- 姐姐 di kamus cara bacanya ditulis: Jie Jie tapi di telinga penulis, huruf awalnya lebih mirip C (Cie Cie).
- 静 di kamus cara bacanya ditulis: Jing tapi di telinga penulis, huruf awalnya lebih mirip C (Cing).
Dalam bahasa Mandarin (Tionghoa) sebutan untuk kakak perempuan adalah 姐姐 (baca: Cié Cié). Dalam bahasa sehari-hari penulis terbiasa mengucapkan kata Cécé untuk menyebut kakak perempuan.
Saat berada di Bandung yang bahasa sehari-harinya menggunakan bahasa Sunda, penulis mendengar sebutan Tétéh untuk kakak perempuan. Ternyata sebutan untuk kakak perempuan dari bahasa Tionghoa dan Sunda mirip: Cécé ↔ Tétéh.
Ternyata bukan hanya satu kata itu. Saat kecil, dalam keseharian, penulis dan orangtua berkomunikasi dengan bahasa Kanton (penulis mengerti Mandarin hanya dari percakapan yang penulis dengar). Saat meminta kami diam atau tenang, penulis mendengar Papa atau Mama mengucapkan kata: Cing atau Cing Cing (yang dimaksudkan tenang atau diam). Tulisannya: 静 (Cing).
Dalam bahasa Sunda, menyuruh orang lain diam, mereka menyebut Cicing. Ternyata kata diam dari bahasa Tionghoa dan Sunda juga mirip: Cing Cing ↔ Cicing.
Mungkinkah 2 kosa kata bahasa Sunda ini berasal dari bahasa Mandarin?
Catatan:
Catatan tambahan:
Khusus bagi Buddhis, Anda tentu mengenal (mettā = loving-kindness, loving-friendliness ➡ kasih sayang, karuṇā = compassion ➡ welas asih, muditā = sympathetic joy ➡ ikut bahagia, upekkhā = equanimity ➡ ketakgoyahan)
Di bahasa Sunda, ada kata karunya (yang artinya kasihan), yang menurut penulis artinya punya kemiripan dengan karuṇā. Mungkinkah kata karunya (bahasa Sunda) berasal dari karuṇā (Pali)?
0 Responses
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar