Muri dan buat rekor baru lagi).
Setelah dapat info, boleh tulis komentar lagi di sini ya? Trims
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
Selamat pagi pak ..
saya mau minta penjelasan yg singkat dong tentang Tata Cara/Mekanisme pendafatran rekor MURI.
Tolong bantuannya yah pak.
Tri Marilando,
Semua sudah dijelaskan dengan sangat detail di posting ini. Kalau masih bingung, coba telepon langsung saja ke Muri.
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
iya pak .. terimakasih :)
Pak, boleh liat contoh surat / soft copy tentang pengajauan pembuatan Rekor MURI gak ?? saya masih buat akan hal ini.
mohon bantuannya yah pak
Tuhan Memberkati ~
iya pak .. terimakasih :)
Pak, boleh liat contoh surat / soft copy tentang pengajuan pembuatan Rekor MURI gak ?? saya dkk masih buat akan hal ini.
mohon bantuannya yah pak
Tuhan Memberkati ~
Saya tidak punya konsep suratnya. Surat saya biasa saja seperti saya menulis surat ke teman.
Paling dimulai Yth. Dewan Juri Muri. Seterusnya biasa saja seperti menulis surat ke teman. Menuliskan maksud surat saya plus data tentang usulan rekor saya (juga foto penunjang jika ada).
Semoga info ini bermanfaat.
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
Ko Hendry, saya juga alumni SMA Xaverius 1 bangau.. nama saya pipin...
thx atas sharingnya yang sangat bermanfaat..
kebetulan saya sedang research agar bisa memecahkan rekor muri juga.
Tapi saya sedikit bingung dengan prosedurnya untuk mendaftarkan ke muri nya..
Bisa ceritakan prosedurnya juga? dan administrasi apa saja yang harus dilakukan? apakah perlu membayar sejumlah uang untuk administrasinya juga?
thank you sebelumnya :)
Pipin, silakan kirim surat langsung ke Muri. Sertakan semua data pendukung (lampirkan prangko balasan). Atau bisa juga telepon langsung agar dapat info selengkapnya.
Semoga penjelasan ini bermanfaat.
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
Saya ingin bertanya kalau di bidang pendidikan anak usia dini ingin menyelenggarakan kegiatan misalnya mewarnai anak usia dini minimal berapa orang? agar bisa masuk menjadi rekor muri. jono. 082116890411
Pak Jono Sulaeman, silakan hubungi Muri. Saya bukan karyawan Muri (saya hanya salah seorang rekoris Muri).
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
pak saya mau masuk reor muri, udah di setujui oleh muri tapi kenapa harus bayar 25 jutaaa???
gilaaa
Anonim, silakan hubungi Muri. Saya bukan karyawan Muri (saya hanya salah seorang rekoris Muri).
Salam,
Hendry F.Jan
www.rekor.blogspot.com
informasi ini sangat membantu bagi mereka yang akan menjadi Rekoris MURI
jika mngsulkan rekor untuk harga garam termahal bisa tdk pak? info fluktuasi harga 2005 - 2016 250 sd 650, 2017 4000..sgt fantastis,apa bSa diusulkan muri?
tks
Tjahjo's Blog, terima kasih sudah mampir dan berkomentar.
Salam,
Hendry F.Jan
Pak Azis Laut, silakan hubungi Muri untuk info lengkapnya (bisa atau tidaknya). Hanya Muri yang bisa menjawabnya. Saya bukan dewan juri Muri. Kalau usulan rekor Pak Azis Laut disetujui, Pak Azis Laut akan mendapat piagam rekor dari Muri.
Salam,
Hendry F.Jan
Saya mau bertanya kalu ikut muri apa dapat hadiah piagam dan 100 juta?
Setahu saya, rekoris hanya dapat piagam rekor Muri. Pernah juga piagam rekor plus dapat bingkisan berupa produk dari perusahaan jamu milik Om Jaya Suprana.
Salam,
Hendry F.Jan